Mr Huo’s Sweetpie - Bab 320 Terima Kasih Atas Segalanya

Thiago Huo kembali ke mobilnya, lalu menutup mata dan beristirahat, dia sungguh merasa bersalah pada Keluarga Yun, sehingga sekarang ia yang harus mengurus masalah mereka sendiri, benar-benar melelahkan!

“Boss, kamu baik-baik saja?”

“Ya!” jawab Thiago Huo.

“Boss, aku sadar kamu ternyata tidak benar-benar tak berperasaan.” Steve Xiang berkata sambil tersenyum.

Thiago Huo membuka matanya, “Ini adalah hutangku.” Hutang seumur hidup, mereka yang meninggal bisa bebas dari hutang ini, mereka hanya mengatakan selamat tinggal dan meninggalkan kekacauan ini, apakah dia sungguh berhutang pada mereka di kehidupan sebelumnya?

Tepat pada saat itu, Adeline Qiao meneleponnya.

“Thiago, kamu di mana sekarang?”

“Mengunjungi Jason.”

“Kamu pergi bersama Joe?” tanya Adeline Qiao dari seberang telepon.

“Hmm, mungkin aku akan pulang sedikit terlambat.”

“Oke, kalau begitu hati-hati.”

Setelah jam besuk berakhir, dokter menopang Joe Yun keluar, Joe Yun terlihat jauh lebih lemah daripada saat ia datang.

Thiago Huo membuka pintu mobil dan membiarkan Joe Yun masuk.

Joe Yun bersandar pada kursi mobil, seluruh tubuhnya menjadi sangat lemah, dia mengulurkan tangan memegang tangan Thiago Huo, “Aku masih ingin ke suatu tempat.”

“Dengan keadaanmu ini, kita sudah harus kembali ke rumah sakit,.” Thiago Huo tahu keadaan Joe Yun sudah semakin parah, menurutnya kemampuannya bertahan perlahan musnah setelah bertemu dengan Quin Fu dan Jason Yun, sehingga sepertinya sekarang Joe Yun sudah tidak dapat bertahan lebih lama lagi.

Dokter juga ikut menggelengkan kepalanya pada Thiago Huo, mengisyaratkan kondisinya saat ini sangat gawat, Thiago Huo menatap Joe Yun dan berkata, “Kondisimu sekarang sangat tidak mendukung, lebih baik kita kembali ke rumah sakit, dan kembali pergi setelah kondisimu membaik.”

Joe Yun menggeleng lemah, “Aku tidak akan memiliki kesempatan untuk pergi lagi jika bukan sekarang. Dengan begitu akan sangat memalukan sekali bagiku untuk menemui dia di sana!”

“Dia?”

“Bawa aku menemui ayahku.”

Thiago Huo sungguh tak menyangka Joe Yun akan mengajukan permintaan seperti itu, “Kondisi tubuhmu……”

“Thiago, aku mohon padamu, waktuku tidak banyak lagi.”

Akhirnya Thiago Huo tetap membawa Joe Yun menemui John Yun, Joe Yun melepaskan pegangan dokter padanya, dan terhuyung-huyung beberapa langkah ke depan kemudian berlutut di depan batu nisan.

“Ayah, maafkan aku!” Joe Yun sangat merasa bersalah, “Aku tidak berani memohon ampunmu karena telah berbuat seperti itu, jika memang ada kehidupan selanjutnya, aku akan membayar semua yang telah kulakukan.”

Thiago Huo berbalik dan menjauh beberapa langkah, dia tidak ingin terpengaruh oleh emosi ini, tetapi dia masih bisa mendengar teriakan Joe Yun. Mengapa dia melakukannya jika dari awal sudah tahu akan berakibat seperti ini?

Lambat laun, tangisan Joe Yun tak terdengar lagi, Thiago Huo menoleh ke belakang, dan melihat dokter yang menghampirinya untuk memeriksanya. Kemudian setelah melihat dokter membantunya untuk terbaring lurus, Thiago Huo segera berjalan mendekat.

“Ada apa?” tanya Thiago Huo panik.

“Tidak tertolong lagi.” Jawab dokter dengan raut wajah yang serius.

Kesadaran Joe Yun perlahan menghilang, “Thiago, terima kasih atas semua yang telah kamu lakukan, jika aku bertemu dengan ayah, aku pasti akan memberitahunya.”

“Sama-sama.” Jawab Thiago Huo.

Joe Yun bersusah payah memegang tangan Thiago Huo, “Joline……”

Thiago Huo tahu Joe Yun ingin berbicara dengan Joline Yun, sehingga ia segera menghubunginya, tanpa memikirkan saat ini di Amerika masih subuh.

Joline Yun mengangkat teleponnya setengah sadar, “Halo, paman, ada apa meneleponku subuh-subuh?”

“Hmm, ayahmu mau bicara denganmu.” Jawab Thiago Huo dengan cepat, kemudian menyalakan loudspeaker dan mendekatkan ponselnya ke bibir Joe Yun.

Joline Yun sepertinya belum mengetahui apa-apa, “Paman, apa maksudmu!”

Suara Joe Yun sangat kecil dan ia seperti sudah mengerahkan seluruh tenaganya, “Joline, ini ayah……”

“Ayah!” Joline Yun langsung sadar sepenuhnya, “Ayah sudah siuman?”

“Joline, maaf karena aku dan ibumu tidak mengurusmu dengan baik selama ini! Nanti kamu harus menurut pada semua ucapan pamanmu ini.” Joe Yun berpesan.

“Ayah, ada apa denganmu? Kenapa ayah berkata seperti itu!”

“Ayah benar-benar minta maaf sudah memaksamu melakukan semua itu dulu! Tolong maafkan ayah, juga maafkan kakakmu, nanti kamu harus memperhatikannya dengan baik jika kakakmu sudah keluar dari penjara.”

Joline Yun mengerti maksud Joe Yun, sehingga ia menangis panik di seberang telepon, “Ayah, ayah akan baik-baik saja.”

“Ayah terlalu banyak berbuat kejahatan selama hidup, jadi sekarang aku harus dihukum, jaga dirimu baik-baik!”

“Ayah, jangan tinggalkan aku!” Joline Yun berteriak.

Mata Joe Yun setengah tertutup, dia mengisyaratkan Thiago Huo untuk mengambil kembali ponselnya, “Apa masih ada yang ingin kamu bicarakan?”

“Thiago, sekali lagi terima kasih! Terima kasih atas semua yang kamu lakukan untuk Keluarga Yun.”

Thiago Huo menganggukkan kepala, “Hmm!”

“Sebagai pamannya, tolong jaga Jason setelah dia keluar nanti.”

“Ya!” Thiago Huo kembali mengangguk.

Joe Yun tersenyum setelah mendengar Thiago Huo mengiyakannya, “Bagus kalau begitu, sekarang aku sudah bisa pergi dengan tenang.”

Setelah mengatakannya, Joe Yun menutup matanya, tangannya juga terkulai, dokter di sampingnya segera melihat jam, “Waktu kematian jam 16.04.”

Thiago Huo memejamkan matanya, dia tidak ingin air matanya jatuh, ponselnya masih terhubung dengan Joline Yun, sehingga Joline Yun yang masih bisa mendengar kata-katanya barusan menangis histeris.

Thiago Huo kembali membuka matanya yang sedikit merah, lalu mengangkat ponsel, kemudian berkata, “Joline, izin kuliah dan segera pulang.”

“Ya! Aku mengerti.”

Malam harinya.

Thiago Huo pulang ke Vila River Bay setelah selesai mengurus semuanya.

Melihat Thiago Huo yang memasuki rumah, Adeline Qiao segera bangkit berdiri, “Thiago, apa kamu baik-baik saja?”

Menjelang malam, Thiago Huo sudah memberitahu segala hal pada Adeline Qiao melalui telepon, apa daya, Adeline Qiao harus mengurus anak-anak dan tidak bisa pergi ke rumah sakit.

Thiago Huo paling membenci menghadapi kematian orang di sekitarnya, hal ini sungguh menyedihkan baginya.

Melihat Thiago Huo yang tidak ingin membicarakannya, Adeline Qiao memeluknya. Hal yang paling dibutuhkan Thiago Huo saat ini adalah dukungan tanpa kata-kata seperti ini.

Thiago Huo memeluk Adeline Qiao kembali, dan menenggelamkan kepalanya ke leher Adeline Qiao. Adeline Qiao tahu Thiago Huo sangat sedih, sehingga ia tetap diam dan menepuk punggungnya pelan untuk menghiburnya.

3 hari kemudian.

Thiago Huo mengadakan upacara pemakaman untuk Joe Yun, tidak banyak orang yang datang, hanya beberapa kerabat dekat saja.

Semua orang berpakaian hitam dan menunduk memberikan hormat terakhir pada foto Joe Yun.

Joline Yun menangis pilu, James Yun menopang tubuhnya sepanjang saat, jika tidak dia mungkin telah jatuh ke lantai. James Yun merasa sedikit menyesal, jika dia tahu bahwa hari itu adalah pertemuan terakhir dengannya di sepanjang hidup ini, dia pasti akan berbicara beberapa patah kata lagi dengannya. Bagaimanapun juga, dia telah memanggilnya ayah selama hampir 30 tahun!

“Ayah, semoga tenang di sana!” James Yun mengatakannya di dalam hati.

Tepat pada saat itu, tiba-tiba suara borgol terdengar di aula yang sunyi.

Ketika orang-orang menoleh, mereka melihat tiga polisi yang mengawal Jason Yun datang, dia mengenakan setelan jas hitam dengan borgol di tangan dan kakinya.

Novel Terkait

My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
5 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
4 tahun yang lalu