Mr Huo’s Sweetpie - Bab 207 Dibully

Chyntia juga tidak panik, dia makan terus, dia sudah lama sekali tidak pernah makan makanan seenak ini, dia tentu saja harus makan lebih banyak lagi.

Setelah dia selesai makan, barulah dia lanjut berkata, "Kalau begitu aku kasih kamu waktu beberapa hari untuk pergi mencari uang, sampai saat itu, jika kurang satu rupiah pun, aku akan segera pergi ke kantor polisi untuk melapor Joe, sampai saat itu nama keluarga Yun akan semakin busuk, siapa lagi yang akan bekerja sama dengan perusahaan yang tidak punya reputasi baik?"

Quin merapatkan bibirnya, dia tidak menyangka dirinya bakal ditekan oleh Chyntia seperti begini, "Apakah kamu benar-benar mau begini?"

"Nyonya Yun, kondisi aku hari ini juga ada hubungannya denganmu." Chyntia berkata sambil tersenyum, "kalau begitu aku tunggu kabarmu tiga hari lagi."

Seusai berkata, sudah membungkus makanan-makanan, sebelum Quin datang, dia sudah makan dengan kenyang, dan bersiap untuk membungkus makanan untuk dibawa pergi.

Quin melihat sosok belakang Chyntia, dia merapatkan tangannya, dia benar-benar menyesal waktu itu tidak membunuh Chyntia dan sekarang malah menjadi ancaman terselubung.

Quin mengambil tasnya dan bersiap untuk pergi, namun dia dihalangi oleh pelayan, "Nyonya Yun, masih belum bayar."

"Apa!" Quin beanr-benar kehabisan kata-kata, Chyntia sungguh tidak tahu malu, dia makan namun menyuruh Quin untuk membayarnya!

"Nyonya Yun." Panggil pelayan.

Quin sadar, "Berapa uangnya?"

Pelayan memberikan struk kepada Quin, benar-benar! Hanya sekali makan ini saja sudah menghabiskan beberapa juta, Quin pasti akan menghitung ini dengan Chyntia! Quin mengeluarkan sebuah kartu dan dilemparkan kepada pelayan.

Sejenak kemudian, pelayannya datang sambil membawa kartunya, "Nyonya Yun, maaf, kartu kamu ini tidak bisa dipakai, apakah kamu masih punya kartu lain?"

"Apa!" Quin merasa ini semua sulit dipercaya, bagaimana mungkin tidak bisa dipakai, kartu ini adalah kartu gold super dari bank, dan sama sekali tidak ada larangan apapun.

Quin pergi membayar bersama pelayan, dia mencobanya lagi, dan ternyata tidak bisa lagi, setelah mengganti beberapa kartu, hasilnya sama saja, keadaan ini membuat Quin bingung, apa yang terjadi ini?

Terakhir bahkan manager dari restoran juga ikut datang kemari, managernya masih bertanya dengan lumayan sopan, "Nyonya Yun, apakah kamu punya cash?"

Quin benar-benar lemas, dia sama sekali tidak pernah punya kebiasaan untuk membawa cash keluar rumah, "Aku tidak ada, kamu tunggu sebentar, aku telepon dulu."

Quin menelepon bank dan mempertanyakan tentang apa yang terjadi, namun dia dikabari bahwa kemarin Joe menutup semua rekening dari kartu atas namanya, mendengar kabar ini, Quin semakin marah! Dasar jahanam ini, dia melakukan hal ini diam-diam! Sepertinya dia sudah mengambil uangnya untuk pergi bersenang-senang, keluarga dan perusahaan terjadi masalah besar begini, namun dia tidak mempedulikannya, sungguh tidak tahu malu.

Quin langsung menelepon Joe, kali ini teleponnya terhubung, "Joe, atas dasar apa kamu memberhentikan semua kartu bank aku?"

"Bukanlah aku yang melakukannya." Jawab Joe, "Semua kartuku tidak bisa dipakai, aku juga baru mau bertanya kepadamu tentang apa yang terjadi."

"Dimanakah kamu sekarang? Sekarang keluarga dan perusahaan muncul masalah besar>" Kata Quin dengan keras.

"Aku tahu, tapi sekarang aku tidak punya uang untuk membeli tiket pesawat untuk kembali." Jawab Joe, "Kamu suruh Jason beli sebuah tiket untukku."

"Kamu sendiri bilang ke dia saja." Quin mematikan telepon dengan marah.

Sekali berbalik, dia melihat orang-orang menunggunya bayar, kali ini benar-benar malu besar, Quin juga hanya bisa menundukkan kepalanya dan berkata, "Manager, begini, beberapa kartu bank aku ada masalah, aku juga tidak membawa begitu banyak cash, apakah kamu bisa bantu sedikit setelah aku kembali aku suruh orang untuk mengantarkan uangnya kemari."

Manager menatapi Quin dengan tatapan curiga, sekarang keluarga Yun muncul berita seperti ini, siapa lagi yang masih percaya dengan perkataannya, tentu saja dia tidak akan menyetujui Quin melakukan begitu, "Nyonya Yun, restoran kami tidak pernah ada kejadian mengutang, jika Nyonya Yun tidak bisa membayar, maka aku hanya bisa melapor polisi saja."

"Kamu!" Quin marah, dulu mereka melihat orang keluarga Yun, semuanya akan mematuhi, namun sekarang keluarga Yun sekali keluar berita kurang baik, mereka langsung bersikap seperti begini, sungguh dibully.

"Aku yang bayar." Terdengar suara dari belakangnya.

Quin menoleh dan melihat Adeline dan Joline, mereka sepertinya baru selesai makan dan keluar.

"Kalian......" Quin tidak menyangka Adeline dan Joline akan melihat tampang dirinya yang begitu kasihan.

Adeline berjalan kemari, "Berapa harganya?"

"Totalnya 3150 RMB (Sekitar 6,3 Juta)." Manager langsung mengabari nominalnya.

Adeline mengeluarkan sebuah kartu dan diberikan kepada Manager, sekali digesek langsung sudah dibayar.

Manager mengembalikan kartu kepada Adeline, "Sudah."

Adeline menerima kartunya dan melirik kearah Joline, dia tahu ada yang ingin dikatakannya, "Joline, aku tunggu kamu diluar."

"Bibi, tidak perlu." Joline menjawabnya, tadi ketika keluar rumah, dia sudah menjamin kepada Thiago berkali-kali, dia tidak akan membiarkan Adeline keluar masalah sedikitpun, jika tidak dia kembali akan sulit untuk mengurusnya.

Pertama kalinya dia mengambil gaji setengah bulan, jadi dia ingin mentraktir Adeline makan, namun tidak disangka dia akan menemukan ibunya sendiri, dia dan Adeline tadi melihat semua kejadian tadi.

Joline mengeluarkan dompet dan memberikan semua uang cash kepada Quin, "Ibu, ini adalah uang yang aku dapatkan, meskipun tidak banyak, namun semuanya kasih kamu."

"Joline, kamu ini........" Quin memegang erat beberapa ratus yuan ditangannya.

"Anggap saja aku berbakti untukmu!" Joline tersenyum, "Kamu jaga dirimu baik-baik, aku pergi dulu."

Seusai berkata, Joline pergi menopang Adeline dan berkata, "Ayo kita pergi!"

Quin melihat Adeline dan Joline yang semakin menjauh, suasana hatinya kacau, dia memegang erat uang ditangannya, putrinya benar-benar berubah, Nona ketiga keluarga Yun yang dulu manja itu sudah hilang, seperti kata dia, memang beberapa ratus rmb ini tidaklah banyak, namun makna nya berbeda, ini adalah pertama kalinya putrinya memberikannya uang.

Quin tiba-tiba ingin menangis, demi Jason, dia benar-benar tidak mempedulikan putrinya, untung saja sekarang dia punya kehidupan yang baik, Quin menutup mataya, dia tidak boleh menangis, ini adalah jalan yang dipilihnya, dia tidak bisa kembali lagi.

Diatas mobil.

Adeline melihat Joline yang terus melirik kearah luar jendela, dia bertanya, "Apakah mengkhawatirkan ibu kamu?"

"Sedikitm aku pertama kali melihatnya begitu kasihan, dia adalah Nyonya Yun, hari ini malah akan dipaksa untuk bayar uang seperti begini." Joline sungguh merasa tidak enak.

"Joline, kamu jangan berpikir terlalu banyak." Adeline memegang tangan Joline.

Joline menganggukkan kepalanya terhadap Adeline, "Aku tidak apa-apa, urusan keluarga Yun tidak ada hubungannya denganku, aku juga tidak mau harta keluarga Yun, sekarang aku bisa mencari uang untuk menafkahi diriku sendiri, aku sudah merasa sangatlah senang, bulan depan ketiga aku dapat uang, aku baru traktir paman serta kakek dan nenek keluar untuk makan bersama."

"Baik." Adeline juga merasa ternasehati, dia benar-benar berharap Joline bisa merasa bahagia.

Joline merasa semenjak adanya pekerjaan, dia berbeda, sekarang dia akhirnya mengerti maksud kata Thiago bahwa menjalani hidup itu harus punya cita-cita.

Mereka kembali ke villa River Bay, namun mereka bertemu seseorang yang tidak diduga.

Novel Terkait

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu