Mr Huo’s Sweetpie - Bab 273 Dari Awal Telah Mengandung Tujuan

Malam hari itu juga.

Thiago Huo benar-benar membawa Adeline Qiao menghadiri pertemuan. Agung Xia memilih tempat makan malam di sebuah restoran elit Kota A.

Thiago Huo membahu Adeline Qiao turun dari mobil. "Pelan sedikit."

Adeline Qiao mendongakkan kepala melihat gedung di depan mata, ini adalah pertama kalinya dia melihat pintu restoran ini dari jarak sedekat ini. Dia sering melintasi tempat ini, tapi tidak pernah menapakkan kakinya sekali pun di sini.

"Kenapa?" Thiago Huo menyadari Adeline Qiao telah melamun.

Adeline Qiao menggelengkan kepala, berkata sambil tersenyum: "Hanya saja tidak menyangka aku akan memiliki kesempatan untuk masuk ke sini."

Thiago Huo tersenyum setelah mendengar ucapan Adeline Qiao. "Dengar-dengar restoran ini sangat terkenal di Kota A, hanya khusus melayani tamu orang asing. Hari ini kita berdua terbilang beruntung bisa masuk ke sini."

Adeline Qiao melihat Thiago Huo dan ikut menganggukkan kepala. "Hmm! Sungguh harus berterima kasih terhadap undangan dari Paman Xia."

"Ayo jalan, mari kita masuk." Thiago Huo membahu Adeline Qiao memasuki pintu besar restoran.

Saat baru memasuki restoran, langsung terlihat Harry Xia sudah menunggu mereka di dalam. Saat melihat Thiago Huo dan Adeline Qiao, pria itu langsung datang menghampiri.

"CEO Huo, Adeline, kalian akhirnya telah datang." Harry Xia seakan-akan telah menghela napas lega setelah melihat kedatangan Thiago Huo dan Adeline Qiao.

Thiago Huo pun menyadari ekspresinya Harry Xia, kelihatannya Harry Xia khawatir dia dan Adeline Qiao tidak akan datang. Sejujurnya, saat Thiago Huo mengetahui acara makan malam ini dari awal telah mengandung sebuah tujuan, Thiago Huo benar-benar tidak ingin datang.

Tapi kemudian karena beberapa anggota Keluarga Xia ini terus menelepon dan mengirimkan pesan secara bergiliran, makanya Thiago Huo menganggukkan kepala dan setuju akan datang nantinya. Oleh karena itu Thiago Huo sama sekali tidak merasa aneh terhadap reaksi Harry Xia.

Thiago Huo menganggukkan kepala terhadap Harry Xia. "Tunjukkanlah jalannya!"

"Baik, ke sini." Harry Xia langsung berjalan ke depan membawa jalan.

Thiago Huo mengikuti Harry Xia dari belakang dengan menyelaraskan langkah kakinya dengan langkah kaki Adeline Qiao, karena kecepatan yang berbeda, Harry Xia dan mereka berdua telah semakin berjarak jauh.

Saat Harry Xia memalingkan kepala, baru dia menyadari dirinya telah berjarak jauh dari mereka, dia berhenti di tempat menunggu Thiago Huo dan Adeline Qiao.

Setelah mereka bertiga berjalan sesaat, baru akhirnya tiba di depan pintu ruangan.

"Sudah tiba." Harry Xia berkata, lalu membuka pintu.

Setelah pintu terbuka, Thiago Huo dan Adeline Qiao melihat Agung Xia dan James Yun yang telah duduk di samping meja makan.

Thiago Huo memapah Adeline Qiao dan berjalan masuk. Melihat Thiago Huo dan Adeline Qiao telah masuk, Agung Xia langsung segera berdiri.

"Kalian sudah datang, mari cepat duduk."

Thiago Huo membahu Adeline Qiao untuk duduk, lalu baru dirinya ikut duduk.

Agung Xia yang berada di seberang segera menuangkan teh untuk Thiago Huo dan Adeline Qiao, "Teh di sini bagus, kalian cobalah."

Thiago Huo mengambil gelas teh di depan Adeline Qiao, lalu berkata terhadap Agung Xia: "Adeline sekarang tidak boleh minum teh, aku akan mewakilinya meminum teh ini."

Agung Xia memperlihatkan ekspresi bersalah. "Maaf, aku telah lupa Adeline sekarang sedang hamil, dan tidak boleh minum teh!"

Adeline Qiao tidak ingin membuat suasananya menjadi dingin, makanya segera berkata. "Tidak masalah, cukup asalkan aku sendiri bisa memperhatikannya."

Setelah ucapan Adeline Qiao ini, Harry Xia mulai bertugas memanaskan sup.

"Besok CEO Huo dan Adeline akan berangkat ke Amerika, aku di sini mendoakan kalian selamat sampai tujuan!" Harry Xia duluan berkata.

"Terima kasih!" Adeline Qiao mengangkat segelas air putih, termasuk telah membalas sulangan Harry Xia. Thiago Huo tidak meminum bir, hanya mencicipi teh.

Kemudian, Agung Xia menyuruh orang menghidangkan semua makanan yang telah dipesannya. "Semua sayur ini dipilih olehku, semoga sesuai dengan selera kalian."

Thiago Huo mengambilkan beberapa sayur yang boleh dikonsumsinya ke mangkuknya, dan berpesan padanya untuk makan lebih banyak. Gambaran ini membuat ketiga orang yang ada di seberang tertegun.

Pandangan mata James Yun menjadi murung, dia tidak pernah bisa melakukan hal-hal seperti ini, baik itu terhadap Adeline Qiao maupun wanita lainnya, dia tidak menyentuh sumpitnya sendiri. Sekarang dia telah mendapatkan begitu banyak hal yang pantas dipelajarinya dari sosok Thiago Huo. Melihat mereka berdua yang tidak perlu menggunakan kata-kata untuk menyampaikan perasaan mereka satu sama lain, ini benar-benar membuat James Yun cemburu.

Agung Xia pun tersipu, dia juga tidak pernah membantu mengambilkan sayuran terhadap istrinya ataupun ibu kandungnya James Yun sekali pun. Selalu merasa sikap seperti ini tidak begitu jantan. Wanita memiliki tangan dan kaki sendiri, jadi kenapa tidak bisa bergerak mengambil sayur dengan tangan sendiri. Sekarang setelah melihat tindakan Thiago Huo ini, baru mulai menyadari ternyata masih terdapat sebuah kegagalan dalam kehidupannya ini!

Harry Xia akan merasa semakin iri saat melihat gambaran seperti ini. Setelah dirinya menikah nanti, dia juga akan memperlakukan istrinya seperti ini. Harry Xia teringat akan seseorang setelah melihat komunikasi yang meskipun terlihat datar dan natural seperti ini. Hanya saja orang ini sudah tidak ditemuinya beberapa hari ini.

Setelah merasa cukup kenyang, Harry Xia menyentuh papanya dengan siku tangannya, memberi isyarat padanya bahwa sudah saatnya untuk berkata. Kalau tidak, nantinya benar-benar tidak akan memiliki kesempatan lagi.

Agung Xia sengaja melegakan kerongkongannya, "Tapi apakah setiap orang bisa seberuntung itu dalam menemukan seorang wanita yang baik."

Thiago Huo menundukkan kepala memakan sayur, seakan-akan sudah menduga Agung Xia akan memiliki ekspresi seperti ini, dia tahu Agung Xia selalu mengkhawatirkan masalah tentang putranya, dan tentu saja dia akan ikut campur!

"CEO Huo, kami hari ini mengundang kalian sebenarnya karena ada suatu hal yang harus diperjelas."

Thiago Huo meletakkan sumpitnya, dia tahu adegan utama dari acara makan malam ini akhirnya sudah tiba. Adeline Qiao telah mengendus sebuah aroma yang aneh. Ekspresi wajah Harry Xia dan Agung Xia yang ada di seberang telah berubah menjadi serius. Apa tujuan mereka sebenarnya?

Thiago Huo melihat mereka berdua yang hendak berkata namun berhenti itu, lalu Thiago Huo melekukkan bibir, sengaja sudah gaharu cendana pula. "Ada hal apa yang perlu kita bahas? Kalian katakan saja langsung! Mungkin saja setelah melewati malam ini, maka tidak ada lagi hal yang perlu dibahas."

Harry Xia sudah benar-benar tak sabaran setelah mendengar ucapan Thiago Huo. "Thiago, aku ingin berpacaran dengan Joline."

Thiago Huo berekspresi tenang, hal ini sama sekali tidak mengejutkannya, dia telah mengetahuinya dari awal, hanya saja dia terus berpura-pura tuli dan bisu.

Sedangkan Adeline Qiao benar-benar merasa terkejut, Harry Xia benar-benar telah bersuara mengatakan hal ini, kegirangan hatinya sulit untuk disembunyikan. Dia pantas menjadi Kakak Senior, sungguh tidak akan bertele-tele, dan langsung masuk ke intinya.

Saat James Yun mendengar kabar ini, dia benar-benar sangat tercengang! Meskipun sebelumnya dia samar-samar telah mencurigai hal ini, tapi setelah dikatakan secara terus terang, dia benar-benar tidak memiliki persiapan batin apapun.

Agung Xia juga ikut berkata. "CEO Huo, aku rasa Harry benar-benar menyukai Joline. Berharap agar kamu bisa membantu dalam hal ini, aku berterima kasih padamu! Lagipula kamu sekarang merupakan Pamannya Joline, kami pun mampu menyadari Joline sangat menuruti perkataanmu! Makanya ingin merepotkanmu sebentar!"

Thiago Huo melihat ke arah James Yun, dan langsung melemparkan pertanyaan sulit kepadanya. "James, bagaimana pendapatmu?"

Tiba-tiba ditanyai, James Yun benar-benar tidak memiliki persiapan apapun, "Hmm", lalu tidak mengatakan tanggapan lainnya lagi.

Thiago Huo lanjut berkata: "James, kamu sekarang masih merupakan Kakak Keduanya Joline, katakan pendapatmu."

"Aku......" James Yun tidak mampu memberikan jawaban.

Thiago Huo menyipitkan matanya, "Kamu seharusnya mengeluarkan sebuah pendapat."

Tapi James Yun tetap saja tidak mengatakan apapun, hal ini berhubungan erat dengan perasaan Joline Yun, tentu saja tidak boleh mengambil keputusan secara sembarangan. Tapi James Yun sama sekali belum memikirkan masalah ini dengan baik-baik, dia merasa dirinya saat ini memerlukan beberapa waktu untuk merenungkannya.

Melihat pandangan mata semua orang telah tertuju padanya, James Yun berkata: "Keputusanku adalah......"

Novel Terkait

More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
4 tahun yang lalu