Mr Huo’s Sweetpie - Bab 229 Sebenarnya Siapa yang Melakukannya

Suara ini membuat tempat acara pengguntingan pita peresmian menjadi sangat kacau.

Seketika, suara jeritan histeris telah memenuhi seluruh tempat acara, orang yang datang berkunjung pun berlarian secara sembarangan, tempat acara menjadi sangat tak karuan. Petugas security sama sekali tidak bisa mendekat, ditambah lagi ada orang dengan suasana hati yang bergejolak berlarian secara tak karuan.

Steve Xiang menghindari orang-orang yang berlarian dengan gesit, dan bergegas pergi ke sisinya James Yun, tepat pada detik-detik saat pisau itu terlihat nyaris menusuknya, Steve Xiang mengeluarkan beberapa koin dan melemparkannya. Beberapa koin itu dengan akurat mengenai lengan dan pergelangan tangan orang berbaju hitam itu.

Orang berbaju hitam itu merasa kesakitan, dan pisau itu terjatuh ke lantai menghasilkan bunyi yang nyaring. Steve Xiang mengayunkan salah satu kakinya dan menendang dada orang berbaju hitam itu, karena tendangan Steve Xiang ini, orang berbaju hitam terlempar ke tempat yang berjarak beberapa langkah dari sana.

Steve Xiang segera mendekat, menginjak dada orang berbaju hitam itu. "Siapa yang memberikanmu nyali untuk membuat onar di sini?"

Orang berbaju hitam tidak bersuara, hanya memalingkan kepala ke samping.

"Hmph, keras juga watakmu!" Steve Xiang dalam sekejap telah mengangkat orang berbaju hitam itu. "Mulutnya rapat juga! Nanti kita lihat saja apakah kamu masih akan seperti ini atau tidak!"

Lalu lagi-lagi diberikan satu tonjokan yang langsung ditujukan ke arah perut orang berbaju hitam itu. Steve Xiang telah mengerahkan kekuatan penuhnya, satu tonjokan ini mungkin akan mengakibatkan luka dengan tahap yang berbeda-beda terhadap organ dalam tubuhnya.

Steve Xiang melekukkan bibirnya, mengulurkan tangan dan melepaskan orang berbaju hitam. Dia terlihat meringkukkan badannya dan berguling-guling di lantai. "Tangan menetak mencencang bahu memikul. Kamu tidak menyangka akan bernasib seperti ini bukan?"

Sekarang, petugas security telah datang. Steve Xiang menepuk-tepuk tangannya. "Serahkan dia ke pihak polisi!"

Setelah melihat beberapa orang datang mendekat menekan orang berbaju hitam itu, lalu mengekangnya, dan menunggu penanganan dari pihak polisi.

Baru Steve Xiang membalikkan badan kembali ke sisi James Yun, melihat raut wajahnya masih sedikit pucat. "Tidak kenapa-napa bukan?"

James Yun sekarang baru kembali sadar, tadi kalau Steve Xiang tidak membantunya, mungkin dia sekarang sudah pergi menemui Raja Yama. Pisau panjang yang tajam itu bisa saja langsung menusuk hingga ke jantungnya bahkan sampai menembus tubuhnya.

Saat memikirkan hasil yang seperti ini, James Yun spontan mulai gemetaran. Dia tadinya bahkan sampai merasa rambutnya telah berdiri tegak, punggungnya juga tiba-tiba terasa dingin.

Steve Xiang mengulurkan tangan menepuk punggung James Yun. "Sudah tidak kenapa-napa, sudah aman!"

"Terima kasih! Kalau bukan berkat kamu, aku mungkin sudah mati." James Yun berterima kasih terhadapnya dengan tulus.

Steve Xiang menggelengkan kepala. "Berterima kasihlah pada Boss! Hari ini dialah yang menyuruhku datang, aku rasa dia melakukan ini adalah demi menambah semacam perlindungan, tidak disangka benar-benar akan muncul masalah."

Sekarang James Yun akhirnya mengerti apa tujuan sebenarnya dari Thiago Huo saat menyuruh Steve Xiang datang ke sini, yaitu demi melindungi dirinya. Kali ini sungguh harus berterima kasih terhadap Thiago Huo, tanpa dia, dirinya benar-benar akan binasa.

"Steve, kungfumu sungguh hebat." James Yun mencari sebuah topik perbincangan.

Steve Xiang menggelengkan kepala. "Tidak begitu bagus, kungfu Bosslah yang lebih bagus. Aku hanya sekedar penghias."

"Kamu terlalu segan." James Yun menanggapinya. Pergerakan Steve Xiang tadi benar-benar sangat cepat, begitu cepat hingga sama sekali tidak bisa dilihat dengan jelas. Kalau pernyataannya memang benar, maka seberapa hebatnya Thiago Huo sebenarnya.

Tidak berapa lama kemudian langsung ada polisi yang datang, lalu menangkap orang berbaju hitam untuk diinterogasi.

Steve Xiang pun mulai melaporkan kondisi di tempat acara kepada Thiago Huo, Thiago Huo memberikan pesan pada Steve Xiang mengutus beberapa orang untuk melindungi James Yun secara diam-diam.

Sebuah acara pengguntingan pita peresmian yang tadinya baik-baik saja malah berakhir dengan situasi seperti ini, tapi untungnya tidak ada satu orang pun yang terluka.

James Yun berhasil mengatasi keadaan dalam waktu singkat, tapi pesta pada malam hari itu telah dibatalkan.

Berita tentang aksi pembunuhan James Yun telah disiarkan oleh pihak media berita, Joline Yun yang telah melihat berita ini pun merasa sangat terkejut. Dia segera mengeluarkan ponsel menelepon James Yun, tapi malah tidak tersambung.

Meskipun isi dalam berita menyatakan James Yun tidak kenapa-napa, tapi Joline Yun masih saja merasa khawatir, dia tidak akan bisa merasa tenang sebelum berhasil melihat orang aslinya. Saat Joline Yun telah mengambil tas dan hendak keluar, dia malah dihadang oleh Colton Huo.

"Joline, jangan keluar." Colton Huo berkata. "Di luar sangat tidak aman. Pamanmu tadi telah menelepon dan berpesan untuk membuatmu menetap di rumah."

"Kakek, tapi aku ingin pergi menemui kakak keduaku."

"Kakak keduamu tidak kenapa-napa. Steve ada di sisinya."

Mary mengulurkan tangan menarik Joline Yun untuk duduk. "Joline, menurutlah. Kita jangan keluar."

Joline Yun mengerutkan keningnya, dia merasa semua hal ini sungguh menakutkan. Tidak disangka akan terjadi hal seperti ini, apa yang ingin dilakukan oleh orang-orang itu!

Setengah jam kemudian, Thiago Huo membawa pulang Adeline Qiao.

"Kalian tidak kenapa-napa bukan?" Mary melihat Adeline Qiao dengan tegang.

Adeline Qiao tersenyum. "Tidak kenapa-napa, Nenek jangan khawatir."

Thiago Huo berkata terhadap Mary: "Nenek, bawalah Adeline Qiao ke atas untuk beristirahat."

"Baik." Mary memapah Adeline Qiao naik ke lantai atas.

Melihat Thiago Huo telah masuk ke ruang tamu, Joline Yun langsung berdiri. "Paman, bagaimana dengan keadaan kakakku?"

"Tidak kenapa-napa, hanya sekedar mengalami trauma."

Setelah mendengar ucapan Thiago Huo, hati Joline Yun mulai merasa tenang, dan kembali duduk dengan perlahan-lahan. Dalam hati terus mengulang perkataan bagus kalau tidak kenapa-napa.

Colton Huo melihat Thiago Huo sekilas, "Tindakanmu hari ini yang menyuruh Steve pergi ke sana memang tepat."

"Aku sendiri pun tidak pernah menyangkanya. Awalnya hanya sekedar menyuruhnya pergi untuk melihat-lihat, tidak disangka akan terjadi hal seperti itu." Thiago Huo mengatakannya sambil mengerutkan alisnya.

Joline Yun menggigit bibirnya, "Paman, sebenarnya siapa yang melakukannya?"

"Orang yang berniat melakukannya." Sebenarnya alasan kenapa Thiago Huo tidak mengatakan hal ini dengan jelas karena tidak ingin membuat Joline Yun berpikiran berlebihan.

Meskipun orang berbaju hitam itu masih belum mengakui apapun hingga sekarang, tapi dia sudah mampu menebak siapa dalang di balik layar.

Saat memikirkan hal ini, pandangan mata Thiago Huo tertuju pada Joline Yun, tapi dalam sekejap langsung kembali menghilangkan pemikiran seperti ini, orang itu seharusnya tidak akan bertindak seperti itu.

"Joline, akan kusuruh Steve mengantar jemput kamu dalam beberapa hari ini saat pergi bekerja." Thiago Huo berpesan.

Saat mendengar ucapan Thiago Huo, Joline Yun mengedipkan matanya. Apakah Paman melakukan hal ini karena khawatir target selanjutnya dari orang itu adalah dirinya sendiri?

"Jangan berpikir berlebihan. Aku hanya ingin membuatmu merasa lebih nyaman." Thiago Huo berkata.

Hati Joline Yun pun merasa kurang tenang, tapi dia tetap menganggukkan kepalanya. Nyalinya kecil, bagus jika ada orang yang menemaninya.

Di sisi lain.

Agung Xia juga mulai merasa tidak tenang setelah melihat berita ini, dia tidak berani pergi mencari tahu keadaan James Yun, karena takut akan diketahui oleh orang-orang itu. Setelah bertahun-tahun ini, dia telah berhasil menahan diri, kali ini juga harus bisa bersabar.

Tepat pada saat ini, ponsel Agung Xia telah berdering.

Saat melihat nama yang muncul di layar, tangan Agung Xia mulai sedikit gemetaran, mereka pada saat ini masih saja berani menghubunginya, sungguh bermuka tebal.

Kali ini, Agung Xia tidak mengangkat teleponnya. Dia duduk di kursi, melihat ponselnya terus gemetaran tanpa henti.

Pintu kamar tiba-tiba diketuk, Harry Xia masuk dengan membawakan obat.

"Pa, waktunya minum obat." Harry Xia berkata. Kesehatan Agung Xia dalam beberapa tahun ini kurang sehat, dan harus bergantung pada obat-obatan untuk bisa bertahan.

Harry Xia meletakkannya di atas meja, dan sepertinya juga mulai mengerti terhadap apa yang dikhawatirkan oleh papanya. "Aku sudah pergi meihat James Yun, dia tidak kenapa-napa. Kali ini benar-benar harus berterima kasih terhadap orangnya Thiago Huo yang telah melindunginya."

"Bagus jika tidak kenapa-napa." Agung Xia menghela napas lega.

Tepat pada saat ini, ponsel Agung Xia kembali berdering.

Novel Terkait

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu