Mr Huo’s Sweetpie - Bab 179 Tak Bisa Berpikir Jernih

Jhony menatap Adeline Qiao, lalu menatap Thiago Huo.

Thiago Huo mengerutkan kening, “Kenapa ekspresimu seperti itu?”

“Kurasa Felix Qiao menyembunyikan sesuatu,” Jhony mengungkapkan apa yang dipikirkannya, “Ia langsung menolakku!”

Thiago Huo berpikir sejenak, “Maksudmu, sebelum kau, ada orang lain yang menemui Felix Qiao?”

Jhony mengangguk, “Dan mungkin membuat suatu kesepakatan dengannya.”

Adeline Qiao merasa semakin khawatir setelah mendengar perkataan Jhony. Tak disangka Felix Qiao menyetujui permintaan pihak itu. Dengan karakter Felix Qiao yang dulu, ia tak akan mungkin menerima permintaan ini.

Thiago Huo merasa situasi ini telah berada di luar perkiraannya, mereka bisa membuat Felix Qiao mengakui kesalahannya, berarti mereka telah menemukan kelemahannya. Tapi apakah titik kelemahan Felix Qiao saat ini?

Adeline Qiao menatap Jhony, “Apakah ia mengatakan sesuatu?”

Jhony menggeleng, “Tidak, tapi ekspresinya tampak agak kalut.”

“Sepertinya benar-benar ada orang yang menemui dan mengancamnya,” Thiago Huo membuat kesimpulan.

Jhony tersenyum, “Boss, sebenarnya ada hasil yang lain dari investigasi kemarin, kemarin siang, Jason Yun dan Lindsay Mo menemuinya.”

Kalau begitu, mereka berdualah yang mengancam Felix Qiao, tapi mereka tidak mempunyai bukti yang konkrit.

“Boss, hanya itu yang bisa kusampaikan,” kata Jhony.

“Baik!” Thiago Huo mengangguk, ia bisa memerintahkan Steve Xiang untuk menginvestigasi lebih lanjut.

Jhony menatap ke seluruh penjuru Senco Corp, “Di manakah kantorku?”

“Itu mejamu.”

Jhony menatap ke arah yang ditunjuk Thiago Huo dan melihat sebuah meja kecil. Bibirnya cemberut, ini lebih buruk dari yang diperkirakannya. “Boss, inikah yang kau siapkan untukku? Kau tahu aku sangat mementingkan lingkungan kerjaku, kantorku di HD-QH juga jauh lebih bagus dari ini. Aku tak mengharapkan yang sama bagusnya seperti di kantor pusat, tapi setidaknya harus sesuai dengan seleraku.”

Thiago Huo mengangkat alisnya, “Kalau kau tak mau di sini, pergi saja ke toilet, di sana juga kosong.”

“Boss, kau juga tahu aku sangat terobsesi pada kebersihan, kau malah menyuruhku bekerja di toilet?”

“Pilih saja.”

Akhirnya Jhony menyerah, “Ok!” ia hanya bisa menerimanya.

Adeline Qiao sedang mempertimbangkan untuk memberikan kantornya pada Jhony, tapi sebelum ia mengatakannya, Thiago Huo segera meliriknya dan mengisyaratkan padanya untuk tak melakukannya. Adeline Qiao hanya bisa menggeleng dengan ekspresi tak berdaya.

Rumah Keluarga Yun.

Lindsay Mo memberitahu Jason Yun bahwa Jhony telah menemui Felix Qiao.

“Rupanya Thiago Huo benar-benar memerintahkan seseorang menemuinya,” Jason Yun berdiri di depan jendela sambil menggenggam ponselnya, untungnya ia telah memprediksinya sejak awal, begitu Felix Qiao digiring ke kantor polisi, ia segera menemuinya untuk membungkam mulutnya.

Jason Yun memang mengatakan beberapa hal pada Felix Qiao, bahwa Chyntia Liu dan Abigail Qiao berada dalam kekuasaannya, dan jika ia menolak bersikap kooperatif, ia juga akan memenjarakan mereka berdua.

Tak disangka, Felix Qiao benar-benar mematuhinya. Sepertinya posisi sepasang ibu dan anak itu masih sangat penting dalam hati Felix Qiao. Maka usaha Adeline Qiao untuk membebaskan ayahnya yang tak berperasaan ini hanya buang-buang energi saja. Felix Qiao sudah tak dapat berpikir jernih, sama seperti kakeknya yang lebih mementingkan orang luar.

“CEO Yun, apakah kau mendengarku?”

Jason Yun tersadar dari lamunannya, “Aku dengar.”

“Apa yang harus kita lakukan selanjutnya?” tanya Lindsay Mo di telepon.

Jason Yun tersenyum, “Apa yang harus kita lakukan? Lindsay Mo, kau sangat cerdas, kau pasti tahu.”

“James Yun?”

“Benar!” jawab Jason Yun, “Lakukan sesuatu untuk menggulingkannya, lalu usir dia dari Yun’s Corp.”

“Aku mengerti.”

Jason Yun menutup teleponnya dan tersenyum. Ini baru permulaan, satu persatu ia akan mengenyahkan seluruh halangan yang merintanginya. Thiago Huo, sebentar lagi giliranmu.

Di sebuah rumah kecil di pinggiran kota.

Chyntia Liu sedang mengoleskan kutek sambil menonton TV. Kondisinya cukup baik dan suasana hatinya juga cukup baik.

Beberapa hari lalu, Joe Yun datang menemuinya. Tentu saja ia takkan melewatkan kesempatan bagus ini. Mereka berdua segera sepakat, Joe Yun memberinya uang yang cukup banyak, dan ia segera menyerahkan barang yang diinginkannya padanya.

Tapi Joe Yun sama sekali tak menginginkan harta benda yang dibawanya dari rumah Keluarga Qiao, ia hanya meminta stempel pribadi Felix Qiao. Tentu saja Chyntia Liu tak peduli apa yang hendak dilakukannya dengan stempel itu. Yang terpenting ia mendapatkan uang, sisanya, ia tak peduli.

Kebetulan sebuah berita disiarkan di TV, dan saat mendengar nama Felix Qiao disebut, Chyntia Liu segera menghentikan seluruh kegiatannya. Saat mendengar isi beritanya, ia terkejut, Felix Qiao ditangkap!

Chyntia Liu menjadi panik, dan tangannya tanpa sengaja menyenggol botol kuteknya. Botol itu terguling dan saat melihat kutek merah yang melumuri meja, wajah Chyntia Liu menjadi pucat. Kutek merah itu tampak seperti darah.

“Ibu, apa yang kau lakukan?” tanya Abigail Qiao dengan wajah mengantuk. Ia mengulurkan tangannya untuk mengusap-usap rambutnya yang ikal panjang, ia sedang mengenakan gaun tidur, dan salah satu lengannya merosot, menunjukkan bahunya.

Ia menggunakan rambutnya untuk menutupi beberapa bekas cupang yang belum hilang dari lehernya. Abigail Qiao mengambil segelas air lalu duduk di sofa. Tatapan matanya tampak kosong dan ekspresinya tampak kuyu.

Melihat penampilan Abigail Qiao, Chyntia Liu juga tak bisa berkata-kata, “Setelah selesai bersenang-senang seharusnya kau kembali bekerja dengan serius.”

Abigail Qiao meneguk airnya dan berkata, “Aku belum puas bersenang-senang. Aku merasa saat ini sangat menyenangkan, bebas dan tak terkekang. Aku bisa melakukan apapun yang kuinginkan, sungguh menyenangkan! Dulu aku harus berpura-pura menjadi gadis baik-baik di hadapan ayah, sungguh melelahkan.”

Ekspresi Chyntia Liu menjadi muram, “Lagipula kita takkan bisa bertemu dengannya lagi.”

Dengan enggan Abigail Qiao mengangkat alisnya, “Ibu, kau masih tak rela meninggalkan ayah? Ia telah berbuat seperti ini padamu.”

“Ia ditangkap,” meskipun Chyntia Liu membenci Felix Qiao yang bersikap tak berperasaan itu, tapi rasa bencinya tetap tak bisa mengalahkan rasa cintanya.

Begitu ia menatapnya saat itu, ia langsung mencintainya. Maka ia melakukan semua itu demi bisa menikah dengannya. Ia menggunakan segala cara.

Meskipun akhirnya dengan tak berperasaan Felix Qiao tetap mengusirnya, tapi ia tetap merasa khawatir saat melihatnya ditangkap. Ia sudah cukup tua, dan harus masuk ke tempat seperti ini, ini sama saja menyongsong kematian.

Abigail Qiao juga merasa terkejut saat mendengar perkataan Chyntia Liu, “Apa maksudnya ia ditangkap? Apakah ia melanggar hukum?”

“Iya!” Chyntia Liu mengatupkan kedua tangannya. Felix Qiao, ini adalah hasil dari perbuatanmu sendiri, kau tak bisa menyalahkan orang lain.

Abigail Qiao meraih remote TV dan menyetel ulang berita itu, “Stempel pribadi?”

“Bu, bukankah yang diminta Joe Yun saat itu adalah stempel pribadi ayah?”

Begitu Abigail Qiao mengatakannya, Chyntia Liu segera tersadar. Rupanya Joe Yun meminta stempel pribadi Felix Qiao darinya untuk melakukan hal ini. Ini sungguh licik, rupanya Keluarga Yun tidak sejujur yang disangkanya.

Sorenya, Chyntia Liu dan Abigail Qiao ingin pergi menemui Felix Qiao. Saat inilah mereka baru menyadari bahwa mereka telah dikepung, tak boleh pergi ke mana-mana.

Saat inilah Chyntia Liu baru menyadari bahwa ia telah diperdaya! Ternyata Joe Yun tak bisa dipercaya!

Novel Terkait

My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
3 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu