Mr Huo’s Sweetpie - Bab 312 Wilbert Huo Dan Caroline Huo

Thiago Huo sekali lagi menunjukkan keromantisan hubungan mereka, dan yang lain juga terlihat sudah terbiasa.

“Oh iya, paman, hari ini Kak Howard Qin bilang, sudah seharusnya kita mencarikan nama untuk kakak dan adik.”

Semuanya juga sepertinya baru tersadar ketika mendengar usulan Joline Yun, anak-anak ini sudah lahir hampir tiga bulan tetapi semua lupa dengan hal yang satu ini.

“Ya, Joline benar!” Colton Huo mengangguk, “Kita tidak boleh sembarangan dalam mencari nama, aku akan mencarinya di kamus nanti.”

“Kamu harus cari nama yang tidak hanya terdengar bagus, namun artinya juga bagus.” Ucap Mary.

Thiago Huo menatap Adeline Qiao, “Kamu ada ide?”

Adeline Qiao menggeleng, dia juga sudah terbiasa memanggil mereka dengan sebutan “kakak” dan “adik”, jadi dia juga tidak terlalu memusingkan tentang nama mereka.

“Kita bicarakan nanti, aku akan melihat kamus dulu.” Setelah itu Colton Huo langsung mulai mencari nama.

Sepanjang makan malam, pikiran Adeline Qiao dan Mary juga terus memikirkan hal ini. Nama apa yang bagus untuk kakak dan adik? Ternyata mencari nama sulit sekali.

“Adeline, kenapa kamu melamun? Masakanmu hampir gosong.”

“Oh!” Adeline Qiao segera tersadar dari lamunannya, ternyata pancinya benar-benar hampir gosong.

Malam harinya.

Setelah semuanya sudah senggang, mereka mulai berdiskusi. Colton Huo menunjukkan selembar kertas yang ia tulis penuh dengan calon-calon nama, “Coba kalian lihat, manakah yang cocok untuk mereka.”

Thiago Huo merasa nama-nama tersebut kurang cocok, entah itu terlalu susah diingat, atau terlalu biasa.

Thiago Huo terlihat mengerutkan keningnya, “Thiago, apa kamu tidak menyukai satupun nama yang ada di sana?”

“Hmm!”

“Coba nanti biar Adeline yang memilihnya.” Colton Huo mengambil kembali daftar namanya.

Adeline Qiao keluar dari kamar setelah anak-anak tertidur, ia mempercepat langkahnya ketika melihat semua orang terlihat sedang menunggunya.

“Bagaimana? Apa sudah ada nama yang cocok?” tanya Adeline Qiao.

Mary menggelengkan kepalanya, “Thiago dan Colton belum menemukan nama yang cocok.”

Adeline Qiao meraih daftar nama yang diberikan oleh Mary, dan membacanya sekilas.

“Apa ada yang cocok?” tanya Mary pada Adeline Qiao, karena ia tidak terlalu peduli dengan nama, menurutnya nama hanya sebuah penanda dan tidak terlalu penting.

Adeline Qiao tidak menolak nama-nama tersebut, tetapi ia menyuarakan idenya sendiri, “Bagaimana dengan Wilbert Huo dan Caroline Huo?” Sebenarnya kedua nama ini juga baru terpikirkan tadi pada saat ia sedang menyusui mereka.

Thiago Huo sangat tersentuh mendengar kedua nama ini, nama yang dicari Adeline Qiao sangat bagus dan spesial.

“Menurutku kedua nama ini bagus.” Mary merasa nama-nama ini terdengar bagus.

Sebaliknya dengan Colton Huo, ia merasa tidak senang mendengar kedua nama yang sedikit berhubungan dengan Keluarga Yun ini, sehingga ia terus berdiam diri.

Adeline Qiao menyadari ketidaksenangan Colton Huo, “Kakek, apa namanya tidak bagus? Kalau begitu kita ambil satu nama dari daftar namamu.”

Meskipun enggan, namun harus diakui kedua nama yang Adeline Qiao katakan sangat bagus. Meskipun tidak suka, tapi ia tetap harus berpikir rasional, lagipula John Yun juga sudah lama meninggal, sudah seharusnya dia tidak memirkannya lagi.

Tentu saja orang lain juga tidak memaksa Colton Huo untuk mengambil keputusan, Thiago Huo berkata, “Siapkan saja cadangannya! Sudah malam, ayo semuanya istirahat!”

Melihat Colton Huo yang langsung bangkit berdiri dan kembali ke kamarnya, Mary segera menyusulnya.

Adeline Qiao menatap Thiago Huo, “Kakek benar-benar marah.”

“Besok juga sudah baik lagi.” Thiago Huo tahu jelas emosi kakeknya, kemarahan kakek tidak akan berlarut-larut.

Joline Yun menatap Adeline Qiao dan berkata, “Bibi, menurutku kedua nama ini sangat bagus.”

“Sebenarnya aku juga merasa nama ini sangat bagus.” Thiago Huo menimpali.

Adeline Qiao tersenyum dan melirik kamar anak-anak. Ya, namanya memang bagus, sekarang hanya tinggal menunggu keputusan kakek saja.

Keesokan paginya.

Colton Huo yang tak kunjung keluar dari kamar, akhirnya muncul di kamar bayi.

Colton Huo berdehem saat melihat Adeline Qiao sedang menyusui bayinya. Adeline Qiao langsung menengadah dan melihat Colton Huo yang sudah berjalan mendekat.

“Kakek……”

“Hmm, aku sudah memikirkannya, pakai saja nama yang semalam kamu katakan. Kamu dan Thiago harus segera mendaftarkan akta kelahiran mereka!”

Adeline Qiao melihat wajah Colton Huo yang sedikit enggan, tetapi dia tetap setuju, hal ini membuktikan bahwa dia telah mengikhlaskan masalah Keluarga Yun di masa lalu.

“Kakek, kamu baik sekali!”

Colton Huo menghela nafas, “Aku lebih beruntung daripada John Yun, setidaknya aku melihat kedua bayi ini lahir ke dunia. Sudahlah, aku tidak mau memikirkan terlalu banyak hal, anak cucuku telah memberiku kebahagiaan.”

Mendengar ucapan Colton Huo ini, Adeline Qiao tahu bahwa Colton Huo sudah memaafkan perbuatan John Yun di masa lalu.

Adeline Qiao memberitahu Thiago Huo tentang masalah ini, Thiago Huo tersenyum seakan-akan ia sudah tahu bahwa Colton Huo akan menyetujuinya.

Adeline Qiao menggendong anaknya dan berkata, “Kakak, nama kamu Wilbert Huo, dan adik adalah Caroline Huo, ya?”

Kedua anaknya tersenyum menatap Adeline Qiao, mereka juga terlihat sangat puas dengan nama mereka masing-masing.

“Mereka tersenyum sangat lebar, itu pasti artinya mereka senang dengan namanya!” Adeline Qiao menatap kedua anaknya dengan tatapan yang lembut.

Dengan begitu, nama anak-anak telah ditetapkan. Bahkan bertahun-tahun kemudian, kedua nama ini menjadi populer di seluruh Kota A dan juga di kalangan mode Amerika. Tentu saja semua ini akan terjadi di masa depan.

Hari demi hari terlewati, tanpa terasa anak-anak sudah berumur 100 hari.

Hari ini, Colton Huo dan Mary merasa harus mengadakan pesta kecil untuk anak-anak di rumah, dengan mengundang beberapa teman dekat saja.

Pagi-pagi sekali, Mary dan Adeline Qiao sudah mulai sibuk, sehingga otomatis anak-anak diserahkan pada Thiago Huo dan Colton Huo untuk diurus.

“Thiago, gendong kakak sebentar, aku mau ke kamar mandi.”

Thiago Huo tahu itu hanya alasan Colton Huo saja, sebenarnya ia ingin kabur dari tugasnya menjaga anak, “Hmm……”

Colton Huo menyerahkan kakak, “Kakek buyut ke kamar mandi sebentar, kamu harus menurut pada ayah, ya.”

Thiago Huo meletakkan anaknya di stroller dan mengawasi mereka dari samping, meskipun anak-anaknya tidak berat, tapi akan lelah juga jika menggendongnya terus.

“Kalian berdua jangan rewel, ya!” perintah Thiago Huo.

Beberapa saat kemudian, Colton Huo kembali dari kamar mandi, sepertinya ia tidak berniat untuk kabur, wajahnya sedikit pucat, “Kakek, apa kakek baik-baik saja?”

“Tidak apa-apa, sepertinya aku diare.” Jawab Colton Huo.

“Mau minum obat?” Thiago Huo mendekat padanya dan bertanya.

Colton Huo menggeleng, “Tidak perlu, sekarang sudah tidak apa-apa. Jangan beritahu nenekmu, jika tidak dia akan panik!”

Kemudian Thiago Huo memberikan Colton Huo segelas air hangat, “Minum dulu!”

Colton Huo sedang bermain dengan anak-anak dan meraih gelas yang diberikan Thiago Huo.

Pada saat itu, suara bel pintu berbunyi.

Thiago Huo melihat sekilas jam, seharunya para tamu belum datang, karena pesta diadakan di malam hari.

“Thiago, coba lihat siapa yang datang.” Ucap Colton Huo.

Thiago Huo menganggukkan kepalanya, kemudian pergi ke teras.

Vila River Bay kedatangan tiga orang tamu yang tak terduga. Thiago Huo benar-benar terkejut melihat penampakan orang-orang itu melalui layar monitor. Untuk apa mereka datang? Masalah akhir-akhir ini terlalu banyak sehingga untuk sejenak dia melupakan mereka.

Mereka terlihat sedikit kaku, Thiago Huo menekan tombol menjawab panggilan.

“Halo!”

Novel Terkait

This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu
Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
3 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
3 tahun yang lalu