Mr Huo’s Sweetpie - Bab 38 Aku Datang Untuk Menjemputmu Kembali

Didepan pintu terdengar suara tepuk tangan.

"Direktur Utama Qiao, sungguh sombong ya kamu!"

Adeline menoleh kebelakang, dia melihat Quin dan joline datang.

Quin sudah menganti pakaian, "masih belum melakukan operasinya?"

"Nyonya Yun, apakah kita masih bisa merundingkannya lagi?" kata Felix sambil memberi hormat.

Quin mengelengkan kepalanya, "Tidak boleh! Yang paling aku benci seumur hidup ini adalah pelakor dan anak haram."

Adeline berdiri disamping Quin, dia benar-benar merasakan aura yang disebarkan oleh Quin ketika mengatakannya.

Joline berdiri melirik sekilas Abigail, "Abigail kamu tidak bisa mendendami orang lain, hanya boleh dibilang kamu terima karmamu sendiri! Aku dan ibu datang kemari adalah untuk memberitahumu bahwa kakek sangatlah marah! Dia bilang kamu seumur hidup ini jangan pernah berharap bisa masuk kedalam pintu keluarga Yun!"

Mendengar perkataan Joline, Abigail mengepalkan tangannya, dia merapatkan bibirnya, tatapannya penuh dengan rasa dendam.

"Kamu bersyukur banyak saja!" Joline sangatlah mengrendahkan, "Kakek tidak akan setuju kakak keduaku bercerai!"

Sekali mendengar hingga disini, Abigail malah tertawa, "Hahaha, tidak setuju mereka bercerai?"

Melihat tampang Abigail, Joline merasa bahwa dia sudah gila, "Jangan kamu kira kamu mengandung anak haram ini dan langsung mengatakan bahwa ini adalah milik keluarga Yun! Dengan begitu juga tetap bukanlah syaratmu untuk menikah ke keluarga Yun!"

Abigail tersenyum, "Benarkah? Lalu bagaimana jika James sudah bercerai?"

Perkataan Abigail membuat Quin mecengkram tasnya dengan erat, James mengelabui semua orang dan bercerai dengan Adeline? Dia menatapi Adeline yang berdiri disamping.

"Adeline, apakah kamu benar-benar sudah bercerai dengan James?" Quin mengerutkan keningnya, "Mengapa kamu begitu bodoh, kamu seharusnya mengatakannya!"

Adeline melirik kearah Quin, "Iya."

Joline juga terlihat kaget, "Kakak ipar, apakha kamu benar-benar sudah bercerai dengan kakak kedua?"

Abiigail terlihat bangga, "James dan Adeline sudah bercerai sejak sebulan yang lalu, jadi aku bukanlah pelakor!"

Quin mencengkram erat tasnya, James sungguh bisa membuat masalah, dengan begitu masalah akan menjadi ribet, mungkin saja benar-benar akan membuat Abigail si wanita hina ini menang.

Tidak boleh, dia tidak boleh membiarkan hal seperti itu terjadi, jika tidak rencananya akan gagal.

"Adeline, mengapa kamu mau terus bertahan?" Tanya Quin.

Dimata orang luar, dia sedang perhatian terhadap istri anaknya, namun Quin malah sedang merencanakan hal lain.

Joline melihat ada yang berubah, dia bergegas melaporkan kepada kakak pertama, ayah serta kakeknya.

Chyntia juga ikut-ikutan, "Nyonya Yun, sekarang sudah begini, tolong tarik kembali kata-katamu sebelumnya, Abigail bukanlah pelakor, dia dan James adalah terang-terangan!"

Quin melirik kearahnya, "Chyntia, kamu tidak perlu berpura-pura didepanku, aku tahu jelas trik kamu! Seberapa besar perut Abigail ini tinggal ditanyakan kepada dokter saja, apakah dia adalah pelakor ataupun tidak kalian saja yang tahu!"

"Kamu!"

Joline berjalan kehadapan Quin, "Ibu, kakek menyuruh kita pulang, jangan mempermalukan keluarga Yun di rumah sakit!"

"Baik!"

Mendengar John mengeluarkan perintah, Chyntia merasa melihat harapan, dia bergegas pergi menopang Abigail, "Abigail, kita juga pergi, ibu bawa kamu minta keadilan."

Tatapan Quin penuh pengrendahan, Mencari keadilan? Setelah tiba dikeluarga Yun, bagaimana caranya kalian mati juga tidak tahu dan masih berani berkata seperti begini!

Felix berjalan kehadapan Adeline, "Kamu, kembali kekantor untuk menyelesaikan masalah."

"Kakek bilang suruh kakak ipar juga pulang!" Meskipun Joline senang membully Adeline, namun dia tidak membiarkan orang lain membullynya.

Joline pergi mengandeng tangan Adeline, "Kakak ipar, ayo kita pergi!"

Melihat Joline membawa Adeline keluar, Quin melirik kearah Felix, "Felix, kamu seharusnya berterima kasih kepada Vania karena telah meninggalkan seorang putri yang begitu baik untukmu, bukankah kamu dengan tegasnya memecatnya? Sekarang setelah ada masalah kamu ingin menyuruhnya kembali untuk membereskan masalah untukmu, kamu sungguh pintar! Dua tahun lalu menjual putrimu untuk mendapatkan kekayaan, sekarang setelah ada masalah mendorongnya ke ujung masalah, kamu sungguh hebat menjadi seorang ayah! Apakah ketika tidur malam hari kamu tidak takut Vania kembali untuk membalas dendam!"

Karena Quin mengatakan isi hati Felix, Felix terdiam.

"Hmph! KAmu tunggu saja karma burukmu sendiri!"

Segerombongan kembali ke keluarga Yun.

John mengenakan tongkat dan melirik ke semua orang, tatapan terakhirnya berhenti di Adeline.

"Adeline, kakek akan membantumu, kamu tenang saja!"

Abigail melihat tampang John, dia langsung bersembunyi didalam rangkulan Chyntia.

James terakhir tiba, ketika tiba penuh dengan bau arak.

"Tuan Besar Yun, bagaimana caranya kamu menyelesaikan masalah ini?" Chyntia mempertaruhkan semuanya, dia ingin meminta keadilan.

John melirik kearah Chyntia, "Nyonya Qiao, aku sudah tahu hal ini, tapi semua hal juga harus mempertimbangkan mana yang lebih cepat!"

"James dan Adeline sudah bercerai, apa salah Abigail? Sesuai kata pepatah, tidak bisa menepuk sebelah tangan!"

John menganggukkan kepalanya, "Iya! Memang benar kata kamu, tapi menurutku korban dari kejadian ini sepertinya bukanlah kalian!"

John berjalan kehadapan Adeline, "Adeline, kamu ingin diatasi seperti apa?"

Seketika semua tatapan mengarah pada Adeline, mungkin saja satu perkataannya bisa mengubah semua kondisi!

Felix terus mengisyaratkan Adeline, Adeline benar-benar merasa kecewa.

"kakek, aku dan James sudah bercerai, kamu tidak seharusnya mempertanyakan kepadaku." Kata Adeline.

Felix lega, dengan begini barulah mereka punya kesempatan untuk meminta keadilan.

"Aku sebenarnya hanya pion dari keluarga Qiao, aku bosan dengan hidup seperti ini." Adeline melanjutkan, "Kedepannya aku tidak mau mengurus masalah keluarga Qiao maupun keluarga Yun lagi."

Ekspresi Felix berubah, "Adeline, kamu sudah besar dan sudah kuat?! Kamu beraninya berkata seperti ini, kami keluarga Qiao tidak punya putri sepertimu!"

Meskipun Adeline sudah ada persiapan, namun ketika mendengar perkataan ini, hatinya merasa sakit!

"Apakah kamu ada menganggapku sebagai putrimu? Dua tahun lalu, demi keluarga Qiao kamu memfitnahiku, aku tidak melakukan apapun dengan James dan kamu menggunakan alasan yang hina seperti itu untuk mengancam James." Sambil berkata air mata Adeline berkucuran.

Felix merasa malu bercampur marah, dia bahkan sampai pergi menampar Adeline.

Suara tamparan yang kencang membuat semua orang tercengang.

Adeline merasa bahwa wajahnya pedas,air mata juga membuat tatapannya buram.

"Adeline, kamu bukanlah putriku!"

Adeline langsung berlari keluar.

Ketika baru tiba dipintu, Adeline melihat ada seseorang yang berada tidak jauh dari sana.

Orang itu mengenakan kacamata hitam, "Istriku, aku datang menjemputmu pulang."

Perkataan ini membuat air mata Adeline semakin berkucuran, dia menangis sambil berlari kearah Thiago.

Thiago melapangan kedua tangannya dan menunggu Adeline kemari, Adeline usdah sangatlah kuat bisa menahan hingga detik ini.

Dia lalu menyerbu kedalam pelukan Thiago, seolah mendapatkan sebuah tempat istirahat baginya dan dengan begini juga barulah dia bisa menangis lepas.

Thiago memeluknya dengan erat, "Menangislah, menangislah dan akan terasa lebih nyaman."

"Huh!" Adeline menangis dengan kencang, suara tangisannya jelas sedang melampiaskan sesuatu, die memegang erat pakaian Thiago.

James dan orang-orang lainnya ketika mengejar Adeline keluar, langsung terlihat adegan seperti ini, seorang lelaki memeluk Adeline, dan terdengar suara tangisan Adeline yang benar-benar kencang.

James mengepalkan tangannya, "Siapakah kamu, lepaskan dia!"

Thiago melirik kearah semua orang yang mengejarnya, tatapannya penuh pengrendahan.

"Jika kalian tidak mau, maka akan aku bawa pergi." Suara Thiago tidaklah besar, namun cukup untuk semua orang bisa mendengarkannya dengan jelas.

Seusai berkata, Dia memeluk Adeline didepan semua orang.

James langsung maju dan meninjunya, "Ada hak apa kamu membawa Adeline pergi!"

Thiago bersembunyim namun kacamata hitamnya tetap terjatuh.

Ketika melihat tampang Thiago, semua orang kaget!

Novel Terkait

Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
4 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
4 tahun yang lalu