Mr Huo’s Sweetpie - Bab 378 Dianjurkan Untuk Mempertahankan Kondisi Sekarang

Di dalam bangsal.

Howard terus menemani Jennie, melihat matanya yang tertutup juga wajahnya yang pucat, dalam hatinya terus menahan, dia takut masalah yang tidak baik itu terjadi lagi pada Jennie.

Howard memegang erat tangannya, dia mencium tangan Jennie yang dingin, "Jennie, cepat bangun!"

Thiago dengan yang lain berdiri di luar bangsal. Thiago melihat James yang menundukkan kepala, kelihatannya sekarang dia sangat kesal. Seharusnya hasil ini di luar ekspektasinya.

"Boss, bukannya kata dokter tidak apa-apa, kenapa belum sadar?" Jhony terkadang melihat kondisi bangsal. Melihat tampak Howard seperti ini, hatinya juga tidak enak. Berharap Jennie bisa cepat sadar, agar Howard tidak menerima pukulan lagi.

Jordan bersandar di samping, tidak berbicara, hanya dengan tenang melihat. Sekarang Howard hanya perhatian pada Jennie dan Jason seolah-olah tidak ingin melepaskannya. Sekarang Jennie sudah amnesia, situasi tidak jelas. Pada saat ini, bagaimana menyelesaikan hubungan segitiga ini?

Jordan melihat Thiago yang berdiri di samping, kali ini dia seharusnya merasa pusing! Satu adalah hubungan kerabat, satu lagi hubungan saudara, dia juga berekspresi serba salah! Lebih baik jangan ikut campur masalah ini, karena akan lebih kacau.

Thiago seolah-olah bisa merasakan Jordan sedang melihatnya, dia menengadahkan kepala melihatnya, "Jika tidak, kalian pergi rapat dulu, aku menjaga di sini." Ada begitu banyak hal di perusahaan, jadi perlu mereka berdua urus.

"Baik! Kami segera pulang untuk mengurus masalah, nanti malam baru datang."

Jordan menarik Jhony pergi, di dalam koridor hanya tersisa Thiago dan James. Thiago duduk di samping James, "Kali ini, kamu benar-benar impuls, kenapa tidak tunggu dulu? Apa hari ini kamu mengikuti aku ke sana?"

"Aku......" Ekspresi James penuh dengan penyesalan, "Sebenarnya aku diam-diam mendengari perkataanmu ditelepon, jadi bisa pergi ke sana, tidak di sangka bisa bertemu dengan Jennie, jadi aku dengan impuls melakukan hal itu."

Thiago menghela nafas, "Aku berencana kembali baru memberitahumu kondisi."

"Thiago, aku benar-benar tidak tahu bisa terjadi hal seperti ini, aku juga tidak tahu Jennie terjadi hal ini. Kenapa bisa tiba-tiba amnesia?" Kata James. Apakah benar-benar sangat sakit, sehingga memilih untuk melupakan?

Thiago berkata, "Apa yang waktu itu kamu katakan pada Jennie, sehingga dia memutuskan untuk pergi?"

Sekarang James terpikir baru merasa menyesal, dalam hati juga ada duri yang menusuk, "Aku merasa waktu itu aku adalah pria brengsek sehingga bisa mengatakan perkataan yang menyakiti prang, sekarang terpikir lagi, baru menyadari tidak boleh seperti itu!"

"Di dunia ini tidak ada obat menyesal. Perkataan yang dikatakan keluar juga tidak bisa ditarik, kamu harus tahu jelas hal ini." Kata Thiago.

"Thiago, apakah aku tidak ada kesempatan lagi?" James bertanya.

"Aku tidak tahu." Thiago memang tidak tahu, kondisi sekarang bisa berubah kapan saja. Dia tidak ingin merubah apapun, biarkan mereka dengan alami berkembang!

James menundukkan kepala, dia juga berdoa, berharap Jennie tidak apa-apa. Tadi dirinya benar-benar impuls, dia menengadahkan kepala melihat ke arah bangsal, lalu terpikir apa yang Jennie katakan sebelumnya, dia menjadi sedih, bahkan seluruh tubuh juga sakit, sangat sakit!

"Kita pulang dulu! Di sini ada Howard yang menjaganya." Thiago menepuk bahu James.

"Aku ingin di sini menunggu Jennie sadar, jika tidak aku tidak akan tenang." James benar-benar khawatir dengan kondisi Jennie, apalagi saat melihat dia pingsan, dirinya benar-benar ketakutan. Apa yang mereka alami selama setengah tahun itu?

Thiago berdiri untuk menelepon Adeline, juga memberitahunya bahwa dia beberapa hari lagi baru kembali. Saat ini pulang mungkin James dan Howard akan terjadi konflik. Memang mengatakan tidak ingin urus, tapi sekali lagi dirinya diam-diam ikut campur lagi.

Adeline di telepon mengatakan: "Thiago, tadi aku baru menelepon dengan Joline, juga sudah tahu kondisinya. Aku memutuskan untuk ke sana, sampai saat itu ingat jemput aku."

Sebenarnya dalam hati Thiago juga ingin Adeline ke sini, tetapi terpikir dia perlu menjaga anak, jadi tidak berani katakan. Adeline ke sini, kemudian dia bisa membahas dengan Jennie, ini juga hal baik. Setidaknya ada beberapa hal yang lebih baik dibahas sesama wanita.

"Bagaimana dengan kakak dan adik?" Thiago juga khawatir anak-anak tidak bisa meninggalkan Adeline.

"Kalau begitu perlu repotkan kakek dan nenek jaga beberapa hari." Jawaban Adeline, "Aku berharap bisa membantumu, dengan begini kamu tidak akan begitu lelah."

"Terima kasih, istriku!"

"Kalau begitu besok baru bertemu, aku berkemas dulu, sebentar lagi berangkat ke bandara."

"Iya, kamu harus hati-hati."

"Tenang saja!"

Saat Thiago kembali ke koridor, baru menyadari James tidak ada lagi. Jadi bergegas berjalan ke sana, akhirnya melihat James masuk ke dalam bangsal karena Jennie sudah sadar, tetapi orangnya seperti belum sadar.

Dokter dengan suster sedang memeriksa Jennie, Thiago juga berhenti di depan pintu untuk menunggu kabar.

Howard dari awal sampai akhir, tidak melepaskan tangan Jennie dan Jennie juga memegang erat tangan Howard. Selesai Smith memeriksa, baru mengatakan pada Howard, "Tuan Qin, masalah nyonya tidak besar, hanya perlu istirahat."

"Terima kasih!" Howard bergegas mengatakan terima kasih.

"Tetapi lebih baik jangan terangsang lagi, meskipun kepala nyonya sudah sembuh, tetapi ingatannya belum pasti. Mungkin bisa sembuh, juga mungkin terus seperti ini." Smith berkata, "Aku menganjurkan untuk mempertahankan kondisi sekarang, jangan merangsang dia!"

"Aku sudah tahu."

Smith berjalan sampai depan pintu lalu memberi kode pada Thiago, Thiago menganggukkan kepala dan mengikutinya ke kantor.

"Smith, apa kondisi Jennie sangat parah?"

"Sebenarnya tidak parah." Smith menjawab, "Dari kondisi Nyonya Qin, aku menduga bahwa dia tidak bersedia mengingat hal itu, jadi terus menahan kondisi seperti ini. Jika ada pemikiran buram yang muncul, dia juga tidak bersedia pikirkan. Dengan begini dirinya akan sedih. Apa dulunya dia ada mengalami hal yang tidak baik?"

Thiago mengerutkan dahi, merasa masalah cinta hanya penyebab, tetapi bukan penyebab utama. Jennie bukanlah orang yang tidak bisa lepaskan. Masalah James memang membuat dia terpukul, tetapi bukanlah penyebab utama.

Thiago tidak bisa pastikan, "Aku juga tidak tahu jelas."

"Jika bisa, kamu tanya pada Howard, mungkin dia tahu." Smith menjawab, "Jika tidak menemukan penyebab utama, aku khawatir kondisi semakin kacau, dia mungkin akan dikondisi serba salah, ini tidak baik terhadap pemulihannya!"

Thiago menganggukkan kepala, "Baik, aku tahu."

Saat kembali ke dalam bangsal, Jennie sudah tertidur. Thiago hanya bisa membawa James pulang dulu.

James langsung bertanya, "Thiago, apa yang Smith katakan padamu?"

Novel Terkait

Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
3 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
3 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
3 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
4 tahun yang lalu