Mr Huo’s Sweetpie - Bab 208 Ada Seekor Anjing Betina Yang Menghalangi Jalan

Adeline dan Joline berdiri menatapi orang yang berada didepan pintu itu.

"Mengapa dia datang?" Joline mengerutkan keningnya.

Adeline juga tidak menyangka akan bertemu dengannya lagi, namun tampaknya seperti kurang begitu baik.

Setelah memberhentikan mobilnya dan Joline mendorong pintu dan masuk terlebih dahulu.

"Abigail, mengapa kamu bisa datang!"

Abigail mendengar suara itu dan berbalik melirik, "Joline Yun? Mengapa kamu ada disini? Aku ingat ini adalah tempat tinggal Thiago."

Joline tersenyum, dia melirik Abigail yang berada dihadapannya dengan teliti, rambutnya yang kering dan berwarna kuning bagai rumput layu, wajahnya yang tidak di makeup terlihat jauh lebih tua daripada usianya, dia juga terlihat kurus, pakaiannya juga merupakan pakaian yang sangat biasa.

Joline berpikir dalam hati, dia lalu mendapatkan sebuah pendeskripsian, wanita kampungan, "Duh, duh, apakah ini adalah Nona Qiao yang dulunya sangatalah berjaya itu? Baru tidak lama tidak bertemu kamu pergi operasi plastik ke korea? Jika bukan karena dengar suaramu, aku bahkan tidak berani membayangkan bahwa ini adalah kamu!"

Abigail mendengar perkataan Joline, dia langsung kehabisan kata-kata, tapi yang dia katakan memang adalah fakta, sekarang dirinya benar-benar bukanlah Nona besar keluarga Qiao lagi.

Melihat Abigail tidak berkata, Joline tersenyum, "Abigail, aku dengar kamu sudah menghilang beberapa waktu lalu, mengapa kamu menjadi begini?"

"Ini juga karena berkat ayahmu." Abigail membalasnya dengan tepat, "Ayahmu mengurung aku dan ibuku!"

Ketika Abigail masih ingin mengatakan sesuatu, terlihat Adeline turun dari mobil, sekarang dia memang sudah berbeda, seluruh badannya seolah memancarkan cahaya, sinarnya bahkan bisa membuat orang seolah tidak bisa membuka matanya, sekali terpikir hingga disini, Abigail merasa tidak ikhlas, mengapa Adeline masih bisa mendapatkan lelaki yang begitu bagus walaupun sudah berceari, dan dirinya bahkan tidak bisa mempertahankan lelaki manapun juga.

Adeline berjalan kesamping Joline, melihat tampang Abigail sekarang, Adeline mengertukan keningnya.

Abigail juga menyadari tatapan Adeline terhadap dirinya, dia semakin marah, "Adeline, apa maksud tatapanmu itu? Apakah kamu merasa aku sangatlah kasihan? Semua ini gara-gara kamu."

Joline segera menghalangi dihadapan Adeline, dia seolah melindungi keluarganya, "Abigail, sebaiknya kamu bicara dengan baik, jika tidak aku tidak akan sungkan terhadapmu!"

"Joline, kapan kamu menjadi bawahan Adeline? Kamu begitu melindunginya, seberapa banyak keuntungan yang dia berikan untukmu?" Abigail mencibir, "Atau kamu juga suka dengan Thiago dan ingin mendekatinya dulu biar bisa mendapatkannya?"

Joline langsung marah, wanita tidak tahu malu ini ternyata berani sembarangan memfitnah paman, melihat wajah pelakornya itu, dia sudah tahu apa ayng ingin dilakukannya, sungguh tidak tahu malu, awalnya kakak keduanya, sekarang masih ingin menargetkan pamannya? Tidak semudah itu!

"Mengapa aku merasa kamu sedang mengatai dirimu sendiri!" Joline membalasnya, "Mengapa kamu tidak mencermin diirmu dulu, sekarang kamu adalah wanita tua! Tampangmu ini juga pantas untuk bertemu dengan pamanku kah, sungguh tidak tahu malu!"

Abigail tercengang, "Paman apa?"

Adeline menarik tangan Joline, "Joline, sudah jangan bilang lagi."

Joline belakangan ini sudah terbiasa untuk memanggilnya, jadi dia juga tidak bisa mengubahnya langsung, identitas pamannya sekarang bagi orang luar masih terhitung adalah sebuah rahasia! Dia melirik kearah Adeline dengan rasa maaf.

Adeline melangkah kehadapan, "Ada apa kamu datang kemari hari ini?"

Abigail melirik kearah Adeline, sudah beberapa lama tidak bertemu, dia memang terlihat lebih berisi, "Kakak baikku, kamu sungguh enak sekali hidupnya! Tapi aku tidak begitu bagus, apakah menurutmu ini adil?"

"Abigail, dunia ini sangatlah adil." Joline berkata terhadap Abigail.

"Kamu butuh uang?" Adeline langsung menuju poinnya.

Abigail tentu saja tidak hanay menginginkan uang, dia juga menginginkan uang, orang sempurna seperti Thiago adalah yang diidamkan oleh semua wanita, "Kakak, hari ini aku masih belum makan, apakah aku boleh tinggal ditempatmu?"

Adeline melirik Abigail, meliaht Abigail yang sok dekat, Adeline langsung mundur, Sekarang dia tidak akan begitu bodohnya di bully oleh Abigail lagi, terutama ketika sekarang dia sudah hamil, jadi dia semakin harus berhati-hati.

Abigail menyadari bahwa Adeline sekarang bisa menjaga-jaga terhadapnya, tatapannya berubah, memang sudah berkembang lumayan bagus.

Joline menghalangi dihadapan Adeline, "Abigail, kamu jauh-jauh ketika ingin berkata."

Disaat ini, Thiago keluar, tadi ketika Adeline turun dari mobil, Nelson sudah meneleponnya.

Ketika melihat Thiago keluar, mata Abigail seolah bersinar, memang benar adalah lelaki unggul, bahka cara jalannya saja juga begitu memukau.

Thiago terus melirik kearah Joline dan Adeline, "Sudah sampai rumah mengapa tidak masuk saja?"

"Paman, disini ada seekor anjing betina yang menghalangi jalan!" Kata Joline.

Mendengar perkataan Joline, Thiago memberikannya tatapan memuji, Joline merasa senang, pamannya memujinya.

Thiago menarik tangan Adeline, "kakek dan nenek sedang menunggumu, ayo kita masuk!"

"Baik!" Adeline menganggukkan kepalanya, melihat Thiago keluar, Adeline akhirnya tenang, dia memegang erat tangan Thiago, sungguh baik ada dia!

Abigail yang tidak dihiraukan semua orang merasa dipermalukan, dia melihat Thiago dan Adeline melewati sampingnya, dia mengulurkan tangan dan menarik tangan Adeline.

Adeline yang ditarik tiba-tiba oleh Abigail lansung kaget dan menarik kembali tangannya, dan dia terjatuh kearah Thiago, untung saja Thiago menopangnya agar dia tidak terjatuh.

"Tidak apa-apa kan?" tanya Thiago dengan suara lembut, Adeline mengelengkan kepalanya, dia kaget, dia bergegas memegang perutnya, wajahnya sedikit pucat.

Thiago menatapi Abigail, "Apa yang kamu lakukan tadi?"

Melihat tatapan Thiago yang seolah ingin membunuh orang, Abigail takut dan mundur beberapa langkah, "Aku......."

"Jika Adeline kekurangan satu batang rambutpun, aku akan menyiksamu!" Kata Thiago.

Abigail mengigit bibirnya sendiri, bukankah hanya menariknya saja, mengapa harus begitu tegang, apakah Adeline begitu mahal?

Joline juga kaget, untung saja pamannya lincah, jika tidak resikonya besar, dia bergegas maju dan menampar Abigail.

"Atas dasar apa kamu bisa menamparku?" kata Abigail sambil memegang wajahnya.

"Aku memukul kamu wanita hina yang tidak tahu malu." Joline lanjut berkata, "Kamu segera pergi dari sini, jika kamu tidak mau pergi, aku akan panggil orang untuk mengusirmu, aku ingat sebelumnya kamu juga ada gugatan, jika ditambah beberapa gugatan lagi, mungkin saja kamu akan terus berada didalam penjara."

Abigail tahu jika dia berada disini terus pasti tidak akan mendapatkan keuntungan apapun lagi, dia hanya bisa pergi saja, dia awalnya mengira Adeline akan menjaganya, maka dengan begitu dia akan punya kesempatan untuk mendekati Thiago.

Namun sayangnya sekarang hati Adeline tidak lunak dan lembut seperti dulu, ada orang yang menjaga dan melindunginya memang berbeda.

"Tunggu sebentar!" Adeline berkata.

Abigail awalnya mengira Adeline mengubah pemikirannya, dia bergegas mencubit tangannya sendiri dan sakit sambil mengertakkan giginya, matanya langsung mengalirkan air mata, barulah dia memutarkan badannya, tampangnya sedikit kasihan.

Dia memanggil, "kakak......"

Novel Terkait

Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
3 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
3 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu