Mr Huo’s Sweetpie - Bab 212 Sifat Manusia Ada sisi Jeleknya

Ketika Thiago mendengar perkataan James, dia mengelengkan kepalanya.

"Kamu ambil sendiri, ini juga adalah sedikit hadiah dari kakekmu juga." kata Thiago.

James seolah juga tidak menyangka Thiago akan berkata seperti itu, "Kakek pernah memberitahuku untuk membantumu."

"Masih belum waktunya, sekarang kamu simpan saja baik-baik." Thiago melanjutkan, "Selanjutnya mereka mungkin akan memaksamu untuk menyerahkannya."

Thiago sebenarnya sedikit khawatir, yaitu mengenai identitas James, Joe dan Jason jika benar-benar turun tangan terhadap Tuan Besar, maka target selanjutnya pasti adalah James, sampai saat itu mereka pasti akan menggunakan identitas James membuat masalah.

James juga melihat kekhawatiran Thiago lewaat matanya, "Apakah kamu mengkhawatirkan aku?"

"Iya!" Thiago tidak mengelaknya.

James sedikit kaget akan kekhawatiran dari Thiago, "Apa yang perlu dikhawatirkan dari aku?"

Thiago tidak menjawab sejujurnya, sekarang bukanlah waktunya, dia menyimpan semua eskpresinya, "Sudah semestinya orang tua mengkhawatirkan orang yang lebih muda."

Ketika mendengar perkataan ini, James sangatlah menolaknya, "Aku berbeda dengan Joline, bagaimanapun juga aku merasa bahwa kita adalah satu generasi."

Thiago tersenyum, "Fakta adalah fakta, untuk apa menolaknya?" Tapi tidak salah juga kata James, jika disingkirkan semua ini, dia dan Thiago memang adalah satu generasi.

"Oh iya, Thiago, menurutmu apa yang akan mereka lakukan selanjutnya?" James benar-benar ingin tahu pemikiran Thiago.

Thiago mengangkat kepalanya, dia menatapi James, "Turun tangan terhadap Jhon."

Mendengar kabar ini, James tidak bisa tenang, "Bagaimana caranya? Apakah mereka ingin..." Terpikiran akhir seperti itum, James masih merasa takut, mereka seharusnya tidak akan melakukan itu, bagaimanapun juga adalah keluarganya sendiri.

"James, sifat manusia pasti ada sisi jeleknya." Jawab Thiago.

"Kalau begitu kita harus melindungi kakek dengan baik." James merasa bahwa ini adalah cara yang paling aman, jika sudah tahu gerakan mereka, maka harus melakukan seperti begini.

Thiago mengelengkan kepalanya, "Tidak perlu."

"Mengapa?" James menatapi Thiago dengan penuh tidak mengerti, "Mengapa tidak perlu?"

Mungkin karena hubungan ayah dan anak, Thiago merasa abhwa John pasti akan melakukan pengorbanan seperti ini.

James sama sekali tidak mengerti akan maksud Thiago tidak perlu, namun dengan cepat dia mendapatkan balasan dari John.

Malam itu.

James membawa banyak pertanyaan untuk bertemu dengan John.

Ketika melihat James datang, Jhon lumayan senang, dia terlihat lumayan bagus, hanya saja tidak bisa berdiri saja.

"James datang."

"Iya, kakek, bagaimnaa rasamu sekarang?" tanya James.

John menganggukkan kepalanya, "Aku lumayan baik, bagaimana denganmu? Kabarnya kamu bekerjasama dengan pamanmu? Banyaklah belajar darinya, dia akan mengajarimu sangat banyak, sekarang kakek tidak bisa mengajarimu apa-apa, semua harus mengandalkan dirimu."

"Baik!" Ketika mendengar perkataan ini, hati James tidaklah nyaman, dia terus merasa bahwa John sedang mengatakan wasiatnya.

Setelah ragu-ragu sejenak, James berkata, "Kakek, Thiago bilang bahwa ayah dan kakak akan turun tangan terhadapmu, tapi dia bilang tidak perlu melindungimu, dia begini......"

John tersenyum, "Dia mengerti aku, benar-benar mengerti, James, kakek sudah setua ini, sudah cukup kehidupanku, aku juga harus melepaskan semuanya, aku sudah sampai waktu untuk menebus dosaku disana."

John merasa bahwa kepergiannya barulah ada hal yang lebih mudah untuk dilanjutkan, "James, harus mendukung pamanmu! Kedepannya kamu pertahankan keluarga Yun bersama dengannya! ini juga adalah permintaan terakhir dari Kakek, berjanjilah padaku!"

"Kakek......." Mendengar perkataan ini, James langsung merasa sedih, "Kamu tidak akan kenapa-kenapa."

John tersenyum, "Dan bukankah kamu selalu mengerti akan ini, kakek sebenarnya terus saja menunggu datangnya hari itu."

Mendengar perkataan ini, James semakin sedih, karena dia pernah mengatakan hal ini, ketika harus menghadapinya, hatinya benar-benar sedih, atau mungkin karena pemikiran dalam hatinya sudah berubah.

James mengangukkan kepalanya, "James, Kakek masih ingin memohonmu akan satu hal! Kamu harus banyak membantu masa depan Joline, kamu harus mencarikan seorang lelaki yang baik untuknya, besok kamu suruh dia datang bertemu denganku."

James mengangukkan kepalanya, matanya mengalirkan air mata, rasanya ini serta suasana sekitar terasa begitu berat, namun dia juga tetap berjanji kepada John, "Baik!"

Pagi hari keesokan harinya.

Ketika John masih belum bangun, Joline sudah tiba, dan membawakan sup yang bergizi untuknya.

Joline terus menunggu John untuk bangun, didalam hatinya juga punya rasa bahwa ini adalah terakhir kalinya bertemu dengan kakeknya.

John bergerak dan membuka matanya, Ketika melihat Joline duduk disampingnya, dia tersenyum, "Joline sudah datang?"

"Iya, Kakek!"

"Joline, apakah kamu baik-baik saja sekarang?" John mendengar beberapa hal mengenai Joline dari Adeline.

"Aku lumayan baik." Jawab Joline, "Paman dan lainnya sangatlah baik terhadapku."

John mengangukkan kepalanya, "Kedepannya kamu harus menggantikan kakek untuk menjaga kedua orang tua dari keluarga Huo dengan baik."

air mata Joline langsung mengalir, "Kakek, kamu jangan mengatakan hal-hal ini, sangat aneh!"

"Kedepannya juga harus dengar perkataan pamanmu, paham?" John melanjutkan, "Kamu adalah anak yang baik, kedepannya pasti juga akan bahagia."

Joline terus menangis, Kakek jelas sedang mengatakan wasiatnya, "Kakek, aku sekarang sudah menemukan sebuah pekerjaan, itu juga adalah pekerjaan yang aku sukai, meskipun sedikit lelah, namun aku merasa lumayan baik, setelah aku mendapatkan gaji, aku mau membelikan hadiah untukmu."

John merasa senang ketika mendengarkannya, "Baik! Kamu sudah dewasa, kakek merasa senang."

"Kakek, kamu pasti harus menungguku." Tambah Joline.

John hanya tersenyum saja, dia tidak menjawabnya.

Joline menemani John dan bercerita lain, dan perlahan menghilangkan suasana berat ini, namun karena pekerjaan, Joline harus pergi dulu.

Satu hari kemudian, Joe dan Jason datang kerumah sakit.

Kali ini mereka terus terang untuk pergi menjenguk John.

Seakli masuk, mereka berdua langsung terlihat sangatlah sedih.

"Ayah!" Joe memanggilnya, "Kamu sudah bangun mengapa tidak memanggilku?"

"Kakek, kamu bangun seharusnya memberitahu kami, belakangan ini urusan kantor sedikit banyak, aku sudah kebablasan, makanya aku menjengukmu sekarang." Kata Jason seolah meminta maaf.

John melirik mereka dan berkata, "Sudah cukup aktingnya, meskipun aku terbaring disini, tapi aku masih tahu dengan apa yang terjadi diluar sana."

Mendengar perkataan John, Joe dan Jason berubah ekspresi.

"Jika begitu, kami akan katakan langsung." Tatapan Joe terlihat ganas, "Mengapa membiarkan Thiago mengakuisisi Yun's Corp? Ayah, kamu sungguh berpihak sebelah, aku juga adalah anakmu! Kamu malah memberikan Yun's Corp dan seluruh harta keluarga Yun kepadanya, apa maksudmu ini?"

Novel Terkait

Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
4 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu