Mr Huo’s Sweetpie - Bab 123 Untuk Apa Kalian Segugup Itu

Saat melihat Thiago Huo berjalan masuk, perasaan Adeline Qiao pun perlahan menenang.

Thiago Huo berdiri di depan hadapan Adeline Qiao dan melihat wajahnya yang sedikit memucat.

“Merasa tidak sehat?” Thiago Huo mengulurkan tangannya dan mengelus wajah Adeline Qiao, namun ia langsung menghindarinya.

Adeline Qiao tidak ingin memanja seperti ini di depan hadapan kakek, terlebih lagi, kakek sepertinya sudah merasa sangat keberatan dengannya.

Thiago Huo melihat Adeline Qiao menghindarinya, ia pun langsung mengerutkan alisnya, mengulurkan tangannya dan menahan bahu Adeline Qiao,”Apa yang kamu hindari!”

Adeline Qiao benar-benar kesulitan oleh sikap Thiago Huo ini, dia sebenarnya tidak ingin seperti ini. Karena dia juga merasakan tatapan kakek yang tajam.

Adeline Qiao menyingkirkan Thiago Huo dengan tangannya, lalu melirik Thiago Huo dengan perasaan tidak tenang.

“Thiago Huo, apa maksudmu ini!” Colton Huo ternyata terlebih dahulu bertanya kepadanya.

Thiago Huo mengangkat tatapannya dan melirik kakekya sejenak,”Kalau begitu, permisi, apa maksud kakek datang kemari? Apakah karena tidak mempercayai diriku?”

Colton Huo merasa marah dan menatap Thiago Huo,”Kenapa? Apakah kamu ingin beradu denganku setelah mempunyai seorang wanita? Jangan lupa siapa yang telah bersusah payah membesarkan dirimu.”

“Kakek, aku mengingat semua ini!” Jawab Thiago Huo.

Colton Huo menyapu pandangan dinginnya melewati Thiago Huo, hingga akhirnya berhenti pada Adeline Qiao,”Siapa namamu?”

Adeline Qiao seakan-akan terkejut oleh karena Colton Huo, suaranya pun terdengar menjadi sangat kecil,”Kakek, namaku Adeline Qiao!”

Thiago Huo merasa Adeline Qiao sedang bergemetar, sepertinya ia terkejut oleh karena kakek. Ia meninggikan alisnya sejenak, lalu mengisyaratkan kepada kakeknya untuk tidak menakutinya.

Colton Huo sudah mendengar sedikit gosip dari Lindsay Mo, sehingga kesannya terhadap Adeline Qiao saat ini sangat buruk.

“Kenapa? Apakah sudah ketakutan saat aku belum mengatakan apapun? Sepertinya sifatnya ini terlalu pengecut?” Colton Huo mendengus dingin.

Adleine Qiao menundukkan kepalanya,”Maaf, Kakek!”

“Kamu tidak melakukan kesalahan apapun, mengapa kamu meminta maaf,”ucap Thiago Huo sambil menatap Adeline Qiao, ia merasa sakit hati karena harus membiarkannya tiba-tiba menghadapi situasi seperti ini.

Terlihat jelas kakek dan neneknya ini diprovokasi oleh orang lain, jika tidak, mereka tidak akan mungkin tiba-tiba datang kemari.

Suara Mary terdengar dari arah ruang tamu,”Apakah Thiago sudah pulang?”

Ia berbicara dengan bahasa Inggris, Adeline Qiao pun tercengang, da hampir saja lupa bahwa ia masih harus menghadapai satu orang lagi di dalam.

Perasaannya kini semakin menegang, ia merasa dahinya sudah mulai mengeluarkan tetesan-tetesan keringat kecil.

“Iya! Aku sudah pulang,”nada bicara Thiago Huo terdengar meninggi.

“Masuk dan bicarakan di dalam saja!” Mary melanjutkan ucapannya.

Setelah Colton Huo mendengarnya, ia pun mendengus dingin dan terlebih dahulu berpaling menuju ke ruang tamu.

Thiago Huo menatap Adeline Qiao, wajahnya kini terlihat lebih memucat lagi dibandingkan sebelumnya, dirinya kini terlihat seperti bergemetar. Walaupun kakeknya memang sedikit lebih tegas, namun ia tidak perlu merasa takut sampai seperti ini.

“Adeline Qiao, apa yang terjadi padamu?” Thiago Huo bertanya ragu.

Adeline Qiao berusaha untuk tersenyum menjawab Thiago Huo,”Aku baik-baik saja. Ayo cepat masuk, jangan biarkan kakek dan nenek menunggu.”

Adeline Qiao tidak menyampaikan kepada Thiago Huo bahwa ia merasa tidak nyaman, bahkan kepalanya terasa sangat pusing, hingga kedua kakinya kehabisan tenaga.

Namun ia masih saja terus bertahan, ia bahkan mendorong Thiago Huo untuk berjalan maju, lalu ia mengikutinya dari belakangnya.

Thiago Huo tahu Adeline Qiao merasa tertekan, dia hanya mengikuti keinginannya dan berjalan di depan hadapannya. Adeline Qiao diam-diam mengikuti Thiago Huo dari belakang dan berjalan secara perlahan.

Pada saat berjalan masuk ke ruang tamu, Thiago Huo melihat Colton Huo yang sudah duduk, serta Mary yang terus duduk di sisinya.

“Nenek!” Thiago Huo hanya menyapanya dengan sepatah kata.

Colton Huo menatap Thiago Huo dengan perasaan keberatan, dia ini menuturkan dengan jelas bahwa dia tidak dihargai.

Adeline Qiao menatap kemari, ia menarik pakaian Thiago Huo dari belakangnya, lalu mengisyaratkannya bahwa ia masih harus menyapa kakeknya.

Thiago Huo tidak menghiraukannya, ia hanya mengulurkan tangannya dan menahan tangan Adeline Qiao, lalu menariknya ke sisinya.

“Mari kuperkenalkan sejenak. Ini adalah Adeline Qiao!” Thiago Huo berbicara sambil menatap Colton Huo dan Mary.

Thiago Huo kemudian menatap Adeline Qiao,”Adeline Qiao, ini kakek dan nenekku.”

Setelah Adeline Qiao selesai mendengarnya, ia langsung membungkukkan tubuhnya ke arah Colton Huo dan Mary, ia melihat semua orang Korea di televisi melakukannya seperti ini.

“Halo, kakek, nenek! Aku adalah Adeline Qiao, ini adalah pertama kalinya kami bertemu, mohon tuntunannya,”ucap Adeline Qiao sambil membungkukkan pinggangnya.

Colton Huo kemudian tidak mengatakan apapun lagi saat melihat Adeline Qiao bersikap seperti ini. Ia hanya menatap dingin Thiago Huo, sekaan-akan bermaksud untuk mencari masalah dengannya. Dia ini sengaja membuat Adeline Qiao merasa tidak nyaman.

Thiago Huo menatap tajam Colotn Huo, lalu menuntun Adeline Qiao,”Sudah.”

Adeline Qiao mengangkat kepalanya dan melirik Colton Huo, tatapannya terlihat sedikit berhati-hati. Kakeknya ini tidak berbicara, bagaimana ia mungkin berani bergerak!

“Kakek!” Thiago Huo langsung memanggil Colton Huo. Dia tahu kakeknya ini sengaja melakukannya!

Mary sepertinya merasakan ada sesuatu yang terjadi, ia mengulurkan tangannya dan menepuk Colton Huo,”Sudah, jangan biarkan anak-anak merasa takut!”

“Aku tidak melakukan apapun? Untuk apa kalian gugup seperti ini?” Colton Huo ingin memastikan posisinya dengan cara seperti ini terhadap Adeline Qiao.

Mary melihat Colton Huo tidak bergerak, sehingga iapun memutuskan untuk berbicara terlebih dahulu,”Duduk saja dahulu sebelum membicarakannya!”

Thiago Huo langsugn menuntun Adeline Qiao,”Sudah, ikuti kebiasaan disini saja kedepannya. Kamu tidak perlu mempelajari cara-cara di televisi itu.”

Adeline Qiao menegakkan tubuhnya, kepalanya terasa sedikit pusing, ia juga tidak dapat berdiri dengan stabil, sehingga ia langsung terjatuh ke sisi Thiago Hu.

Thiago Huo langsung mengulurkan tangannya dan memeluknya, dia terlihat sedikit aneh hari ini,”Apakah kamu baik-baik saja?”

Adeline Qiao menggunakan bantuan Thiago Huo untuk menegakkan tubuhnya,”Aku baik-baik saja.”

Saat melihat wajah dan bibir Adeline Qiao yang memucat, Thiago Huo pun merasa yakin bahwa Adeline Qiao sedang tidak sehat.

Colton Huo membuka mulutnya dan berkata,”Tubuhmu sepertinya snagat lemah, aku bahkan belum menghukummu untuk terus berdiri!”

“Tuan Huo, apa yang sedang kamu bicarakan!” Walaupun Mary tidak bisa melihatnya, namun ia dapat merasakan ada yang kurang tepat, ia mengulurkan tangannya,”Thiago, apa yang terjadi padanya?”

Adeline Qiao kini baru melihat mata Mary, walaupun sepasang mataya itu terlihat seperti mata biasa, namun jika diperhatikan lebih lagi, kamu dapat menyadari bahwa matanya tidak fokus.

Adeline Qiao langsung menatap ke arah Thiago Huo dan melihat Thiago Huo menganggukan kepalanya. Ia akhirnya mengerti, ternyata neneknya tidak bisa melihat.

Adeline Qiao perlahan mendorong Thiago Huo, lalu mengulurkan tangannya dan hendak menggenggam tangan Mary.

“Kamu tidak boleh menyentuhnya!” Ucap Colton Huo.

Adeline Qiao langsung menarik kembali tangannya, ia tahu bahwa dirinya ini juga sudah terlalu tergesa-gesa.

Thiago Huo menuntun Adeline Qiao untuk duduk,”Duduklah.”

Adeline Qiao melirik Colton Huo seakan-akan sedang menunggunya berbicara.

“Tidak perlu hiraukan kakek,”tambah Thiago Huo.

Adeline Qiao merasa ini kurang baik, namun Thiago Huo memaksanya untuk duduk di samping Mary.

Mary mengulurkan tangannya,”Apakah kamu adalah Adeline Qiao?”

Adeline Qiao langsung menggenggam tangan Mary,”Iya, Nenek!”

“Anakku, tanganmu dingin sekali.” Mary dapat merasakan tangan Adeline Qiao yang dingin.

Adeline Qiao terlihat canggung,”Nenek, tanganku selalu seperti ini.”

Adeline Qiao juga dapat merasakan tangan Mary yang menutupi tangannya,”Kamu harus memperhatikan kesehatanmu, jika tidak, kamu akan mengalami kesulitan ketika mengandung nanti.”

Saat mendengar ucapan ini, Colton Huo langsung memotong ucapnnya,”Aku masih belum menyetujui wanita ini masuk ke dalam keluargaku! Darimana asal anaknya!”

Novel Terkait

Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
3 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
3 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
3 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu