Mr Huo’s Sweetpie - Bab 153 Tapi Aku Merasa Kamu Bermasalah

Adeline Qiao mendengar suara Thiago Huo, terlebih lagi, suaranya seakan-akan terdengar tidak tenang.

Selvy Lin melihat kedua orang ini terlihat sedikit aneh, suasananya juga terasa sedikit canggung, ia pun langsung membuka mulutnya dan berkata,”Tuan Muda, teh ginsengmu sudah selesai diseduh.”

“Letakan di ruang belajar,”ucap Thiago Huo sambil mengerutkan alisnya.

Selvy Lin menganggukan kepalanya, ia langsung menyajikan teh ginsengnya masuk ke dalam ruang belajar, lalu bergegas turun.

Thiago Huo berjalan ke depan hadapan Adeline Qiao, dengan nada bicara yang terdengar serupa seperti biasanya.

“Sudah bangun?”

Adeline Qiao mengangkat kepalanya, lalu melihat Thiago Huo yang sedang berdiri di depan hadapannya dan mengerutkan bibirnya.

Thiago Huo juga sedang merasa ragu, apakah dia mendengar isi dari percakapan antara dirinya dengan John Yun?

Adeline Qiao juga merasa sangat berantakkan, dalam menghadapi penjelajahan Thiago Huo, ia memilih untuk kembali menundukan kepalanya,”Aku ingin turun untuk menuang air.”

Setelah selesai berbicara, Adeline Qiao pun langsung mengitari Thiago Huo dan berjalan ke arah tangga. Thiago Huo baru saja ingin mengulurkan tangannya dan menariknya, namun ia akhirnya tidak berhasil menangkapnya.

Saat melihat tangannya yang hampa, Thiago Huo tiba-tiba merasakan perasaan yang aneh. Ia berpaling dan melihat bayangan yang bergegas turun itu, alisnya pun kembali mengerut.

Adeline Qiao termenung berdiri di samping meja, ia menunangkan air sambil memikirkan permasalahannya. Ia benar-benar tidak memperhatikannya, sehingga air pada gelasnya pun perlahan bercucuran.

Selvy Lin mendengar suara aliran air, ia berpaling dan melihat keadaan Adeline Qiao.

“Nyonya Muda, ada apa denganmu?”

Setelah mendengar suara Selvy Lin, Adeline Qiao baru kembali fokus. Ia pun melihat air yang bercucuran itu sudah terlebih dahulu membasahi permukaan meja.

“Maaf!” Adeline Qiao langsung meletakkan ketel airnya, mengulurkan tangannnya dan pergi mengambil gelasnya. Namun ia lupa bahwa air tersebut adalah air panas, tangannya merasakan panas dan langsung meregangkan genggamannya, gelas tersebut terjatuh di atas permukaan tanah, lalu langsung memercikkan semua airnya.

Suara yang nyaring itu juga mengejutkan perasaan Adeline Qiao pada saat yang bersamaan. Ia menatap gelas yan sudah hancur itu dengan wajah yang tegang. Ini sepertinya juga bukanlah sebuah pertanda yang baik.

Selvy Lin langsung menghampirinya,”Nyonya Muda, apakah kamu baik-baik saja?”

Adeline Qiao diam-diam menggelengkan kepalanya, ia tetap saja masih belum bisa menenangkan dirinya,“Aku yang merapikannya saja!”

Adeline Qiao membungkukkan punggungnya, pada saat ia baru saja mengutip salah satu serpihan, ia lagi-lagi terluka,”St......”

“Astaga, Nyoya Muda, tanganmu sudah berdarah,”Selvy Lin berseru terkejut, ia langsung menuntun Adeline Qiao untuk beranjak berdiri.

“Aku akan pergi mengambil kotak obat, Nyonya Muda tidak perlu bergerak dahulu, aku akan mengurusi semua ini.”

Adeline Qiao menganggukan kepalanya, ia melihat tangannya yang terus meneteskan darah tersebut. Apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya?

“Apa yang terjadi?” Thiago Huo mendengar suaranya dan juga bergegeas turun dari lantai atas.

Adeline Qiao melihat Thiago Huo yang tiba-tiba muncul dan langsung kembali fokus, ia pun bergegeas menyembunyikan jarinya di balik tubuhnya.

Thiago Huo tiba di depan hadapan Adeline Qiao dengan cepat, ia pun lansung ingin mengambil tangannya yang ia sembunyikan itu.

Saat melihat darah pada jarinya, tatapan Thiago Huo pun langsung berubah menajdi tidak tenang,”Mengapa bisa terluka?”

“Aku tidak berhati-hati,”suara Adeline Qiao terdengar sangat pelan.

Pada saat inilah Thiago Huo melihat serpihan gelas yang pecah di atas permukaan lantai, serpihan yang disertai dengan bekas darahnya. Dia juga langsung mengerti apa yang terjadi.

“Nyonya Muda, kotak obatnya berada di sini,”Selvy Lin datang sambil membawakan kotak obat.

Thiago Ho berkata kepada Selvy Lin,”Bawa kotak obat tersebut ke ruang tamu.”

“Oh.” Selvy Lin pun membawa kotak obat itu keluar.

Thiago Huo menarik tangan Adeline Qiao dan hendak berjalan ke arah luar, namun Adeline Qiao tiak bergerak. Thiago Huo yang melihat keadaannya itupun langsung menggendong Adeine Qiao.

“Ah!” Adeline Qiao juga tidak sempat bereaksi, tubuhnya langsung meninggi, sehingga ia pun berseru terkejut.

Thiago Huo menatap Adeline Qiao yang berada dalam pelukannya itu,”Apa yang terjadi hari ini? Kamu terlihat seperti kehilangan nyawamu.”

Setelah selesai berbicara, Thiago Huo pun langsung menggendong Adeline Qiao pergi menunju ke ruang tamu. Setelah menurunkan Adeline Qiao di atas sofa, Thiago Huo langsung membantu Adeline Qiao mengurusi lukanya.

Selvy Lin melihat Thiago Huo hendak mengurusinya sendiri, ia pun merasa tenang untuk pergi merapikan serpihannya.

Adeline Qiao terdiam melihat Thiago Huo yang sedang membersihkan dan membalut lukanya dengan berhati-hati itu. Apakah dirinya yang seperti ini benar-benar mempunyai hubungan dengan Keluarga Yun? Adeline Qiao tidak berani terus memikirkanya, juga tidak ingin terus menebaknya.

“Apakah masih terasa sakit?”

Adeline Qiao menggelengkan kepalanya,”Tidak sakit.”

Thiago Huo mengepal tangan Adeline Qiao dengan erat, jarinya perlahan mengelus cincin pada jari Adeline Qiao,”Adeline Qiao, kita adalah suami istri. Kamu boleh bercerita kepadaku jika ada masalah. Aku di ruang buku sebelumnya......”

Adeline Qiao bergegeas menggunakan tangan yang lainnya untuk mengelus bibir Thiago Huo,”Aku baik-baik saja, kamu tidak perlu khawatir.”

Ia juga tersenyum kepada Thiago Huo setelah selesai berbicara, ia kini tidak ingin membicarakan hal lainnya lagi dengan Thiago Huo. Thiago Huo pun merasa semakin sakit hati melihat Adeline Qiao seperti ini. Apakah si bodoh ini benar-benar ingin menghadapinya seorang diri?

Setelah itu, Adeline Qiao tidak menanyakan apapun, hal ini membuat Thiago Huo merasa kebingungan.

Dua hari kemudian, Howard Qin menyuruh Adeline Qiao pergi ke kantornya untuk membahas proposal perencanaannya.

Howard Qin melihat tatapan Adeline Qiao yang tidak terlalu bersemangat,”Apakah kamu tidak tertidur dengan nyenyak? Energimu terlihat sangat lesu.”

“Tidak,” Adeline Qiao menggelengkan kepalanya,”Manajer Qin, apakah ada masalah dengan proposal rencananya?”

Howard Qin menggelengkan kepalanya,”Tidak ada masalah dengan perencanaannya, namun aku merasa kamu bermasalah. Apa yang terjadi antara dirimu dengan Thiago? Dia juga terlihat tidak bersemangat selama dua hari ini, aku kira ia terlihat sedang merasa terbebani.”

Adeline Qiao merasa semakin sakit hati mendengar Howard Qin mengungkit mengenai Thiago Huo, ia menyingkir darinya secara sengaja selama dua hari ini.

“Masalah apa yang muncul diantara kalian?” Tanya Howard Qin.

Adeline Qiao menundukkan kepalanya, jarinya terus memainkan sudut pakaiannya,”Manajer Qin, sudah berapa lama kamu mengenal Thiago?”

Howard Qin berpikir sejenak,”Sepertinya sudah sangat lama, ada apa?”

Adeline Qiao terus meragukan apakah ia perlu bertanya mengenai permasalahan Thiago Huo kepada Howard Qin atau tidak, namun bukankah bertindak seperti ini menunjukkan bahwa dia ini tidak mempercayainya?

Howard Qin melihat Adeline Qiao menggigit bibirnya sendiri, sepertinya benar-benar sulit sekali menuturkannya.

“Manajer Qin, apakah kamu tahu siapa ayah Thiago?”

Howard Qin langsung tercengang mendengar Adeline Qiao mengajukan pertanyaan ini. Mengapa Adeline Qiao tiba-tiba bertanya seperti ini? Apakah dia mungkin sudah mengetahui sesuatu?

“Mengapa kamu tiba-tiba menanyakan hal ini?”

“Merasa penasaran saja! Aku selalu saja merasa bahwa aku tidak memahami dirinya sedikitpun,”ucapan Adeline Qiao ini juga tedengar sedikit sinis.

Howard Qin pun paham akan alasan tekanan yang menimpa Thiago Huo selama dua hari ini, sepertinya Adeline Qiao kini sudah mengetahui beberapa kebenaran.

Adeline Qiao terus menunggu jawaban Howard Qin,”Tidak bisa mengatakannya kepadaku?”

“Bukan. Aku kira permasalahan ini akan lebih baik dibicarakan oleh Thiago Huo sendiri,”ucap Howard Qin. “Adeline Qiao, aku ingin mengatakan beberapa hal lain kepadamu.”

Adeline Qiao menganggukan kepalanya,”Silahkan.”

“Pada saat kamu baru saja menikah dengan Thiago, aku tidak menyetujuinya! Namun setelah kalian berjalan bersama sejau ini, aku merasa Thiago Huo tidak memilih orang yang salah. Selama kalian berdua saling mencintai, maka tidak ada masalah.”

Adeline Qiao terus mempertimbangkan kembali ucapan Howard Qin, saat sudah berhenti, ia baur menyadari bahwa dia sudah tiba di lantai bawah perusahaan. Ia mengeluarkan ponselnya dan menelepon Nelson Xiang, lalu berkata bahwa ia ingin pergi jalan santai, sehingga ia akan pulang sedikit lebih larut.

Namun Adeline Qiao pergi sangat lama. Saat sudah merasa lelah, ia pun memilih untuk beristirahat di salah satu kafe.

Saat ia baru saja ingin memesan segelas jus buah, seseorang tiba-tiba duduk di depan hadapannya.

Adeline Qiao mengangkat kepalanya dan langsung terlihat terkejut ketika sudah melihat jelas orangnya.

“Mengapa kamu bisa di sini?” Tanya Adeline Qiao.

James Yun menatap Adeline Qiao,”Aku kebetulan juga sendirian.”

Adeline Qiao mengerutkan alisnya, apa maksud dari ucapan Thiago Huo ini?

“Kamu juga ingin minum kopi?”

Adeline Qiao menggelengkan kepalanya,”Aku ingin segelas jus buah.”

Setelah selesai memesan, James Yun menatap Adeline Qiao dan berkata,”Kamu sepertinya sedang mempunyai beban pikiran, aku kira pasti berhubungan dengan Thiago Huo!”

Novel Terkait

Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
4 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
4 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
5 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
4 tahun yang lalu