Mr Huo’s Sweetpie - Bab 152 Menyadari Bahwa Orang Yang Berada Di Sisimu Membohongimu

Setelah panggilan berakhir, Thiago Huo pun duduk di kursinya.

Alisnya terus mengerut, berapa banyak hal yang sebenarnya sudah Quin Fu dan Adeline Qiao bicarakan?

Thiago Huo merasa sedikit tidak tenang, dia tidak pernah merasakan perasaan seperti ini sebelumnya. Sepertinya pepatah tersebut benar, saat kamu sudah mempunyai titik kelemahan, maka kamu dapat dilukai.

Quinn Fu sepertinya juga sudah menemukan titik kelemahannya, apa yang sebenarnya akan dilakukan oleh anggota keluarga Yun selanjutnya?

Pada saat sedang merasa kesal, kepala Adeline Qiao yang kecil itu muncul di arah pintu,”Thiago......”

Suara ini menarik fokus Thiago Huo kembali,”Ya?”

“Kak Selvy bertanya apakah ada yang ingin kamu makan?” Adeline Qiao terus bertanya.

Tatapan Thiago Huo pun berubah melembut,”Kamu saja yang putuskan, aku tidak merasa keberatan dengan apapun.”

“Baik.” Adeline Qiao tersenyum. Saat melihatnya hendak bergerak mundur dan pergi, Thiago Huo langsung memanggilnya,”Adeline Qiao!”

Adeline Qiao langsung menghentikan gerakannya, ia menatap Thiago Huo yang seakan-akan ingin menyampaikan sesuatu kepadanya,”Kenapa?”

“Tidak apa-apa, aku hanya ingin memanggilmu saja.” Ucapan Thiago Huo tersendat di dalam tenggorokannya. Ada beberapa hal yang tidak akan pernah bisa ditarik kembali setelah dituturkan.

Thiago Huo merasa sedikit kesal, mengapa ia tidak mengakuinya kepada Adeline Qiao sejak awal? Jika demikian, apakah ia mungkin akan kehilangan dirinya? Lalu tidak akan bisa memiliki semua yang ia miliki saat ini?

Ini adalah pertama kalinya perdebatan muncul di dalam hati Thiago Huo, apakah menghadapi perasaannya itu memang seperti ini?

Adeline Qiao melihat ekspresi Thiago Huo, apa yang sebenarnya ingin ia katakan kepada dirinya? Namun dia tidak mengatakannya.

“Aku akan menyelesaikan proposalnya dahulu.” Adeline Qiao melihat Thiago Huo terdiam, ia pun langsung berpaling keluar.

Keesokan harinya.

Adeline Qiao membawa proposal barunya dan pergi mencari Howard Qin, sayang sekali Howard Qin kebetulan ada urusan dan sedang keluar. Sehingga Adeline Qiao pun harus menunggu di ruang kerjanya.

Jennie Jian menuangkan segelas air untuk Adeline Qiao,”Sepertinya hidupmu berjalan lancar belakangan ini, wajahmu bahkan terlihat menggemuk. Sepertinya CEO Huo menjagamu dengan sangat baik.”

Adeline Qiao tersenyum,”Jennie, jangan isengi aku.”

“Tidak! Aku mengatakan yang sesungguhnya,”jawab Jennie Han. “Seluruh dunia kini sudah mengetahui bahwa kamu adalah pasangan CEO HD, reputasi ini benar-benar cukup baik.”

Adeline Qiao tidak tidak memperhatikan hal ini. Ia hanya ingin melewati hari-harinya dengan tenang bersama dengan Thiago Huo. Namun realita tidak semudah itu, ia sudah menyampaikan kepada dirinya sendiri untuk tidak memikirkan hal-hal tersebut, namun ia selalu saja teringat ketika ia berhenti berkegiatan.

Jennie Han menyadari masalah perasaan Adeline Qiao,”Adeline, sepertinya ada yang membebani perasaanmu?”

Adeline Qiao menatap Jennie Han,”Jennie, jika suatu hari kamu menyadari bahwa orang yang berada di sisimu itu membohongimu, apa yang akan kamu lakukan?”

Jennie Jian tidak paham mengapa Adeline Qiao tiba-tiba bertanya demikian, namun ia tetap saja menjawab sesuai dengan pendapatnya sendiri,”Kita harus melihat apa alasan orang tersebut? Jika ia membohongimu demi kebaikanmu, maka aku akan memilih untuk memaafkannya. Jika dia ingin membohongiku untuk mendapatkan sesuatu, maka orang ini tidak pantas dimaafkan.”

Adeline Qiao merasa gusar mendengar ucapan Jennie Jian. Jika memang demikian, apa yang sebenarnya dilakukan oleh anggota Keluarga Yun! Tidak ada yang bisa didapatkan dari dirinya ini, apakah mereka benar-benar harus membohongi dirinya seperti in?

“Adeline, apakah kamu bertemu dengan hal seperti ini?” Jennie Jia juga dapat melihat sedikit petunjuk dari ekspresi dan tatapan Adeline Qiao,”Apakah mungkin CEO Huo?”

Adeline Qiao bergegas menggelengkan kepalanya,”Bukan! Jangan sembarangan berpikir. Thiago tidak akan mungkin membohongi diriku!”

“Bukankah itu adalah sebuah hal baik, apalagi yang kamu khawatirkan?” Jennie Han menggenggam tangan Adeline Qiao dan berkata,”Jika kamu memang sudah memilih CEO Huo, maka kamu harus terus mempertahankannya, jangan baca komentar-komentar membosankan di internet itu.”

Jennie Han tidak berpikir terlalu jauh, ia hanya mengira Adeline Qiao sembarangan berpikir karena melihat komentar orang-orang di internet.

Akhirnya, Adeline Qiao tidak menunggu Howard Qin, ia menitipkan dokumennya kepada Jennie Han. Ia ingin pulang terlebih dahulu, jika tidak, Thiago Huo pasti akan mengkhawatirkan dirinya.

Tetapi ketika tiba di rumah, ia baru menyadari bahwa Thiago Huo juga sedang tidak di ada.

Dia duduk seorang diri di ruang tamu, lalu menonton komedi stambul dengan perasaan bosan.

Setelah beberapa saat, bel pintu pun berbunyi.

Adeline Qiao bergegas berjalan ke depan hadapan alat komunikasi,”Halo, siapa!”

“Halo, disini terdapat paket milik Tuan Huo, mohon tanda tangani.”

Adeline Qiao membuka pintunya dan mempersilahkan petugas pengirim.

Setelah selesai menandatanganinya, Adeline Qiao melirik pengirimnya, sebuah firma hukum yang bernama Firma Hukum Hengyi yang mengirimkannya.

Maka mungkin adalah setumpuk dokumen, tetapi untuk apa Thiago Huo memerlukan ini semua? Terlebih lagi, adeline Qiao bahkan merasa pernah mendengar nama Firma Hukum Hengyi ini sebelumnya, benar-benar tidak asing.

“Nyonya, supmu sudah selesai dipersiapkan.”

“Baik!” Adeline Qiao tidak berpikir lebih jauh lagi, ia pun langsung membawa paket tersebu dan meletakkannya di ruang belajar.

Setelah selesai meminum sup, Adeline Qiao pun pergi tidur siang.

Namun ia tidak dapat tidur siang dengan tenang, ia memimpikan sebuah mimpi aneh. Aku bermimpi aku dan Thiago Huo tiba-tiba kembali ke rumah Keluarga Yun, sedangkan semua anggota Keluarga Yun bersikap sangat tidak ramah dengan Thiago Huo, semua orang terlihat benci, sedangkan kebenciannya itu tertuju kepada Thiago Huo, seakan-akan Thiago Huo merebut harta karun kesayangan mereka.

Namun pada saat dimana anggota Keluarga Yun datang, Adeline Qiao pun langsung terbangun.

Adeline Qiao menghirup nafas yang dalam, untung saja hanyalah sebuah mimpi. Terlebih lagi, Thiago Huo juga pernah berkata bahwa mimpi selalu berkebalikan dengan realita, sehingga ia tidak perlu mengkhawatirkannya.

Setelah merasa lebih tenang, Adeline Qiao beranjak duduk. Saat ia baru saja ingin minum air, ia menyadari bahwa gelasnya berada dalam keadaan kosong, sehingga ia ingin turun untuk menuangkan air.

Ketika pintu dibuka, Adeline Qiao mendengar suara Thiago Huo, ia ternyata sudah pulang.

Adeline Qiao awalnya ingin menghampirinya dan menemuinya, namun saat ia belum tiba di depan pintu ruang belajar, ia pun mendengar nada bicara Thiago Huo yang kurang senang.

“Apa maksudmu ini?”

Adeline Qiao menghentikan langkah kakinya, seharusnya tidak ada orang di dalam kamar, karena dia tidak mendengar adanya jawaban. Jadi, Thiago Huo seharusnya sedang menelepon.

Selanjutnya, Adeline Qiao juga mendengar Thiago Huo lanjut berkata,”Aku akan mengirimkan kembali semua barang yang kamu kirimkan kepadaku dari firma hukum, aku juga tidak takut.”

“Turunkan saja harta warisanmu kepada keluargamu.”

Adeline Qiao merasa bahwa ia tidak seharusnya mendengarkan pembicaraannya secara diam-diam, sehingga ia pun bersiap-siap untuk melangkah pergi. Namun saat ia baru saja berjalan dua langkah, suara Thiago Huo terus berlanjut di belakang punggungnya.

“Aku tidak tertarik sedikitpun terhadap harta Keluarga Yun. Kamu juga tidak perlu menggunakan trik ini untuk menggoyahkanku!”

Mata Adeline Qiao langsung melebar, harta Keluarga Yun? Siapakah sebenarnya yang sedang Thiago Huo telepon? Gambaran-gambaran masa lalu kembali terus muncul di dalam pikiran Adeline Qiao, yang bahkan perlahan membentuk sebuah gambar.

Hati Adeline Qiao berdebar semakin kencang tanpa alasan jelas, Thiago Huo benar-benar mempunyai hubungan dengan Keluarga Yun? Kalau begitu, apakah sebenarnya hubungan yang ia miliki dengan Tuan Besar Yun? Berhubungan dengan harta dan hak waris, seharusnya kerabat dekat?

Wajah Adeline Qiao langsung memucat, jawabannya itu sebenarnya sudah sangat jelas, bukan?

Ketika teringat akan hal ini, Adeline Qiao langsung bergegas menggelengkan kepalanya. Dia tidak percaya bahwa ini adalah sungguhan.

Selvy Lin kebetulan hendak mengantarkan teh untuk Thiago Huo di lantai atas, sehingga ia pun langsung melihat Adeline Qiao sedang berdiri dengan ekspresi gugup di depan pintu ketika naik ke atas.

“Nyonya Muda, mengapa kamu berdiri disini?”

Saat mendengar suara Selvy Lin, Adeline Qiao menatapnya,”Aku......”

Pada saat ini, suara langkah kaki juga terdengar dari belakang punggungnya, Thiago Huo sepertinya berjalan keluar dari ruang belajar.

“Adeline Qiao......”

Novel Terkait

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
4 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu