Mr Huo’s Sweetpie - Bab 117 Melenyapkan Semua Pikirannya

River Bay Villa.

Pada saat Thiago Huo sedang mengurusi dokumennya di ruang belajar, Adeline Qiao datang mengantarkan segelas teh ginseng untuknya.

“Thiago, aku baru saja menyadari bahwa kopi di rumah sudah habis. Aku akan pergi membelinya besok.”

Thiago Huo menghentikan gerakan tangannya,”Tidak perlu! Aku tidak akan meminum kopi lagi kedepannya.”

Adeline Qiao merasa sedikit terkejut mendengar kabar ini,”Kenapa tidak minum lagi?”

“Maagku kurang nyaman,”Thiago Huo hanya mencari sebuah alasan.

Setelah mendengar jawaban Thiago Huo, Adeline Qiao terlihat khawatir,”Kalau begitu, apakah pergi pergi konsultasi ke dokter?”

“Tidak perlu. Aku akan lebih memperhatikannya sendiri,”jawab Thiago Huo.

“Tidak! Kamu pasti tidak pernah memperhatikannya sebelumnya hingga menjadi seperti ini. Kamu harus makan tepat waktu kedepannya.” Adeline Qiao benar-benar mengkhawatirkan masalah ini.

Thiago Huo mengulurkan tangannya dan menggenggam tangan Adeline Qiao, lalu menariknya ke depan hadapannya,”Tidak perlu khawatir! Aku akan memperhatikannya! Karena aku masih harus menjaga dirimu, jadi aku tidak akan membiarkan sesuatu terjadi kepadaku.”

Saat mendengar jaminan Thiago Huo, kerutan alis Adeline Qiao pun meregang,”Kamu sendiri yang mengatakannya.”

“Iya!” Thiago Huo menganggukan kepalanya,”Aku yang mengatakannya.”

Adeline Qiao menatap Thiago Huo dari sudut atas, ia sebenarnya ingin sekali mengajukan sebuah pertanyaan kepada dirinya. Yaitu, mengapa ia menyampaikan permasalahan pernikahan mereka kepada James Yun.

Thiago Huo menatap Adeline Qiao, ekspresinya terlihat ingin menanyakan sesuatu,”Ada apa?”

“Mengapa kamu hari ini menyampaikan permasalahan pernikahan kita kepada James Yun?” Adeline Qiao akhirnya memutuskan untuk menanyakannya, dia merasa tidak nyaman harus terus menahannya dalam hati.

Thiago Huo langsung beranjak berdiri. “Adeline Qiao, kamu adalah istriku, ini adalah sebuah kenyataan yang tidak akan pernah bisa diubah. Namun James Yun tidak pernah memahami keadaannya, sehingga aku memilih untuk mengatakannya.”

Adeline Qiao juga merasa bahwa ini adalah salah satu cara, namun dengan demikian, bukankah anggota Keluarga Yun akan mengetahuinya? Apakah hal ini benar-benar merupakan sebuah hal baik bagi Thiago Huo?

“Thiago, aku hanya mengkhawatirkan dampaknya terhadap dirimu.” Adeline Qiao berbicara dengan suara kecil,”Karena identitasku yang lama berada di sana!”

Sepertinya ini adalah sebuah rintangan yang tidak bisa dilalui Adeline Qiao dalam hati. Thiago Huo mengulurkan tangannya dan memeluk Adeline Qiao,”Aku bukan menikahi identitasmu, melainkan dirimu. Jadi, kamu tidak perlu sembarangan berpikir.”

Adeline Qiao bersandar dalam pelukan Thiago Huo, dirinya ini tidak seoptimis Thiago Huo. Thiago Huo mungkin tidak merasa keberatan, namun ini bukan berarti orang lain tidak merasa keberatan. Lindsay Mo sudah pernah mengatakannya sebelumnya, kakek Thiago Huo tidak menyetujuinya.

“Adeline Qiao, kamu hanya perlu ingat akan satu hal. Kamu akan hidup bersama denganku kedepannya, hal-hal lainnya benar-benar tidak penting sedikitpun.”

Adeline Qiao tidak menjawab ucapan Thiago Huo. Hatinya merasakan sejenis perasaan tidak tenang, rasa tidak tenang ini terus menguat belakangan ini. Jika benar-benar terjadi masalah, ia berharap masalah tersebut akan terjadi padanya dan tidak terjadi kepada Thiago Huo.

“Apa yang sedang kamu pikirkan?” Thiago Huo menyadari Adeline Huo sedang melamun.

“Tidak ada,”jawab Adeline Qiao.

Thiago Huo memeluk Adeline Qiao dengan erat,”Adeline Qiao, aku tidak bisa berada di sisimu setiap detik. Kamu harus menjaga dirimu dengan baik.”

“Jika aku memintamu untuk menjagaku setiap detiknya, maka aku juga merupakan seorang manusia tidak berguna,”ucap Adeline Qiao kepada dirinya sendiri. Dia juga akan berusaha untuk belajar menjadi istri yang pantas bagi Thiago Huo.

Thiago Huo tahu Adeline Qiao bukanlah wanita yang selemah itu, setelah ia bersama dengannya, ia selalu saja berharap untuk memberikan yang terbaik untuknya, ingin menjaga dan melindunginya dengan baik!

Dia tahu James Yun akan mengajak Adeline Qiao pergi ke sana hari ini? Sehingga ia pun memutuskan untuk memunculkan diri dan menyelesaikannya, menyampaikan kabar mengenai pernikahannya dengan Adeline Qiao untuk sepenuhnya melenyapkan keinginan James Yun untuk menikah kembali dengannya.

Keesokan harinya.

Adeline Qiao membuka matanya, langit pun sudah terang.

Saat baru saja hendak beranjak berdiri, lengan Thiago Huo langsung menahan pinggang Adeline Qiao,”Tidur sebentar lagi.”

Adeline Qiao mengangkat kepalanya dan melirik jam dinding,”Waktu sudah mulai siang, aku akan terlambat bekerja.”

Adeline Qiao bergerak sejenak dan memberontak untuk beranjak berdiri. Akhirnya, Thiago Huo berputar dan langsung menekannya di bawah tubuhnya.

“Kamu sudah bersemangat di pagi hari seperti ini, aku tidak keberatan berolahraga pagi sejenak denganmu,”ucap Thiago Huo sambil tersenyum.

“Tidak......” Sebelum ia sempat mengucapkan kata tersebut, Thiago Huo sudah terlebih dahulu menutup mulutnya.

Keadaan kamar di pagi hari langsung dipenuhi oleh suara yang membuat wajah mereka memerah serta detak jantung mereka berdebar kencang......

Pada saat Adeline Qiao berangkat bekerja, ia sduah terlambat selama dua jam. Ia menundukkan kepalanya dan berjalan masuk ke dalam ruang kerjanya dengan wajah memerah.

“Nyonya, bukankah kamu merasa tidak nyaman hari ini? Mengapa kamu datang bekerja?”

Adeline Qiao tercengang, tidak nyaman? Dia tidak merasa tidak nyaman! Dia hanya melakukan itu dengan Thiago Huo tadi pagi, sehingga ia datang terlambat.

Jennie Jian berjalan keluar dari ruang kantor Howard Qin dan melihat Adeline Qiao duduk di kursinya, ia pun menanyakan hal yang sama,”Mengapa kamu datang? Bukankah CEO Huo sudah menelepon Manajer Qin.”

Wajah Adeline Qiao memerah, ia menundukkan kepalanya dan hanya bisa meneruskan kebohongannya ini,”Tubuhku sudah terasa lebih baik, sehingga aku memutuskan untuk datang.”

“Jangan bekerja terlalu keras,”ucap Jennie Jian kepada Adeline Qiao.

“Aku mengerti.”

Jennie Han tersenyum,”Adeline, hubunganmu dengan CEO Huo sangat baik, kamu boleh saja tidak melakukan pekerjaan ini.”

Adeline Qiao menggelengkan kepalanya,”Tidak! Aku tidak bisa membiarkan Thiago terus membiayaiku! Aku juga ingin berhasil mencapai sebuah pencapaian berdasarkan kemampuanku sendiri.”

“Kamu ini memang seorang pekerja keras.”

Hari ini, Howard Qin memberikan sebuah tugas baru kepada Adeline Qiao. Yaitu membuat sebuah rencana baru yang bahkan berada pada topik properti yang ia kenali.

Adeline Qiao menatap dokumen yang berada di depan matanya, HD Corp. ternyata juga ingin memasuki sektor properti. Tidak tahu apakah ini adalah keinginan Thiago Huo atau keinginan orang lain.

Dunia properti di Kota A saat ini sebenarnya adalah daerah kekuasaan Yun’s Corp., Senco Corp. kini juga sudah tidak dapat melakukannya lagi. Berdasarkan pengalaman sebelumnya, Senco Corp. dapat dikatakan hanya berusaha keras untuk mempertahankan kehidupannya sambil menunggu kematian menjemput saja, mereka kini hanya bisa bergantung kepada Jason Yun.

Adeline Qiao dapat melihat Jason Yun sebenarnya tidak sesungguhnya ingin membantu Senco Corp., Jason Yun sebenarnya hanya ingin melahap Senco Corp.

Adeline Qiao merasakan adanya tekanan saat melihat dokumen di depan matanya. Ia mengulurkan tangannya dan memijat pelipisnya, kasus ini benar-benar tidak mudah diurusi.

Pada saat waktu pulang kerja tiba, semua orang sudah pulang. Namun Adeline Qiao masih duduk di kursinya, menundukkan kepalanya, dan merapikan dokumennya.

“Adeline Qiao, mengapa kamu masih belum pulang?” Howard Qiao bertanya kepada Adeline Qiao.

Adeline Qiao mengangkat kepalanya,”Aku masih perlu sedikit waktu lagi.” Ia ingin merapikan jalan pikirannya sebelum pulang.

Howard Qin juga tidak bertanya lebih lagi, lalu memberikan laporan keapda Thiago Huo.

Pada saat Thiago Huo tiba, Adeline Qiao sudah menunduk di atas mejanya dan tertidur.

Howard Qin melihat Thiago Huo datang, ia pun datang menghampirinya.

“Kamu sudah datang.”

“Sudah berapa lama ia tertidur?”

“Sudah cukup lama.”

Thiago Huo tidak lanjut berbicara, ia membungkukkan pinggangnya dan menggendong Adeline Qiaoa.

“Tolong bantu aku rapikan barangnya sejenak.”

“Baik.”

Howard Qin merapikan barang-barang Adeline Qiao dan turun bersama dengan Thiago Huo.

Setelah mengantar Thiago Huo dan Adeline Qiao pergi, pada saat berpaling, Howard Qin pun melihat seseorang yang tidak pernah ia bayangkan untuk bertemu sebelumnya.

Mereka berdua berdiri dan saling bertatapan.

Hati Howard Qin dipenuhi oleh keraguan yang tidak terhitung, dia ternyata datang kemari. Namun, apakah tujuannya kali ini?

Novel Terkait

Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
4 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
4 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu