Mr Huo’s Sweetpie - Bab 158 Kebenaran Selalu Kejam

Thiago hanya mengambil ponsel keluar, dia tidak ingin membiarkan Adeline mendengar ini.

Adeline melihat Thiago mengambil ponsel keluar, keberanian yang dalam hati menjadi tidak ada. Sebenarnya dia ingin bertanya Thiago, hubungannya dengan Keluarga Yun benar atau tidak, dia ingin mendengar Thiago yang mengatakan sendiri.

Akhirnya satu telepon ini memecahkan semuanya dan sepertinya kembali ke titik awal.

Thiago kembali ke kamar berkata, "Aku ada masalah, jadi perlu keluar, kamu ingat makan sarapan."

Adeline menundukkan kepala, melihat gelas yang ditangan, dia sudah pergi. Apa dia akan kembali lagi?

Setelah itu Adeline dengan patuh makan sarapan, tetapi setelah makan, muntah lagi. Sebelumnya masih baik-baik, kenapa hari ini tiba-tiba seperti ini?

Selvy dengan ekspresi sakit hati berdiri di pintu toilet melihat Adeline, hamil benar-benar capek.

"Nyonya muda, bagaimana menurutmu?" Selvy memberi handuk pada Adeline.

Wajah Adeline sedikit pucat, "Kak Selvy, aku tidak apa-apa. Kamu jangan khawatir."

Setelah itu, Adeline kembali ke kamar istirahat. Berharap setelah bangun, tidak ada masalah lagi.

Thiago tidak kembali lagi, Adeline sendirian makan malam. Tetapi selesai makan, Adeline muntah sekali lagi.

Selvy tidak ada cara lagi, jadi melaporkan kondisi ini pada Mary. Setelah mendengar kabar ini, Mary bergegas datang.

Saat Thiago kembali sudah larut malam. Adeline sudah tertidur, dia duduk di samping tempat tidur lagi dan menatapnya. Selvy sudah memberitahu kondisi hari ini, jadi mengulurkan tangan memegang wajah dia yang dingin.

"Adeline, benar-benar membuatmu lelah." Kata Thiago dengan suara kecil.

Kali ini Thiago tidak berada di dalam kamar, malah pergi ke ruang belajar. Dia membuka komputer, lalu mulai mengurus dokumen yang sudah ditumpuk dua hari.

Kebetulan melihat surat warisan yang dimeja, Colten menyipitkan mata dan melempar surat ini ke dalam laci.

Sebenarnya hari ini dia ada pergi ke Firma Hukum Hengyi, juga bertemu dengan John. Sikap Thiago sangat yakin, katanya tidak mau harta Keluarga Yun, tetapi John juga sudah katakan tidak akan mengubah surat warisan.

Ini membuat Thiago sangat pusing, mengapa harus berhubungan dengan Keluarga Yun. Dia tidak ingin karena hubungan ini membuat dirinya dengan Adeline terjadi perubahan.

Komputer berbunyi suara notifikasi e-mail masuk, Jordan mengirim dokumen baru pada Thiago.

Menyimpan suasana hatinya, Thiago fokus pada pekerjaannya, juga dengan pusat Amerika mengadakan rapat video panggilan selama dua jam.

Selesai rapat, Jordan berbincang dengan Thiago.

"Boss, hari ini kenapa ada waktu membuka rapat dengan kami. Tempatmu bukannya sudah pagi hari, apa kamu tidak perlu menemani Nyonya muda?"

Thiago dengan dingin melirik Jordan, "Sekarang sedang membahas masalah kerja."

"Ok!" Melihat ekspresi Thiago sangat serius. Jordan tidak berani bertanya lagi, karena dia merasa ada yang aneh.

Langit sudah mau dingin, Thiago memijat dahinya. Dia bersandar dikursi, benar-benar lelah. Dia menutup matanya dan tidak menyangka dengan begini tertidur.

Adeline bangun pagi-pagi, lalu menyadari di samping tidak ada suhu hangat seperti biasa. Dalam hati merasa sangat sedih.

Saat keluar dari kamar, Adeline baru tahu lampu di ruang belajar masih terbuka, dia pergi ke sana melihat, baru melihat Thiago sedang bersandar dikursi tidur. Ternyata dia sudah kembali! Dalam hati akhirnya merasa nyaman.

Adeline berjalan ke sana, melihat layar komputer masih terbuka, juga ada dokumen yang baru diprint. Dia pasti sudah mengurus masalah sepanjang malam. Berbalik ke belakang, lalu dari lemari mengambil selimut dan menutupi tubuh Thiago.

Adeline memegang wajah Thiago, dalam hati merasa sakit hati dan berkata, "Thiago, apa kamu tidak bisa katakan padaku?" Kenapa harus sendiri menanggung hal ini?

Saat ini dari komputer terdengar suara notifikasi e-mail masuk. Adeline menengadahkan kepala melihat, lalu tidak sengaja melihat kolom notifikasi ada kata kunci, tertulis berkas membeli Yun's Corp.

Adeline terkejut, detak jantung berdebar dengan cepat. Dia tidak bisa mengontrol dirinya, jadi memegang mouse untuk membuka dokumen itu.

Ini e-mail dari Jhony, Adeline tidak membuka e-mail ini, malah melihat foto tangkapan layar. Foto ini sudah diedit Jhony, setelah diedit baru ditandai dan ini berkaitan dengan data keuangan internal Yun's Corp.

Wajah Adeline langsung pucat, dari mana Thiago mendapat datang ini? Apa dia ingin menggunakan data ini untuk membeli Yun's Corp? Apa alasannya? Sehingga membuat Thiago melakukan hal seperti ini? Apa hubungan dia dengan Keluarga Yun, kenapa dia seperti ini?

Tangan Adeline yang memegang mouse menjadi kaku, merasa kepala sangat sakit, masalah ini terlalu rumit. Baru ingin pergi, kakinya tertabrak dengan laci yang tidak tertutup. Kebetulan laci itu terjepit dengan selembar kertas.

Adeline membungkukkan pinggang untuk mengambil kertas yang terjepit itu. Setelah melihat baru menyadari ini adalah halaman terakhir dari surat warisan. Kali ini dia melihat catatan yang tertulis diakhir itu.

"Surat warisan ini berlaku setelah Thiago menikah!"

Setelah melihat perkataan ini, hidung Adeline menjadi besar. Dalam otaknya teringat dengan pesta Nyonya Zhang, hari itu Thiago memperkenalkan dirinya kepada semua orang, kemudian surat warisan ini juga dikirim ke sini.

Jadi semua ini sudah direncanakan dari awal? Apakah seperti perkataan James, Thiago buru-buru menikah dengan dirinya, hanya demi harta Keluarga Yun dan sekarang dia bukan hanya ingin harta juga ingin membeli Yun's Corp.

Jika seperti ini, maka ambisi Thiago benar-benar besar. Adeline tidak bisa tenang, kebenaran selalu kejam.

Tetapi Thiago yang aku kenal, bukan orang seperti itu. Apa selama ini dia menyamar dan tujuannya selalu jelas. Jadi peran apa yang dia mainkan dalam kondisi ini?

Adeline tiba-tiba merasa dirinya sangat bodoh, dengan bodoh mengira dirinya sudah menemukan cinta sejati.

"Ini bukan kenyataan." Dalam hati Adeline masih tidak bersedia percaya. Dia merasa Thiago tidak akan membohongi dirinya.

Thiago membuka mata, sebenarnya saat Adeline memberi dia selimut, dia sudah sadar. Bahkan tahu apa yang Adeline lakukan.

Melihat Adeline memegang kertas itu, dalam hati Thiago merasa sedih. Tampaknya seperti ini sedang manyatakan dia terkejut atau merasa dikhianati?

"Kamu sudah tahu?" Kata Thiago.

Setelah mendengar suara dingin Thiago, dalam hati Adeline menjadi terkejut.

"Kamu......kamu sudah bangun?" Adeline merasa takut, bagaimana pun dirinya sedang melihat dokumen rahasia.

Thiago melihat tampak dia takut, kali ini dia tidak menghindari, malah berkata: "Saat kamu menutupi aku dengan selimut, aku sudah bangun."

Setelah mendengar perkataan dia, wajah Adeline langsung pucat dan berkata, "Jadi, apakah kamu sengaja membiarkan aku melihat ini? Kenapa?"

"Bukan sengaja, aku hanya bisa katakan ini tidak sengaja." Kata Thiago.

Novel Terkait

Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
4 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
4 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu