Mr Huo’s Sweetpie - Bab 384 Tidak Perlu Mengurusi Urusan Orang Lain

Howard Qin berdiri di pintu sambil melihat Thiago Huo dan Adeline Qiao, ekspresi tidak senang pada wajahnya itupun menunjukkan suasana hatinya yang sedang kurang baik

Adeline Qiao melihat wajah Howard Qin yang merengut, dia kemudian berbisik,"Thiago, kita tampaknya datang pada waktu yang kurang tepat."

Howard Qin melipatkan kedua tangannya pada dadanya,”Baguslah jika kamu sadar, kalian benar-benar mengacaukan suasana!"

Thiago Huo meninggikan alisnya, lalu juga menjawabnya dengan jawaban yang terdengar cukup wajah,"Kalau begitu, kita akan pamit saja dahulu, silahkan lanjutkan?"

“Kalian sudah datang, apakah aku masih mempunyai alasan untuk mengusir kalian?? Masuk!” Walaupun ekspresi wajah Howard Qin mengerut, namun dia masih ingin berterima kasih kepada Thiago Huo dan Adeline Qiao karena telah datang dan membuatnya mengerem tepat waktu. Karena tubuh Jennie Jian belum sepenuhnya pulih, dia tidak ingin membuatnya terbebani.

Thiago Huo menarik tangan Adeline Qiao berjalan masuk, lalu melihat tata letak ruangan, dan harus mengakui bahwa semuanya itu melalui banyak pertimbangan. Adeline Qiao juga merasa bahwa Howard Qin dan Jennie Jian sangat ingin hidup bersama-sama setelah melihatnya. Karena tata letak sebuah rumah mencerminkan bagaimana pemiliknya memperlakukan rumahnya.

Howard Qin berjalan masuk setelah Thiago Huo dan Adeline Qiao,"Rumahku tentu saja tidak dapat dibandingkan dengan rumahmu, inilah situasi ketika baru saja menikah. Silahkan duduk!"

“Ini sudah cukup bagus,”ucap Adeline Qiao sambil tersenyum.

"Jennie sedang beristirahat di atas, aku akan naik dan memanggilnya. Tidak perlu terlalu bersegan."

Thiago Huo duduk terlebih dulu, lalu ketika dia melihat Adeline Qiao masih melihat keadaan sekeliling ruangan, dia pun lanjutk berkata,"Duduk saja dulu! Semua rumah sebenarnya hampir sama saja.”

Ketika mendengar kata-kata Thiago Huo, Adeline Qiao menggelengkan kepalanya,”Meskipun semua rumah hampir mirip, namun perasaan yang datang ketika memasuki setiap rumah berbeda. Ini adalah perasaan yang dihadirkan oleh sebuah rumah. Aku bisa merasakan keadaan Howard Qin dan Jennie Jian saat ini."

Thiago Huo tersenyum,"Bagaimana keadaan mereka sekaran?"

“Ini jelas adalah keadaan baru menikah,”jawab Adeline Qiao. Ini adalah perasaan yang tidak dimiliki oleh dirinya dengan Thiago Huo di masa lalu, mereka benar-benar kehilangan sedikit manisnya perasaan pengantin baru pada saat itu. Tidak lama setelah mereka menikah, Thiago Huo sering pergi melakukan perjalanan bisnis dan hampir tidak pernah berada di rumah.

Thiago Huo menyadari emosi yang tersembunyi di mata Adeline Qiao dengan cepat, dia mengulurkan tangannya dan menggenggam tangan Adeline Qiao, lalu menariknya untuk duduk,"Saat baru saja menikah, aku sepertinya tidak bersikap terlalu baik padamu, apakah kamu tidak merasa keberatan?"

Adeline Qiao menggelengkan kepalanya,"Tidak! Jika tidak ada periode waktu itu, aku mungkin tidak mampu memahami terlalu banyak hal. Jika kini dipikirkan kembali, aku sangat menghargai akan periode itu, karena dia telah membuatku merasakan bagaimana rasanya mencintai seseorang."

Thiago Huo sangat tersentuh mendengar kata-kata Adeline Qiao, dia bahkan menggenggam erat tangan Adeline Qiao. Apa yang dia katakan itu benar, jarak menghasilkan keindahan.

Ketika Howard Qin menuntun Jennie Jian berjalan ke ruang tamu, dia dapat merasakan perasaan bahagia yang kuat dari Thiago Huo dan Adeline Qiao. Semua itu benar-benar mempengaruhi semua orang yang berada di sekitarnya, betapa baiknya jika dia dan Jennie Jian bisa seperti mereka.

“Menunjukkan kasih sayang setiap hari, benar bukan?” Ucap Howard Qin sambil tersenyum. "Bahkan terus-menerus menunjukkan kemesraan di depan muka umum."

Jennie Jian menepuk pelan tangan Howard Qin supaya dia tidak sembarangan berbicara,"Adeline, mengapa kamu dan CEO Huo datang kemari?"

“Kami pergi ke rumah sakit dan menyadari bahwa kalian tidak berada di sana, kita kemudian bertanya sehingga akhirnya baru mengetahui bahwa kamu sudah keluar dari rumah sakit,” jawab Adeline Qiao. "Aku kemarin sudah berjanji akan bertemu denganmu, jadi aku pun datang ke rumahmu. Aku sudah memasak beberapa hidangan untukmu, kamu harus segera melahapnya ketika sedang hangat."

Jennie Jian melihat ke arah dua termos dan kotak makanan yang berada di atas meja, sepertinya Adeline Qiao juga sudah mempersiapkannya cukup lama. "Adeline, terima kasih!"

“Kita adalah teman baik, tidak perlu berterima kasih. Cepat makan selagi masih panas,”awab Adeline Qiao.

Howard Qin berjalan untuk mengambil semuanya, lalu membawanya ke depan meja makan,"Jennie, makan di sini dulu."

Adeline Qiao juga mengikutinya, dengan demikianlah, Adeline Qiao dan Jennie Jian mengobrol di meja makan, sedangkan Howard Qin dan Thiago Huo mengobrol di ruang tamu.

Howard Qin melirik ke arah Thiago Huo dengan sikap datar, tidak ada ekspresi pada wajahnya, tetapi dia merasa jika dia tidak berbicara, maka keadaannya akan sangat dingin. "Kapan kalian akan kembali ke Kota A?"

“Apakah kamu ingin mengusir kami secepat ini?” Thiago Huo langsung kembali bertanya kepadanya.

"Bukankah anak-anak semuanya ada di Kota A? Terlebih lagi, semua permasalahan di sini sudah selesai, sudah memang tiba saatnya untuk pulang."

“Sebenarnya kamu ingin menyuruhku untuk membawa James Yun dan yang lainnya pergi,” Thiago Huo langsung mencetuskan poin utama Howard Qin. Karena hanya dengan demikianlah, dia dan Jennie Jian tidak akan mengalami masalah.

Howard Qin menganggukkan kepalanya,"Sama halnya denganmu."

"Aku sudah tahu mengenai permasalahan James Yun mengajak Jennie Jian." Thiago Huo lanjut berkata,"Setelah mereka bertemu, aku dan Adeline Qiao akan langsung pulang. Setidaknya selama kita berada di sini, dia seharusnya tidak melakukan hal-hal yang melewati batas. Dengan demikian, hal ini akan berdampak cukup baik terhadap semua orang."

Setelah mendengar kata-kata Thiago Huo, Howard Qin menggelengkan kepalanya secara perlahan,"Tidak perlu mengurusi urusan orang lain, apakah kamu tidak merasa lelah?"

"Lelah! Tapi masalah ini sepertinya juga muncul karena diriku, jika tidak diselesaikan dengan baik, aku juga harus bertanggung jawab."

Howard Qin memahami niat baik Thiago Huo, tapi tidak semua orang bisa bersikap seperti Thiago Huo. Dia dulunya juga pernah sendirian, tetapi dia kini sudah mempunyai keluarga, kerabat, dan lebih banyak teman lagi. Jadi dia juga tidak sibuk menindaklanjuti hal-hal sepele seperti ini. Sebenarnya, tidak ada yang salah dengan hal ini, karena ini adalah kehidupan masyarakat biasa.

Beberapa hari kemudian.

Kondisi tubuh Jennie Jian tidak mengalami masalah yang terlalu serius, jadi dia memenuhi janjinya dan mengajak James Yun untuk keluar.

Saat hendak pergi keluar, Howard Qin berdiri di pintu untuk mengantarnya,“Jika ada masalah, kamu harus meneleponku.” Walaupun dia berjanji untuk membiarkan Jennie Jian pergi, dia tetap keberatan. Untuk menunjukkan kemurahan hatinya, dia bisa berbicara omong kosong dengan mata terbuka.

“Iya, aku tahu,”Jennie Jian menganggukkan kepalanya. Tempat pertemuan mereka kali ini berjarak cukup dekat dari rumah, ini juga merupakan persetujuan dari Howard Qin. Karena ia tahu jelas bahwa Howard Qin mengkhawatirkan dirinya, jadi dia juga ingin membuatnya merasa lebih tenang.

Pada saat ini, ponsel Jennie Jian berdering, itu adalah panggilan dari James Yun.

"Hei."

“Aku sudah tiba. Apa aku perlu pergi menjemputmu?” James Yun langsung langsung bertanya melalui panggilan.

"Tidak perlu, aku akan segera ke sana."

Howard Qin menatap Jennie Jian pergi keluar, dia merasa tidak nyaman, dia selalu saja merasa ada sesuatu yang akan terjadi. "Jennie, kamu harus meneleponku jika ada masalah!"

Jennie Jian menganggukkan kepalanya, lalu membuka pintu dan berjalan keluar. Pintunya kemudian ikut tertutup, namun setelah pintu ditutup, sepertinya Howard Qin dan Jennie Jian terpisah di antara dua dunia yang berbeda. Ini adalah apa yang Howard Qin rasakan.

Tempat janji temu ini terletak di sebuah kafe, sebenarnya sekeliling tempat ini hanya dipenuhi dengan kafe.

James Yun memilih posisi yang mudah ditemukan dan duduk. Ketika dia datang ke janji temu hari ini, dia tidak menaruh harapan yang terlalu tinggi dalam hatinya. Dalam beberapa hari ini, semua orang dengan sengaja membujuknya untuk melepaskannya. Bagaimanapun, Jennie Jian telah melupakan masa lalunya, dia kini hanya memusatkan perhatiannya kepada Howard Qin.

Walaupun merasa tidak rela, namun James Yun tetap tidak ingin menyerah semudah itu. Setelah kali ini bersusah payah mengumpulkan keberanian untuk melakukan apa yang dia inginkan, dia juga sudah tahu apa yang dia inginkan, jadi dia sama sekali tidak mau menyerah.

Pintu kafe didorong terbuka, bel yang tergantung di atas pintu seperti berbunyi. James Yun kembali berfokus, mengangkat kepalanya, dan melihat Jennie Jian berjalan masuk.

“Di sini!” James Yun segera mengulurkan tangannya.

Jennie Jian yang sebelumnya masih mencari orangnya kini mendengar suaranya, juga melihat James Yun melambaikan tangan kepada dirinya, dia pun berjalan menghampirinya.

Novel Terkait

The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
3 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu