Mr Huo’s Sweetpie - Bab 143 Dia Bukanlah Lawan Untuk Thiago

Yun's Corp.

Lindsay mengambil data terbaru untuk pergi mencari Jason.

"Direktur Yun, ini adalah pelaporan harga dari FY International, mereka tiba-tiba naik harga." kata Lindsay.

Mendengar kabar ini, Jason langsung menghentikan pekerjaannya.

"Mengapa?" Ini tidak disangka oleh Jason, "Bukankah kita sudah selesai negosiasi dengan mereka? Mengapa mereka tiba-tiba naik harga?"

Ekspresi Lindsay juga tidaklah bagus, "Tadi aku mencari tahu juga, sepertinya ada sebuah perusahaan yang tengah memperebutkan agen produk ini juga."

"Apakah tahu ini siapa?" Jason mengerutkan keningnya, mengapa bisa tiba-tiba muncul hal seperti ini.

Awalnya anggarannya sudah tidaklah banyak, dan sekarang harganya malah naik lagi, sungguh sedikit mirip perampokan.

Jason memegang kepalanya, dia harus memikirkan sebuah cara dulu.

"Direktur Yun, apakah kamu baik-baik saja?" Lindsay melihat bahwa Jason merasa kacau, menurutnya sekarang cara terbaik yaitu mundur.

Harga yang dilaporkan dari pihak FY adalah dua kali lipat, harga itu juga sudah jauh melampaui anggaran sebelumnya, meskipun bisa mendapatkan agen ini adalah hal yang bagus, namun harga agensinya sungguh terlalu berlebihan, ini juga terasa ada masalah didalamnya.

Jason menurunkan tangannya, "Aku tidak apa-apa, Lindsay, kamu cari tahu dulu perusahaan mana yang sedang memperebutkan agen ini."

Lindsay menganggukkan kepalanya, "Aku sudah menyuruh orang untuk mencari tahu."

"Baik, aku tenang jika kamu yang melakukannya."

Lindsay merasa masih harus mengingatkan Jason, "Direktur Yun, menurutku kita harus mundur."

"Kenapa, kamu merasa aku tidak bisa mendapatkan agensi ini?" Jason berbalik bertanya kepada Lindsay, dia paling tidak suka dicurigai.

Lindsay mengelengkan kepalanya, "Aku hanya merasa bahwa hal ini ada kejanggalan, kita juga tidak sebaiknya mengambil resiko."

"Lindsay, kamu seharusnya tahu bahwa agensi ini sangatlah penting bagiku."

"Aku tahu, hanya saja anggaran kita......"

Jason juga pusing dengan masalah ini, "Aku akan memikirkan cara untuk ini, kamu pergi sibuk dulu saja!"

Melihat Jason masih tegas, Lindsay juga tidak baik untuk mengatakan apa-apa, namun berharap tidak ada yang terjadi.

Namun dengan cepat, Lindsay langsung mendapatkan kabar bahwa perusahaan yang ikut memperebutkan agensinya adalah HD-QH.

Lindsay memegang hpnya dengan erat, sepertinya Thiago sudah mulai beraksi, hanya saja dia tidak menyangka Thiago akan menyerang langsung kali ini, dan langsung merebut bisnis dengan Yun's Corp.

Tapi ini juga masuk akal, dengan adanya persaingan barulah akan tahu kemampuan lawan, trik Thiago memang hebat, hanya saja akankah Jason adalah lawan untuk Thiago?

Jason mudah panik, dan sedikit terlalu impulsif dalam mengambil keputusan, sekali dianalisa, dia bukanlah lawan untuk Thiago, dan Thiago sungguh membuat orang sulit untuk menebaknya.

Bahkan Lindsay sendiri saja tidak cukup mengenal Thiago, jika mau melawan Thiago didalam dunia bisnis seperti begini, sungguh tidak ada kemungkinan untuk menang.

Benar saja, ketika Lindsay memberitahu Jason akan kabar ini, Jason sangatalah panik, Thiago kali ini bahkan akan merebut bisnis bersamanya, ini tidak disangkanya, namun tidak susah untuk ditebak juga.

Sekarang Thiago ingin menjatuhkan Yun's Corp, dia mau membuktikan kemampuannya, Jason tahu betul akan hal ini, namun dia tidak ingin Thiago berhasil, dia juga tidak ingin kalah dengan Thiago.

Sekarang sepertinya hanya dengan cara itu saja, kali ini Jason benar-benar akan mengambil resiko.

"Lindsay, kamu pergi hubungi FY International, kita sesuaikan dengan harga yang mereka sebut."

Lindsay kaget, dia mengerutkan keningnya, "Direktur Yun, apakah kamu benar-benar sudah memutuskannya?"

"Iya, tidak perlu khawatir dengan masalah uang, aku akan memikirkan cara untuk menyelesaikannya." Jawab Jason.

"Direktur Yun, apakah kita harus mempertimbangkannya dulu, atau mungkin mendiskusikannya bersama Direktur Utama Yun dulu?"

Jason melambaikan tangannya, "Tidak perlu, kamu jawab dulu saja!"

"ini........" Lindsay tidak yakin sama sekali, dia terus saja merasa ada kejanggalan.

Thiago juga dengan cepat mendapatkan kabar dari Jordan.

"Boss, pihak mereka sudah menjawabnya, bersedia untuk mengambil harga dua kali lipat untuk agensinya."

Thiago tersenyum, "Bagus sekali!" Ikannya sudah terpancing.

"Beritahu FY sana, suruh mereka memnayar langsung semua."

"Ok!" Jordan melakukan sebuah gerakan didalam video.

Thiago ingin melihat bagaimana caranya Jason mengeluarkan uang ini, harta lancar Yun's Corp seharusnya tidak ada sebanyak itu, namun dia mungkin akan mengambil resiko untuk mengumpulkan uangnya.

Thiago tersenyum puas, kali ini benar-benar harus berterima kasih kepada Jason Yun untuk memberikannya kesempatan ini.

Melihat senyuman Thiago, Jordan juga melanjutkan, "Boss, menurutku kamu sepertinya berubah banyak belakangan ini, sepertinya ini adalah kelebihan dari Nyonya Muda, kapan aku juga boleh bertemu dengan Nyonya Muda? Aku sangatlah iri dengan Jhony dan Qin!"

"Akan ada kesempatan." Suasana hati Thiago baik, dia benar-benar menyetujui permintaan Jordan.

"Sudah fixed ya! Nanti kamu bawa Nyonya Muda kembali ke Amerika." Tambah Jordan.

Thiago menganggukkan kepalanya, "Selesaikan tugas dulu."

"Baik!"

Setelah mengakhiri rapat dengan Jordan, Thiago menutup komputernya dan keluar dari ruang kerjanya.

Setelah turun, dia melihat Adeline tengah main catur dengan Colton, dia mendekat, dia tidak menyangka Adeline bisa bermain catur Go.

Dia juga duduk disamping, melihat ekspresi fokus Adeline, dia pertama kali melihatnya, jadi merasa sangatlah jarang.

Berbalik Colton, dia terlihat mengerutkan keningnya dan sedikit panik, ini juga pertama kalinya Thiago melihat begini.

Dan dilihat seluruh permainan caturnya, boleh dibilang Adeline nyaris mengepung semua catur hitam Colton, dan dengan pasnya, Adeline hanya menang satu catur saja.

"Kakek, kamu kalah."

Mendengar perkataan Thiago, Colton marah, "Apakah kamu tahu aturan! Menonton dan tidak berkata! Dan dimana aku kalah?"

Thiago mengulurkan tangan dan menunjuk, "Disini, mengalahlah!"

"Pergi sana." Colton awalnya masih bilang mau mengajari Adeline bermain catur, namun tidak disangka bahwa gadis ini punya kemampuan sehebat ini.

Adeline tersenyum, "Kakek, aku tiba-tiba ingin pergi ke toilet, bisakah kamu ajari aku lain kali?"

Colton menganggukkan kepalanya karena tahu bahwa Adeline sedang membantunya, "Cepatlah pergi!"

Adeline meletakkan catur putih ditangannya dan pergi ke toilet.

Thiago mengambil catur putih yang masih terasa hangat itu, dia lalu meletakkannya diatas papan catur.

"Kakek, apakah kamu lihat itu." Thiago tersenyum.

Colton tidak mengalah, "Bagaimana jika Adeline tidak ingin turun disana?"

"Semua orang pasti akan memilih ini." Thiago tersenyum, "Dia terus ragu-ragu karena ingin mengalah."

Colton menghempaskan nafasnya, "Adeline ini, sebenarnya sangatlah pintar, aku benar-benar tidak menyangka dia bisa main catur Go, dan lumayan bagus!"

"Dia sepertinya masih punya banyak hal yang perlu kita cari tahu." Tatapan Thiago mengarah pada arah Toilet.

Dia lalu menarik kembali tatapannya dan mengarah pada papan catur.

Apakah permainan catur ini juga akan menandakan akhir untuk kali ini?

Novel Terkait

The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
3 tahun yang lalu