Mr Huo’s Sweetpie - Bab 122 Intinya Aku Tidak Akan Menyetujuinya

Keesokan harinya.

Peristiwa ini dilaporkan dalam berita. Nona Qiao berkendara dalam keadaan mabuk hingga hampir saja menabrak CEO dari HD Corp. Sang supir menghindarinya pada saat yang tepat hingga tidak mengakibatkan adanya korban. Setelah kejadian tersebut, CEO HD Corp. juga menuntut Nona Qiao akan hal ini.

Peristiwa tersebut baru saja diberitakan dan langsung menjadi topik yang hangat dibicarakan. Banyak sekali orang yang mengomentari Abigail Qiao di internet dengan mengatakan bahwa dirinya tidak tahu malu!

Adeline Qiao juga melihat berita yang serupa, namun hatinya tidak merasa terlalu nyaman.

“Adeline, apakah kamu baik-baik saja?” Jennie Jian bertanya dengan cemas.

Adeline Qiao menggelengkan kepalanya,”Aku baik-baik saja, tidak perlu khawatir!” Dia tidak ingin menghiraukan permasalahan Keluarga Qiao terlalu berlebihan.

Adeline Qiao menundukkan kepalanya dan kembali fokus dalam bekerja. Dia sudah melihat saran yang Thiago Huo sebelumnya berikan kepadanya, sehingga ia juga sudah memperbaiki dan menyesuaikan pola pikir proposalya.

Karena berkonsentrasi dalam tingkat yang tinggi, Adeline Qiao merasa linglung ketika waktu makan siang tiba.

Setelah selesai makan, Adeline Qiao menunduk dan tidur di mejanya sejenak. Apakah ini disebabkan karena sudah tidak makan obat selama beberapa hari? Ia selalu saja merasa energinya tidak terlalu baik, selera makannya sangat buruk, dia juga hanya bisa memaksakan diri untuk melahap beberapa suap ketika makan siang, ia bahkan terkadang ingin muntah ketika mencium aroma yang tidak sedap.

Adeline Qiao tertidur sepanjang siang, hingga Jennie Han akhirnya membangunkannya.

“Adeline, bagaimana keadaanmu?” Jennie Han bertanya cemas. “Apakah tekanan pekerjaanmu terlalu kuat belakangan ini, hingga energimu menjadi sangat buruk.”

Adeline Qiao berpikir sejenak,”Mungkin! Aku benar-benar tidak bisa lembur lagi.”

“Kamu harus lebih memperhatikan waktu istirahatmu.”

“Iya, aku akan memperhatikannya!”

Pada saat waktu pulang kerja tiba, Adeline Qiao merasa langkahnya ini sangat lemas. Kepalanya terasa pusing, hingga ia akhirnya bersusah payah naik ke mobil.

Adeline Qiao segera bersandar pada kursi, lalu memejamkan matanya dan beristirahat sejenak.

Nelson Xiang kini juga melihat perbedaan Adeline Qiao, ia hanya terdiam, lalu langsung mengendarai mobil dan membawa Adeline Qiao pulang.

Pada saat ini.

Sebuah mobil berhenti di depan River Bay Villa.

“Sudah tiba?”

“Sudah, Presdir.”

Colton Huo melirik ke arah vila yang berada di luar. Thiago Huo ini benar-benar pintar dalam memilih lokasi, tempat ini benar-benar cukup bagus.

“Apakah kita sudah tiba?” Mary membuka mulutnya.

Colton Huo menggenggam tangan Mary,”Betul.”

Mereka berdua turun dari mobil, sang supir juga membantu mereka memindahkan kopernya ke depan pintu vila.

Colton Huo menuntun Mary berjalan di belakang, lingkungan vila ini benar-benar cukup baik.

“Tuan Huo, apakah Thiago mungkin merasa tidak senang kita tiba-tiba datang kemari begitu saja?”

Colton Huo berbicara dengan nada marah,”Apa yang perlu ia kesalkan! Aku tetap harus datang ke Kota A cepat ataupun lambat, aku ini hanya datang lebih awal saja.”

Mary masih saja merasa sedikit khawatir, ia khawatir Thiago Huo akan merasa tidak senang, juga khawatir kedatangan mereka akan mempengaruhi rencana mereka.

Sang supir mengetuk pintunya.

Selvy Lin langsung pergi membukakan pintunya, saat melihat Colton Huo dan Mary, ia pun langsung tercengang.

“Tuan Besar, Nyonya Besar, mengapa kalian bisa datang kemari?” Selvy Lin merasa terkejut.

“Apakah kita tidak boleh datang?” Jawab Colton Huo.

Selvy Lin menggelengkan kepalanya,”Tentu saja tidak seperti itu. Ayo silahkan masuk!”

Selvy Lin menuntun Mary untuk duduk,”Nyonya Besar, duduk saja dahulu sejenak, aku akan menyajikan teh kemari.”

“Baik.”

Tidak lama kemudian, Mary mencium aroma melati. Dia juga sudah lama sekali tidak meminum teh beraroma.

“Nyonya Besar, silahkan minum teh.” Selvy Lin meletakkan cangkirnya di tempat yang mudah dijangkau oleh Mary.

Setelah melihat ke arah sekeliling, Colton Huo kemudian bertanya,”Dimana Thiago?”

“Tuan Muda sedang ada urusan di luar.”

Colton Huo mengambil cangkir teh yang berada di depan matanya,”Bagaimana dengan wanita itu?”

Selvy Lin tercengang, sepertinya ia tidak menyangka Colton Huo akan tiba-tiba bertanya seperti ini. “Tuan muda, apakah kamu sedang membicarakan Nyonya Muda?”

Colton Huo menajamkan tatapannya,”Nyonya Muda apanya? Apakah Thiago sudah menikah dengannya? Apakah dia memahami peraturan?”

Selvy Lin tentu saja tidak berani berbohong dalam menjawab pertanyaan Colton Huo. “Nyonya Muda sebenarnya sangat baik, ia juga sangat baik terhadap Tuan Muda!”

“Ini benar-benar tidak masuk akal!” Ucap Colton Huo dengan kesal.

Mary mengetahui permasalahan pernikahan Thiago Huo, namun dia tidak tahu orang yang disukai cucunya ini ternyata adalah menantu dari Keluarga Yun. Kabar ini benar-benar membuatnya merasa terkejut.

Pada hari itu, Lindsay Mo datang ke rumah untuk menyampaikan hal ini, ia berkata Thiago Huo kini bersama dengan seorang wanita yang sudah pernah menikah. Wanita ini adalah Nyonya Muda Kedua dari Keluaraga Yun, saat mendengar kabar ini, Colton Huo tidak bisa duduk diam dan berkata hendak langsung kemari. Namun Mary akhirnya berhasil menenangkannya, hingga ia tidak langsung datang kemari.

“Tuan Huo, tenangnkan dirimu.” Mary membuka mulutnya dan berkata,”Kita akan menanyakannya dengan jelas setelah Thiago pulang nanti.”

“Huh! Intinya aku tidak akan menyetujuinya!” Colton Huo langsung menegaskan pendapatnya.

Selvy Lin memanfaatkan keadaannya untuk menelepon Thiago Huo dan menyampaikan hal ini kepadanya.

Thiago Huo juga menuturkan bahwa ia akan segera pulang, ia berharap dapat tiba di rumah sebelum Adeline Qiao pulang, supaya ia bisa menenangkan kedua orang tua terlebih dahulu.

Namun dia tetap saja terlambat satu langkah, Nelson Xiang sudah terlebih dahulu membawa Adeline Qiao pulang.

Saat mendengar suara mobil, Selvy Lin langsung keluar untuk menyambut. Namun orang yang ia lihat ternyata adalah Adeline Qiao, apa yang harus ia lakukan?

Adeline Qiao menyemangatkan diri dan berjalan ke depan hadapan Selvy Lin,”Kak Selvy, aku sudah pulang.”

“Nyonya Muda, kamu sudah kembali.”

Adeline Qiao merasakan adanya sedikit keanehan dari Selvy Lin hari ini, sapaannya terhadap dirinya bahkan berbeda dibandingkan biasanya.

“Ada apa?’

Selvy Lin benar-benar sulit mengatakan bahwa ada sebuah bahaya yang menunggunya di dalam. Selvy Lin kini benar-benar berharap Thiago Huo dapat segera kembali.

Adeline Qiao berjalan masuk, lalu melihat dua pasang sepatu, serta dua koper. Apakah mereka kedatangan tamu?

“Kak Selvy, siapa yang datang?” Tanya Adeline Qiao dengan suara kecil.

Selvy Lin bahkan tidak berani mengangkat kepalanya,”Tuan Besar dan Nyonya Besar datang.”

Adeline Qiao juga menganalisis ucapannya, siapakah sebenarnya Tuan Besar dan Nyonya Besar ini?

Saat melihat Selvy Lin yang khawatir, ia pun mulai sedikit paham.

“Apakah kakek dan nenek datang?”

Selvy Lin menganggukan kepalanya,”Nyonya Muda, masuk saja setelah Tuan Muda pulang.”

Adeline Qiao sudah merasa ada masalah saat mendengar sapaan Selvy Lin terhadap dirinya berubah.

Saat melihat tidak ada yang masuk, Colton Huo pun berjalan menuju ke arah pintu.

“Selvy Lin, apakah Thiago sudah pulang?”

Saat baru saja selesai bertanya, Colton Huo pun berharapan dengan Adeline Qiao. Dia langsung memperhatikan Adeline Qiao, wanita ini benar-benar sangat sederhana, tidak ada riasan wajah, tidak mengenakan pakaian mewah, sepasang matanya bahkan terlihat sangat jenrih. Tidak seperti wanita yang mempunyai rencana apapun!

Adeline Qiao melihat Colton Huo sejenak, ia merasa Thiago Huo memiliki aura yang mirip dengannya, namun Thiago Huo tidak memberikan perasaan menekan terhadap orang lain.

“Halo, Kakek!” Adeline Qiao langsung menundukkan kepalanya.

Colton Huo yang awalnya ingin marah tidak bisa menemukan hal yang membuatnya marah saat melihat Adeline Qiao.

Ia kemudian juga mendengar lanjutan ucapan Adeline Qiao,”Maaf! Aku tidak tahu kamu dan nenek akan datang hari ini, sehingga aku tidak melakukan persiapan apapun, mohon jangan tersinggung!”

Saat melihat Adeline Qiao bertindak seperti ini, Colton Huo pun benar-benar tidak bisa emosi. Dia hanya berdeham beberapa kali saja.

“Penampilanmu ini benar-benar cukup baik!”

“Ehm?” Adeline Qiao juga tidak paham maksudnya ini, dia langsung merasa sedikit tercengang, hatinya kini bahkan merasa sangat gugup. Ini adalah pertama kalinya ia bertemu dengan orang tuanya, yang terlebih lagi adalah kakek Thiago Huo, sehingga ia pun semakin tidak berani menundanya.

Colton Huo kemudian lanjut berkata,”Aku tidak menyukai penampilan.”

“Kita juga mempunyai penilaian karakter!” Terdengar suara Thiago Huo.

Novel Terkait

More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
4 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
4 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
4 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
4 tahun yang lalu