Mr Huo’s Sweetpie - Bab 3 Ingin Cerai Lagi

Gerakan Thiago Huo sangat lembut, dan ujung jarinya yang lembut menekan dahinya dengan penuh kasih sayang, dan dia menyentuh dahinya untuk waktu yang lama, baru kemudian dia bergumam, "Sepertinya tidak demam, atau kamu sakit perut?"

Adeline Qiao mendengar kata-kata itu dan langsung menyusutkan tubuhnya, sambil menatap Thiago Huo dengan waspada, "Bagaimana kamu tahu perutku sakit?"

“Bukannya ini sudah aku ketahui sejak awal?” Thiago Huo tiba-tiba menunjukkan senyuman ringan, dan segera menyalakan mobil untuk berputar balik. Saat mobil melaju, Adeline Qiao segera meraih lengannya.

“Tunggu, kamu mau membawaku ke mana?” Ada sedikit kegelisahan dalam suaranya, dan dia sepertinya merasa bahwa dia tidak pergi ke tempat yang dia tuju sekarang.

“Rumah sakit!” Saat Thiago Huo mengatakan itu, kecepatan mobil tiba-tiba semakin cepat. Jika Adeline Qiao tidak mengenakan sabuk pengaman, tubuhnya pasti sudah membentur jendela.

Tetapi mobil itu belum melaju jauh, dan Adeline Qiao mengertakkan giginya dan menyuruhnya berhenti, "Tidak, aku tidak ingin pergi ke rumah sakit, aku mau pergi ke mana saja, kecuali rumah sakit."

Mungkin sikap Adeline Qiao terlalu keras, Thiago Huo menginjak rem lagi, dan pada saat yang sama mereka tidak bisa menahan tubuh mereka mencondong ke depan.

Setelah mobil berhenti, wajah Adeline Qiao pucat, dan dia memegang lengan baju pria itu dengan erat, "Bukannya kamu bilang ingin membawaku pulang ke rumah? Kita pulang saja kalau begitu!"

Pria itu menatap wajah pucatnya untuk waktu yang lama dan sepertinya mengerti sesuatu.

Dia kemudian menggosok tangannya, dan kemudian mengabaikan Adeline Qiao, dia membuka kancing kemejanya dan menekan telapak tangannya ke perutnya. Pada awalnya, Adeline Qiao sedikit meronta, tetapi ketika perut terkena kehangatan ini, dia langsung tidak meronta lagi dan menjadi lebih tenang.

“Kamu yakin tidak mau pergi ke rumah sakit?” Thiago Huo bertanya lagi. Tetapi memandangnya ekspresinya yang terlihat keras kepala, dia tahu bahwa dia benar-benar tidak ingin pergi, dan dia kemudian menyalakan mobilnya dan melaju ke arah rumah.

Ketika melewati toko swalayan, lelaki itu keluar dari mobil dan membeli sesuatu. Setelah masuk kembali ke mobil, ternyata dia membelikannya salompas, "Pakai ini dulu, di rumah ada obat sakit perut."

Adeline Qiao mengangguk, tetapi tidak bergerak setelah mengambil salompas itu. Saat pria itu melihatnya, dia mengambilnya, membukakan bungkusnya, dan memberikannya padanya. Segera, kehangatan salompas membuatnya menjadi lebih nyaman.

Tapi saat melihat ekspresi pria itu yang sedikit gugup, Adeline Qiao langsung bertanya, "Thiago Huo, apa sebenarnya yang ingin kamu lakukan?"

Adeline Qiao tidak tahan dengan suasana seperti ini, dari Biro Urusan Sipil hingga sekarang ia hampir bisa tidak peduli. Tetapi pada saat ini, dia benar-benar ingin tahu apa pikiran nyata Thiago Huo yang sebenarnya.

"Lumayan, mengingat namaku hanya dalam 2 jam. Tampaknya kamu tidak terlalu menentang pernikahan kita!" Thiago Huo mengangkat alisnya yang indah dan mengangkat tangannya untuk melihat jam tangannya, dan detik berikutnya, dia mengulurkan tangan kanannya ke Adeline Qiao, "Nyonya Huo, aku sangat senang menjadi suamimu!"

Melihat tangan kanan ini yang telah diulurkan di depannya, Adeline Qiao tidak tahu harus memegangnya atau tidak. Tangan pria itu ramping, dan terasa enak dilihat.

Melihat Adeline Qiao tidak bergerak, dia menarik kembali tangannya. Tidak ada ketidakpuasan di wajahnya, dan ia terus mengemudi.

Butuh hampir setengah jam untuk sampai ke area vila yang terkenal di kota.

Adeline Qiao melihat bahwa mobil itu melaju ke dalam komplek sampai berhenti di pintu sebuah villa tiga lantai, dia tidak tahu kalau itu sudah sampai di rumah.

Thiago Huo membukakan pintu untuknya setelah keluar dari mobil, "Kamu masuk dulu, aku akan memarkir mobil dan menyusulmu."

Adeline Qiao berjalan keluar dari mobil, walaupun tangannya memegang kunci yang diberikan Thiago Huo, tapi dia tidak berani membuka pintu rumah orang asing begitu saja.

Jadi dia memutuskan untuk menunggu Thiago Huo kembali, dan setelah menunggu hampir sepuluh menit, dia melihat Thiago Huo menyeret koper abu-abu perlahan ke sisinya.

“Matahari sangat terik, kenapa kamu tidak masuk?” Thiago Huo melihat istrinya yang baru menikah dengannya berdiri di pintu dengan sangat polos menunggunya.

Tiba-tiba, dia bertanya-tanya apakah keputusannya benar?

"Ini rumahmu, aku tidak mau masuk tanpa izin." Adeline Qiao mengerutkan mulutnya yang kering dan mengembalikan kunci padanya. "Aku berpikir kalau hari ini sepertinya aku sangat terburu-buru, dan tidak berpikir panjang. Tuan Huo, kalau kamu besok ada waktu kosong, bisakah kita pergi ke Biro urusan sipil lagi? Aku ingin ......"

"Ingin cerai lagi?"

Novel Terkait

Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
4 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
4 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
5 tahun yang lalu