Mr Huo’s Sweetpie - Bab 156 Dia Sedang Menghindari Aku

Sampai villa River Bay.

Thiago menggendong Adeline masuk ke dalam rumah dan menggendong dia ke dalam kamar.

Lalu menggunakan selimut menutupi tubuh Adeline, Thiago terus duduk di samping Adeline, sambil memegang tangan Adeline.

"Adeline, kamu tidur saja, aku akan terus menemanimu!"

Saat Adeline bangun sudah malam hari, lampu berwarna oranye di tempat tidur masih terbuka. Dia bergerak, kemudian menyadari tangannya sedang dipegang.

Adeline melihat Thiago yang tidur di samping tempat tidur dan tangannya terus memegang tangan dia. Tatapan Adeline menjadi lembut dan terus menatap Thiago.

Thiago bergerak sejenak, Adeline bergegas menutup matanya, dia tidak ingin Thiago tahu dia sudah sadar dan dia belum berpikir jelas bagaimana menghadapi Thiago.

Sebenarnya saat Adeline bangun, Thiago sudah bangun. Melihat Adeline berpura-pura tidur, dia tidak bilang apa-apa. Asalkan dia ada di sampingnya, maka dirinya akan memberi dia waktu untuk terbiasa.

Thiago mencium dahinya, "Tidurlah, gadisku!"

Thiago keluar dari kamar, Adeline membuka mata lagi, sambil memegang dahinya, di atas masih ada kehangatan yang ditinggalkan Thiago. Apa perlakuan dirinya sangat keterlaluan? Sebenarnya masalah ini, Thiago juga tidak bisa memilih.

Esoknya.

Setelah Thiago keluar, Adeline baru bangun.

Dia ke ruang belajar mencari iPadnya, tetapi malah melihat surat warisan yang Thiago letakkan dimeja.

Saat ini Adeline baru teringat, Firma Hukum Hengyi adalah grup pengacara John, jadi surat warisan ini adalah pemberian dari John untuk Thiago!

Setelah melihat isi surat warisan ini, Adeline merasa kaget. Bisanya John memberikan harta 80% Keluarga Yun pada Thiago, kemudian 20% memberikan pada orang lain.

John juga menulis, setelah dia meninggal, hak milik Kediaman Keluarga Yun akan dibalik nama ke Thiago. Jika seperti ini, maka orang Keluarga Yun pasti tidak setuju.

Adeline jadi teringat dengan mimpi itu, sekarang dilihat, mungkin bisa menjadi nyata. Tatapan mereka yang penuh kebencian ini karena Thiago, karena Thiago sudah merebut barang yang mereka inginkan, mereka bertahun-tahun berharap bisa mendapatkan harta Keluarga Yun, tetapi Thiago dengan mudah mengambil barang ini, mereka pasti tidak terima!

Adeline melipat surat ini, lalu meletakkan dengan baik, tetapi tidak melihat catatan terakhir. Dia mengambil iPadnya dan keluar dari ruang belajar.

Dia berencana di koridor lantai dua melihat drama. Baru naik ke koridor, Adeline sudah melihat di sebelah villa ada bayangan Thiago.

Kenapa Thiago bisa ke rumah orang lain dan belakangnya ada Steve. Apa maksudnya? Bisanya mereka keluar masuk dengan mudah di rumah orang lain! Ini sangat aneh, Adeline juga teringat sesuatu, Thiago seperti pernah mengatakan Steve dan Nelson tinggal di sebelah. Meskipun villa itu tidak besar, tetapi cukup menjadi tempat tinggal mereka.

Takut Thiago melihatnya, jadi Adeline pergi ke tempat lain dan dia pergi ke kamar melihat drama.

Tetapi seharian ini, Thiago tidak kembali, ini membuat Adeline kesal. Dia seorang makan sambil melihat tempat duduk yang kosong, dalam hati merasa tidak nyaman, apa Thiago sedang menghindarinya?

"Nyonya muda, kamu harus minum sup ini lebih banyak. Kata Nyonya besar ini sangat baik terhadap bayi." Kata Selvy dengan senyum.

Adeline menganggukkan kepala pada Selvy dan berkata, "Baik!"

"Kak Selvy, apa Steve tinggal di sebelah?"

Senyuman Selvy menjadi kaku, "Nyonya muda, sudah tahu."

"Sebenarnya tadi aku melihat Thiago masuk ke sana." Kata Adeline.

"Iya kah?"

Adeline merasa Selvy adalah orang yang setia, tetapi dia juga seharusnya tahu banyak hal!

"Kak Selvy, sudah berapa lama kamu bekerja di Keluarga Huo?"

"Saat Tuan muda umur tiga tahun, aku sudah ada di Keluarga Huo dan tugasku adalah menjaga dia!"

Setelah mendengar Selvy berkata seperti ini, Adeline sekaligus bertanya, "Kenapa ibu Thiago bisa meninggal?"

"Nyonya meninggal karena kecelakaan, tetapi kata tuan itu bukan kecelakaan." Jawaban Selvy.

Tatapan Adeline menjadi terang, "Kak Selvy, bisakah kamu mengatakan apa yang kamu ketahui?"

"Nyonya muda, yang aku tahu tidak banyak, tetapi aku percaya tuan tidak akan membohongi orang." Jawaban Selvy.

Tatapan Adeline menjadi tidak senang, sekarang semua masalah seperti fokus dengan alasan ibu meninggal, mungkin yang tahu kenyataan ini hanya satu orang yaitu John.

Selvy bisa merasakan sepertinya dua hari ini Thiago dengan Adeline ada konflik, jadi bertanya, "Nyonya muda, apakah kamu ada masalah dengan Tuan muda?"

Dua orang ini seperti menghindari satu sama lain, Tuan muda pagi-pagi keluar, sampai sekarang belum kembali. Meskipun tahu dia pergi ke tempat Steve, tetapi dia tidak bisa menebak pemikiran Thiago.

Dua hari ini Adeline juga sangat aneh, tidak banyak bicara, tampaknya hubungan mereka terjadi masalah. Berharap mereka tidak apa-apa, terkadang suami istri bertengkar adalah hal yang wajar.

Adeline baru makan beberapa suap, sudah tidak ada selera makan, "Aku sudah kenyang."

"Nyonya muda, apa makanan ini tidak cocok dengan seleramu?" Melihat Adeline makan sangat sedikit, kecuali meminum habis sup.

Adeline menggelengkan kepala berkata, "Bukan, aku tidak selera makan. Kak Selvy, tinggalkan makanan untuk Thiago. Aku naik ke atas dulu."

Kali ini Selvy merasa mereka pasti ada masalah. Dia bergegas memberitahu Colton dan Mary, mereka di dalam telepon juga khawatir, jadi menyuruh Selvy menjaga baik Adeline.

Saat Colten pulang, Selvy sedang membereskan barang.

"Tuan muda, kamu sudah pulang."

"Di mana Adeline?"

Selvy menjawab, "Nyonya muda naik ke atas setelah makan. Tetapi dia hanya makan beberapa suap, sudah katakan tidak ada selera makan."

Setelah mendengar perkataan Selvy, Thiago menjadi panik dan bergegas naik ke atas. Saat berdiri di depan pintu kamar, Thiago sudah melihat Adeline tertidur.

Dia tidak memanggil Adeline, hanya masuk ke dalam ruang belajar.

Adeline yang berbaring di tempat tidur membuka mata, tidak menyangka Thiago tidak masuk, apakah dia sudah marah? Apakah dia juga merasa dirinya sangat keterlaluan?

Adeline memegang erat selimut, tatapan sangat sedih, dalam hati juga sedih, apa mereka akan terus seperti ini?

Awalnya Adeline ingin menunggu Thiago kembali ke kamar, tetapi menunggu sangat lama juga tidak menunggu dia kembali, Adeline benar-benar tidak tahan lagi jadi tertidur.

Thiago masuk ke dalam kamar, lalu menarik selimut Adeline. Dia duduk di samping tempat tidur dan menatap wajah Adeline yang tertidur.

"Adeline, kapan kamu bersedia membahas denganku?" Kata Thiago dengan tidak berdaya.

Malam yang panjang ini, Thiago duduk di samping tempat tidur menemani Adeline. Asalkan bisa melihat dia seperti ini dan masih ada di sampingnya.

Ditengah malam, Thiago berbaring, sudah dua hari dia tidak istirahat dengan baik. Kondisi seperti ini sudah lama tidak terjadi, tetapi dua hari ini masalah ini sudah menganggu dirinya.

Thiago mengulurkan tangan untuk memeluk Adeline, asalkan bisa memeluk dia, maka dirinya pasti bisa tidur nyenyak.

Novel Terkait

Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
3 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu