Mr Huo’s Sweetpie - Bab 160 Berharap Kamu Jangan Mendorongnya Pergi

Di dalam bangsal rumah sakit.

Adeline berbaring di tempat tidur, tetapi orang yang menjaga di samping adalah Harry, bukan Thiago.

Dalam bangsal sangat tenang, Harry bersandar di kursi melihat buku.

Adeline bergerak sejenak, kemudian membuka mata.

"Sudah sadar?" Setelah mendengar suara, Harry meletakkan buku.

Setelah Adeline mendengarkan suara, dia pelan-pelan menolehkan kepala, tetapi saat melihat Harry, tatapan dia menjadi tidak senang.

"Senior." Suara juga terdengar tidak bertenaga.

Harry tahu perasaan Adeline, sebenarnya dia berharap Thiago ada di sini.

"Apa kamu mau minum?"

Adeline menggelengkan kepala. "Aku ini ada di mana?"

"Rumah sakit." Jawaban Harry.

Setelah mendengar kata rumah sakit, Adeline menjadi cemas. Dia bergegas memegang perutnya, "Anakku......"

"Anakmu tidak apa-apa. Sebelum kamu pingsan, masih ingat apa yang terjadi?" Pertanyaan Harry.

Setelah Adeline mendengar ini, di dalam otaknya teringat percakapan dia dengan Thiago di dalam ruang belajar, terpikir sampai sini, dalam hatinya merasa sedih.

"Adeline, dia ada di luar bangsal. Jika kamu ingin bertemu dengannya, aku biarkan dia masuk."

Adeline terkejut, "Dia ada di sini?"

Harry menganggukkan kepala, "Dia terus di sini menjaga kamu. Hanya saja khawatir kamu marah lagi, jadi dia menunggu di luar."

Dalam hati Adeline sangat rumit, dia ingin bertemu dengan Thiago, tetapi perkataan yang dikatakan Thiago terus bergema di telinganya.

"Adeline, jika benar-benar mencintai seseorang, maka tidak akan keberatan dengan statusnya." Kata Harry.

Adeline berbalik badan, dia tentu saja tahu. Dia bukan tidak terima status Thiago, hanya tidak percaya Thiago menikah dengannya karena ada tujuan, orang yang selalu dia percaya, akhirnya menjadi orang yang menipu dia.

Sebelumnya Harry ada bertanya hal ini pada Thiago. Tetapi masalah ini perlu Adeline yang berjalan keluar sendiri. Jika dia terus terjebak di persimpangan jalan ini, maka tidak ada yang bisa membantunya.

Tetapi Harry merasa ada yang perlu dikatakan pada Adeline, "Adeline, menurutku kamu dengan Thiago perlu membahas hal ini dengan baik, terkadang perkataan yang didengar bukanlah kenyataan. Kamu harus menggunakan hatimu rasakan, Thiago orang yang seperti apa, menurutku kamu lebih jelas dibandingkan orang lain."

"Senior, biarkan aku tenang sendirian." Kata Adeline dan membelakangi Harry.

Harry berdiri sambil berkata, "Baik, kamu istirahat dulu. Jangan lupa kamu adalah akan menjadi seorang ibu."

Setelah mendengar suara pintu tertutup, Adeline baru berbalik badan, dia berbaring datar. Sebenarnya perkataan Harry sangat benar, dia paling tahu sikap Thiago. Dari Kantor Urusan Sipil sampai sekarang, sepanjang jalan ini dia terus menemani dirinya. Saat dirinya menghadapi masalah yang sulit, dia akan menjadi rumahnya, demi dirinya menghalang angin dan hujan. Juga dia yang memberi dirinya kesempatan untuk mengabulkan mimpi dan membantu dirinya mengambil kembali Senco Corp.

Masalah yang terjadi dulunya, Adeline ingat dengan jelas. Terhadap status Thiago, dia juga tidak bisa memilih. Dia juga tidak berdaya, jadi tidak ingin memberitahunya. Pernikahan dia dengan Thiago, dari awal sudah sangat konyol, tetapi Thiago memberi dia rumah yang hangat.

Adeline memegang perutnya lagi, di dalam ini ada anak mereka, ini adalah kenyataan, bukan palsu.

Jika mengabaikan status Keluarga Yun, maka Thiago masih CEO HD Corp, orang yang hebat seperti ini bisanya menikah dengan dirinya. Sebenarnya orang yang tidak pantas adalah dirinya, tetapi dirinya sekarang malah begitu keterlaluan pada dia.

Dari luar terdengar suara.

Adeline tahu ini adalah suara Mary dan Colton, tetapi dengan cepat tenang kembali.

Tidak lama Adeline melihat Mary masuk ke dalam.

Setelah Mary melihat Adeline, dia bergegas bertanya, "Adeline, bagaimana denganmu?"

"Nenek......."

Mary bergegas memegang tangan Adeline, "Kamu pasti lelah."

Adeline menggelengkan kepala, "Sebenarnya Thiago yang paling lelah."

Setelah mendengar perkataan Adeline, dalam hati Mary menjadi tenang. Dia tahu Adeline akan mengerti, hanya masalah waktu.

"Nenek, apa kamu akan menyalahkan aku?"

"Untuk apa menyalahkan kamu, anak bodoh. Setiap orang pasti ada waktu bingung." Mary menjawab, "Saat Suwen meninggal, aku juga pernah menyalahkan Colton, aku menyalahkan dia kenapa harus melarang Suwen dengan John. Tetapi orang akan terpengaruh dengan dunia luar. Saat membujuk orang, akan berekspresi tenang, tetapi setelah diri sendiri yang menghadapi hal ini, meskipun tahu alasan juga tidak bisa terima."

Mary melihat Adeline, dia termasuk orang yang pernah mengalami hal ini, "Adeline, nenek tidak memaksa kamu harus bersama dengan Thiago. Tetapi nenek memohon satu hal, jangan karena status Thiago menyangkal semua perbuatannya. Dia tidak pernah berpikir untuk menipu orang atau menutupi hal ini darimu, hanya saja dia sangat cinta kamu, dia takut setelah kamu tahu kenyataan ini, akan pergi meninggalkan dia."

Setelah mendengar perkataan Mary, dalam hati Adeline menjadi sedih.

Mary memberi tissue pada Adeline, "Adeline, Thiago benar-benar mencintaimu! Berharap kamu bisa memberi dia kesempatan untuk menjelaskan. Aku berharap kamu jangan mendorong dia pergi, bisakah?"

Selesai mengatakan ini, Mary juga berdiri.

Adeline melihat Mary dan berkata, "Nenek......apa kamu sudah mau pergi?"

"Aku pulang buat makanan untukmu, lalu nanti antar ke sini. Kata Selvy kamu dua hari ini tidak makan banyak." Jawaban Mary.

Ini adalah kehangatan keluarga, setiap kali kamu lemah, dia akan memberi kamu energi.

Mary menutup kamar.

Colton bergegas bertanya, "Apa yang dikatakan gadis itu?"

Mary menundukkan kepala melihat Thiago. Pertama kali melihat cucunya seperti ini, tetapi ini masalah yang baik, paling tidak dia mengerti cinta!

"Kita pulang dulu! Biarkan dia tenang sendiri." Jawaban Mary.

Setelah Thiago mendengar perkataan Mary, dia pelan-pelan menengadahkan kepala berkata, "Aku ingin berada di sini." Meskipun Adeline tidak ingin bertemu dengan dirinya, dia juga harus menjaga Adeline.

"Thiago, kamu di sini hanya akan membuat Adeline semakin tertekan."

Thiago menggelengkan kepala, jika dia pergi, maka Adeline akan hilang dari dunianya.

Mary tidak ada cara untuk mengatur Thiago, jadi berkata pada Colton, "Colton, kita pulang dulu. Nanti malam perlu antar makan untuk Adeline."

Colton menganggukkan kepala. Jika Adeline dengan Thiago karena masalah ini berpisah, maka dia akan mencari John, kebetulan masalah lama dan baru bisa dibahas bersama! Tidak mudah untuk Keluarga Huo mendapat awal yang baru, untuk apa dia membuat surat warisan?

Setelah Mary dan Colton pergi, Harry membawa dokter datang untuk memeriksa tubuh Adeline.

"CEO Huo, aku lihat kondisimu sepertinya tidak begitu baik, apa perlu pulang untuk istirahat?"

Thiago melihat Harry, kemudian menggelengkan kepala berkata, "Aku tidak apa-apa."

Harry menghela nafas, masalah cinta ini memang membuat orang susah.

Novel Terkait

The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
5 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu