Mr Huo’s Sweetpie - Bab 163 Aku Hanya Mencintai Dirimu Seorang Selama Hidupku

Adeline Qiao menerima tisu yang diberikan oleh Thiago Huo, segera menyeka mulutnya.

“Jauh lebih baik.” jawab Adeline Qiao.

Dia tadi saat makan masih baik-baik saja, mengapa sekarang seperti ini? Thiago Huo sungguh tidak mengerti, apa kondisinya akhir-akhir ini sangat serius.

Mary meminta Thiago Huo keluar, dia berjalan ke sisi Adeline Qiao, "Bagaimana perasaanmu?"

"Nenek, aku baik-baik saja, sudah merasa nyaman sekarang."

Mary membantu Adeline Qiao berjalan keluar, "Kondisi ini normal, setelah beberapa waktu, semua akan baik-baik saja."

Adeline Qiao mengangguk, menjadi seorang ibu sungguh tidak mudah.

“ Adeline, apa kamu ingin minum sup?” Mary melanjutkan.

Setelah muntah, perutnya merasa kosong, Adeline Qiao mengangguk dan mengambil mangkuk yang diberikan oleh Mary.

Thiago Huo melihat Adeline Qiao dengan cemas, khawatir dia akan muntah lagi, dia terus memperhatikan Adeline Qiao.

Colton Huo juga memperhatikan Thiago Huo, menggodanya. "Jangan khawatir! Sudah kembali, tidak akan pergi lagi."

Thiago Huo melirik Colton Huo, lalu berkata. "Aku tidak akan membiarkan dia pergi!"

Colton Huo mengangguk mendengar perkataannya yang sangat mendominasi dan percaya diri. "Hargai itu, Adeline Qiao adalah wanita yang sangat baik, kamu harus mempertahankannya."

Thiago Huo tanpa sadar tersenyum menyaksikan Mary membujuk Adeline Qiao untuk makan lebih banyak, Adeline Qiao juga mengambil sumpit untuk makan.

Kemudian, Thiago Huo meminta Steve Xiang mengantar Mary dan Calton Huo pulang, sementara dia tinggal untuk menjaga Adeline Qiao.

Setelah Adeline Qiao mandi, dia melihat Thiago Huo duduk di kursi sedang bekerja dengan laptop.

“Thiago Huo, kamu tidak pulang?” Adeline Qiao berjalan mendekat.

Thiago Huo meletakkan laptop, "Aku ingin menemanimu di sini."

Adeline tersenyum. "Apakah kamu khawatir aku akan pergi?"

Thiago Huo memegang tangan Adeline Qiao. "Iya, khawatir."

Adeline Qiao tersenyum menatap Thiago Huo dengan lembut. "Aku tidak akan pergi lagi, sebenarnya tadi aku pergi menemui ibu."

“Ibu?” Thiago Huo meraih tangan Adeline Qiao untuk duduk.

“Ibuku dan ibumu.” Lanjut Adeline Qiao. "Aku memberi tahu mereka tentang hubunganku denganmu, agar mereka tenang bahwa aku dan kamu baik-baik saja."

Thiago Huo merasa sangat tersentuh, mengenggam tangan Adeline Qiao dengan erat. "Benarkah?"

"Ya! Aku mengatakan pada ibuku bahwa aku akan menjagamu dengan baik dan menghadapi semua masalah bersama denganmu."

Thiago Huo merasa tenang dan damai ketika mendengar kata-katanya.

" Adeline, terima kasih!"

“Tidak perlu terima kasih, aku adalah istrimu.” Kata Adeline tersenyum.

Melihat Adeline Qiao seperti itu dan mendengar ucapannya yang menghangatkan hati, Thiago Huo tidak bisa menahan diri, dia perlahan mencondongkan kepalanya, saat ini dia hanya ingin melakukan satu hal.

Adeline Qia tiba-tiba merasa sedikit gugup saat melihat wajah tampan di depannya. "Apa yang ingin kamu lakukan?"

“Mencium kamu!” Jawab Thiago Huo, ini juga yang paling ingin dia lakukan akhir-akhir ini, memeluk dan menciumnya, seolah hanya dengan cara ini dia bisa merasa nyaman.

Thiago Huo mencium bibir Adeline Qiao dan mengulurkan tangan memeluk Adeline Qiao. Dia menuangkan semua perasaannya kepada Adeline Qiao dengan ciuman ini, saling keterikatan antara bibir dan lidah, membuat hati mereka dua semakin dekat.

Thiago Huo perlahan memeluk pinggang Adeline Qiao, dia menginginkan lebih, perlahan ciumannya turun ke leher Adeline Qiao, tangannya membuka satu persatu kancing pakaian Adeline Qiao, lalu melepas satu bahu.

Merasa ciuman Thiago Huo jatuh ke pundaknya, nafas Adeline Qiao menjadi semakin berat, dia tidak bisa mendorong Thiago Huo menjauh, sebenarnya dia tidak ingin mendorongnya, tetapi memikirkan anaknya, dia harus menghentikan Thiago Huo.

" Thiago, anak..." Suara Adeline Qiao sedikit serak.

Setelah Thiago Huo mendengarnya, ada jeda sesaat, kemudian meletakkan kepala di bahu Adeline Qiao.

“Adeline Qiao, tahu akan seperti ini, aku seharusnya bersikap lebih baik saat itu.” Thiago Huo sedikit mengeluh di dalam hatinya, mengapa saat ini memiliki anak.

Adeline Qiao tersenyum, "Apa kamu marah dengan anakmu?"

“Hmm!” Thiago Huo langsung menjawab. "Ya, anak-anak datang mengambil istriku dariku."

Thiago Huo saat ini seperti seorang anak kecil, Adeline Qiao melihat sikapnya, berpikir dia sangat lucu.

“Setelah anak ini lahir, aku akan berikan sepuluh kali lipat.” Jawab Thiago Huo merapikan pakaian Adeline Qiao.

Adeline Qiao mengulurkan tangan memeluk Thiago Huo, "Oke!"

Thiago Huo mengendong Adeline Qiao berjalan ke ranjang pasien, "Tidurlah, sudah larut malam."

“Bagaimana denganmu?” Adeline Qiao bertanya.

Thiago Huo membungkuk dan menggigit telinga Adeline Qiao, lalu berbisik: "Aku ingin memadamkan api dahulu."

Seketika, seluruh tubuh Adeline Qiao seperti tersengat arus listrik, sensasi kesemutan menyebar ke seluruh tubuhnya.

Dia dengan malu-malu mendorong Thiago Huo, "Kamu, cepat pergi."

“Istriku malu?” Suasana hati Thiago Huo cukup baik, dia mencium kening Adeline Qiao, "Aku mencintaimu!"

Tiba-tiba dia berubah pucat, indeks detak jantung Adeline Qiao terus meningkat tajam. " Thiago Huo ..."

"Bodoh, apa kamu tidak percaya?"

Adeline Qiao langsung menggelengkan kepala dengan cepat, "Aku hanya merasa terkejut."

“Aku mencintaimu, Adeline Qiao, aku hanya mencintai dirimu seorang selama hidupku.” Thiago Huo melanjutkan ucapannya.

“Aku juga.” Jawab Adeline Qiao. " Thiago Huo, aku hanya mencintai dirimu seorang selama hidupku."

Ketika Thiago Huo mendengar ini, suasana hatinya jauh lebih baik, "Kamu tidur dahulu, aku akan kembali nanti."

Adeline Qiao menganggukan kepala, "Baik!"

Awalnya dia berpikir untuk menunggu Thiago Huo kembali, tetapi Adeline Qiao tidak bisa menahan lagi, ketika Thiago Huo keluar dari kamar mandi, dia sudah tertidur.

Thiago Huo tersenyum, kekasihnya sudah kembali! Bagaimana dia bisa melepaskan wanita seperi ini!

Hari berikutnya.

Perawat datang melihat kedua orang itu saling berpelukan di ranjang kecil rumah sakit, membuatnya merasa iri.

Thiago Huo mendengar suara, segera membuka mata.

"Tuan Huo, izinkan aku memeriksa kondisi Nyonya Huo."

Thiago Huo mengangguk, melepaskan Adeline Qiao dan membiarkan perawat melakukan pemeriksaan.

"Tuan Huo, Dr. Xia memintamu untuk menemuinya saat kamu sudah ada waktu."

Thiago Huo mendengarnya, tidak langsung bergerak, kemarin Harry Xia menipu dirinya untuk membeli obat dan akhirnya membawa Adeline Qiao pergi, jadi dia meragukan kredibilitasnya. "Aku tidak bisa pergi, kamu minta Harry Xia datang kemari."

Ketika Harry Xia datang, Adeline Qiao sudah bangun, begitu memasuki pintu dia melihat beberapa orang sudah berada di dalam bangsal.

“Ada banyak orang.” Kata Harry Xia tersenyum.

Adeline Qiao berbicara, "Kakak senior, kamu kemari."

Harry Xia mengangguk, lalu melihat wajah Thiago Huo tampak tidak senang, dengan postur seperti ini berarti dia ingin membuat perhitungan.

“Dokter Xia, apa hasil pemeriksaan sudah keluar?” Tanya Mary. "Bagaimana kondisinya?"

Harry Xia mengangkat alis, "Ada beberapa situasi!"

Novel Terkait

Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
3 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
4 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu