Mr Huo’s Sweetpie - Bab 380 Sangat Jauh Tetapi Dekat Di Depan Mata

Di dalam bangsal.

Suara tangisan Jennie semakin kecil, dia bersandar dibahu Howard menangis.

Howard dengan lembut membujuk Jennie, dia dengan pelan menepuk punggungnya, "Tidak apa-apa, hanya mimpi."

Suasana hari Jennie belum tenang. Saat ini dia bisa merasakan detak jantung Howard, sehingga suasana hati pelan-pelan tenang, "Howard, aku benar-benar takut. Kamu jangan meninggalkanku, karena aku hanya mengenalmu!"

Howard memegang wajah Jennie, juga menggunakan tangannya menyeka air matanya, "Aku tidak akan pergi! Kamu adalah istriku, aku tidak akan berkata seperti itu."

"Kaitkan jari kelingking!" Jennie mengulurkan jarinya, saat ini dia seperti seorang anak yang melihat Howard.

Howard tertawa, tetapi juga mengulurkan jari tangannya, "Iya, kaitkan jari kelingking!"

Jennie menjadi tenang ketika melihat Howard mengaitkan jari dengannya. Dia memeluk Howard, "Howard, aku sepertinya lapar." Sebenarnya sejak makan kemarin sampai sekarang, Jennie belum makan.

Howard melepaskan Jennie, "Apa yang ingin kamu makan?"

"Apa pun boleh." Jennie menjawab, "Yang penting bisa kenyang."

"Aku segera beli makan untukmu. Kamu tunggu aku di sini." Howard bergegas bertindak. "Bisakan?"

Sebenarnya Howard tidak tenang membiarkan Jennie sendirian di sini, pertama khawatir dia asal berpikir, kedua khawatir dia tidak ada yang jaga. Howard berpikir sejenak, kemudian teringat dengan Adeline, seharusnya mereka ada di luar.

"Jennie, Adeline datang membesukmu. Bolehkah aku menyuruhnya menemanimu?" Howard bertanya pendapat Jennie, dia sangat percaya pada Adeline. Jika orang lain, mungkin dia perlu pikirkan.

Setelah mendengar perkataan Howard, Jennie merasa bingung, "Adeline?"

"Iya! Setelah dia turun dari pesawat, langsung datang ke sini membesukmu, hanya saja kamu belum bangun, dia dengan Thiago ada di luar. Ada dia menemanimu, aku juga bisa tenang. Dulunya kalian ada teman yang baik."

Howard bergegas keluar dari bangsal, akhirnya benar-benar melihat Adeline dengan Thiago duduk di koridor. Howard bergegas ke sana, "Adeline!"

Setelah Adeline mendengar panggilan Howard, dia juga berdiri, "Bagaimana dengan Jennie?"

"Jennie lapar, aku ingin beli makan untuknya. Bisakah kamu membantuku menjaganya?" Kata Howard. "Aku tidak tenang biarkan dia sendirian, bisakah kamu membantuku?"

Adeline mengira masalah apa, ternyata hal ini, "Tentu saja bisa."

"Terima kasih!"

"Apa diantara kita masih perlu mengucapkan terima kasih?" Adeline dengan senyum berkata, "Kamu pergi bareng dengan Thiago, aku temani Jennie." Adeline tahu karena hal James, Howard dan Thiago menjadi ada konflik kecil, biarkan mereka pergi bersama juga bisa berkomunikasi, ini tidak ada dampak negatif.

Thiago tahu maksud Adeline, jadi bertanya Adeline, "Apa yang ingin kamu makan?"

"Nasi, sebenarnya aku juga lapar." Kata Adeline dengan senyum.

Melihat Howard dan Thiago turun ke bawah, Adeline baru masuk ke dalam bangsal. Dia melihat Jennie yang melamun di tempat tidur, jadi memanggilnya, "Jennie......"

Setelah Jennie mendengar suara Adeline, dia bergegas menganggukkan kepala, "Mari duduk di sini!"

Adeline duduk di kursi, Adeline merasa khawatir ketika melihat wajah Jennie yang pucat, "Bagaimana dengan kondisi tubuhmu? Apa ada yang sakit?"

"Aku tidak apa-apa." Kata Jennie, mereka seolah-olah tidak akrab seperti dulu, "Apa dulunya aku juga memanggilmu Adeline?"

Adeline menganggukkan kepala, "Iya, kita juga pernah melakukan banyak hal yang konyol."

"Adeline maaf, yang kamu katakan aku sudah lupa. Satu-satunya yang aku ingat setelah amnesia adalah hal bersama dengan Howard. Bagaimana pun dulunya aku juga bekerja dengannya."

Saat mengatakan hal Howard, sikap Jennie menjadi rileks, mata juga menjadi terang, "Apa Howard sangat hebat? Saat aku melihatnya melakukan proyek, sikapnya sangat serius, benar-benar tampan juga menarik perhatian orang."

"Iya! Pria yang serius pasti sangat tampan." Adeline setuju dengan kata Jennie. Karena dirinya terkadang juga dengan bodoh melihat Thiago. Di hal ini Adeline memiliki perasaan yang sama dengan Jennie.

"Adeline, apa dulunya ada banyak wanita yang suka pada Howard?"

Setelah mendengar hal ini, Adeline menunjukkan senyum yang penuh makna. Memang banyak wanita yang suka pada Howard, tetapi dia tidak peduli. Saat itu orang yang paling banyak dia dekati adalah Jennie, mungkin semenjak waktu itu Howard terus membuat rencana untuk mendekati Jennie.

Setelah Jennie melihat ekspresi Adeline, dia sudah tahu bahwa ada banyak wanita yang suka pada Howard, dia begitu hebat, pasti banyak yang suka pada dia, "Jadi dulunya dia dengan dengan siapa?"

Adeline bertanya dengan senyum, "Tampaknya kamu sangat keberatan?"

"Tentu saja! Bukannya aku sudah lupa hal dulu? Jika saat ini tiba-tiba ada seorang wanita muncul, juga mengatakan adalah wanita dia, aku juga bisa atasi!" Ekspresi Jennie sangat serius, dia harus tahu hal ini.

Setelah Adeline melihat ekspresi Jennie, senyuman menjadi lebih dalam. Kelihatannya Jennie sangat suka pada Howard, juga bisa melihat dia sangat tergantung pada Howard. Jika tidak dia pasti tidak keberatan dengan hal ini. Meskipun tidak tahu apa yang dia alami dengan Howard selama setengah tahun ini, tetapi bisa membuat Jennie sangat mencintai dia.

"Apa tidak boleh memberitahuku? Apa dulunya Howard ada wanita lain?" Jennie menjadi panik, firasat memberitahu dirinya bahwa dulunya Howard ada wanita lain.

Adeline menganggukkan kepala, "Dulunya dia bersikap khusus pada satu wanita, buat hal apapun akan memperhatikannya dan menjaga dia."

Setelah mendengar ini, Jennie bergegas mengerutkan dahi, "Bagaimana dengan wanita ini sekarang? Apa mereka masih ada komunikasi?"

Adeline tahu Jennie sedang cemburu, dalam hati menjadi ingin mengganggu dia, tapi takut dia terangsang, jadi menghilangkan niat ini, "Wanita itu sangat jauh tapi dekat di depan mata."

"Ah?" Jennie menjadi bingung, dia mengulang perkataan Adeline, sangat jauh tapi dekat di depan mata. Jadi wanita ini sekarang masih ada di samping Howard, maka orang yang di samping Howard adalah dirinya?

Setelah mendapat jawaban ini, suasana hati Jennie menjadi lebih baik, "Adeline, apa maksudmu adalah aku?"

"Jika bukan kamu, apakah masih ada orang lain?" Jennie bertanya, "Atau kamu berharap di sampingnya ada wanita lain?"

"Aku tidak suka ada wanita lain di sampingnya." Kata Jennie dengan yakin.

Adeline dengan senyum berkata, "Sebenarnya aku merasa Howard terhadapmu sudah melakukan rencana yang sangat lama, sekarang akhirnya bisa menikah denganmu, seharusnya sangat senang!"

"Benarkah?" Selesai bertanya ini, Jennie juga tertawa.

Saat Howard dan Thiago kembali membawa makan, sudah di depan bangsal mendengar suara tawa mereka. Kekhawatiran Howard juga hilang, "Memang Adeline paling banyak cara."

"Tentu saja, kamu juga tidak lihat, dia istrinya siapa." Thiago dengan ekspresi angkuh masuk ke dalam bangsal.

Novel Terkait

Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
3 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
4 tahun yang lalu