Mr Huo’s Sweetpie - Bab 124 Siapa Yang Tahu Tindakan Jahat Apa Yang Akan Kamu Lakukan

Mary tidak menghiraukan Colton Huo dan terus berbicara kepada Adeline Qiao,”Kamu harus memperhatikan porsi makanmu.”

“Baik, nenek, aku akan memperhatikannya,”jawab Adeline Qiao.

Saat mendengar suara Adeline Qiao yang lembut, Mary pun merasa bahwa dia ini seharusnya adalah anak yang baik, terlebih lagi, cucunya sendiri memutuskan untuk menikah dengannya, ini membuktikan bahwa ia cukup baik. Dia yakin dengan pandangan Thiago Huo, sehingga ia memutuskan untuk memeriksa hal lain dari Adeline Qiao.

“Nenek kali ini datang tiba-tiba hingga tidak sempat menyiapkan hadiah untukmu.” Mary kemudian lanjut berkata,”Sepertinya aku hanya bisa menebusnya lain kali.”

Adeline Qiao langsung menjawab,”Tidak perlu, Nenek.”

Mary menggenggam erat tangan Adeline Qiao,”Ini adalah tradisi keluarga.”

Colton Huo mendengus dingin,”Tradisi keluarga kami tidak perlu diturunkan kepadanya.”

“Kita tidak perlu menghiraukan ucapan kakek, mulutnya ini memang setajam pisau.” Mary menjawab,”Suruh Thiago untuk membawamu pulang lain kali, aku akan menyerahkan barangnya kepadamu.”

Thiago Huo memanggil Colton Huo,”Kakek, ayo berbincang di ruang belajar.”

“Kenapa? Apakah kamu khawatir dia tidak akan bisa menerimanya?” Colton Huo langsung berkata,”Aku juga sudah menuturkannya dengan sangat jelas, aku tidak akan menyetujui wanita ini menjadi bagian dari Keluarga Huo. Aku tidak tahu pikiranmu ini bermasalah atau bagaimana, dia adalah seorang wanita yang sudah pernah menikah, tetapi kamu ternyata tidak merasa keberatan! Bahkan merupakan menantu wanita dari Keluarga Yun yang benar-benar berlawanan dengan kami!”

Setiap ucapan Colton Huo itu membuat alis Thiago Huo semakin mengerut. Ia hanya menatap Colton Huo dengan ekspresi menegangkan.

“Kenapa? Apakah aku salah berbicara?” Tanya Colton Huo.

Adeline Qiao juga menundukkan kepalanya ketika mendengar ucapannya ini. Ini adalah masa lalu yang tidak akan pernah bisa ia singkirkan.

Colton Huo menatap tajam Adeline Qiao dan berkata,”Apakah kamu berani mengelaknya?’

“Kakek, ini adalah keputusanku sendiri, tidak ada hubungannya dengan Adeline Qiao,”ucap Thiago Huo.

“Jadi, apakah kamu mempunyai perasaan terhadap wanita ini?”

Thiago Huo menganggukan kepalanya,”Betul. Aku menyukainya!”

Colton Huo langsung marah setelah mendengarnya,”Thiago Huo, kamu tidak lupa akan tanggung jawab dari identitasmu, bukan? Kakek tidak akan menolak jika kamu ingin mencari seorang wanita. Namun kamu juga harus memilih seorang wanita yang bersih. Kamu kini mendapatkan seorang wanita bekas, apakah kamu tidak takut ditertawai orang lain?”

Eksrpesi Thiago Huo terlihat mendingin,”Adeline Qiao bukanlah wanita bekas!”

Mary langsung menghentikan mereka yang henda bertengkar ini,”Ok! Jangan ribut lagi! Keributan kalian membuatku sakit kepala.”

Saat mendengar Mary berkata sakit kepala, Colton Huo pun langsung melangkah maju,”Istriku, apakah kamu baik-baik saja?”

“Aku ingin pergi beristirahat.” Mary mengulurkan tangannya dan memijat kepalanya sendiri.

Ia sudah tidak naik pesawat selama bertahun-tahun, lalu langsung naik pesawat hingga ke Kota A, tubuhnya masih belum terbisa. Ditambah lagi dengan keributan Thiago Huo dan Colton Huo tadi, kepalanya ini benar-benar terasa sakit.

Setelah Adeline Qiao mendengarnya, ia pun langsung mengkhawatirkkannya. “Nenek, bagian mana dari kepalamu yang terasa tidak nyaman? Aku akan membantumu memijatnya sejenak.”

“Apakah kamu bisa?” Mary merasa sedikit terkejut.

“Iya, aku pernah mempelajarinya sebelumnya,”jawab Adeline Qiao.

Mary menganggukan kepalanya,”Baik, coba saja!”

Colton Huo tidak menyetujuinya dan langsung mendorong Adeline Qiao,”Jangan berpura-pura berbaik hati. Siapa yang tahu kamu mungkin saja hendak melakukan tindakan buruk.”

“Kakek, bagaimana aku mungkin mencelakai nenek?” Adeline Qiao benar-benar merasa rasa kesal Colton Huo terhadap dirinya ini sudah terlalu besar.

Mary mengerutkan alisnya,”Tuan Huo, tutup mulutmu!”

Colton Huo langsung menutup mulutnya, namun tatapannya tertuju tajam kepada Adeline Qiao seakan-akan sedang memperingati Adeline Qiao, jika kamu sembarangan bertindak, aku tidak akan melepaskanmu!

Adeline Qiao tiba-tiba merasa kakek ini seperti seorang anak tua, dia sudah berumur, namun masih memiliki tempramen anak-anak. Namun berdasarkan perhatian yang ia tampilkan terhadap nenek, ia dapat melihat seberapa ia mencintai nenek!

Thiago Huo melihat ekspresi Adeline Qiao tidak terlalu baik, sehingga ia pun merasa sedikit cemas,”Apakah kamu bisa?”

Adeline Qiao menganggukan kepalanya, walaupun wajahnya terlihat pucat namun tatapannya terlihat bersemangat.

Ia melihat Adeline Qiao menuntun Mary untuk berbaring, lalu menaruh kepala Mary pada pahanya. Ia menggosokkan tangannya terlebih dahulu dan berharap supaya bisa menghangatkan tangannya terlebih dahulu.

Saat merasa tangannya mulai menghangat, Adeline Qiao pun diam-diam menghirup nafas yang dalam sejenak, lalu memijat kepala Mary.

Thiago Huo dan Colton Ho diam-diam memperhatikannya, Adeline Qiao benar-benar melakukannya dengan sangat lancar. Terlihat jelas bahwa ini bukanlah pertama kalinya ia melakukannya.

“Nenek, bagaimana kekuatannya?” Bisik Adeline Qiao.

Mary memejamkan matanya dan menganggukan kepalanya,”Kuatnya sangat nyaman.”

Saat mendengar jawaban Mary, Adeline Qiao pun merasa tenang. Dia bersikap serius dan membantu Mary memijat kepalanya, tanpa menyadari bahwa keringat pada dahinya semakin banyak, ia hanya terus memfokuskan diri pada langkah-langkah yang pernah ia pelajari sebelumnya.

Mary merasa rasa sakitnya itu perlahan berkurang,”Adeline Qiao, darimana kamu mempelajari ini?’

“Seorang senior yang mengajarinya kepadaku. Kita sering pergi ke panti jompo untuk melakukan kegiatan bakti sosial sebelumnya, kita juga akan membantu memijat para orang tua,”jawa Adeline Qiao sambil tersenyum.

Saat mendengar ucapan Adeline Qiao, kesan Mary terhadap Adeline Qiao pun sedikit membaik. Bagaimana mungkin seorang wanita yang bisa ikut berkontribusi dalam kegiatan sosial dapat dikatakan tidak baik! Mary selalu saja merasa bahwa ucapan Lindsay Mo itu tidak dapat dipercaya.

Ia mungkin saja tidak bisa menadpatkan Thiago Huo sehingga ia berkata demikian! Bagaimana mungkin selera cucunya ini sejelek itu? Jika Adeline Qiao adalah orang seperti itu, mereka pasti tidak mungkin menikah.

“Nenek, bagaimana?” Suara Adeline Qiao memotong pikiran Mary.

Mary tersenyum dan berkata,”Aku sudah merasa jauh lebih baik! Terima kasih!”

“Tidak apa-apa, aku sudah memang seharusnya melakukannya,”jawab Adeline Qiao yang kemudian menuntun Mary untuk duduk. “Aku kali ini sudah terlalu kasar, lain kali, aku akan membeli sedikit minyak supaya kamu merasa semakin nyaman.”

Setelah selesai dipijat oleh Adeline Qiao, Mary pun merasa tubuhnya jauh lebih lega,”Tidak apa-apa, sudah sangat baik!”

Adeline Qiao tersenyum, setetes keringat mengalir dari pipinya, ia kemudian mengulurkan tangannya dan menghapusnya. Ia kini merasa tenaganya diserap habis, tatapannya bahkan terlihat linglung.

Kepalanya terasa pusing, dirinya seperti sedang melayang, ia benar-benar tidak bertenaga sedikitpun.

Thiago Huo menyadari adanya keanehan dari situasi Adeline Qiao, sehingga ia pun langsung duduk di sisi Adeline Qiao,”Ada apa denganmu?’

“Aku baik-baik saja,”jawab Adeline Qiao.

Thiago Huo mengerutkan alisnya, mengulurkan tangannya dan menyingkirkan rambut Adeline Qiao, ia kemudian menyadari bahwa dahinya dipenuhi keringat.

“Kondisimu pasti kurang baik.”

Pada saat Adeline Qiao masih ingin mengatakan sesuatu, Thiago Huo sudah terlebih dahulu menyuruh Steve Xiang untuk memanggil dokter.

Colton Huo juga merasa ada yang kurang tepat dari kondisi Adeline Qiao, hatinya ikut merasa sedikit khawatir.

Mary mengulurkan tangannya dan mengelus tangan Adeline Qiao,”Ada apa? Apakah kamu benar-benar merasa tidak nyaman?”

“Nenek, aku baik-baik saja, Thiago yang terlalu khawatir,”suara Adeline Qiao tidak terlalu kuat, namun terdengar jelas sedikit lemas.

Thiago Huo menuntun Adeline Qiao untuk beranjak berdiri,”Aku kira kamu pasti jatuh sakit, aku akan menuntunmu untuk pergi ke kamar dan istirahat.”

Adeline Qiao beranjak berdiri dan berusaha untuk berdiri stabil. Sepertinya dia benar-benar tidak bisa menahannya, diapun menghirup nafas yang dalam.

“Thiago, jaga nenek dan kakek dahulu, aku akan pergi beristirahat sejenak,”bisik Adeline Qiao.

Ia kemudain berkata kepada Colton Huo dan May,”Kakek, Nenek, maaf sudah membuatmu melihat kondisiku seperti ini, aku merasa kelelahan dan kurang nyaman beberapa hari ni.”

“Iya! Cepat pergi istirahat!” Mary merasa cemas.

Thiago Huo mencoba untuk melepaskan Adeline Qiao,”Apakah kamu bisa pergi sendirian?”

Adeline Qiao menganggukan kepalanya, namun pandangannya langsung menghitam setelah ia baru saja berjalan dua langkah, hingga dirinya langsung terjatuh ke arah depan.

“Adeline Qiao!” Terdengar suara Thiago Huo yang gugup, lalu ia merasakan pelukannya.

Namun dia benar-benar tidak tahu apa lagi yang terjadi setelah itu......

Novel Terkait

Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
4 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu