Mr Huo’s Sweetpie - Bab 145 Benar-benar Adalah Sebuah Kejutam

Dikeluarga Yun.

Quin menjawab telepon Jason, dia lalu mondar mandir didalam kamar, dia memegang erat tangannya sendiri, dia tampak bingung.

"Nyonya!"

Mendengar ada orang yang mengetuk pintu, Quin juga kaget.

"Ada apa?" nada bicara Quin tidaklah baik.

"Sudah boleh makan." Orang yang datang juga seperti kaget dengan nada bicara Quin.

"Aku sudah tahu." Jawab Quin sambil mengerutkan keningnya.

Dia harus memikirkan sebuah cara dulu, jika tidak anaknya akan habis sudah, meskipun beberapa hari ini Tuan Besar tidak pergi ke kantor, namun dia juga punya bawahan di kantor, jika dia tahu Jason menggunakan dana projek lain, dia pasti akan mengusir Jason keluar dari perusahaan.

Hal ini memang yang dilarang olehnya, jika begitu, dia semakin punya alasan untuk membiarkan Thiago kembali! Tidak boleh, dia tidak boleh membiarkan masalah ini terjadi, jika tidak semua usahanya akan sia-sia beberapa tahun ini.

Quin terus mondar mandir didalam kamar, pertama kalinya dia menunjukkan ekspresi panik seperti begini.

"Ibu, kakek menunggu kamu makan." Joline berkata kepada Quin didepan pintu.

Suasana hati Quin tidaklah baik saat ini, dia juga membentak Joline, "Aku tahu! Jangan mengangguku, kamu turun dulu saja!"

Mendengar perkataan seperti ini, Joline juga merasa tidak senang, dia terus merasa bahwa dirinya seolah berlebihan dirumah ini, semua orang hanya memperhatikan kakak pertama saja, kakak kedua belakangan ini juga pergi berdinas, didalam rumah sungguh tidak ada orang yang bisa perhatian terhadapnya.

Joline dengan kecewanya turun kebawah, jika bisa, dia lebih memilih untuk meninggalkan rumah ini.

Melihat Joline kembali kemeja makan, John melirik kearah belakangnya, namun dia tidak menemukan Quin.

"Ibumu tidak mau makan?"

Joline menatapi John dengan kecewa, "Kakek, apakah aku dipungut? Semua orang sepertinya tidaklah menyukaiku."

mendengar perkataan ini, John juga merasa tidak enak, iya! Joline sudah tumbuh, waktu sudah berlalu cepat, sebentar lagi dia juga sudah harus pergi bekerja.

"Tidak, kakek juga masih suka denganmu."

"Kakek, kamu tidak perlu menasehatiku." Joline tahu dengan suasana hati John.

John mengelengkan kepalanya, "Kakek bukan menasehatimu, kakek masih ingin melihatmu menikah.' Hanya saja waktunya sepertinya sudah tidak banyak lagi.

Joline juga langsung sensitif mendengar ini, kakek seolah sedang mengatakan wasiat saja, "Kakek, kamu pasti bisa melihatnya."

"Joline, kamu segera carilah seorang pacar dan bawa pulang untuk dilihat oleh kakek."

"Mana semudah itu." Kata Joline dengan suara pelan, lelaki-lelaki itu sekali tahu bahwa dia adalah putri keluarga Yun dan mereka akan langsung kabur.

John tersenyum, "Akan ada, kakek percaya!"

Disaat ini, Quin juga turun dari atas.

Suasana hatinya seolah sudah diatur dengan baik, dia berkata kepada John, "Ayah, tadi aku menerima sebuah telepon, dia turun lebih malam."

"Makan dulu saja!" John membuka mulutnya.

Mereka bertiga mulai makan.

Sambil makan, Joline tiba-tiba terpikiran sesuatu.

"Ibu, aku ingin memberitahumu satu hal."

"Ada apa?"

"Bukankah aku ada seorang teman yang tinggal disekitar Abigail, kemarin dia bilang bahwa Chyntia dan Abigail diusir dari Keluarga Qiao."

Mendengar perkataan ini, mata Quin bersinar, "Benarkah?"

"Iya!" Joline menganggukkan kepalanya, "Temanku melihatnya dengan mata kepalanya sendiri bahwa mereka berdua membawa koper pergi dan tidak kembali lagi, sekali dicari tahu barulah tahu Felix mengusir mereka, dan katanya masih mau bercerai dengan Chyntia!"

Quin mengerakkan matanya sendiri, Felix akhirnya sadar? Kali ini akhirnya keras? Apa sebenarnya alasannya?

Mendengar kabar ini, John juga sedikit kaget, dia masih ignat bahwa Chyntia waktu itu baru datang ke keluarga Yun untuk memintanya menolong Abigail, mengapa sekarang bisa terjadi hal seperti ini.

"Apakah tahu sebabnya?" Tanya Quin.

Joline mengelengkan kepalanya, "Tidak jelas, namun mereka menebak bahwa mungkin itu berhubungan dengan masalah Abagail menyetir ketika mabuk itu!"

Quin merasa pasti bukan karena masalah ini, Felix bercerai dengan Chyntia merupakan masalah besar, dia harus mencari tahu dulu.

terpikiran felix, Quin langsung menemukan sebuah cara untuk membantu Jason, ditangan mereka masih ada saham Senco yang banyak, asalkan menjual saham ini pasti akan mengisi kembali sedikit dananya.

Jika masih belum cukup, maka segera cari cara untuk mendapatkan Senco Corp dan jual perusahaannya, bagaimanapun juga Senco juga punya sedikit basic, seharusnya akan ada orang yang mau membelinya.

Seusai makan, Quin segera menelepon Jason, dan memberitahu pemikiran ini kepadanya.

"Ibu, aku tahu."

Quin memikirkan cara untuk bagaimana mendapatkan sisa saham Felix, sekali dihitung sepertinya pas-pasan asja, dia harus memikirkan cara lain lagi.

Dengan cepat, Jason langsung menjual saham Senco Corp ditangannya.

Ketika Thiago tahu ini, dia merasa kaget, Jason akan memikirkan cara ini untuk menyumbat dananya, kali ini benar-benar harus tepuk tangan untuknya, otaknya masih lumayan lancar.

Jhony menatapi Thiago, "Boss, apakah kamu mau turun tangan?"

Thiago terus tenagn, "Bagaimana menurutmu?"

Jhony tersenyum, "Tentu saja harus, dengan begitu Senco Corp juga jatuh pada tanganmu, dan sekarang kita juga bersiap untuk menyerbu dunia properti, mendaptakan Senco pasti adalah sebuah hal yang baik."

Thiago menganggukkan kepalanya, awalnya dia ingin mendapatkan Yun's Corp dulu barulah mengambil kembali Senco Corp, namun tidak disangka bahwa Jason akan membuat masalah dan menjual Senconya, ini sungguh adalah sebuah kejutan dan bagi Adeline juga adalah sebuah kabar baik!

"Jhony, gunakan harga paling rendah untuk membeli semua saham dari tangan Jason."

"Baik!" Jhony juga terlihat senang, kali ini sungguh adalah kesempatan pemberian tuhan.

Dengan adalnay Senco dibawah naungan HD, maka akan ada banyak masalah yang menjadi sederhana nanti, awalnya mereka mengira masih harus mencari sebuah perusahaan properti untuk bekerja sama, namun sekarang malah ada kesempatan baik ini, good!

Seusai beres-beres, Jhony bersiap untuk membeli saham, "Boss, kalau begitu aku sibuk dulu saja."

"Baik!" Thiago menganggukkan kepalanya, "Bonus bulan ini double."

"Baik!" Jhony langsung sangata semangat mendengar kabar baik ini.

Setelah pulang kerumah, Thiago juga memberitahu hal ini kepada Adeline.

"Benarkah?" Adeline juga merasa kaget, "Mengapa Jason melakukan hal ini?" Aturannya, dia akan mengambil saham Senco dengan segala cara, seharusnya dia tidak akan melakukannya.

Thiago mengulurkan tangan untuk mengelus rambut Adeline, "BElakangan ini dia sepertinya bertemu dengan masalah dan membutuhkan banyak uang."

Mendengar ini, Adeline megnanggukkan kepalanya, ini sepertinya masuk akal, "Sepertinya masalahnya sedikit besar."

"Benar kan!" Suasana hati Thiago lumayan baik, "Adeline, jika aku mendapatkan Senco, apakah kamu punya ide?"

Adeline melototkan matanya, seolah dia tidak menyangka Thiago akan melakukan ini, dia terlihat senang, "Thiago, benarkah katamu?"

"Iya!" Thiago menganggukkan kepalanya, "Senco, bukankah dulu kamu dan ibu ingin menjaganya?"

Mata Adeline basah, dia mengulurkan tangan untuk memeluk Thiago, "Terima kasih, suamiku!"

Novel Terkait

You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
3 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
3 tahun yang lalu