Mr Huo’s Sweetpie - Bab 226 Siapa Orang yang Kamu Curigai

Saat Joe Yun mendengar ucapan ini, dia merasa ini merupakan sebuah pelecehan yang besar.

"Thiago, jangan keterlaluan!"

Thiago Huo menganggukkan kepala, "Sebenarnya aku memang ingin menindas kalian!"

Joe Yun seketika langsung kehilangan kata-kata, tidak disangka Thiago Huo akan mengakuinya seterus terang ini.

"Nanti bakalan ada desainer yang akan datang, aku ingin menyuruhnya merenovasi ulang rumah ini, jadi kalian tidak boleh tinggal di sini lagi. Aku khusus datang ke sini bertujuan mengabarkan kalian untuk pindah secara resmi!"

Quin Fu segera berlari ke hadapan Thiago Huo. "Kamu ingin mengusir kami keluar? Atas dasar apa! Tuan Besar telah mengatakan tidak ada perubahan apapun sebelum surat wasiatnya diumumkan! Atas dasar apa kamu mengusir kami keluar."

"Tapi rumah ini adalah milikku, aku yang berhak mengambil keputusan di wilayahku sendiri!" Thiago Huo mengatakannya dengan angkuh. "Rumah ini telah berpindah kepemilikan terhadapku sebelum John meninggal. Kalau begitu, kalian rasa aku berhak untuk bertindak seperti ini tidak?"

Joe Yun benar-benar merasa segala hal ini telah menyimpang dari orbit semula, ini berbeda dengan apa yang telah disepakati sebelumnya. "Thiago, kami tidak akan mengalah!"

Thiago Huo tertawa. "Kalian tenang saja, aku tidak akan begitu kejam dan menyuruh kalian pindah hari ini juga. Sebelum rumah ini mulai direnovasi secara resmi, kalian masih boleh tinggal di sini, tapi kalian harus mencari rumah baru secepatnya."

Sepuluh menit kemudian, desainer yang disebutkan Thiago Huo telah datang dengan membawakan timnya, juga bergegas melakukan pengukuran dengan cepat. Thiago Huo sama sekali tidak menghiraukannya, hanya duduk di sofa dengan tenang melihat ponselnya sendiri.

Sedangkan Joe Yun dan Quin Fu terlihat tak berdaya melihat kejadian yang terjadi di depan mata ini.

"Cepat pikirkan jalan keluar, memangnya benar-benar ingin berdiam diri sampai diusir." Quin Fu berkata dengan suara kecil.

Joe Yun juga merasa pusing, dia melihat Thiago Huo yang duduk di sofa, tiba-tiba merasa dirinya sekarang menjadi lebih rendah daripada orang lain.

Jason Yun langsung bergegas pulang ke rumah setelah mendapatkan kabar. "Thiago, kenapa kamu di sini? Atas dasar apa kamu boleh mengutus orang untuk membawa Lindsay pergi?"

Quin Fu mendekat dan menarik Jason Yun. "Sekarang bukanlah saat untuk membahas Lindsay, kita sekarang akan segera di usir keluar."

Jason Yun melihat Joe Yun dengan penuh kebingungan. "Pa, apa maksudnya? Bukankah kamu hari ini bilang akan pergi ke bank dan membuat rumah ini sebagai jaminan? Kenapa bisa seperti ini?"

Thiago Huo meletakkan ponselnya, melihat Jason Yun. "CEO Yun, sekarang masih merupakan waktu bekerja, kenapa kamu pulang? Sudah tulis surat izin belum?"

"Thiago, aku biasanya selalu seperti ini!" Jason Yun mengatakannya dengan suara keras.

"Direktur Yun setidaknya hari ini telah berpesan pada asistennya bahwa hari ini ada urusan yang ingin ditangani, makanya tidak akan kembali ke perusahaan. Meskipun tidak sesuai dengan standar dalam perusahaan, tapi ini terbilang telah meninggalkan pesan. Tapi tindakan CEO Yun yang pergi meninggalkan pekerjaannya dengan sembarangan seperti ini harus menerima hukuman!"

Urat nadi di tangan Jason Yun mulai bermunculan, terlihat jelas betapa susahnya dia menahan kesabarannya. "Thiago, aku sekarang telah dihancurkan olehmu, kamu masih mau apa lagi?"

"Bukankah CEO Yun masih merupakan CEO Yun?" Thiago Huo tertawa. "Kalau kamu tidak senang dalam pekerjaan ini, boleh-boleh saja memberikan surat pengunduran diri sesuai prosedur dalam perusahaan."

Jason Yun tahu Thiago Huo ingin mendesaknya pergi dengan cara seperti ini, tapi Jason Yun tidak akan membiarkannya berhasil.

Tim desainer sudah selesai melakukan pengukuran sesi pertama. "CEO Huo, tugas kami di sini sudah selesai, kami akan berusaha mengirimkan data ukuran secara detail dan gambar dekorasi padamu dalam waktu 2 hari."

"Ok, thank you!" Thiago Huo menganggukkan kepala.

"Kalau begitu CEO Huo, kami pergi dulu." Setelah mengatakannya, sang desainer langsung membawa timnya dan pergi dari sana.

Thiago Huo melihat sekilas terhadap ketiga orang yang berdiri di samping, "2 hari kemudian, tepat saat aku telah mendapatkan gambar dekorasi, aku akan mengabarkan kalian secara resmi tentang kapan kalian harus pindah."

"Thiago, kamu benar-benar ingin sekejam itu?" Joe Yun menanyakannya tanpa menyerah.

Thiago Huo berkata sambil tertawa: "Aku merasa aku sudah sangat bertoleransi, kalau tidak, aku pasti akan langsung mengusir kalian keluar hari ini juga. Atas dasar hubungan kita sebagai kerabat, aku telah berlapang dada, dan tentu saja kalian tidaklah begitu senang atas tindakanku ini."

Thiago Huo tidak berbicara dengan meraka begitu lama lagi, karena sekarang sudah ada begitu banyak masalah yang harus ditangani oleh mereka.

Kembali ke Vila River Bay.

Thiago Huo melihat Adeline Qiao dan Joline Yun berada di halaman rumah.

Adeline Qiao duduk di samping, melihat Joline Yun yang sedang berjalan ke sana dan kemari. Sedangkan kursi yang ada di samping Adeline Qiao terdapat begitu banyak baju.

Thiago Huo melangkahkan kakinya berjalan ke sana. "Sedang apa ini?"

"Thiago, kamu sudah pulang." Adeline Qiao segera berkata.

Thiago Huo menganggukkan kepala. "Joline, sedang fashion show?"

"Kurang lebih seperti itu." Adeline Qiao berkata sambil tersenyum. "Joline telah terpilih menjadi model di perlombaan desain busana oleh sebuah perusahaan. Kami sedang memilih pakaian yang ingin dipakai untuk menghadiri wawancara besok."

Joline Yun berkata dengan sedikit merasa malu: "Paman, kamu sudah pulang. Aku pinjam tante sebentar ya."

Thiago Huo mulai duduk di samping. "Kalau begitu aku akan ikut membantumu memilihnya."

"Nenek sepertinya lebih ahli dalam hal ini." Kemudian Thiago Huo menambahkan pernyataan.

Adeline Qiao mulai teringat akibat perkataan Thiago Huo ini, baju yang dipakainya belakangan ini merupakan pilihan Nenek, dan efek setelah mengenakannya pun sangat bagus. "Tapi Kakek dan Nenek hari ini telah keluar berkencan dan baru akan pulang malam hari nanti."

Setelah Joline Yun mendengar ucapan ini, dia langsung berjalan ke hadapan Thiago Huo, "Paman, apakah ini sungguhan?"

Thiago Huo menganggukkan kepala, "Sungguh, Nenek saat masih muda dulu merupakan seorang desainer busana."

Adeline Qiao dan Joline Yun baru pertama kalinya mendengar Thiago Huo mengungkit masa lalunya Mary, mata mereka berdua berbinar-binar. Sambil mendengarkan kisah cinta antara Mary dan Colton Huo dulunya.

"Kakek dan Nenek sungguh romantis." Joline Yun tiba-tiba merasa iri.

Thiago Huo melihat Joline Yun, lalu teringat dengan perkataan yang dikatakan oleh Steve Xiang terhadapnya pada malam hari itu. "Dengar-dengar sudah ada orang yang menembakmu ya?"

Joline Yun terkejut. "Tidak! Paman, kamu mendengarnya dari siapa."

Adeline Qiao juga ikut melihat Thiago Huo, kenapa dirinya tidak mengetahui hal ini. "Joline, ini sungguhan?"

"Tidak! Aku sendiri saja tidak tahu." Meskipun Joline Yun membantah hal ini, tapi warna merona di wajahnya telah membocorkan isi hatinya.

Thiago Huo tidak lanjut membongkar Joline Yun, "Sudahlah, katakanlah pada kami setelah kamu benar-benar telah memiliki pacar. Sekarang lanjutlah."

Joline Yun menanggapinya "Oh.", lalu lanjut melakukan hal tadi.

Di selang waktu saat Joline Yun pergi mengganti baju, Adeline Qiao sudah tidak sabaran untuk menanyakan Thiago Huo. "Ada apa ini?"

Thiago Huo berkata di samping telinga Adeline Qiao. Adeline Qiao merasa terkejut. "Jadi siapa orang yang kamu curigai?"

"Harry Xia."

Adeline Qiao benar-benar tidak pernah menduga semua hal ini, Harry Xia dan Joline Yun? Tapi setelah memikirkannya sejenak, sepertinya mereka berdua memang cukup serasi. Mungkin saja ini merupakan sebuah jodoh yang baik.

Kemudian, Thiago Huo dan Adeline Qiao membantu Joline Yun memilih beberapa pasang baju, dan menunggu saran dari Mary nanti malam setelah dia pulang.

Di petang hari, sebuah mobil hitam berhenti di depan pintu Vila River Bay.

Saat Thiago Huo dan yang lainnya hendak mulai makan, tiba-tiba malah mendengar adanya suara bel pintu.

"Aku pergi membuka pintu." Joline Yun berdiri dengan girang, mengira Colton Huo dan Mary telah pulang.

Adeline Qiao melihat sosok punggungnya yang terlihat riang, spontan tertawa.

Tapi tidak lama kemudian, Joline Yun kembali masuk. Ekspresi wajahnya pun terlihat serius, "Tante, ada tamu yang datang."

Novel Terkait

Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu