Mr Huo’s Sweetpie - Bab 120 Pilihan Sulit Diantara Cinta Dan Uang

Lindsay Mo tidak memikirkan ucapan Jason Yun.

Ini adalah pertama kalinya seorang lelaki berbicara seperti ini kepadanya, sehingga hatinya tentu saja merasakan sedikit kecanggungan.

“Lindsay Mo, kamu adalah asisten yang paling menonjol, aku berharap kamu dapat menetap dan membantuku!” Jason Yun berbicara dengan sangat tulus.

Lindsay Mo goyah oleh karena ucapan Jason Yun, hatinyapun mulai berkonflik.

Jika dia menetap, maka artinya ia memisahkan dirinya dari Thiago Huo dengan jelas, bahkan mungkin saja berdiri di sisi yang berlawanan dengan Thiago Huo kedepannya.

Jika dia tidak menetap, maka kesempatannya untuk mendekati dirinya sangat amat kecil, ditambah lagi dengan Adeline Qiao yang kini sudah berada di sisi Thiago Huo.

Namun, jika dia menetap, dia bisa mendapatkan uang untuk dirinya sendiri, dengan demikian, ia juga bisa membawa sebagian pulang. Namun, dia akan berdiri di sisi yang berlawanan dengan Thiago Huo dan yang lainnya kedepannya.

Jika tidak menetap, dia bahkan tidak tahu darimana ia akan mendapatkan biaya hidupnya. John sebelumnya pernah memberikan uang kepadanya, namun uang tersebut benar-benar tidaklah banyak. Ketika ia sudah menghabiskannya dan jika ia tidak mempunyai pekerjaan apapun, bagaimana ia akan menanyakan hal ini kepada Thiago Huo?

Saat melihat Lindsay Mo ragu, Jason Yun lanjut berkata,”Lindsay Mo, jika kamu harus pergi menyelesaikan urusan, kamu boleh meminta izin cuti untuk mengurusinya. Namun aku berharap kamu tidak meninggalkan Yun’s Corp., aku masih mempunyai banyak sekali urusan yang memerlukan bantuanmu disini.”

Eksspresi Lindsay Mo terlihat kesulitan, ia kini dihadapi dengan kesulitan dimana ia harus memilih diantara cinta dan uang.

“CEO Yun, aku.......” Lindsay Mo benar-benar tidak tahu harus berkata apa.

Jason Yun menyerahkan surat pengunduran diri itu ke tangan Lindsay Mo,”Lindsay Mo, aku bisa memberikan waktu beberapa hari supaya kamu bisa mengkaji ulang. Kamu sangat menonjol di segala bidang, aku benar-benar sangat memerlukan dirimu!”

“Terima kasih, CEO yun!” Lindsay Mo benar-benar merasa sedikit tersentuh terhadap permintaan Jason Yun supaya ia menetap,”Aku akan mempertimbangkannya!”

Lindsay Mo membawa surat pengunduran diri itu keluar dari ruang kantor Jason Yun. Ini adalah pertama kalinya ia merasa bingung. Ia sebelumnya selalu saja paham jelas apa yang hendak ia lakukan, namun ia kini sudah tidak mengerti lagi.

Dia jelas-jelas datang ke Kota A untuk membantu Thiago Huo kali ini, namun semuanya kini sepertinya sudah melenceng dari tujuan aslinya.

Setelah pergi meninggalkan Yun’s Corp., Lindsay Mo diam-diam datang ke sekitar HD-QH Designs Corp., dia hanya ingin bergantung kepada nasibnya untuk melihat apakah ia bisa bertemu dengan Thiago Huo atau tidak.

Dia duduk di kafe seberang dan menunggunya.

Tuhan mungkin mempunyai mata, Lindsay Mo benar-benar berhasil melihat Thiago Huo. Thiago Huo dan Howard Qin baru saja pulang dari luar, Lindsay Mo juga melihat mereka berjalan masuk ke dalam gedung setelah turun dari mobil.

Lindsay Mo terus duduk dan menunggu, lalu berharap ia dapat menunggu Thiago Huo turun seorang diri.

Ia kali ini menunggu hingga waktu pulang kerja tiba, Thiago Huo dan Adeline Qiao muncul di dalam ruang lingkup pandangan Lindsay Mo. Mereka saling bergandengan, lalu berdiri di pinggir jalan dan menunggu mobil datang menjemput mereka.

Ia melihat Thiago Huo membantu Adeline Qiao merapikan pakaiannya dengan penuh perhatian, lalu membantunya menyingkirkan rambutnya dari wajahnya. Tatapan seperti itu, perhatian seperti itu, adalah hal-hal yang tidak pernah dimiliki orang lain.

Adeline Qiao hanya menikmati kasih sayang Thiago Huo seperti itu, atas dasar apa! Lindsay Mo mengepal erat tangannya, kukunya bahkan sudah menusuk telapak tangannya hingga menampilkan jejak berdarah.

Mengapa Thiago Huo bisa membiarkan wanita seperti ini menetap di sisinya, bahkan memberikan banyak sekali kasih sayang kepadanya! Kekuatan gaib apakah yang dimiliki Adeline Qiao ini hingga membuat Thiago Huo bersikap seperti ini.

Dirinya sudah menunggu Thiago Huo selama bertahun-tahun, namun dia tidak pernah sepenuhnya menatap dirinya. Bagaimana hal ini bisa dikatakan masuk akal?

Ia melihat Thiago Huo menuntun Adeline Qiao naik ke mobil, lalu dirinya juga naik ke mobil setelahnya. Mobil dikendarai pergi dalam waktu singkat, hatinya itu juga semakin hancur seiring dengan mobil yang pergi itu, lalu terjatuh ke lantai.

Lindsay Mo mengulurkan tangannya dan menekan sisi hatinya yang sakit. Ia bertanya keapda dirinya sendiri, apakah dirinya ini benar-benar harus melihat keadaan dimana mereka berdua saling bermesraan dengan kedua matanya sendiri untuk sepenuhnya melenyapkan perasaannya? Namun Lindsay Mo tetap saja merasa tidak rela, mengapa dirinya kalah dari Adeline Qiao! Dia benar-benar tidak paham!

Sebelumnya, dia juga pernah berpikir untuk diam-diam memberikan saran kepada James Yun untuk menyuruhnya memulangkan Adeline Qiao. Namun triknya ini tidak berguna! Ia tahu jelas tindakan Thiago Huo sehingga ia tidak berani melakukannya secara terbuka.

Lindsay Mo mengeluarkan ponselnya dan menelepon Jason Yun,”CEO Yun, aku bisa menetap!”

“Benarkah? Bagus sekali!” Jason Yun juga merasa sangat bersemangat,”Aku tahu kamu tidak akan mengecewakanku!”

“Namun aku ingin memohon izin cuti selama beberapa hari untuk pulang dan melihat ayah ibuku.”

“Tidak masalah!” Jason Yun langsung menyetujuinya dengan santai.

Lindsay Mo meletekkan ponselnya,”Thiago Huo, kamu yang memaksaku melakukan ini semua! Jadi, kamu tidak bisa menyalahkan diriku!”

Lindsay Mo mengambil ponselnya lagi dan memesan tiket menuju ke Korea. Dia ingin menyampaikan semua ini kepada Colton Huo, ini juga merupakan sebuah trik besar terakhir yang dapat ia lakukan.

Thiago Huo pasti menuruti perkataan Colton Huo, dengan demikian, apakah ia masih memiliki kemungkinan untuk bersama dengan Adeline Qiao? Jika ia memang tidak bisa mendapatkannya, maka Adeline Qiao juga tidak boleh mendapatkannya! Kemungkinan terburuknya hanyalah tidak adanya perbedaan diantara yang baik dan buruk!

Teringat akan akhir dari Adeline Qiao, Lindsay Mo pun tersenyum,”Adeline Qiao, aku akan membiarkan kamu hidup beberapa hari lagi!”

Di atas mobil.

Adeline Qiao tidak dapat menahan diri dan bersin, lalu mengambil tisu dan mengelapnya.

“Kenapa? Apakah kamu sakit flu?” Thiago Huo bergegas bertanya.

Adeline Qiao menggelengkan kepalanya,”Tidak, hidungku hanya terasa gatal.”

Thiago Huo mengulurkan tangannya dan menarik tangan Adeline Qiao,”Cuaca beberapa hari ini mendingin. Kamu harus menjaga dirimu dengan baik!”

“Aku pasti akan menjaga diri, kamu juga harus melakukan hal yang sama,”ucap Adeline Qiao sambil tersenyum.

Setelah selesai berbicara, mereka berdua menundukkan kepala dan memainkan ponsel masing-masing. Adeline Qiao merapikan dokumennya hari ini, semua ini adalah hal yang sangat penting baginya untuk membuat rencana.

Namun Thiago Huo meliaht dokumen Yun’s Corp. yang dikirimkan oleh John, terlebih lagi, John juga menyampaikan kepadanya sebuah informasi, yaitu Lindsay Mo tidak mengundurkan diri.

Saat mendengar kabar yang satu ini, alis Thiago Huo terlihat sedikit mengerut. Dia akhirnya tetap saja memilih jalan yang lain. Maka dia kini juga tidak mempunyai keraguan lainnya lagi.

Thiago Huo pun menyampaikan pendapatnya kepada John, lalu menyuruhnya mengutus orang untuk mengawasi Lindsay Mo.

Lengannya tiba-tiba terasa memberat, Thiago Huo berpaling dan melirik, Adeline Qiao ternyata tertidur, sepertinya ia kekurangan tidur karena harus lembur mengerjakan proposalnya.

Thiago Huo meletakkan ponselnya, mengulurkan tanganya dan merangkul Adeline Qiao ke dalam pelukannya. Salah satu tangannya mengambil ponsel yang Adeline Qiao genggam, matanya kebetulan menangkap isi dari ponselnya itu.

Setelah mengambil ponsel Adeline Qiao, Thiago Huo pun sekilas melihatnya sejenak. Sepertinya dia sudah mulai menata pola pikirnya, proposal yang dibuat dari pola pikir ini masih kurang kuat hal ini akan berakibat mudah ditolak oleh orang-orang.

Thiago Huo menambahkan beberapa poin dalam ponselnya dan berharap semua ini dapat membantu Adeline Qiao.

Mobil tiba-tiba direm mendadak, Thiago Huo juga langsung memeluk Adeline Qiao dengan erat, ia kemudian menatap tajam ke arah luar mobil.

Saat melihat sebuah mobil BMW merah menghalangi mobilnya, Thiago Huo pun menajamkan tatapannya.

“Nelson Xiang, coba turun dan lihat.”

“Baik.”

Thiago Huo menundukkan kepalanya dan melihat Adeline Qiao masih tertidur tenang, dia pun merasa tenang. Untung Adeline Qiao berada dalam keadaan baik-baik, jika tidak, dia pasti tidak akan melepaskannya.

Tidak lama kemudian, Nelson Xiang naik kembali ke mobil.

“Boss, orang yang berada di mobil itu adalah Abigail Qiao dengan seorang temannya, mereka berdua sepertinya sedang mabuk, sehingga tidak mengendalikan mobilnya dengan baik!”

Novel Terkait

Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
3 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu