Mr Huo’s Sweetpie - Bab 278 Menemui Nyonya CEO

Di sebuah gedung besar kawasan perkotaan.

Michael memegang secangkir wine dan berdiri di depan jendela, menyipitkan mata melihat matahari terbenam di luar.

Tiba-tiba, dia mengepalkan tangan yang memegang gelas wine dengan erat, "Thiago, kamu akhirnya pulang juga, sudah waktunya bagi kita untuk bertemu."

Tepat pada saat ini, ada seorang pria paruh baya masuk ke dalam ruang kantor Michael.

"Michael."

Michael memanglingkan kepala melihat pria itu, tatapan matanya sangat datar, lalu meletakkan gelas. "Paman sudah datang."

Orang yang masuk merupakan papanya Lindsay Mo, Arnold Mo, tapi Michael malah tidak begitu menyukai pamannya ini. Kalau bukan karena dia dulunya senang berjudi, perusahaan tidak akan bangkrut, dan Lindsay Mo tidak akan mengambil jalan kehidupan seperti ini.

"Dengar-dengar Thiago sudah pulang." Arnold Mo berkata dengan marah. "Michael, bagaimana pun juga, kamu harus mencari keadilan bagi adikmu, kepulangan Thiago kali ini sepertinya hendak membawa pergi abu tulang Lindsay Mo."

Michael tidak berekspresi apapun, tatapan matanya sangat datar, ucapan yang dilontarkannya mengandung aura dingin. "Benarkah? Lindsay sudah mati, apa gunanya memiliki abu tulang! Thiago sama sekali tidak menyukai Lindsay, aku rasa sepertinya bukan dia yang menginginkannya!"

Setelah terjadi sesuatu pada Lindsay Mo, Michael pernah menyelidiki keadaan, lalu menyadari Lindsay Mo dan Jason Yun telah menikah. Keluarga Yun di Kota A termasuk sebuah keluarga terkemuka, tapi setelah kematian John Yun, Keluarga Yun pun mulai hancur.

Hanya saja Michael merasa hal ini tidak sesederhana seperti hasil informasi yang didapatkannya, pasti masih ada beberapa hal yang tidak diketahui oleh mereka, mungkin saja ada yang berkaitan dengan kematian Lindsay Mo.

Arnold Mo tidaklah begitu peduli terhadap kematian putrinya, dia hanya ingin memanfaatkan hal ini untuk memeras Thiago Huo. Arnold Mo tidak akan membiarkan dia membawa pergi abu tulang Lindsay Mo semudah itu.

Michael melirik Arnold Mo dengan tatapan dingin, saat melihat wajahnya yang penuh dengan kerakusan itu, Michael merasa jijik. Tidak ada hal lain lagi dalam otak dan lubuk hatinya selain uang!

"Paman, aku masih ada urusan, kamu pulang dulu."

"Baik, aku pulang dulu. Tapi kamu tidak boleh melupakan permasalahan adikmu."

Michael menganggukkan kepala. "Ok!"

Setelah Arnold Mo pergi, Michael duduk, dia menyalakan layar monitor. Michael melihat foto Adeline Qiao yang ditayangkan oleh layar.

"Thiago, tidak kusangka kamu akan memilih menikahi wanita semacam ini." Michael benar-benar terkejut.

Kelihatannya dia harus mencari suatu kesempatan untuk menemui Nyonya CEO HD ini, dia ingin melihat sebenarnya sebesar apa daya pikat Adeline Qiao sampai bisa membuat Thiago Huo begitu menyayanginya.

Keesokan harinya.

Thiago Huo berpakaian rapi, dan hendak berangkat ke perusahaan.

Adeline Qiao saat ini masih belum bangun karena masih mengalami jet lag. Thiago Huo berjalan ke samping ranjang memanggil Adeline Qiao sejenak, "Aku harus pergi ke perusahaan sebentar, kamu tidurlah sebentar lagi, lalu bangun dan makan sarapan."

Adeline Qiao membuka matanya. "Hmm! Hati-hati di jalan."

Thiago Huo meninggalkan cap kecupan di keningnya Adeline Qiao, "Teleponlah aku kalau ada masalah."

Setelah mengatakannya, Thiago Huo mengulurkan tangan menyelimuti Adeline Qiao dengan baik. "Aku pergi dulu."

Saat Thiago Huo keluar, dia langsung menyadari mobilnya Jordan.

"Kenapa kamu datang?" Thiago Huo bertanya, dia awalnya berniat menyetir sendiri untuk pergi bekerja.

Jordan berkata sambil tersenyum: "Semalam aku lupa memberitahukanmu, mobilmu telah dibawa pergi untuk diservis. Makanya aku hari ini terpaksa datang menjadi supirmu."

Thiago Huo tentu saja tidak akan merasa segan, langsung membuka pintu dan naik ke mobil.

Jordan kemudian menyerahkan sebuah dokumen kepada Thiago Huo. "Ini merupakan poin-poin penting yang akan dibahas dalam rapat hari ini."

Thiago Huo menerimanya, lalu menundukkan kepala dan mulai melihatnya.

"Boss, aku tadi pagi telah mendapatkan kabar dari Michael, dia mengatakan akan hadir dalam rapat umum pemegang saham yang diadakan dua hari ke depan." Jordan lanjut berkata.

Thiago Huo langsung mengangkat kepalanya saat mendengar ucapan ini. "Dia yang mengatakannya sendiri?"

"Hmm, kali ini dia sendiri yang meneleponku."

Thiago Huo mengerutkan keningnya, merasa Michael yang seperti ini terasa aneh. Hanya saja dia sekarang masih belum mengetahui apa yang ingin dilakukan olehnya, hanya bisa melakukan tindakan sesuai masalah yang ada.

Jordan telah menyadari raut wajah Thiago Huo yang memburuk, "Boss, kamu merasa khawatir?"

"Menyetirlah dengan serius."

Setelah tiba di perusahaan, Thiago Huo langsung terfokus dalam pekerjaan.

Rapat pun diselenggarakan secara tepat waktu, Howard Qin dan Jhony melaporkan keadaan pekerjaan di Kota A kali ini kepada orang lain secara berurutan.

Thiago Huo mendengarkan laporan mereka, lalu mulai sedikit melamun. Dia sedang memikirkan masalah Michael, kali ini pasti akan datang menghadiri rapat, mungkin saja dia bisa memanfaatkan kesempatan ini untuk berunding dengannya. Tapi Thiago Huo tetap khawatir dia akan memiliki tujuan lainnya.

Jordan melihat Thiago Huo mulai kehilangan fokus, langsung menyerahkan sebuah dokumen ke hadapan Thiago Huo, berkata dengan suara kecil: "Boss, dokumen ini memerlukan tanda tanganmu."

Thiago Huo kembali sadar, lalu melihat Jordan menyerahkan secarik kertas, di atasnya tertulis beberapa karakter mandarin yang berantakan, "Harus fokus dalam rapat."

Dia tersenyum, sungguh telah menyulitkan Jordan, dulu saat menyuruhnya mempelajari bahasa mandarin, dia sangatlah tidak bersedia mempelajarinya, apalagi sampai menyuruhnya menulis karakter mandarin. Thiago Huo mengerti dia sedang memperingatinya untuk jangan melamun di tengah rapat, selanjutnya, Thiago Huo kembali mendengar orang lain memberi laporan pekerjaan dengan seksama.

Mereka melewati sepanjang pagi hari di dalam ruangan rapat. Saat tiba waktunya makan, rapat masih saja belum selesai, Thiago Huo menyuruh mereka duluan pergi makan, sore nanti baru dilanjutkan lagi.

Jhony begitu kelelahan sampai merebah di meja, "Mau makan siang apa?" Dia sedikit pilih-pilih terhadap makanan.

"Hamburger mau tidak?" Jordan menanyakan.

Jhony menggelengkan kepala. "Aku ingin makan makanan chinese, meskipun merupakan makanan kotak, tapi tetap lebih baik dibandingkan dengan hamburger yang tak pernah berubah ini!"

"Pilih-pilih makanan." Jordan sedikit kesal setelah mendengarnya.

Tepat pada saat ini, sekretarisnya Jordan masuk ke dalam ruang rapat.

"Jordan, di luar ada seorang nona yang bermarga Qiao, katanya ingin bertemu dengan Boss."

Jordan langsung melihat Thiago Huo setelah mendengarnya, apakah Nyonya telah datang! "Dia sekarang berada di mana?"

"Di hall lantai 1."

Thiago Huo langsung menghentikan aktivitasnya saat mendengar ucapan ini, memangnya Adeline Qiao telah datang?

"Aku pergi melihat-lihat sebentar." Thiago Huo mengatakan.

Setelah itu, saat semua orang masih belum kembali sadar, Thiago Huo sudah pergi dari sana.

Hall lantai 1.

Adeline Qiao membawakan beberapa kotak makan, dia tidak memiliki aktivitas apapun setelah bangun tidur, makanya memasak makan siang di rumah. Setelah belajar dengan Mary cukup lama, akhirnya dia telah memiliki kesempatan untuk mencoba memasak, dan menyuruh Thiago Huo mengetes hasil masakannya. Dia menduga sekarang mereka seharusnya sedang istirahat, makanya datang kemari untuk mengantarkan makanan.

Thiago Huo keluar dari lift, lalu mampu melihat Adeline Qiao yang berdiri di depan resepsionis, juga menyadari barang yang ada di tangannya.

Thiago Huo dengan cepat berjalan menghampiri Adeline Qiao, lalu langsung berkata, "Kenapa datang?"

"Aku datang mengantarkan makanan untukmu!" Adeline Qiao berkata sambil tersenyum.

Thiago Huo mengulurkan tangan menerima kantong di tangan Adeline Qiao, lalu menarik tangannya Adeline Qiao, "Aku bawa kamu naik ke atas."

"Tidak perlu, aku akan menunggumu di rumah." Adeline Qiao tidak ingin mengganggu pekerjaan Thiago Huo.

"Menurutlah!" Thiago Huo menarik tangan Adeline Qiao dan berjalan ke depan.

Orang-orang yang melihat gambaran ini langsung mencoba menebak hubungan wanita biasa ini dengan Boss.

Novel Terkait

Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
5 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
5 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
5 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu