Mr Huo’s Sweetpie - Bab 191 Kenyataan Yang Semakin Terungkap Hanya Karena Tindakan Yang Ceroboh

River Bay Villa.

Thiago Huo yang baru saja melihat rekaman yang ia terima itu langsung tersenyum puas. Steve Xiang merasa kuarng mengerti melihat Thiago Huo,”Boss, apa yang sedang kamu senyumkan?”

Thiago Huo meletakkan ponselnya,”Tidak apa-apa, aku hanya merasa bahwa kemampuan Lindsay Mo dalam bertarung sangat hebat! Bisa-bisanya ia mengalahkan kakak ipar yang cerdas dengan semudah itu.”

Siapakah Quin Fu itu, tetapi ia ternyata juga kalah total dalam tangan Lindsay Mo kali ini, sepertinya ini adalah hal yang mempermalukan dirinya!

“Boss, apa rencanamu selanjutnya?”

“Tidak perlu tergesa-gesa,”jawab Thiago Huo. Dia sedang menunggu waktu yang tepat untuk menyerang Lindsay Mo dan Jason Yun.

Steve Xiang menatap Thiago Huo, ia benar-benar sudah mengulurkan benangya terlalu panjang kali ini, jika ia menariknya kembali, ia tidak tahu apakah mungkin akan terjadi ketidakterdugaan atau tidak.

Thiago Huo melirik Steve Xiang,”Apakah kamu mengkhawatirkan terjadinya ketidakterdugaan?”

“Iya!” Steve Xiang menganggukan kepalanya,”Lindsay Mo ini adalah wanita yang tidak akan menerima kekalahannya begitu saja. Jika ia menggila, kita juga akan mengalami kesulitan menghadapinya.”

Thiago Huo memberikan tatapan meyakinkan kepada Steve Xiang setelah mendengarnya, ia tentu saja tahu akan hal ini, tetapi itu adalah hasil yang ia inginkan. Terjadinya ketidakterdugaan akan menyebabkan adanya kejutan!

“Apakah Adeline Qiao dan nenek belum pulang?” Thiago Huo melihat jam, waktunya seharusnya sudah cukup!

Steve Xiang menjawab,”Boss, tenang saja! Nelson Xiang dan pengawal lain sedang menjaganya, tidak akan terjadi masalah. Aku mendapat kabar bahwa pengecekan janjin tidak berjalan secepat itu, waktu yang diperlukan untuk mengantri juga lama.”

Thiago Huo meninggikan alisnya, lalu menatap Steve Xiang,”Kamu sepertinya sangat memahaminya?”

“Boss, ini...... Aku bukan......” Steve Xiang tertegun hingga tidak dapat mengatakan apa-apa. Ia juga tidak nyaman mengatakan bahwa ia sudah pernah menemani orang pergi ke sana.

Saat melihat ekspresi Steve Xiang, Thiago Huo langsung menampilkan tatapan mempertanyakannya,”Kamu pernah pergi?”

“Tidak!”

Thiago Huo langsung beranjak berdiri,”Kamu ingin menyembunyikan kenyataannya, namun sikapmu yang ceroboh itu semakin mengungkapkannya.”

Pada saat inilah terdengar suara dari lantai bawah. Thiago Huo langsung bergegas beranjak berdiri, seharusnya Adeline Qiao sudah pulang.

Ketika tiba di lantai bawah, ia melihat Mary yang sangat bersemangat, hingga mulutnya tidak bisa tertutup.

“Sudah pulang?” Tanya Thiago Huo.

Mary menganggukan kepalanya,”Iya, sudah pulang, semuanya berjalan lancar.”

Saat mendengar ucapan Mary, Thiago Huo pun merasa tenang. Ia berjalan ke depan hadapan Adeline Qiao dan duduk,”Apakah kamu merasa lelah?”

“Tidak lelah.” Suasana hati Adeline Qiao juga terlihat sangat baik,”Dokter berkata bahwa kedua bayi berada dalam kedaan sangat baik.”

“Aku akan menemanimu selanjutnya,lanjut Thiago Huo. Nenek tidak memperbolehkannya pergi untuk kali ini, sehingga ia pun hanya bisa menahannya saja.

Mary juga bergegas berjalan kemari,”Adeline, jika selera makanmu membaik, kamu harus makan sedikit lebih bayak lagi. Kedua anak itu perlu gizi.”

“Aku mengerti.”

Mary masih sulit sekali menyembunyikan rasa emosionalnya. Saat mendengar dokter mengatakan kembar berbeda jenis kelamin, ia langsung tercengang. Ini benar-benar adalah berkat dari Tuhan, ia langsung memenuhi keinginannya dalam satu proses. Selanjutnya, ia ingin mempersiapkan pakaian dan peralatan untuk anak-anak, ia harus mempersiapkan dua hal yang berbeda. Satu lelaki dan satu perempuan, arti yang baik!

“Nenek, sepertinya kamu benar-benar merasa sangat senang?”

“Tentu saja! Bukankah aku akan segera menjadi seorang nenek buyut, bagaimana aku mungkin tidak merasa senang.” Mary juga ikut mengisengi Thiago Huo, lagipula ia juga tidak merasakan adanya perbedaan, lelaki dan perempuan itu sama saja.

Mary melihat ke arah sekeliling dan tidak melihat Colton Huo,”Colton?”

“Kakek di kamar!”Jawab Thiago Huo.

Sejak Adeline Qiao menggantikan iPad miliknya, ia terus saja menggendong iPadnya, memainkan gamenya, membaca berita, karena layar yang besar, ia pun merasa lebih nyaman membacanya.

Tidak lama kemudian, Colton Huo juga terlihat emosional,”Adeline, ini benar-benar sebuah hal yang sangat baik.”

Adeline Qiao tersenyum,”Iya, anak-anak baik-baik saja.”

“Kamu harus memperhatikanna lebih lagi.” Colton Huo mentap perut Adeline Qiao, semuanya kini sudah terpenuhi, Adeline Qiao benar-benar adalah keberuntungan bagi Keluarga Huo.

Thiago Huo merasa ada yang kurang tepat, apakah reaksi kakek dan neneknya ini tidak terlalu berlebihan? Bukankah mereka sebelumnya sudah tahu bahwa Adeline Qiao mengandung sepasang bayi kembar? Mengapa mereka masih saja sesemangat ini sampai saat ini.

Ditambah lagi dengan tatapan Colton Huo yang tertuju tajam ke arah perut Adeline Qiao, seakan-akan ada sebuah bayi langka di dalam perutnya.

“Kakek, perhatikan tatapanmu,”Thiago Huo akhirnya tidak bisa menahannya lagi.

Adeline Qiao mengelus perutnya sendiri, sepertinya sudah sedikit membesar, bayi-bayinya ini bertumbuh dengan sangat cepat.

Colton Huo tidak menghiraukan Thiago Huo,”Adeline, kakek merasa kamu lebih baik tidak perlu bekerja lagi, kamu akan terlalu kelelahan. Serahkan pekerjaanmu kepada Thiago, kamu hanya perlu beristirahat saja di rumah, kakek dan nenek akan menjagamu kedepannya.”

“Kakek, tubuhku saat ini masih baik-baik saja, aku akan memperhatikannya. Terlebih lagi, pekerjaan Thiago juga sangat banyak.”

“Lelaki memang sudah seharusnya menanggung semua ini,”jawab Colton Huo. “Jika tidak, apa yang dilakukan lelaki?”

Mary mendengar ucapan Colton Huo,”Kamu mengatakannya dengan terlalu mudah, aku ingat bahwa kamu pernah berkata, mengapa wanita tidak menanggung beban dengan bahunya? Karena wanita terkadang juga merupakan subjek yang bertanggung jawab.”

Ekspresi Colton Huo langsung memburuk ketika dibicarakan seperti ini oleh Mary,”Tolong hargai aku di depan hadapan anak.”

“Apakah kamu masih ingin menjaga harga dirimu? Harga dirimu sudah lenyap sejak awal.”

Adeline Qiao melihat kakek dan nenek beradu mulut, kehidupan sebenarnya memang harus seperti ini. Ia mengangkat kepalanya dan menatap Thiago Huo,”Thiago, apakah kita mungkin akan beradu mulut seperti kakek dan nenek kedepanya?”

Thiago Huo menggenggam tangan Adeline Qiao,”Tidak! Karena aku merasa semua tindakan istriku itu benar.”

Adeline Qiao tersenyum manis,”Baik, aku akan mengingat perkataanmu.”

Keadaan keluarga sangat ramai, suasana terasa sangat menyenangkan, suara tawa bahkan ikut terdengar. Hal ini membuat John Yun yang berdiri di luar vila merasa iri, dia juga ingin keharmonisan seperti ini. Namun ini adalah sebuah harapan yang sangat besar terhadap para anggota Keluarga Yun, juga tidak akan mungkin terjadi.

Anggota Keluarga Yun sudah terlalu egois, mereka tidak mempedulikan segalanya hanya karena harta. Ia sebenarnya hari ini datang untuk mencari Thiago Huo juga karena permasalahan surat waris, ia sudah tahu bawha Thiago Huo menyerahkan harta warisan kepada Joe Yun melalui Joline Yun, sedangkan Joe Yun juga sudah pergi mengubah surat wasiatnya.

John Yun mengulurkan tangannya dan menekan bel pintu.

“Halo! Siapa?” Terdengar suara Mary.

“Aku John Yun.”

Dalam sekejap, John Yun pun mendengar bahwa alat komunikasi tersebut diputus.

Setelah Mary menggantung kembali mikrofonnya, ia pun langsung menekan rekaman cctv di depan pintu. Ia ternyata benar melihat John Yun berdiri di depan pintu, mengapa ia datang kemari?

Bel pintu kembali berbunyi, Mary mengerutkan alisnya. Untuk apa orang yang satu ini datang!

Colton Huo berjalan keluar,”Siapa yang datang? Mengapa kamu tidak membukakan pintunya?”

“John Yun.”

Senyuman pada wajah Colton Huo langsung menegang ketika mendengarnya,”Untuk apa ia datang kemari?”

John Yun yang berada di depan pint uterus menunggu, ia hari ini juga sudah memutuskan untuk menemui Thiago Huo.

“Untuk apa kamu datang kemari?” Suara Colton Huo terdengar dari alat penghubung.

“Aku ingin bertemu dengan Thiago sejenak,”jawab John Yun.

Ia awalnya masih ingin menjelaskan alasan kedatangannya kemari, namun tidak disangka bahwa kunci pintu langsung terbuka.

John Yun tidak menduganya dan merasa sedikit senang, pintu ternyata sudah dibuka, ia mengulurkan tangannya, menggenggam daun pintunya, lalu menariknya.

Saat melihat pintu utama vila yang terletak tidak jauh darinya, John Yun menghirup nafas yang dalam, seakan-akan sedang menyemangati dirinya sendiri.

Ia menggenggam tongkatnya dan berjalan masuk selangkah demi selangkah, sekalipun tidak tahu apa yang sedang menunggunya di depan hadapannya, ia tetap saja harus masuk. Lagipula ini adalah sebuah kesempatan yang sulit sekali didapatkan.

Novel Terkait

Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
4 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
5 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
5 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu