Mr Huo’s Sweetpie - Bab 314 Tidak Memiliki Hak Untuk Bersombong Lagi

Adeline Qiao menatap Felix Qiao dengan marah, dia benar-benar ingin muntah darah, Felix Qiao selalu menjadi sangat tidak rasional jika menyangkut Chyntia Liu dan Abigail Qiao,.

Felix Qiao terlihat sangat malu, “Adeline, maafkan aku!”

Chyntia Liu tidak tahan lagi dan kembali berkata, “Adeline, kamu tidak bisa menyalahkan ayahmu!”

“Tentu saja tidak, tidak mungkin Keluarga Qiao menjadi seperti ini jika bukan karena kalian!” Adeline Qiao menyipitkan matanya dan berkata, “Sebelumnya aku sudah bilang bahwa itu yang terakhir, aku tidak akan membantu kalian lagi. Semua hutang judimu sudah Thiago selesaikan, dan Abigail, kamu pikir akan mudah untuk keluar dari tempat itu? Itu juga berkat bantuan Thiago yang bersusah payah membawa Abigail keluar dari tempat neraka itu.”

Adeline Qiao semakin murka, dia menatap ketiga orang tersebut dengan tatapan berapi-api, “Jadi orang jangan tidak tahu malu seperti ini! Ayah, saat kamu menjual saham Senco Corp, Thiago sudah membayarmu secara pribadi setengah dari uang yang seharusnya, jika berhemat uang itu akan cukup kalian pakai untuk bertahun-tahun ke depan! Sedangkan ini baru berapa lama, dan sudah habis?”

“Maafkan aku, Adeline!” Felix Qiao kembali meminta maaf.

“Kata maafmu tidak ada gunanya.” Adeline Qiao juga berkeras hati, “Kami bukan bank, aku sudah melakukan apa yang harus kulakukan. Kalian harus cari cara sendiri jika memerlukan uang, di dunia ini tidak akan ada yang mati kelaparan selama masih memiliki kaki dan tangan! Hanya para pemalas yang akan mati lebih cepat!”

Thiago Huo menenangkan Adeline Qiao, “Jangan emosi.”

“Thiago, suruh mereka pergi.” Setelah mengatakan hal itu, Adeline Qiao kemudian langsung masuk ke kamar.

Thiago Huo merasa bahwa Adeline Qiao hanya berpura-pura tenang saja, meskipun dia mengatakannya dalam kondisi marah, namun ia tahu apa yang ia katakan adalah kenyataannya. Orang-orang yang malas benar-benar akan mati lebih cepat.

Melihat Adeline Qiao menutup pintu dengan kencang, Thiago Huo kemudian menoleh melihat Felix Qiao dan yang lainnya, “Kurasa maksud Adeline sudah sangat jelas.”

“Direktur Huo, bagaimana bisa kamu tidak menolong orang yang sedang kesusahan!” ucap Chyntia Liu, “Bagaimanapun juga dia adalah ayah mertuamu, kamu hanya akan melihatnya kesusahan dan tidak melakukan apa-apa?”

Thiago Huo tersenyum, “Nyonya Qiao, sepertinya kamu salah, Adeline sudah tidak memiliki hubungan apapun lagi dengan kalian semenjak kalian mengusirnya dari Rumah Keluarga Qiao, dan sepertinya aku juga tidak pernah memiliki ayah mertua. Aku membantu kalian sebelumnya itu karena permintaan Adeline, sejujurnya aku lebih keras daripadanya, dan aku juga tidak mungkin melakukan hal yang tidak dia sukai.”

Perkataan Thiago Huo yang kejam ini membuat wajah mereka pucat seketika.

“Adeline bisa sampai sejauh ini, sudah membuktikan bahwa dia tidak egois, dan tidak seharusnya kalian memaksanya seperti ini, apa kalian mengerti?”

“Direktur Huo, tolong bantu kami untuk yang terakhir kalinya.” Ucap Felix Qiao.

Thiago Huo menatap mereka, “Bantu apa? Kalau uang sudah jelas aku tidak akan memberikannya.”

Melihat Thiago Huo yang sedikit santai, Felix Qiao segera berkata, “Direktur Huo, kami hanya memerlukan makan dan pakaian saja.”

Thiago Huo berpikir sejenak, “Makan dan pakaian, permintaanmu terlalu tinggi.”

“Direktur Huo, tolong bantu kami untuk yang terakhir kali.” Felix Qiao memohon lagi.

Thiago Huo berpikir sejenak, tiba-tiba muncul sebuah rencana di benaknya, "Jika kalian mau bekerja dengan tangan kalian sendiri, mungkin aku bisa mempertimbangkannya.”

“Tentu saja!” Felix Qiao mengangguk.

Chyntia Liu merasa Felix Qiao terlalu terburu-buru dengan keputusannya, dia bahkan belum bertanya dengan jelas dan sudah menyetujuinya! Siapa yang tahu apakah ini jebakan atau bukan!

“Nyonya Qiao, anggap saja aku tidak pernah mengatakannya jika kamu tidak setuju.” Ucap Thiago Huo.

Chyntia Liu menatap Thiago Huo, “Kerja apa yang kamu maksud? Felix sudah tua, dia tidak bisa menerima pekerjaan yang terlalu berat.”

Thiago Huo menatap Chyntia Liu dingin, “Nyonya Qiao, sepertinya kamu tidak mengerti bahwa sekarang kamu sudah tidak memiliki hak untuk bersombong lagi! Yang harus kamu ingat adalah, sekarang kamu yang memohon bantuanku, apa kamu pikir kamu bisa bernegosiasi sekarang?”

Abigail Qiao memegang erat lengan Chyntia Liu, berharap dia tidak berbicara lagi, “Kakak ipar, ibuku mengkhawatirkan ayahku yang sudah tua, maka dari itu ucapannya sedikit kasar.”

“Kamu sekarang benar-benar jauh lebih dewasa.” Thiago Huo melirik Abigail Qiao, “Aku juga tidak bisa membantu apa-apa jika Nyonya Qiao keberatan.”

“Direktur Huo, aku bersedia.”

Thiago Huo menganggukkan kepala, “Oke! Besok pagi datanglah ke HD-QH, akan ada orang yang akan mengurus kalian.”

Mendengar bahwa akan bekerja di HD, ketiga orang tersebut menjadi bersemangat dan mengucapkan terima kasih.

“Jangan berterima kasih dulu.” Jawab Thiago Huo.

Adeline Qiao keluar dari kamar setelah Felix Qiao dan yang lainnya pergi, dia menatap Thiago Huo tidak senang, kenapa dia harus membantu mereka?

Thiago Huo menghampirinya dan memeluknya, “Apa kamu marah?”

“Kamu tidak seharusnya membantu mereka!” Adeline Qiao tahu sangat susah untuk menghadapi mereka.

“Adeline, jangan khawatir, aku sudah memperhitungkan semuanya.” Jawab Thiago Huo.

Adeline Qiao tetap tidak bisa tenang, Felix Qiao tidak akan macam-macam, tapi dia tidak bisa menjamin Chyntia Liu dan Abigail Qiao.

Melihat Adeline Qiao yang terlihat khawatir, Thiago Huo memberitahunya rencana yang ia punya, sebenarnya Thiago Huo menyuruh mereka ke HD-QH untuk menjadi petugas kebersihan. Kebetulan beberapa hari ini Howard Qin meyampaikan hal ini padanya, bahwa kantor sedang membutuhkan tenaga kerja, setidaknya mereka bisa makan jika ke sana.

Perasaan Adeline Qiao campur aduk setelah mendengar ucapan Thiago Huo, “Thiago, kamu benar-benar tidak harus melakukan itu.”

“Mereka harus mengandalkan tenaga mereka sendiri, mereka pasti akan dipecat jika tidak becus.” Jawab Thiago Huo, “Aku hanya memberinya satu kesempatan, apa mereka akan menghargainya atau menyia-nyiakannya, semua tergantung pada diri mereka sendiri.”

Meskipun Thiago Huo berkata demikian, namun Adeline Qiao tetap merasa apa yang dilakukan Thiago Huo ini untuk dirinya.

“Sudah! Ini bukan apa-apa, lanjutkan urusanmu! Sebentar lagi orang-orang akan datang.” Thiago Huo mengubah topik pembicaraannya karena tidak mau melihat istrinya terus bersedih.

Adeline Qiao menengadah dan berjinjit, kemudian mengecup Thiago Huo, “Terima kasih, suamiku.”

Setelah mengatakannya, dia langsung pergi, Thiago Huo menghela nafas, Adeline Qiao selalu pergi begitu saja setelah memancingnya.

Sore harinya, para tamu datang silih berganti.

Yang pertama sampai adalah Howard Qin dan Jennie Jian, dan mereka juga membawa hadiah.

Adeline Qiao tanpa sungkan menerima hadiah yang mereka bawa, karena yang dibawakan oleh mereka ada popok yang ia perlukan.

“Aku tidak akan sungkan menerima hadiah ini.” ucap Adeline Qiao sambil tersenyum.

“Adeline, dimana anak-anak?” tanya Jennie Jian.

Adeline Qiao melihat jam sebelum menjawab, “Di kamar, tidak tahu apa sudah bangun tidur atau belum.”

Setelah kejadian memalukan Thiago Huo sebelumnya, sekarang Howard Qin akan selalu mengingat kejadian tersebut ketika melihatnya.

Thiago Huo menatap Howard Qin dingin, “Apa kamu tidak bosan?”

“Tentu saja tidak.” Ucap Howard Qin, tidak mudah untuk melihat masa lalu kelam Thiago Huo, bagaimana mungkin ia bisa bosan mengingat hal tersebut?

Baru saja ia hendak bicara, namun terdengar suara tangisan anak-anak dari dalam kamar.

“Thiago, sana lihat!” ucap Adeline Qiao sambil tersenyum.

Howard Qin benar-benar tak menyangka bahwa Adeline Qiao masih berani menyuruh Thiago Huo untuk mengurus anaknya, “Adeline, kamu masih berani menyuruh Thiago yang pergi melihat anakmu setelah sebelumnya tidak becus saat mengurus putranya?”

“Sekarang tidak lagi.” Jawab Adeline Qiao, karena semenjak saat itu, Thiago Huo berusaha keras meneliti bagaimana cara menyikapi situasi yang tiba-tiba terjadi, sehingga sekarang dia sudah sangat handal.

Melihat Howard Qin yang tampaknya tidak percaya, Adeline Qiao menyuruhnya untuk masuk dan melihat sendiri.

Novel Terkait

Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
4 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
4 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milea Anastasia
Percintaan
4 tahun yang lalu