Mr Huo’s Sweetpie - Bab 279 Bahaya Berada Di Mana-mana

Sebelum Thiago Huo membawa Adeline Qiao kembali ke ruangan kantornya, beberapa orang lainnya sudah mendapatkan kabar ini.

Mereka sedang menunggu di depan pintu kantor Thiago Huo, kemudian, mereka benar-benar telah melihat Thiago Huo dan Adeline Qiao muncul dengan tangan yang saling bergandengan.

"Boss, apakah baik seperti ini?" Jhony langsung berkata.

Thiago Huo tidak menghiraukan mereka, langsung menarik Adeline Qiao masuk ke dalam kantornya.

Hidung Jhony sangat tajam, dalam waktu singkat dia telah mampu mencium aroma makanan. Dia mengejar sumber aroma itu dan mengikuti Thiago Huo masuk ke dalam ruang kantor.

Melihat Jhony telah ikut masuk ke dalam, Thiago Huo melihat Jhony dengan tatapan tidak senang.

"Kenapa kamu masuk?"

"Aku telah mencium aroma makanan." Jhony mengatakannya dengan jujur.

Adeline Qiao tertawa, dia salut terhadap hidungnya Jhony itu. "Benar, aku telah membawakan makanan untuk kalian."

Mendengar ada makanan, mata Jhony langsung bersinar. "Nyonya, ini sungguhan?"

Adeline Qiao menganggukkan kepala, lalu mengeluarkan satu kotak makan dan memberikannya pada Jhony. "Kalau kamu belum makan, ini untukmu."

"Tentu saja belum makan!" Jhony mengatakannya dengan ekspresi yang sangat berlebihan.

Adeline Qiao menyerahkan kotak makan kepada Jhony. "Ambil dan makanlah! Aku telah membuat beberapa porsi, suruh Manager Qin dan Jordan masuk."

"Baik." Jhony langsung beraksi, dan tidak menghiraukan tatapan mata Thiago Huo yang dingin itu.

Thiago Huo merasa tidak senang dalam hati, "Adeline, lain kali jangan seperti itu."

"Tidak masalah. Sebenarnya aku hanya sekedar ingin menyogok mereka. Dengan begini, mereka akan semakin bersemangat dalam bekerja, kamu juga jangan terlalu lelah." Adeline Qiao berkata sambil tersenyum.

Melihat penampilan Adeline Qiao yang nakal ini, Thiago Huo langsung tidak merasa tidak senang lagi. Dia memapah Adeline Qiao untuk duduk, "Aku ingin menyatakan persyaratan padamu, lain kali tidak boleh membuat dirimu sendiri kelelahan! Aku akan merasa sedih."

Adeline Qiao tahu Thiago Huo mengkhawatirkan dirinya, tapi dirinya tetap ingin melakukan hal-hal yang mampu dilakukannya. "Aku akan memperhatikannya!"

Jhony benar-benar menarik Howard Qin dan yang Jordan masuk ke dalam. Mereka berdua juga sama-sama telah menyadari raut wajah Thiago Huo yang buruk itu, tapi melihat dia tidak mengatakan apapun, mereka berdua pun mulai duduk dan makan. Makan siang tidak perlu mengkonsumsi hamburger merupakan sebuah pilihan yang bagus.

"Kalian sebaiknya segera memakannya, sudah mulai dingin karena telah memakan banyak waktu dalam perjalanan kemari." Adeline Qiao berkata. "Cuaca sekarang sedang dingin."

Jhony memakannya dengan lahap, mengunyah daging sambil berkata: "Nyonya, tidak perlu khawatir! Di dalam perusahaan ada microwave, lain kali kami cukup dengan pergi memanaskannya."

Mendengar ucapan Jhony ini, Thiago Huo menghentikan pergerakannya. "Hanya untuk kali ini saja!"

"Boss, jangan seperti itu." Kepergian Jhony ke Kota A kali ini telah membuatnya menyukai masakan chinese.

Jhony kemudian membungkam bibirnya saat bertatapan dengan mata Thiago Huo yang dingin, agar jangan sampai nantinya malah tidak mendapatkan makanan apapun.

Jordan dan Howard Qin saling bertatapan, mereka sepertinya sangat salut terhadap muka tebalnya Jhony. Mereka berdua mana mungkin berani berkata seperti itu dengan Thiago Huo.

Adeline Qiao telah memperhatikan ekspresi mereka semua, dalam hati telah mengerti sesuatu. Kelihatannya Thiago Huo cukup berwewenang di mata mereka. Tapi, Adeline Qiao juga merasa senang ada orang-orang seperti mereka di sisinya Thiago Huo.

Setelah selesai makan, mereka mulai fokus pada pekerjaan.

"Thiago, kalian akan segera mengadakan rapat, kalau begitu aku pulang dulu."

"Tunggu aku di sini. Kita pulang bersama-sama setelah aku selesai dalam kesibukanku." Thiago Huo menjawabnya, dia tidak tenang membiarkan Adeline Qiao pulang seorang diri, meskipun tempat tinggal mereka tidaklah jauh dari perusahaan, tapi Thiago Huo tetap tidak tenang. Di sini adalah negeri asing, berbeda dengan negara asal, bahaya selalu berada dimana-mana.

Adeline Qiao menganggukkan kepala setuju untuk menetap, agar tidak membuat Thiago Huo merasa khawatir. "Kalau begitu aku akan menunggumu di sini."

Thiago Huo pergi mengadakan rapat, ruangan kantor menjadi hening dalam seketika. Adeline Qiao menerawang ke sekitar, ruang kantor Thiago Huo benar-benar sangat luas, dengan perabotan dan perlengkapan yang sangat lengkap.

Adeline Qiao mencari sebuah majalah untuk menghabiskan waktu. Ujung-ujungnya dia sama sekali tidak tahan membaca majalah terkait ekonomi dengan bahasa Inggris ini. Adeline Qiao mengeluarkan ponsel, melihat gosip artis.

Tepat pada saat ini, ada orang yang mengetuk pintu dan masuk.

"Nyonya!"

Adeline Qiao mendengar ada orang yang memanggilnya dengan bahasa mandarin, lalu segera mengangkat kepalanya.

"Kamu siapa?"

"Aku adalah asistennya Wakil CEO, Nyonya boleh memanggilku Michelle."

Adeline Qiao menganggukkan kepala, "Kamu juga tumbuh besar di sini?"

Michelle menggelengkan kepala. "Bukan, aku adalah pelajar yang sekolah di negeri asing. Tahun lalu baru mulai bekerja di HD."

Adeline Qiao menganggukkan kepala, "Apa kabar! Kamu mencariku ada urusan?"

"Benar. Jhony menyuruhku datang untuk menanyakan Nyonya suka makan apa. Aku akan mempersiapkan cemilan siang untukmu."

Adeline Qiao tersenyum. "Aku tidak lapar, tidak perlu. Lanjutkanlah kesibukanmu! Tidak perlu melayaniku."

Michelle berekspresi gundah saat mendengar ucapan Adeline Qiao, "Aku akan kesulitan memberikan laporan nantinya."

"Aku akan mengatakannya pada Jhony, kamu lanjutkan pekerjaanmu dulu."

"Baik, Nyonya boleh memanggilku kapan saja kalau ada keperluan. Aku berada di ruang kantor di luar."

Adeline Qiao menganggukkan kepala. "Tidak masalah."

Setelah Michelle keluar dari ruang kantor Thiago Huo, dia melihat ke sekitar sejenak, lalu pergi mencari sebuah tempat yang sepi untuk menelepon.

"Hari ini Nyonya CEO telah datang ke perusahaan, aku tadi pun telah bertemu dengannya." Michelle berkata dengan suara kecil.

"Dia terlihat mudah untuk didekati."

"Baik, aku akan terus mengamatinya."

Setelah mengatakannya, Michelle menutup panggilan, merapikan rambutnya sejenak, lalu kembali ke tempat kerjanya sendiri. Tapi dia lupa bahwa segala hal yang dilakukannya tadi telah terekam kamera pengawas.

2 jam kemudian.

Akhirnya rapat telah berakhir, Thiago Huo bergegas pergi meninggalkan ruang rapat.

Melihat penampilan Thiago Huo yang seperti ini, semua orang langsung mengetahui alasannya. Istrinya telah datang, dan seseorang telah merindukannya.

Saat kembali ke ruang kantor, Thiago Huo menyadari Adeline Qiao tidak berada di dalam kantor. Hanya terlihat tasnya dan semua kotak makan yang telah dicuci bersih itu, sedangkan sosok orangnya sudah menghilang. Dia dalam seketika langsung merasa tegang, dan segera mengeluarkan ponsel menghubungi telepon Adeline Qiao.

"Halo!"

"Kamu di mana?" Thiago Huo langsung menanyakannya.

"Toilet." Adeline Qiao menjawab. "Aku akan segera kembali."

Setelah meletakkan ponsel, Thiago Huo membuka pintu dan pergi ke depan pintu toilet menunggu Adeline Qiao.

Melihat Thiago Huo kembali keluar dari ruang kantor, Michelle diam-diam menuliskan catatan. Saat melihat Thiago Huo kembali dengan menggenggam tangan Adeline Qiao, dia juga ikut menuliskan hal ini.

Setengah jam kemudian.

Setelah Thiago Huo menyelesaikan pekerjaannya hari ini, dia langsung membawa Adeline Qiao pulang.

Hanya dalam waktu sehari, seluruh orang perusahaan HD telah mengetahui identitas Adeline Qiao. Tapi orang-orang di sini tidak akan ramai mengerumuninya seperti yang terjadi di negeri asal. Jika akan berhadapan secara langsung, mereka hanya akan sekedar menganggukkan kepala lalu melintas begitu saja.

Semua orang merasa tidak ada hal yang patut digosipkan, sama sekali tidak merasa ini merupakan hal menarik. Hal ini membuat Adeline Qiao merasa lebih lega, karena dia tidak perlu pergi menghadapi begitu banyak orang.

Thiago Huo membawa Adeline Qiao pergi ke tempat parkir, "Nanti malam ingin makan apa?"

"Semuanya boleh." Adeline Qiao menjawab.

Malam hari, Thiago Huo pergi membawa Adeline Qiao makan di sebuah restoran lokal terkenal.

"Tempat ini ramai sekali." Adeline Qiao melihat ada begitu banyak mobil yang berhenti di depan, apalagi semuanya merupakan mobil mewah.

Thiago Huo menganggukkan kepala, menarik tangan Adeline Qiao, sambil berjalan sambil berkata. "Restoran ini sangat terkenal di daerah sekitar sini. Tapi penyebab utamanya karena masakan chinese di restoran ini cukup enak."

Adeline Qiao tahu Thiago Huo khawatir dirinya tidak terbiasa dengan makanan di sini, makanya membawanya makan di restoran ini.

"Aku bisa masak di rumah." Adeline Qiao menjawabnya.

"Aku tidak ingin membuatmu kelelahan." Thiago Huo menanggapinya.

Saat baru selesai mengatakannya, mereka langsung mendengar ada orang yang memanggil Thiago Huo dari belakang, "Thiago!"

Novel Terkait

More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
3 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu