Mr Huo’s Sweetpie - Bab 53 Ini Jelas-Jelas Menyiksa Lajang

Thiago kembali ke villa sendiri.

Saat masuk ke dalam, sudah tercium wangi sayur dari dapur.

Beberapa hari ini, dia memakan masakan Adeline, meskipun rasanya tidak begitu enak, tetapi ini adalah hatinya.

Saat Thiago berjalan sampai samping pintu dapur, dia sudah melihat sosok Adeline. Dalam hati merasa sangat hangat, apakah ini yang dinamakan kehangatan keluarga?

Adeline kebetulan menolehkan kepala jadi melihat Thiago berdiri di depan pintu dapur.

"Kamu sudah pulang."

"Iya!" Thiago memeluk Adeline.

Wajah Adeline langsung merah, "Kenapa?"

Thiago dengan suara kecil berbisik, "Aku ingin memeluk kamu."

Dalam hati Adeline merasa sangat mesra, ternyata ini rasa dimanjakan seseorang, benar-benar bagus. Inilah yang dinamakan kehidupan pernikahan!

Thiago melepaskan Adeline, "Hari ini apa yang kamu buat?"

Adeline belum sempat menghalang Thiago, sehingga Thiago duluan melihat daftar menu yang diprint. Sebenarnya teknik masaknya tidak begitu bagus, dulunya juga tidak pernah memikirkan ingin masak untuk seseorang.

Tetapi setelah bertemu dengan Thiago, berubah menjadi alami dan rela melakukan hal ini.

Thiago mengambil daftar yang diprint Adeline, lalu melihat cara yang lengkap ini, kemudian dengan tertawa berkata, "Kenapa tidak buat yang lebih mudah."

Adeline ke depan mengambil daftarnya dan simpan, "Yang mudah tidak bergizi, aku sudah mau selesai."

Thiago memakai celemek sambil berkata, "Biar aku membantumu."

"Tidak perlu! Kamu barusan kembali, lebih baik kamu istirahat dulu! Yang harus melakukan hal ini adalah seorang istri." Kata Adeline.

Saat Thiago mendengar Adeline mengatakan istri, gerakannya menjadi berhenti.

"Apa perkataan aku salah?" Adeline tidak merasa perkataan dia salah.

Thiago menggelengkan kepala, sekarang dia tidak benci pada statusnya lagi. Begini juga baik, berarti dia sudah terbiasa dengan statusnya dan masalah lain kali akan menjadi mudah.

"Di rumah kita, tidak ada persyaratan ini, sebagai suami, juga boleh memasak untuk istrinya. Melakukan pekerjaan rumah, kita juga bisa bersamaan lakukan." Kata Thiago.

Setelah Adeline mendengar perkataan ini, dia menunjukkan senyuman yang ceria, lalu memeluk Thiago, "Thiago, kamu sangat baik! Kehidupan laluku pasti melakukan hal yang baik, jadi bisa dikehidupan ini bertemu denganmu."

Thiago tersenyum lalu memeluk pinggang Adeline, "Iya kah?"

Adeline menganggukkan kepala, "Iya."

"Jika begitu, bolehkah aku minta hadiah?" Tatapan Thiago sangat bersinar.

Kali ini, Adeline seperti mengerti dengan tatapan Thiago. Wajahnya langsung memerah, seolah-olah masalah lusa itu, diantara mereka tidak menjadi penghalang lagi. Mereka saling suka dengan tubuh sesama.

Detak jantung Adeline sangat cepat, wajahnya sudah merah seperti apel, tetapi dia tetap menganggukkan kepala.

Thiago bergegas menundukkan kepala, langsung mencium bibir Adeline. Bibirnya sangat lembut dan setiap kali menyentuh pasti tidak ingin melepaskannya.

Adeline dengan pelan membalas Thiago, kemudian memeluk pinggang Thiago.

Mereka seperti melupakan semuanya, hanya dengan senang berciuman.

Sampai tutup panci terbuka karena asal yang yang naik. Thiago dengan tidak rela berpisah dengan Adeline, dia mengulurkan tangan untuk menyeka sudut mulut Adeline.

"Sisanya, nanti malam baru lanjutkan." Selesai mengatakan ini, Thiago bergegas memasak.

Adeline menggunakan tangan memegang hatinya yang berdebar, bahkan dengan tampak bodoh menatap Thiago. Pria yang sempurna ini adalah suaminya. Hal ini sudah bisa membuat dia di dalam mimpi tertawa.

Mereka berdua menikmati makan malam yang indah.

Selesai makan, Adeline inisiatif mencuci piring. Dia tidak ingin pria sempurna ini terkena percikan minyak.

"Adeline, nanti kita jalan-jalan ya?"

"Baik!" Adeline setuju. Dia sudah tinggal di sini satu bulan, tetapi tidak pernah keluar jalan-jalan.

Terpikir bisa berjalan-jalan dengan Thiago, dalam hati merasa sangat senang dan gerakan menjadi cepat.

Adeline baru mengganti sepatu, Thiago sudah berjongkok membantu dia ganti baju.

"Thiago, apa yang kamu lakukan?" Pertanyaan Adeline dengan panik.

Pria yang sangat baik sepertinya, tidak boleh melakukan hal ini! "Kamu cepat berdiri, aku bisa buat sendiri."

Thiago menengadahkan kepala melihat Adeline, "Wajar saja suami membantu istri. Sudah selesai, ayo pergi!"

Setelah melihat Thiago berdiri, Adeline merasa sangat terharu.

"Ayo!" Thiago mengulurkan tangan di depan Adeline.

Kali ini, Adeline tanpa ragu memegang tangannya dan kali ini dia ingin memegang erat.

Thiago memegang tangan Adeline, kemudian memegang dengan kuat.

Adeline mengikuti langkah Thiago keluar rumah.

Setelah mereka berjalan jauh, Steve dengan Nelson diam-diam keluar.

Steve mengeluh, "Setiap hari hanya menunjukkan kemesraan mereka, benar-benar tidak ada batas. Apakah mereka tidak tahu tindakan ini membuat kita sengsara? Bahkan menusuk mata!"

Nelson berkata, "Guru, apakah kamu tidak merasa Boss yang seperti ini baru seperti manusia? Hubungannya dengan nyonya muda baik, maka kita bisa tidak begitu sengsara."

Steve merasa perkataan Nelson sangat masuk akal, beberapa saat ini Thiago sudah sangat baik pada mereka dan lebih mudah bicara.

"Apa kita perlu ikut lagi?" Kata Nelson.

Steve menatap Nelson, "Bocah, sekarang sepertinya kamu sudah berani menginjak aku, siapa gurumu?"

"Tentu saja kamu!"

"Kalau begitu kamu harus patuh padaku!"

Nelson menganggukkan kepala, kemudian duluan mengikuti Thiago dan Adeline.

"Hei!" Setelah Steve melihat Nelson duluan pergi, juga bergegas mengejar.

Thiago dengan Adeline mengelilingi komplek ini, kemudian kembali.

"Thiago, dua hari lagi aku akan ke HD-QH Designs Corp kerja dan apa yang perlu aku perhatikan?" Saat perjalanan pulang, Adeline bertanya pada Thiago.

Thiago melihat wanita ini dengan manja memegang tangannya, jadi berkata, "Seperti biasa saja, sampai saat itu Howard akan memberi kamu pekerjaan."

"Apakah kali ini aku temasuk lewat pintu belakang, apakah orang yang lain tidak keberatan?" Adeline merasa khawatir.

Thiago memegang hidung Adeline, "Maka kamu harus menggunakan kemampuan kamu menakluk mereka!"

Thiago memberi dia semangat yang besar, "Thiago, terima kasih!"

"Diantara kita tidak perlu mengatakan terima kasih!"

Dua orang yang diam-diam mengikuti di belakang ini, sepertinya tersakiti dengan perkataan mereka ini jelas-jelas menyiksa mereka yang masih lajang!

Saat sampai depan pintu, ponsel Adeline berdering.

Setelah melihat notifikasi ponsel, Adeline berhenti berjalan. Telepon dari Keluarga Qiao, pasti bukan hal baik.

Thiago tentu saja bisa melihat notifikasi ponsel ini, jadi dia memeluk Adeline. Yang harus datang akan datang.

"Angkat saja!"

Novel Terkait

Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
5 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
4 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
5 tahun yang lalu