Mr Huo’s Sweetpie - Bab 22 Mengintip Wajah Tidurnya

Thiago Huo bergerak sesuatu dengan hatinya, dengan perlahan Ia berjalan ke belakang Adeline Qiao, mengulurkan tangan dan memeluknya ke dalam pelukan.

Adeline Qiao terkejut, namun dengan cepat Ia mencium bau mint yang segar, Ia pun menjadi santai.

“Sudah mandi?”

“Iya!” Suara Thiago Huo yang magnetik itu, sekarang terdengar sangat seksi, semakin menarik orang.

Adeline Qiao buru-buru menutup mulutnya, namun suaranya terdengar jelas tidak stabil, “Aku lapar, jadi aku masak mie, kamu mau?”

Thiago Huo melihat mie yang ada di dalam panci, tidak menahan diri dan mengerutkan kening, lalu Ia melepaskan Adeline Qiao, dan mengambil panci yang ada di dalam Adeline Qiao, “Bia raku saja!”

Saat Adeline Qiao sudah menyadarkan diri, Dia sudah melihat gerakan Thiago Huo yang sudah terlatih, Dia berdiri dengan diam sambil menikmati pandangan indah yang ada di depan matanya.

Pria yang serius melakukan sesuatu itu sangat tampan, tapi pria yang memasak dengan serius itu benar-benar mengalahkan semuanya.

Saat ini, Adeline Qiao juga mengakuinya dengan jujur, dirinya benar-benar tidak kuat terhadap Thiago Huo yang seperti ini.

“Tampan sekali!” di dalam hati, dan benaknya muncul 2 kata tersebut.

Sampai Ia mendengarkan kata “Sudah siap”, Ia baru menyadarkan diri.

Adeline Qiao sambil mengedipkan mata melihat mie yang terlihat berbeda itu, dan aroma yang datang ke arahnya, tidak bisa menahan, perutnya pun berbunyi.

“Kamu bisa memasak?” Adeline Qiao berkata dengan terkejut.

Thiago Huo mengangkat alisnya, sambil tersenyum dan berkata: “Coba dulu, enak tidak?”

Adeline Qiao langsung menganggukkan kepala, melihat mie yang ada di depan matanya, benar-benar membuat orang langsung berselera, jauh lebih menarik daripada yang Ia buat sendiri.

Lalu Ia pun mengambil sumpit dengan cepat dan memakan sesuap, matanya langsung menjadi cerah, sambil menunjukkan jempol, “Enak!”

“Makan sambil duduk saja!” Mendapatkan jawaban yang memuaskan, suasana hati Thiago Huo pun merasa bagus.

Setelah Adeline Qiao duduk, Dia pun langsung makan dengan lahap, Dia sudah seharian ini tidak makan, sekarang ada semangkok mie yang begitu lezat di depan mata, Ia sama sekali sudah tidak peduli dengan tampilan dirinya lagi.

Thiago Huo menarik kursi dan duduk di seberangnya, sambil menopang dagunya dengan kedua tangan, sambil melihat Adeline Qiao menghabiskan mie, Dia sama sekali tidak merasa penampilan Adeline Qiao tidak cantik, Dia malah merasa ini baru merupakan Adeline Qiao yang sebenarnya.

Adeline Qiao menghabiskan setengah mangkok mie baru sadar kalau Thiago Huo sedang melihat dirinya, “Kamu tidak makan?”

“Aku tidak lapar, tadi sebelum pulang ke rumah aku sudah makan di luar.” Jawab Thiago Huo.

Adeline Qiao memperlambat gerakannya, “Aku tadi makannya terlalu buru-buru.”

“Adeline, di depan aku kamu tidak perlu berpura-pura, jadi dirimu yang sebenarnya saja.” Thiago Huo menjawab dengan sambil tersenyum.

Adeline Qiao tetap merasa sedikit segan, “Kamu tidak merasa kurang enak dilihat kah?”

“Tidak, aku merasa sangat nyata, dan aku juga sangat senang.” Jawab Thiago Huo.

Adeline Qiao tidak paham dengan maksud Thiago Huo, “Ha?”

Thiago Huo sambil menatapnya dengan lembut, “Melihat kamu makan dengan begitu senang, aku pun merasa puas.”

Adeline Qiao tiba-tiba paham, dengan wajah yang memerah Ia berkata “Terima kasih!”

“Kedepannya kalau ada waktu aku akan memasak untukmu.”

Adeline Qiao menaruh sumpitnya, “Kamu kok bisa masak? Kamu sudah tampan, ada sebuah pekerjaan yang bagus, sekarang kamu bisa masak. Kalau begitu kamu akan mengalahkan banyak pria, bahkan kamu juga akan mengalahkan banyak wanita.”

Thiago Huo hanya tersenyum dan tidak berkata, hanya mendengar ucapan Adeline Qiao.

“Thiago, aku ingin bertanya kepadamu, apakah ada sesuatu yang tidak bisa kamu lakukan?” Tanya Adeline Qiao.

Mendengar Adeline memanggilnya dengan Thiago, hati Thiago Huo terdenyut, untuk pertama kalinya Dia merasa nama dirinya begitu enak didengar.

Adeline Qiao pun merasa terkejut dirinya memanggil nama Thiago Huo dengan begitu alamiah, wajahnya pun terlihat sedikit kaku.

Setelah Thiago Huo menyadarkan diri, dengan wajah yang penuh dengan senyuman Ia sambil melihat Adeline Qiao, “Sangat enak didengar! Kedepannya kamu panggil aku dengan begitu saja, tentu aku lebih suka kamu memanggil aku dengan suamiku!”

Mendengar Thiago Huo berkata demikian, wajah Adeline Qiao penuh dengan rasa malu, Ia pun langsung mengambil sumpit dan mangkok lalu bergegas masuk ke dalam dapur.

Adeline Qiao yang bersikap seperti ini membuat Thiago Huo semakin menyukainya, Dia memag harus seperti ini.

Adeline Qiao habis mandi, Ia sadar kalau Thiago Huo tidak ada di dalam kamar, Ia keluar dari kamar, melihat lampu di ruang buku masih nyala.

Ia pun tidak mengganggu Thiago Huo bekerja, Adeline Qiao sendiri berbaring di atas ranjang. Mungkin karena hari ini sudah sangat melelahkan, akhirnya Ia baru baring saja sudah tertidur.

Di tengah dirinya yang tidak terbangun, Adeline Qiao merasa ada yang bergerak di atas ranjang, namun Ia sudah tidak sanggup membuka matanya.

Thiago Huo memeluk Adeline Qiao ke dalam pelukannya, Dia menundukkan kepala, menatap Adeline Qiao yang tertidur nyenyak itu dengan lembut, Dia mengulurkan tangan dan merapikan rambut yang ada di wajahnya, “Tidurlah! Setelah tidur semuanya akan baik-baik saja!”

Mengenai apa yang terjadi kepada Adeline Qiao hari ini, tadi Thiago Huo sudah tahu, teringat masalah yang terjadi kepada Adeline Qiao, kelembutan Thiago Huo langsung menghilang, yang menggantikan kelembutan tersebut adalah kekejaman, sepertinya ada orang sudah tiba saatnya untuk bertemu.

Tampaknya Adeline Qiao merasakan hawa Thiago Huo, Ia pun mengerutkan alis dengan tidak sadar.

Thiago Huo pun menyesuaikan diri dengan cepat, Ia sambil memeluk Adeline Qiao dan tertidur, tidak lama kemudian Ia juga tertidur.

Di sini penuh dengan kehangatan, di sana malah penuh dengan kedinginan.

Apartemen James Yun.

Dia sambil membawa segelas wine berdiri di depan jendela, suasana hatinya merasa sedikit kesal.

Kalau bukan karena orang rumahnya terus bertanya kepadanya dimana Adeline Qiao, dirinya tidak mungkin akan pergi mencarinya, lebih baik tidak mencari tahu, sekarang mencarinya baru sadar kalau beberapa hari ini Ia sama sekali tidak memiliki kabar tentang Adeline Qiao.

Dia seolah-olah menghilang dari bumi, setelah malam itu Dia meninggalkan rumah Keluarga Qiao, benar-benar tidak berkabar sama sekali, Dia tidak akan berada di rumah Keluarga Qiao, tidak ada di tempat tinggal sebelumnya, lebih tidak mungkin berada di Rumah Kediaman Keluarga Yun.

Makanya sekarang masalahnya adalah, Dia sebenarnya berada dimana?

James Yun mengerutkan kening, kenapa dirinya bisa teringat wanita yang membosankan ini.

Setelah merasa kesal, James Yun mengambil hpnya dan bertelepon, memanggil seorang wanita kemari.

Pagi telah tiba.

Hari yang baru mulai lagi.

Karena jam biologis tubuh, Adeline Qiao biasanya akan terbangun sebelum alarm berbunyi, lalu Ia bermalas-malasan sebentar di ranjang, sampai alarmnya berbunyi, Ia baru akan benar-benar terbangun.

Adeline Qiao baru hendak ingin bergerak, baru sadar ada orang di sampingnya, tiba-tiba Ia tidak ingat, situasi apa ini?

Dengan perlahan Ia mengingat kembali apa yang terjadi semalam, akhirnya Adeline Qiao paham kenapa Ia bisa tidur bersama dengan Thiago Huo, sebenarnya Ia tidak ingin munafik juga, namun hatinya belum bisa melepaskan pertahanan dalam hatinya.

Pertama kalinya Ia melihat Thiago Huo dengan begitu dekat, harus dikatakan, pria ini benar-benar keterlaluan tampannya, wajahnya yang tampan, benar-benar terlihat sempurna, sepasang mata mendalam yang berwarna biru keabu-abuan itu, benar-benar sangat menggoda.

Adeline Qiao mengulurkan jarinya dengan perlahan sambil diam-diam menggambarkan fitur wajah Thiago Huo, semakin Ia lihat, semakin Ia merasa sirik, bahkan kulit pria ini pun begitu bagus, tapi bukan kecantikan yang feminine, malah terlihat maskulin.

Terpikir sampai di sini, Adeline Qiao tiba-tiba merasa minder, dibanding dengan Thiago Huo, dirinya benar-benar sangat buruk!

Menghelakan nafas, Adeline Qiao sepertinya juga bisa melihat wajah Ia sekarang, Ia sambil mengedipkan matanya sambil melihat dirinya yang ada di dalam sepasang mata yang berwarna biru keabu-abuan itu, memang dirinya tidak cantik.

Terdengar suara unik pria tersebut di samping telinga, “Pagi-pagi kok menghelakan nafas?”

“Aku sirik.” Jawab Adeline Qiao.

Mendengar suara tertawa Thiago Huo, Adeline Qiao baru sadar, ternyata Thiago Huo sudah bangun! Tiba-tiba Ia merasa sangat malu, hendak ingin membalikkan badan tapi malah ditahan Thiago Huo ke dalam pelukannya.

Adeline Qiao terus menunduk tidak berani melihatnya, tapi Ia malah mendengar suara tertawa Thiago Huo yang mengejeknya, “Istriku, kamu berencana memberi kompensasi seperti apa kepada aku?”

“Kompensasi?

“Hak Potret, pagi-pagi aku sudah dilihat kamu dengan begitu lama, bukankah kamu harus memberi tips kepada aku?”

Adeline Qiao benar-benar merasa sangat memalukan, mengintip malah tertangkap basah…..

Novel Terkait

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
5 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
4 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu