Mr Huo’s Sweetpie - Bab 239 Cinta Terlarang

Harry Xia memberitahukan semua yang diketahuinya pada James Yun, tentu saja ia tak bicara banyak tentang transaksi bisnis di baliknya. Harry Xia merasa, dengan kecerdasan James Yun, ia pasti mengerti!

James Yun sama sekali tak memotong perkataan Harry Xia, hanya mendengarkan dengan diam segala hal yang terjadi di masa lalu. Setelah mendengarnya, akhirnya ia bisa memahami bagaimana perasaan Thiago Huo.

Meskipun mereka sama-sama anak haram, setidaknya ia tak semenderita Thiago Huo. Setidaknya ia masih memiliki masa kecil yang indah dan menyenangkan di rumah Keluarga Yun, meskipun 10 tahun terakhir ini, atau setelah mengetahui kejadian yang sesungguhnya, Quin Fu jadi mengacuhkannya, tapi masih ada kakeknya dan Joline yang begitu menyayanginya.

Thiago Huo tak menerima perlakuan seperti itu. Saat ia masih kecil, ibunya meninggal, ia hanya tinggal dengan kakek neneknya. Dan karena kematian ibunya, Keluarga Huo juga jadi terpecah. Selama beberapa tahun ini, selain membangun bisnisnya, Thiago Huo juga berusaha menegakkan keadilan untuk ibunya dan juga harus merawat Keluarga Huo. Ini jauh lebih berat dan melelahkan dibandingkan tanggung jawab yang dipikulnya.

Thiago Huo telah menanggung jauh lebih banyak beban darinya, sejak dulu ia selalu memiliki tujuan yang jelas, dan begitu membuat keputusan, ia segera melakukannya.

Ia mendengar semua ini dari Joline Yun. Joline Yun mengatakan hal ini agar ia tak lagi membenci Thiago Huo. Pernikahan Thiago Huo dengan Adeline Qiao awalnya memang tampak mustahil, tapi kini, sepertinya mereka adalah yang terbaik untuk satu sama lain. Ia bahkan takkan bisa bersaing dengan Thiago Huo, ia mencintai Adeline Qiao melebihi apapun, ia takkan mungkin menandinginya.

James Yun menatap Joline Yun yang masih belum sadar. Kini adiknya menjadi jauh lebih dewasa dibandingkan dirinya, mungkin karena ia belajar banyak dari Thiago Huo selama tinggal dengannya. Pilihannya sangat tepat, memang sangat banyak yang bisa dipelajari dari Thiago Huo.

Tangan Joline Yun perlahan bergerak, bola matanya juga mulai bergerak, dan ia perlahan membuka matanya.

James Yun segera menatap Joline Yun, “Joline, kau sudah sadar?”

Mendengar suara James Yun, Joline Yun menoleh menatapnya, “Kakak Kedua...”

James Yun mengangguk, “Iya, ini aku.”

“Aku di mana?”

“Rumah sakit,” jawab James Yun. Ia tak bicara banyak, takut Joline Yun akan merasa khawatir.

Joline Yun berkedip, lalu terdiam. Melihat ekspresinya, sepertinya ia kembali teringat akan kejadian tak menyenangkan itu. Air mata mengalir dari ujung matanya dan ia tampak sangat sedih.

James Yun mengerutkan kening, ia tak tahu bagaimana cara menghiburnya. Tak ada yang menginginkan hal seperti ini terjadi.

“Kakak Kedua, aku...” setelah beberapa saat, Joline Yun kembali berbicara, tapi terhenti di tengah-tengah. Dalam hati James Yun merasa sangat pedih, “Apa yang hendak kau katakan?”

Joline Yun terus memikirkannya, tapi tak mampu mengatakannya. Ia ingin tahu apakah terjadi sesuatu pada dirinya, tapi ia takut jawabannya tak sesuai yang diharapkannya.

James Yun menggenggam tangan Joline Yun, “Joline, jangan terlalu memikirkannya. Tak terjadi apapun.”

Joline Yun tersenyum lemah, kejadian yang memuakkan itu kembali terbayang dalam pikirannya. Saat mengingat tentang hal ini, air mata Joline Yun mengalir semakin deras.

James Yun merasa tak berdaya, ia tak bisa melakukan apapun, “Sudah, jangan menangis lagi.”

Saat ini, kebetulan Harry Xia datang.

“Kau sudah sadar?” tanya Harry Xia saat menatap Joline Yun.

Joline Yun mengangguk, saat ia setengah sadar tadi, sepertinya ia melihat Harry Xia. Benarkah ia yang menyelamatkan dirinya?

Harry Xia memeriksa kondisi Joline Yun, juga memeriksa luka di tangannya. Untungnya semua kondisinya mulai membaik. “Tanganmu pasti akan meninggalkan banyak bekas luka, kenapa kau begitu tak menghargai dirimu sendiri sampai melukai diri sendiri dengan begini kejamnya.”

Joline Yun merasa tak terima mendengar perkataan Harry Xia, saat itu ia juga tak punya pilihan lain, “Aku juga tak menginginkannya.”

“Kau kehilangan sangat banyak darah,” lanjut Harry Xia, “Kau harus berterimakasih pada pamanmu karena telah memberimu transfusi darah, jika tidak kau pasti sudah mati. Jika kau berbuat seperti ini lagi, kau takkan tertolong lagi! Hargailah nyawamu, menyelamatkan nyawa seseorang juga bukan pekerjaan mudah.”

Bisa dilihat dari ekspresinya bahwa Harry Xia sangat mengkhawatirkan Joline Yun. Meskipun ia mengeluarkan perkataan yang tak enak didengar, tapi ia menunjukkan rasa peduli yang benar-benar tulus.

Joline Yun bisa merasakan Harry Xia menatapnya, ia menghindari tatapannya. Ia perlahan menggerakkan tangannya, “Di mana paman?”

“Sudah pulang, nanti ia akan kembali ke sini lagi,” jawab James Yun.

James Yun merasa ada sesuatu yang janggal dari pembicaraan Joline Yun dan Harry Xia. Kenapa kedua orang ini membuat orang lain merasakan atmosfer yang tak biasa? Apakah ini yang disebut cinta terlarang?

James Yun menatap Harry Xia, lalu menatap Joline Yun. Jika mereka benar-benar bersatu, hubungan mereka akan menjadi rumit. Apakah ia harus memanggil Joline Yun kakak ipar atau adik? Apakah Harry Xia harus memanggilnya adik atau kakak ipar?

Harry Xia masih harus lanjut memeriksa pasien, maka ia pergi dulu.

“Joline, kau dan Harry Xia...”

Joline Yun menjawab, “Tak ada hubungan di antara kami.”

“Kurasa ada suatu hubungan yang kalian rahasiakan dari orang lain.”

“Tidak!” jawab Joline Yun, “Kakak Kedua, jangan asal bicara.”

“Ia memperlakukanmu dengan sangat baik, dan kali ini ia jugalah yang menyelamatkanmu,” kata James Yun.

Sebenarnya Joline Yun juga merasa seperti itu, tapi ia tak ingin memikirkannya. Karena ia dan Harry Xia takkan mungkin bisa bersatu.

Esoknya pagi-pagi sekali, Thiago Huo kembali berkunjung ke rumah sakit. Kali ini Mary juga ikut.

Saat mereka membuka pintu kamar, Thiago Huo melihat James Yun tertidur di kursi, sepertinya ia berjaga di sini semalaman.

Mary bergegas masuk dan meletakkan termos yang dibawanya, suara ini membangunkan James Yun.

“Kau sudah datang?” James Yun mengusap matanya.

Thiago Huo mengangguk, “Pulang dan istirahatlah, aku yang akan berjaga di sini.”

James Yun meregangkan tubuhnya dan berkata, “Aku akan cuci muka lalu pergi ke kantor. Ini bukan waktunya untuk beristirahat.”

Thiago Huo merasa lega mendengar perkataan James Yun, sepertinya ia telah memikirkannya masak-masak, baguslah.

“Tetap sebaiknya kau pulang dulu untuk beristirahat dan mengisi kembali energimu. Oke?”

James Yun tersenyum mendengarnya, “Iya, tapi ini adalah saat yang cukup genting, aku harus cepat bertindak.”

Thiago Huo tak lagi memaksanya, “Baiklah, lakukan yang terbaik menurutmu.”

James Yun berpamitan lalu keluar dari kamar.

Mary berkata pada Thiago Huo, “William, kau juga istirahatlah dulu, kemarin kau juga tidak tidur semalaman.”

Thiago Huo mengangguk, “Tak apa, Nek. Aku titip Joline padamu dulu, aku pergi sebentar.”

“Berhati-hatilah.”

Novel Terkait

Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
3 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
3 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu