Mr Huo’s Sweetpie - Bab 77 Hanya Kamu Seorang

Thiago Huo memeluk Adeline Qiao, keduanya tidak berbicara, hanya saling berpelukan saja.

Adeline Qiao meninggalkan rasa malu sebelumnya dan membenamkan kepalanya di pelukan Thiago Huo. Dia ingin memberi tahu Thiago Huo bahwa dia sangat merindukannya akhir-akhir ini.

Thiago Huo sepertinya merasakan perasaan Adeline Qiao, sudut mulutnya terangkat.

“Aku pulang.” Suara Thiago Huo sangat lembut.

Tetapi ketika Adeline Qiao mendengarnya, dia juga menjawab, “Ya, aku tahu.” Karena saat ini, dia sangat nyata memeluk dirinya, merasakan suhu dari tubuhnya.

Setelah beberapa saat, barulah Adeline Qiao melepaskan Thiago Huo.

Matanya hangat, dia mengangkatnya dan menatap Thiago Huo dengan tenang.

Thiago Huo mengedipkan matanya dengan ringan, "Ada apa?"

"Aku hanya ingin melihatmu.” kata Adeline Qiao sambil tersenyum.

Thiago Huo memeluk pinggang Adeline Qiao, “Apakah ada yang berubah?"

“Ada!” Adeline Qiao tersenyum cerah.

Ketika Thiago Huo mendengar kata-kata Adeline Qiao, dia mengulurkan tangan dan dengan lembut mencubit pipi Adeline Qiao. "Dimana?"

“Jadi lebih tampan.” Adeline Qiao jarang menjulurkan lidahnya.

Thiago Huo melepaskan Adeline Qiao, “Sedang berpikir apa?"

Adeline Qiao dengan cepat menggelengkan kepalanya, "Aku tidak memikirkan apa-apa?"

"Adeline Qiao, kamu tidak cocok untuk berbohong.” Jawab Thiago Huo.

Adeline Qiao menggigit bibirnya, mengapa dia bisa melihat dirinya setiap saat? Suasana hati menjadi tertekan.

Thiago Huo melihat bahwa Adeline Qiao sepertinya menyembunyikan beberapa pemikiran, dan hal-hal ini tampaknya membuatnya sulit untuk berbicara. "Apa yang terjadi?"

“Thiago, berapa banyak wanita yang kamu miliki sebelumnya?” Adeline Qiao akhirnya melontarkan pertanyaan itu setelah lama berpikir dalam hatinya.

Mendengar apa yang dikatakan Adeline Qiao, Thiago Huo masih terkejut. Apakah wanita kecil ini sedang meragukan dirinya? "Kenapa bertanya begitu?"

“Kamu sangat hebat, pasti ada banyak orang yang mengejarmu.” Adeline Qiao menjadi tidak percaya diri. Ya, Thiago Huo sangat hebat, apa yang akan dia gunakan untuk membuatnya tetap di sisinya? Dirinya bahkan tidak ada pesona apapun.

Thiago Huo menempelkan kepalanya ke kepalanya. "Apakah kamu tidak percaya diri?"

Adeline Qiao mengangguk berulang kali. Karena cinta, jadi peduli! Pada saat ini, setiap orang pasti akan memikirkan hal ini, mengkhawatirkan banyak hal.

Thiago Huo memandang Adeline Qiao dengan serius dengan mata biru keabuannya. "Hanya kamu!"

“Hah?” Adeline Qiao tidak bereaksi, dia berkedip. Thiago Huo sepertinya baru saja menjawab dirinya.

Thiago Huo mengusap kepalanya ke dahi Adeline Qiao. "Kamu bodoh! Aku Thiago Huo hanya punya kamu seorang."

Kali ini Adeline Qiao mendengar dengan jelas, detak jantungnya terus melonjak semakin cepat, bahkan sepertinya di luar kendalinya.

Setelah bersemangat, Adeline Qiao bertumpu pada lengan Thiago Huo, dan dia bersandar di pelukan Thiago Huo.

“Thiago, apa menurutmu kita akan selalu bahagia?” Adeline Qiao bertanya.

Thiago Huo memeluk Adeline Qiao. "Adeline Qiao, kupikir kamu sudah mengerti semua."

“Hah?” Adeline Qiao tidak mengerti arti kata-kata Thiago Huo.

Thiago Huo memejamkan mata, dagunya menunduk ke dahi Adeline Qiao, tetapi dia mendengar kalimat di telinganya, "Tahukah kamu apa arti dari penyihir biru itu?"

Adeline Qiao teringat tadi melihat penyihir biru, mawar bewarna biru seperti itu memang sangat sedikit, sebenarnya apa maknanya?

“Sudah jangan pikirkan lagi, pergilah tidur!” Thiago Huo sepertinya sangat lelah.