Mr Huo’s Sweetpie - Bab 271 Antara Orang yang Dicintai Atau Didendami

Abigail Qiao mengangkat kepala setelah selesai mengatakannya, matanya berlinangan air mata.

"Aku tidak ingin menetap di sini." Abigail Qiao melihat Thiago Huo dan berkata terhadapnya dengan ekspresi yang serius. "Mohon tolonglah aku!"

Thiago Huo mengedipkan matanya sejenak, "Yang bisa menolongmu hanyalah kamu sendiri."

Air mata Abigail Qiao mulai keluar. "Thiago, aku benar-benar tidak ingin mendekam di sini, merekalah yang telah menjebakku! Mereka memasukkan obat ke dalam anggur yang kuminum, kemudian melaporkan polisi, aku benar-benar tidak tahu apa yang telah terjadi."

Thiago Huo tetap tidak bersuara, hanya mendengarkan penjelasan dari Abigail Qiao dengan tenang.

"Thiago, semua yang kukatakan ini benar." Abigail Qiao memohon pada Thiago Huo agar bisa mempercayainya.

Thiago Huo tidak mengatakan apapun, lalu pergi dari ruangan. Dia memalingkan kepala melihatnya sekilas, menyadari mata Abigail Qiao mengandung kekecewaan, sang pria berkata: "Kamu menetaplah di sini dengan tenang dalam beberapa hari ini, dan bekerja sama terhadap seluruh prosedur. Asalkan kamu benar-benar tidak pernah melakukannya, pasti akan membersihkan nama baikmu."

Air mata Abigail Qiao terus mengalir, dia teringat atas berbagai perbuatan keji yang pernah dilakukannya dulu, para kawan bar dan orang-orang dekat yang disebut sebagai sanak saudara itu malah langsung menghindarinya setelah mendengar masalahnya ini. Tidak disangka sekarang yang bersedia mengulurkan tangan membantunya malah merupakan Adeline Qiao, saat mengingat segala hal yang dilakukannya terhadap Adeline Qiao dulu, dia mulai merasa dirinya bukanlah seorang manusia.

"Kakak Ipar, aku berhutang banyak permintaan maaf terhadap kakakku! Kalau aku benar-benar bisa keluar dari sini, aku ingin pergi meminta maaf padanya."

Thiago Huo tidak menanggapinya, langsung memalingkan kepala dan pergi. Kalau masalah kali ini bisa membuat Abigail Qiao berubah, bukankah ini merupakan suatu hal yang baik.

Saat tiba di rumah.

Adeline Qiao langsung menanyakan keadaan pada Thiago Huo. "Bagaimana?"

"Dia mengatakan dirinya dijebak oleh orang lain." Thiago Huo menjawabnya.

Adeline Qiao duduk di samping Thiago Huo. "Kalau begitu, ada jalan keluar tidak?"

"Kalau dia benar-benar tidak pernah melakukan hal itu, seharusnya akan segera tidak bermasalah lagi." Thiago Huo menjawabnya.

Adeline Qiao mengerutkan keningnya. "Semoga masalah kali ini bisa membuat Abigail mendapatkan pelajaran."

Sebelumnya dia mendengar kabar tentang Abigail Qiao ditangkap di bar dari Chyntia Liu. Mungkin telah bermain hingga menggila dengan orang-orang itu, lalu dibius begitu saja tanpa mengetahui apapun. Saat dia telah bangun, baru menyadari dirinya telah ditangkap.

Thiago Huo mengulurkan tangan menggenggam tangan Adeline Qiao, "Kamu jangan berpikiran berlebihan. Kalau dia bisa bekerja sama dengan baik, dia akan segera keluar."

Adeline Qiao menganggukkan kepala. "Hmm! Lalu, masih ada hal lain yang ingin kubahas denganmu."

"Katakan."

Chyntia Liu sepertinya telah berhutang judi dalam jumlah besar, aku ingin membantunya melunaskannya." Suara Adeline Qiao tidak besar, sebenarnya dia merasa khawatir Thiago Huo tidak akan menyetujuinya!

Setelah mendengar ucapan Adeline Qiao, Thiago Huo menjadi diam, wajahnya memperlihatkan ekspresi serius.

Adeline Qiao tahu Thiago Huo seharusnya tidak akan setuju. Karena kalau sudah membantu Chyntia Liu dan Abigail Qiao, mungkin saja mereka akan terjerumus ke dalam jurang tak berujung. Melihat Thiago Huo tidak bersuara, Adeline Qiao langsung mengerti apa maksudnya, "Aku mengerti."

Thiago Huo menggenggam tangan Adeline Qiao dengan erat. "Adeline, kamu sendiri seharusnya tahu apa akibat setelah membantu mereka bukan! Kamu yakin kamu ingin berbuat seperti ini?"

"Untuk terakhir kalinya." Adeline Qiao menjawab. "Aku dulu pernah mengatakan tidak akan pernah mempedulikan urusan mereka, tapi setelah melihat keadaan mereka sekarang yang seperti ini, aku merasa sedikit kasihan! Makanya aku ingin membantu."

Thiago Huo menghela napas, Adeline Qiao benar-benar sangat baik hati. Meskipun dulu mereka telah memperlakukannya seperti itu, tapi hari ini dia tetap saja memilih untuk mengulurkan tangan bantuan. Sungguh tidak tahu harus bagaimana mengatainya! Tapi kalau dipikir-pikir kembali, ini merupakan salah satu daya tarik Adeline Qiao baginya.

Thiago Huo ujung-ujungnya malah menyetujuinya, "Hanya untuk kali ini saja!"

"Hmm!" Adeline Qiao tertawa."

Saat melihat tawaan Adeline Qiao yang berasal dari lubuk hati itu, juga mata yang melekuk akibat tertawa, Thiago Huo merasa semua ini pantas dilakukan. Sang pria mengulurkan tangan memasukkannya dalam pelukan, lalu menundukkan kepala dan mencium bibirnya, bagaimana pun juga dirinya harus mendapatkan sedikit imbalan!

Keesokan harinya.

Thiago Huo mengutus orang untuk mengatasi masalah hutang Chyntia Liu. Nominal yang terlihat bukanlah jumlah yang kecil. Kelihatannya sebagian besar dari jumlah hutang ini terjadi akibat penipuan. Lalu Thiago Huo menyuruh Steve Xiang membayar semua hutang Chyntia Liu secara anonim.

Setelah masalah telah selesai ditangani, Thiago Huo bersandar di kursi dengan tenang, jarang-jarang bisa memiliki waktu luang seperti ini, setelah beristirahat sejenak. Lautan pikirannya terus memunculkan berbagai hal yang terjadi dalam setahun terakhir ini. Waktu tidaklah panjang, tapi hal yang terjadi dalam jangka waktu ini malah sangat banyak.

Mengingat sejak dia baru pertama kali melihat Adeline Qiao di pesawat, kehidupannya telah mulai mengalami perubahan yang drastis. Saat melihat air matanya saat itu, kesan pertamanya adalah merasa pasti telah terjadi sesuatu padanya, hanya orang yang dicintai dan orang yang didendamilah yang bisa membuat seorang perempuan menangis seperti itu. Setelah pramugari menanyakan keadaannya terus-menerus, baru mulai mengetahui ternyata dia juga sedang tidak enak badan.

Pada saat itu, dirinya benar-benar tidak menyangka bakalan kembali bertemu dengannya setelah menuruni pesawat, dia berlari sembarangan bagaikan seekor lalat tak berkepala. Dan ujung-ujungnya beneran menabraknya dan masuk dalam pelukan. Setelah Adeline Qiao mengatakan kata maaf dengan tegang, dia terlihat langsung menundukkan kepala dengan panik untuk memungut barang yang berserakan di lantai.

Thiago Huo melihat dia memasukkan semua barangnya ke dalam tas dengan sembarangan, lalu pergi dengan buru-buru. Saat dirinya mulai melangkahkan kaki, dia menyadari map dokumen yang tergeletak di atas lantai itu.

Thiago Huo membungkukkan badan memungutnya, Thiago Huo yang dulunya tidak pernah mengintip privasi orang lain, sekarang malah membuka map dokumen itu secara tanpa sadar. Lalu menyadari di dalamnya terdapat surat nikah, kartu keluarga dan bahkan sebuah surat perceraian. Kening Thiago Huo mulai berkerut, ternyata dia ingin bercerai. Dan pria yang ingin diceraikannya itu malah adalah James Yun?! Sebuah kabar yang tak terduga, wanita tadi ternyata merupakan menantunya Keluarga Yun.

Entah kapan dia mulai melangkahkan kakinya, intinya Thiago Huo mulai pergi mengejarnya, namun yang terlihat hanyalah sebuah mobil taxi yang telah pergi menjauh. Thiago Huo menundukkan kepala melihat dokumen yang ada di tangannya itu, setelah jeda sejenak, Thiago Huo memutuskan ikut memanggil sebuah taxi untuk mengejar Adeline Qiao.

Saat tiba di pintu Kantor Urusan Sipil, suasana hati Thiago Huo menjadi sedikit rumit. Dia datang dengan perasaan ingin melihat pertunjukan menarik, tapi alhasil malah melihat James Yun melakukan berbagai perlakuan buruk terhadap Adeline Qiao.

Saat dirinya melihat sosok punggung mungil ramping yang sedang berlutut di lantai membongkar tas mencari sesuatu, Thiago Huo merasa sedih melihatnya. Terlihat jelas bahwa wanita ini tidak disenangi Keluarga Yun. Lalu berbagai ucapan dari James Yun, dan juga ekspresi wajahnya saat hendak memukulnya itu membuat Thiago Huo tidak tahan lagi melihatnya.

Tepat pada saat itu, dia melangkahkan kakinya dan berjalan mendekat untuk menghadangnya. Saat melihat James Yun dan Adeline Qiao pergi mengurus prosedur perceraian, sebuah pemikiran muncul dalam otaknya Thiago Huo. Mungkin dia boleh memanfaatkan wanita ini untuk mencapai tujuannya.

10 menit kemudian, dia melihat James Yun dan Adeline Qiao yang telah keluar seusai mengurus prosedur perceraian. Tatapan mata Thiago Huo dengan natural tertuju pada Adeline Qiao yang sedang menundukkan kepala. Selanjutnya, ketika melihat Adeline Qiao menangis tak karuan di kursi, suasana hati Thiago Huo yang awalnya ingin melihat pertunjukan menarik pun mulai sirna.

Setelah melihat Adeline Qiao telah menghentikan tangisannya, Thiago Huo berjalan mendekat, saat memberikan tisu kepada Adeline Qiao, dia sekalian menyerahkan KTP dan kartu keluarganya sekaligus.

Thiago Huo hingga sekarang masih mengingat ekspresi wajah Adeline Qiao pada detik itu, meskipun dia terlihat kaget dan tak tahu harus bagaimana, tapi di mata Thiago Huo dia malah terlihat imut.

Novel Terkait

My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
3 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu