Mr Huo’s Sweetpie - 110 Dengannya Adalah Dua Orang Dari Dunia Berbeda

Jam 8 malam.

Thiago kembali ke Villa River Bay.

"Tuan, kamu sudah kembali." Selvy menunggu didepan pintu.

Thiago menganggukkan kepalanya, "Iya!"

Dia masuk kedalam ruang tamu dan diamnya membuat Thiago merasa sedikit aneh, Adeline sepertinya tidak ada.

Thiago sambil membuka jaketnya, dia sambil berkata, "Adeline tidak ada?"

"Iya, Nyonya sampai sekarang masih belum pulang." Jawab Selvy.

Thiago langsung mengerutkan keningnya, "Tidak kembali?"

"Iya." Selvy menganggukkan kepalanya, "Nelson juga tidak kembali."

Sekali mendengar ini, Thiago kaget, jangan-jangan terjadi sesuatu?!

Dia mengeluarkan hp dan menelepon Adeline, teleponnya masuk namun tidak ada yang mengangkatnya.

Disaat ini, Thiago langsung kaget, sebuah rasa aneh juga melingkar dihatinya.

Dia bergegas menelepon Nelson, Telepon Nelson juga masuk namun juga tidak ada yang mengangkatnya.

Thiago segera tidak tenang, dia mengeluarkan hp dan menelepon lagi, dia memanggil, "Steve!"

"Segera tiba." Mendengar panggilan Thiago, Steve langsung menjawabnya.

Alhasil, Steve berpakaian belum rapi dan sudah berlari kemari, terlihat bahwa tadi dia sedang mengganti pakaian.

"Ketua!" Steve menyadari ekspresi Thiago tidak bagus, tampaknya terjadi sesuatu.

Thiago terlihat muram, "Segera cari posisi Nelson."

"Baik!" Steve juga menjadi serius.

Dengan cepat Steve sudah mendapatkan posisi Nelson.

"Ketua, sudah ditemukan."

"Ayo pergi!" Thiago panik, pertama kalinya dia punya perasaan seperti begini.

Steve dan Thiago bergegas maju, Selvy juga terlihat khawatir, semoga tidak terjadi apapun, jika tidak Tuan Huo mereka pasti akan meletus! Dia sangatlah perhatian terhadap Nyonya, ini disadari oleh Selvy!

Diperjalanan.

Nelson juag kembali menelepon.

Thiago langsung bertanya, "Kalian ada dimana?"

"Ketua, maaf, aku kehilangan Nyonya." Suara Nelson tidaklah besar, namun Thiago mendengarkannya dengan jelas.

Thiago langsung mengerutkan keningnya, "Ada apa yang terjadi!"

"Aku menjemput Nyonya kembali, diperjalanan pulang terjadi kecelakaan, sekarang disini sangatlah berantakan, aku dan Nyonya terpisah."

"Tunggu sebentar! Aku segera tiba."

Steve mempercepat laju kendaraan, semoga bisa lebih cepat tiba.

Masih belum tiba ditempat kejadian, mobilnya sudah dihentikan.

"Jalanan didepan sana sudah ditutup, tolong lewat jalur lain!" Polisi berkata kepada Thiago.

Thiago mendorong pintu dan turun, dia berkata kepada polisi, "Istriku ada didalam, aku harus masuk!"

Mendengar perkataannya, Polisi menganggukkan kepalanya, "Orang boleh masuk, mobil tidak boleh masuk."

"Steve, kamu tunggu aku disini! " Seusai memesannya, Thiago langsung berlari kedalam.

Steve masih belum sempat mengatakan apapun, dia sudah melihat sosok Thiago berlari, "Ketua kali ini benar-benar tidak tenang lagi."

Thiago berlari ketempat kejadian, dia melihat ada banyak orang, dia juga melihat ada polisi dan dokter, ditempat kejadian memang benar berantakan, dia maju beberapa langkah dan melihat mobil yang kecelakaan.

Ini adalah sebuah kejadian tabrakan beruntun, diantaranya juga ada mobil bus.

Thiago berdiri ditempat semula dan berharap bisa melihat sosok Adeline, namun setelah melihat kiri kanan, dia tetap tidak melihatnya.

"Ketua!" Nelson yang menemukan Thiago terlebih dahulu.

Melihat Nelson yang tidak berani mengangkat kepalanya, Nada bicara Thiago juga tidaklah baik, "Sebenarnya apa yang terjadi?"

Nelson menceritakan kejadian kepada Thiago.

Sore hari setelah berpisah dengan Lindsay, Adeline kembali ke kantor, ketika pulang kerja, Adeline dan Jennie menyelesaikan desain baru barulah mereka pergi.

Jadi ketika Nelson menjemput Adeline, waktu sudah jam 7 malam, waktu ketika mobil sampai disini, Adeline tiba tiba ingin makan kue dan menyuruh Nelson turun untuk membeli kue.

Dan kecelakaan juga terjadi saat itu, sebuah mobil BMW seolah kehilangan kendali, dan menabarak sebuah mobil yang berlawanan arah dengannya, seketika kedua mobil itu langsung tertabrak hancur.

Seterusnya mobil ketiga juga tidak sempat rem dan menabaraknya, dan setelah bergeser beberapa jarak, dan menabrak bus yang berhenti dan sedang menunggu penumpang naik.

Karena daya dorong bus, ada banyak orang yang ditrotoar yang tertimpa dan ada juga yang langsung mati.

Seketika semua menjadi berantakan, ada banyak yang takut, ada yang berlari dengan takut, dan ada juga yang berlari kesana untuk menolong orang, ditempat kejadian benar-benar berantakan, ada banyak orang yang terpisah.

Nelson melihat semua itu terjadi dihadapannya, dia masih merasa takut hingga sekarang, jika bukan karena Adeline tadi mengatakan untuk berhenti, maka berada akan kebetulan berada diposisi itu.

"Kejadiannya begini!" Nelson merasa seram untuk membayangkannya kembali, "Ketika aku turun mencari Nyonya, dia sudah menghilang, Maaf Ketua! Aku tidak menjaga Nyonya dengan baik! Aku bersedia menerima hukuman."

Thiago mendengar penjelasan seperti ini, hatinya juga berdetak kencanag, hanya beda sedikit saja mungkin mereka berdua akan menjadi dua orang dari dua dunia berbeda.

Thiago mengangkat kepalanya dan emnatapi toko kue yang tidak jauh dari sana, "Adeline, kamu harus menungguku!"

Dia berusaha untuk menenangkan diri, Thiago mulai menganalisa jika Adeline tidka pergi, maka dia seharusnya masih berada ditempat kejadian.

"Nelson, kamu tunggu disini dulu! Aku pergi cari dulu." Kata Thiago.

"Ketua! Biarkan aku pergi saja!"

Thiago mengelengkan kepalanya, "Tidak, kamu tunggu disini, jika Adeline pulang, kamu segera telepon aku."

Tas dan telepon Adeline diletakkan diatas mobil, jadi dia sekarang pasti tidak bisa menghubungi siapapun.

Thiago maju kedepan, dia juga mulai mencari kesana kemari, dia tidak melepaskan semua sudut, tatapannya semakin tajam, dia semakin maju. ditempat kejadian masih sangatlah berantakan.

Mobil ambulan sudah ada beberapa mobil, disekeliling ada dokter dan juga suster, ada juga polisi yang sedang mengurus tempat kejadian.

Thiago juga melihat bus itu, ada tim penyelamat yang sedang menolong orang yang tertimpa dibawah bus.

Ditempat kejadian ada banyak suara, benar-benar berisik, Thiago mengerutkan keningnya, suara ini membuatnya ilfeel, terlebih suara yang menderita, ditempat kejadian juga ada bau amis darah, itu juga merasa orang merasa tidak nyaman.

Ada banyak suster yang sedang mengobati orang luka, dan juga ada banyak orang-oranng yang datang membantu.

Sepertinya kecelakaan kali ini sungguh sangatlah parah, sepertinya ada banyak orang yang meninggal.

Disaat ini, dua buah mobil ambulan yang menutupi penglihatan Thiago pergi.

Thiago melihat tempat yang tadinya ditutupi oleh kedua mobil ambulan itu, ada sebuah tempat pengobatan sementara, Thiago ingin menarik kembali tatapannya, sebuah sosok familiar terlihat ditatapan dia.

Sosok yang mengenakan baju putih dan mengenakan celana jeans biru tengah memeluk anak kecil dan duduk dilantai, sambil menasehati anak-anak, dia sambil membantu memgobati luka anak itu.

Thiago berdiri ditempat semula, tatapannya berada tidak jauh dari tempat sosok baju putih itu, Thiago sangatlah susah untuk mendeskripsikan suasana hatinya saat ini, namun ada satu yang bisa dia pastikan, dia lega!

Thiago melangkahkan kakinya dan semakin mendekat, jantungnya berdetak semakin cepat, hingga setelah berjarak beberapa langkah saja, barulah dia menghentikan langkahnya.

Dia melihat orang itu tengah merawat anak kecil, Thiago bahkan melihat sinar yang menyebar dibadannya, dia yang pada saat ini membuat Thiago sangatlah tersentuh, dia tahu bahwa orang ini pasti akan menjadi seorang ibu yang baik!

"Adeline!" Thiago membuka mulut dan memanggilnya.

Novel Terkait

The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu