Mr Huo’s Sweetpie - Bab 414 Membicarakan Pengalamanku.

Hari kedua setelah pernikahan.

Howard Qin membawa Jennie Jian pergi berbulan madu. Yang lainnya juga kembali ke kehidupan mereka masing-masing.

Markas HD.

Thiago Huo melihat ke dua orang yang berdiri di depannya dan ia juga melihat dua lembar surat izin yang berada di meja dengan pusing. Kemarin dia pikir mereka hanya berbicara sembarang, tapi dia tidak menyangka mereka benar-benar bermaksud seperti itu. Thiago Huo berkata dengan nada dingin, "Apa maksudnya ini?"

“Bos, aku sudah mengatakannya kemarin, aku ingin minta izin ke Kota A.” Jason bergegas berbicara.

“Bos, aku sangat familiar dengan Kota A, karena aku pernah di sana sebelumnya, jadi kali ini seharunya aku yang pergi kesana.” Lanjut John.

Thiago Huo menyangga kepalanya dengan tangannya, kedua orang ini benar-benar bertekad untuk pergi ke Kota A. "Jika kalian pergi, siapa yang akan memimpin markas?"

"Bukankah Howard Qin akan tinggal di sini? Biarkan saja dia yang bertanggung jawab!" Jawab Jason.

“Kamu pikir hal itu gampang!” Thiago Huo memandang Jason dan berkata, “Kalau begitu apakah kamu bisa melepaskan hal-hal yang menjadi tanggung jawabmu disini?”

Jason menundukkan kepalanya, di tangannya, ia memegang seluruh pekerjaan laporan keuangan HD, bagian ini jelas tidak bisa di lakukan dengan mudah oleh orang lain. Jason memandang Thiago Huo dengan sedih dan berbisik: "Aku bisa mengurusnya. Paling akan sedikit lebih sulit."

Thiago Huo mengabaikan Jason. Dia memandang John dan berkata, "Kamu ingin pergi ke Kota A juga?"

“Hmm!” John mengangguk. "Bos, aku mengerti situasi di sana."

Setelah mendengar kata-kata John, Thaigo Huo sepertinya sedang berpikir dengan serius. Jason dan John juga merasa sangat cemas dalam menunggu keputusan dari Thiago Huo, tentu saja mereka juga berharap mereka bisa pergi.

Thiago Huo mengetahui pikiran mereka, tetapi sebenarnya, alasan ini sedikit memaksa. Dia harus memikirkan cara untuk menyelesaikan hal ini agar bisa memiliki hasil akhir yang baik!

Telepon dari Adeline Qiao yang masuk telah menyelamatkan Thiago Huo, saat Thiago Huo melihat nama penelepon, ia melambaikan tangannya. John dan Jason saling berpandangan. Seharusnya telepon itu dari istrinya, jadi mereka tidak bisa tetap berada disini. Meskipun mereka sedikit tidak ingin melakukannya, tetapi mereka tetap harus keluar. Jika Thiago Huo marah, maka hukumannya akan lebih parah.

Melihat mereka yang berjalan keluar, Thiago Huo diam-diam menghelakan nafasnya dengan lega.

"Halo!"

"Thiago, aku akan keluar hari ini untuk membeli beberapa barang. Apakah kamu membutuhkan sesuatu agar aku bisa membelinya?"

"Tidak. Aku akan pulang sebentar lagi."

"Baiklah."

Thiago Huo melihat jam, masalah di sini hampir selesai di tangani. Ini saatnya pulang ke rumah untuk berkemas dan pulang ke Kota A. Tapi begitu ia mendengar ada pergerakan di pintunya, ia merasa pusing lagi. Dua orang itu masih menunggunya di depan pintu. Jika tidak ada keputusan akhir, dia juga tidak akan bisa pergi!

"Masuklah!" Kata Thiago Huo.

Detik berikutnya, keduanya berjalan masuk lagi. "Bos, apakah ada keputusan?"

Thiago Huo mengangguk, "Aku masih bertanggung jawab atas pekerjaan di Kota A untuk saat ini. Kalian hanya perlu menjaga markas dengan baik."

"Bos..." Keduanya merasa sangat tidak senang.

Tentu saja, Thiago Huo tahu bahwa mereka tidak akan setuju. Dia kemudian menambahkan kata-katanya, "Untuk tahap berikutnya, jika kalian memiliki kinerja yang baik, aku mungkin dapat mempertimbangkan untuk membiarkan kalian pergi ke Kota A untuk mengamati dan belajar terlebih dahulu."

Thiago Huo hanya dapat menggunakan cara ini untuk mendukung mereka, mereka tidak dapat meninggalkan markas pada saat yang bersamaan, ini adalah markas dari seluruh HD. Jika mereka semua ingin pergi ke Kota A, mereka hanya bisa pergi kesana secara bergantian.

Atau pendapat Thiago Huo terdengar cukup bagus, jadi Jason dan John tidak punya pendapat lain. "Jika begitu, maka keputusannya sudah di tetapkan seperti itu."

"BAIK!"

Thiago Huo menyelesaikan masalahnya, setelah membaca beberapa dokumen, dia langsung meninggalkan perusahaan dan pulang. Dia tidak ingin Adeline Qiao bekerja terlalu lelah untuk mengemasi koper-koper yang akan mereka bawa pulang nanti.

Di rumah, Adeline Qiao hampir selesai berkemas, hanya tinggal beberapa pakaian yang dibiarkannya belum di lipat. Thiago Huo berjalan mendekat, "Bukankah kamu mengatakan bahwa kamu akan membereskannya ketika aku pulang?"

Adeline Qiao tersenyum, "Apa bedanya? Lagipula ini bukan pekerjaan yang berat."

Besok pagi Thiago Huo dan Adeline Qiao akan terbang kembali ke Kota A. Kali ini mereka sudah tinggal disini selama sebulan. Sudah waktunya untuk kembali ke Kota A. Mereka sudah lama merindukan anaknya. Adeline Qiao tidak ingin melewatkan pertumbuhan anaknya, tetapi baru-baru ini karena masalah Harry Xia dan Jolin Yun, kemudian masalah Howard Qin dan Jennie Jian, ia sudah meninggalkan anaknya.

Thiago Huo melihat suasana hati Adeline Qiao, dia langsung memegang tangannya. "Tenanglah! Semuanya akan baik-baik saja."

“Iya!” Adeline Qiao sedikit mengangguk. Sekarang mereka telah menemukan kebahagiaan mereka sendiri yang layak untuk dinikmati. Tapi memikirkan James Yun, Adeline Qiao masih merasa khawatir. "Thiago, setelah kembali, James..."

“Dia akan mengurus urusannya sendiri, jadi jangan repot-repot!” Thiago Huo mengerti apa yang dimaksud Adeline Qiao. Dia ingin memperkenalkan seseorang kepada James Yun, tapi sebenarnya dia juga ingin melakukan hal ini.

Keesokan harinya.

Ketika Thiago Huo hendak pergi ke bandara, Howard Qin tiba-tiba muncul.

“Kenapa kamu bisa ada di sini?” Tanya Thiago Huo. Bukankah Howard Qin melakukan perjalanan bulan madu dengan Jennie Jian?

Howard Qin tersenyum dan berkata, "Aku kembali tadi malam, mengetahui bahwa kamu akan pulang hari ini, jadi aku datang ke sini untuk mengantarmu dan Adeline ke bandara."

Thiago Huo mengangguk. "Terlalu repot-repot. Aku sudah meminta Jason untuk mengantarku!"

"Aku mengatakan kepada Jason untuk tidak usah, aku yang akan menjadi sopirmu hari ini," kata Howard Qin sambil tersenyum. "Tidak peduli apapun yang terjadi, beri aku kesempatan untuk melakukannya."

Thiago Huo tersenyum dan mengerti mengapa Howard Qin melakukan ini. "Kalau begitu maaf merepotkanmu."

Howard Qin mengantar Thiago Huo dan Adeline Qiao ke bandara. Adeline Qiao bertanya, "Jennie sendirian di rumah?"

“Dia masih tertidur saat aku keluar.” Howard Qin menjawabnya.

“Aku pikir kalian akan pergi dalam waktu yang lama?” Adeline Qiao melanjutkan kalimatnya, jarang sekali mereka bisa pergi, tentu saja mereka harus menikmatinya. Tanpa diduga, mereka kembali dalam waktu dua hari.

Howard Qin menjawabnya sambil tersenyum. "Jannie sedang hamil sekarang, dia sangat mudah kelelahan. Jadi aku hanya bawa dia jalan-jalan dan pulang. Lagi pula, aku pernah ke banyak tempat bersamanya sebelumnya, aku ingin menunggu bayinya lahir baru pergi ke tempat lain.”

Adeline Qiao tersenyum dan menjawabnya saat mendengar kata-kata Howard Qin. "Kurasa Jennie tidak akan pergi bersamamu setelah anak itu lahir. Anak itu akan menjadi segala-galanya bagi dia! Itu pengalamanku."

Thiago Huo yang duduk di samping, juga mengangguk setuju. Itu benar, Adeline Qiao hampir tidak bisa terpisahkan dari anaknya dalam waktu yang lama saat ini. Kali ini dia datang ke Amerika karena masalah Howard Qin dan Jennie Jian. Tetapi setiap hari dia akan meluangkan waktu untuk berbicara dengan anaknya melalui telepon. Meskipun mereka tidak pandai berbicara saat ini, hanya mendengarkan suaranya saja tidak apa-apa.

Setelah Howard Qin mendengarkan itu, dia merasa seperti itu di dalam hatinya. "Kali ini aku benar-benar minta maaf karena membiarkanmu dan anakmu terpisah dalam begitu lama!"

“Sekarang setelah mereka semakin besar, aku bisa sedikit lega. Aku tidak bisa pergi sama sekali di tahun pertama kelahirannya,” jawab Adeline Qiao.

Setelah beberapa saat berbicara, mereka sudah sampai di bandara.

Thiago Huo membantunya membawa semua koper, "Kamu juga pulanglah!"

"Aku dengar bahwa Jason dan John meminta izin padamu untuk pergi ke Kota A. Aku tidak menyangka lokasi di Kota A begitu di minati." Howard Qin menambahkan.

“Tujuan mereka bukanlah itu,” jawab Thiago Huo.

Howard Qin tersenyum. "Jangan khawatir, aku akan mengawasi mereka."

Thiago Huo tersenyum dan menepuk bahu Howard Qin.

Novel Terkait

Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
4 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
4 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu