Mr Huo’s Sweetpie - Bab 18 Bagaimana Jika Aku Tidak Setuju

Adeline Qiao juga mendengar makna yang berbeda dari nada Abigail Qiao.

Abigail Qiao segera berdiri, hari ini, dia tidak mengenakan sepatu hak tinggi, tapi dia mengenakan sepatu hitang yang tidak begitu tinggi.

Adeline Qiao awalnya sedikit lebih tinggi dari Abigail Qiao, hari ini, dia tidak memakai sepatu hak tinggi itu, Abigail Qiao merasa bahwa dia jauh lebih rendah daripada Adeline Qiao.

Dia mengerutkan kening, tetapi dia tidak mengatakan sesuatu yang tidak menyenangkan. "Kakak, ayah dan aku sudah lama menunggumu."

Ketika Adeline Qiao mendengarnya, dia menatap Felix Qiao yang duduk di meja.

"Ayah, ada urusan apa kamu mencariku?"

Felix Qiao mengangkat kepalanya ketika dia mendengar suara Adeline Qiao. "Kamu sudah datang."

"Ya!"

“Duduk.” Setelah itu, Felix Qiao berdiri dan berjalan ke sofa.

Setelah melihat Felix Qiao duduk, Adeline Qiao duduk.

Felix Qiao bersandar di sofa, melirik Adeline Qiao dan Abigail Qiao, dan sepertinya mengisyaratkan dia untuk duduk.

Abigail Qiao sedikit enggan, tetapi dia tidak berani membuat masalah, dan ingin duduk di sebelah Felix Qiao dengan tenang.

Felix Qiao melotot setelah melihatnya akan bersiap duduk. Dengan tidak berdaya, Abigail Qiao duduk dengan enggan di sebelah Adeline Qiao.

Felix Qiao hanya ingin melihat dua putri nya duduk, dan dia berkata, Adeline Qiao, jadi begini. Aku berencana untuk membiarkan Abigail Qiao belajar di perusahaan."

Mendengar kata-kata Felix Qiao, Adeline Qiao merasa gugup. Matanya berkedip, apa artinya itu? Apakah dia ingin melanggar janji aslinya?

Felix Qiao melihat bahwa Adeline Qiao tidak mengatakan apa-apa, dia melanjutkan dan berkata: "Perusahaan ini akan menjadi milik kalian berdua di masa depan. Jadi Ayah ingin mengajari kalian lebih banyak lagi dan kebetulan masih memiliki energi."

Adeline Qiao mengepalkan tangannya dengan tenang. Dia sekarang ingin melanggar dari janji ibunya?

"Ayah, apakah kamu lupa bagaimana kamu berjanji pada ibu?"

“Aku tidak lupa!” Felix Qiao menyangkal. "Aku juga memikirkanmu, kamu sangat bekerja keras untuk perusahaan sendirian, ayah tidak ingin melihatmu begitu bekerja keras baru membiarkan Abigail Qiao membantumu!"

Tangan Adeline Qiao lebih erat, dia benar-benar mengubah jalannya sekarang dan tidak ingin menepati janji aslinya. Hati ku sangat gelisah, dan sepertinya menyentuh luka dua hari sebelumnya.

Adeline Qiao mengulurkan tangan untuk menekan lukanya, tetapi nadanya tidak selembut biasanya. "Kalau begitu aku bertanya kepadamu ayah, posisi apa yang akan kamu berikan kepada Abigail Qiao."

Felix Qiao melihat sedikit kebencian di mata Adeline Qiao yang cerah, yang benar-benar menyerupai ibunya.

Felix Qiao tidak berani melihat langsung, karena dia ingat ekspresi tatapan yang sama dengan mantan istrinya saat dia meninggal. Dia terhuyung-huyung ke mata yang menatap Adeline Qiao dan memandang tempat-tempat lain secara tidak wajar.

Abigail Qiao juga menyadari bahwa suasananya salah, "Ayah ..."

Felix Qiao batuk untuk menyembunyikan rasa malunya. "Adeline, aku berencana untuk membiarkan kamu membawa Abigail Qiao beberapa waktu ini, jika dia kompeten, maka biarkan dia menjadi Wakil CEO. Dengan cara ini, kamu akan memiliki pembantu."

Adeline Qiao mengangkat alisnya, baru datang langsung menjadi Wakil CEO. Memikirkan waktu itu, aku memulai dari bawah. Benar saja, titik awalnya berbeda!

Abigail Qiao marah ketika mendengarnya, yang tidak sama dengan mengatakan. Mengapa biarkan pelacur Adeline Qiao membawa dirinya.

“Ayah, bagaimana jika aku tidak setuju?” Adeline Qiao akhirnya mengatakan sesuatu.

Felix Qiao sedikit terkejut, dan itu juga pertama kalinya dia melihat Adeline Qiao membantah pendapatnya. Dia juga merasa bahwa haknya terancam.

"Adeline, apakah kamu ingin bertanya kepadaku?"

Adeline Qiao menahan rasa sakitnya, dan dia bahkan merasakan keringat dingin di punggungnya.

"Ayah, apakah menurutmu itu benar? Apakah kamu benar-benar lupa bagaimana kamu berjanji pada ibuku?"

Adeline Qiao hampir menggertakkan giginya dan bertanya, dia bisa menutup matanya untuk hal-hal lain. Tapi soal ibunya, dia tidak bisa menyerah begitu saja!