Mr Huo’s Sweetpie - Bab 379 Kamu Jangan Pergi Karena Aku Takut

Saat perjalanan pulang, Thiago memberitahu semua kondisi pada James.

Setelah James mendengar ini, dia mengerutkan dahi dalam hati juga merasa bersalah, dia sekali lagi menyebabkan hal ini terjadi, "Aku benar-benar tidak bermaksud seperti itu, aku hanya ingin tahu kenyataan ini, aku tidak tahu masalah ini bisa berubah menjadi seperti ini."

Thiago sambil mengendarai mobil sambil bertanya, "James, apa yang akan kamu lakukan selanjutnya?"

"Aku tidak tahu." James sama sekali tidak ada ide. Dia ingin Jennie kembali ke sampingnya, tetapi kondisi sekarang tidak memperbolehkan, James juga merasa bersalah.

Thiago tidak berbicara, berencana membiarkan James tenang. Tunggu Adeline sampai baru lihat harus melakukan apa!

Esok sorenya, Thiago ke bandara menjemput Adeline.

Ketika sampai di bandara, Thiago sudah melihat Adeline tunggu di depan pintu, dia duluan sampai dari waktu yang dijadwalkan. Setelah Thiago menghentikan mobil, bergegas berjalan ke sana, "Adeline!"

Adeline menolehkan kepala ketika mendengar ada yang memanggilnya. Saat ini rasa rindu satu bulan juga muncul, dia berlari ke sana untuk memeluk Thiago.

Thiago juga memeluk Adeline, "Aku sangat merindukanmu!"

"Aku juga merindukanmu!" Adeline mengungkapkan rasa rindunya. Adeline memegang wajah Thiago, lalu dengan suara kecil berkata, "Kamu sudah kurus! Seharusnya sangat lelah kan?" Begitu banyak hal yang ditanggung oleh Thiago, dia tentu saja lelah.

Thiago tersenyum, kemudian dengan senyum katakan, "Setelah melihatmu, aku menjadi tidak lelah."

"Apakah aku adalah makanan penyemangatmu?" Kata Adeline dengan senyum.

"Kamu adalah segalaku." Thiago memeluk Adeline. Dia benar-benar merasa beruntung karena waktu itu tidak melewatkannya, juga tidak melepaskan tangannya. Sepanjang jalan ini, dia tiba-tiba merasa dirinya sangat hebat, karena dirinya terus ada di sampingnya.

Adeline dengan Thiago termasuk suami istri yang lama, tapi setiap kali bertemu, dirinya tidak bisa menahan rasa jantung berdebar. Kehidupannya berubah ketika bertemu dengan Thiago, ini juga keberuntungan dirinya.

"Thiago, apa kita akan terus berpeluk seperti ini?" Pertanyaan Adeline.

"Jika bisa, aku akan melakukan seperti ini." Kata Thiago.

Adeline tersenyum, "Ayo pergi! Aku ingin membesuk Jennie."

"Iya!" Thiago memegang tangan Adeline, sambil memegang tangannya sambil menarik koper Adeline, "Kenapa kopermu sangat ringan?"

Adeline menganggukkan kepala, "Hanya mengambil dua set pakaian."

"Tidak apa-apa, jika perlu baru beli." Kata Thiago.

Thiago takut Adeline kecapekan, awalnya ingin membiarkan Adeline istirahat di rumah, kemudian keluar. Tetapi Adeline bersikeras ingin ke rumah sakit dulu, jadi Thiago duluan membawanya ke rumah sakit.

Thiago menarik tangan Adeline untuk berjalan ke depan pintu bangsal Jennie. Setelah Howard melihat orang yang di depan pintu, dia bergegas berdiri. Ekspresi sangat kaget, "Adeline, kenapa kamu datang ke sini?"

Adeline menganggukkan kepala, "Sudah terjadi hal sebesar ini, apakah aku tidak boleh datang?"

Selesai mengatakan ini, Adeline masuk ke dalam bangsal. Jennie belum bangun, "Bagaimana dengan Jennie?"

"Pagi tadi bangun sekali, siangnya makan obat dan tidur lagi." Kata Howard.

Thiago menarik satu kursi ke sini agar Adeline bisa istirahat, "Bagaimana dengan kondisi Jennie?"

"Apa yang Smith katakan padamu semalam?" Meskipun Howard sangat perhatian pada Jennie, tetapi dia tahu Smith membawa Thiago pergi.

Thiago mengulang apa yang dikatakan Smith, "Sekarang kondisi Jennie belum stabil."

"Dokter sebelumnya juga mengatakan seperti itu. Jadi aku terus perhatikan, meskipun sudah waspada, tetapi masih terjadi hal ini."

"James memang terlalu impuls, tetapi dia tidak tahu kondisi ini." Thiago membantu James menjelaskan.

Howard melihat Thiago, juga ada rasa menyalah, "Kamu tentu saja akan membantu dia bicara, bagaimana pun dia adalah keponakanmu. Kamu tidak mungkin tidak peduli. Tapi kali ini demi Jennie, aku tidak akan mengalah."

"Aku tahu." Thiago menganggukkan kepala.

Adeline melihat mereka berdua, kemudian berkata, "Kalian jangan marah."

"Adeline, kali ini kamu juga jangan ikut campur." Howard memperingati Adeline.

"Iya, aku tidak akan ikut campur." Adeline berkata, "Aku menghargai keputusan kalian."

Sekejap dalam bangsal menjadi tenang, sepertinya semua orang ada kekompakan untuk tidak berbicara, agar Jennie bisa tidur dengan nyaman.

Saat ini Jennie yang tidur dengan baik, tiba-tiba berteriak, "Jangan!"

Howard memegang tangan Jennie, "Jennie, kenapa?"

Adeline bergegas menggeser ke samping, lalu berjalan ke samping Thiago. Dia dengan khawatir melihat Jennie, Thiago memegang tangan Adeline.

"Howard, jangan tinggalkan aku! Aku takut, kamu jangan pergi!" Jennie mulai berteriak. Kelihatannya bermimpi buruk, di dalam mimpi pasti ada Howard, jadi dia terus memanggil namanya.

Howard duduk di samping tempat tidur, "Jennie, aku di sini, kamu buka mata."

"Ah!" Jennie berteriak, sekejap langsung membuka mata dan air mata juga mengalir.

Howard memegang tangan Jennie, "Jennie, apa kamu sudah bangun?"

Setelah mendengar suara Howard, Jennie juga bergerak, dia melihat Howard yang di depan lalu dengan senang memeluk Howard, "Howard, apa ini kamu?"

"Iya! Kenapa?" Howard juga memeluk Jennie, "Apa kamu bermimpi?"

Air mata Jennie terus mengalir, dia merasa sangat sedih, "Aku mengira kamu sudah tidak mau aku! Aku tadi terus memanggilmu, tetapi kamu tidak menolehkan kepala, masih mengatakan aku adalah wanita yang pernah menikah, juga suka pada pria lain, jadi kamu mengatakan tidak ingin bersamaku!"

Jennie sambil menangis sambil berkata, kelihatannya dia sangat sedih, "Howard, kamu tidak akan meninggalkanku, kan? Aku hanya mimpi saja kan?"

Setelah Howard mendengar perkataan Jennie, dia merasa sakit hati. Dia memegang wajah Jennie, langsung mencium Jennie, juga memegang pinggang Jennie agar dia tidak bergerak. Dia ingin dengan tindakan ini memberitahu Jennie, bahwa dirinya tidak akan meninggalkannya!

Setelah Adeline melihat adegan ini, dia merasa malu, jadi diam-diam menolehkan kepala. Dulunya dia juga pernah mengalami hal ini. Bangun dari mimpi buruk, lalu mencari bujukan dari orang tercinta. Karena cara ini bisa membuat dirinya tenang.

Tetapi dia bisa melihat perubahan Jennie, sekarang dia benar-benar mencintai Howard, juga takut Howard meninggalkannya. Kelihatannya perkataan Thiago benar, semenjak Jennie amnesia dia benar-benar berubah menjadi orang lain. Sekarang dia tidak seperti dulu yang takut mengungkapkan perasaannya, sekarang dia bisa langsung mengatakan keinginannya.

Thiago memegang erat tangan Adeline, seolah-olah tahu apa yang dia pikirkan. Dia memegang tangan Adeline berjalan keluar agar memberi ruang untuk Howard dan Jennie.

Novel Terkait

Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
3 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
4 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
3 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
4 tahun yang lalu