Mr Huo’s Sweetpie - Bab 210 Masih Ada Sebuah Surat Wasiat Versi Terakhir

Pagi hari keesokan harinya.

Thiago mempersiapkan sesuatu, dia ingin membawanya ke rumah sakit.

"Thiago, aku pergi bersamamu!" Kata Adeline, dan kemarin dia juga tidak pergi melihat Jhon.

"Udara dirumah sakit kurang baik." Jawab Thiago, dia tidak ingin membiarkan Adeline pergi.

Adeline memegang tangan Thiago, "Aku tahu kamu mengkhawatirkan aku, namun itu adalah keluargamu, sudah seharusnya aku pergi menjenguknya juga." Adeline tidak menggunakan kata ayah, dia takut Thiago tidak bisa menerimanya.

Thiago menarik tangan Adeline, dia tahu bahwa Adeline demi kebaikan dirinya, jadi terakhir dia juga mengganggukkan kepalanya untuk menyetujuinya, "Baiklah!"

Ketika mereka berdua akan berangkat, mereka bertemu dengan Colton dan Mary yang keluar berbelanja.

"Kalian mau keluar?" Tanya Colton.

Adeline menganggukkan kepalanya, dia tidak ingin mengelabui Colton, "kakek, aku dan Thiago akan pergi kerumah sakit."

Colton segera mengerti, mereka mau pergi menjenguk Jhon, meskipun merasa tidak enak, namun dia tidak melarangnya, "Cepatlah pulang, sebisa mungkin jangan pergi kerumah sakit dengan kondisi badanmu yang seperti begini."

"Kakek, tenang saja! Kami akan segera kembali, hari ini kebetulan adalah hari ulang tahun kakak kelasku, sekalian aku berikan sedikit barang untuknya." Jawab Adeline dengan bagus.

Mendengar bahwa Harry ulang tahun, Mary segera berkata, "Adeline, kamu minta dokter Xia makan kerumah saja jika dia punya waktu, seeblumnya aku pernah bilang mau traktir dia makan untuk berterima kasih atas bantuannya beberapa kali itu."

Adeline menganggukkan kepalanya, "Baik."

Thiago menopang Adeline naik keatas mobil, setelah itu dia juga ikut naik.

Colton dan Mary berdiri didepan pintu menatapi mobil berjalan pergi, "Adeline, anak ini sungguh baik sekali, khawatir kita tidak nyaman dan memikirkan alasan yang sebesar ini."

Mary tersenyum, "Colton, aku rasa kamu sekarang malah lebih menyayangi Adeline daripada aku, sekali terpikiran dengan tampangmu waktu itu, sungguh berbeda sekali."

"Jangan ungkit hal ini lagi, waktu itu aku juga salah diarahkan oleh Lindsay." Colton terpikiran LIndsany, dia merasa marah, dia masih belum membuat perhitungan dengannya, Thiago juga tidak membiarkan Colton mencampurinya, jadi Colton juga hanya bisa menahannya saja.

Mary mengerti Colton, dia pasti terpikiran Lindsay, jika tidak Colton tidak akan berekspresi seperti itu, "Colton, kamu biarkan William dan lainnya yang menyelesaikan masalah ini saja, kita jangan ikut campur, sekarang yang harus kita persiapkan adalah barang-barang untuk anak."

Sekali mengungkit anak yang akan lahir, Colton juga langsung berubah ekspresi, "Iya! Ini baru yang penting."

Setelah tiba dirumah sakit, waktu sudah berlalu 30 menit.

Thiago menopang Adeline untuk turun dari mobil, "Pelan sedikit."

Disaat Thiago dan Adeline naik lift, Lindsay juga sudah tiba dirumah sakit, beberapa hari ini dia demam, hari ini akhirnya tidak tahan dan datang kerumah sakit.

Dia mengantri dan menunggu panggilan dikoridor, hari ini pasien tidaklah banyak, jadi tidak lama kemudian sudah tiba giliran Lindsay, dokter memberikan resep obat dan sebuah infus untuk Lindsay.

Lindsay duduk diatas kursi dan menunggu infusnya selesai, dia sedikit ingin tidur, disaat dia akan menutup matanya, dia melihat sebuah sosok yang familiar.

Dia melihat Adeline bersama dengan seorang dokter, Lindsay langsung semangat, dia melihat mereka pergi keruang pengecekan, tatapan Lindsay bersinar, sepertinya Adeline hamil?

Lindsay langsung mencabut jarum infus ditangannya, dia tidak boleh melewatkan kesempatan seperti ini, dia diam-diam ikut kedalam ruang pemeriksaan.

Seorang suster melihat Lindsay melirik didepan pintu, dia lalu berkata, "Apakah kamu mau melakukan pemeriksaan? Jika iya keluarkan notanya."

Lindsay mana punya nota pemeriksaan, dia mencari alasan dan pergi, lalu dia terus menunggu dikoridor.

Dengan cepat, dokter itu membawa Adeline keluar lagi, dan ditangan Adeline tengah memegang sebuah foto b-scan.

Lindsay merapatkan bibirnya dan mengepalkan tangannya, sungguh enak hidup Adeline! Dia mengandung anak Thiago, dia tidak hanya merebut Thiago, dia bahkan membiarkan Thiago merusak kebahagiaan LIndsay yang bisa didapat dengan mudah, Lindsay akan membuat perhitungan dengannya!

Lindsay mengikuti Adeline dan Harry naik kelantai 5, sekali keluar dari lift, suasana sangatlah diam hingga sedikit menakutkan, tapi tadi jelas terlihat lift berhenti dilantai 5.

Namun diarea ini sedikit tenang hingga menakutkan, semuanya kosong, dan ada angin yang terus meniup, itu membuat orang merasa gemetaran.

Disaat Lindsay akan pergi, dia mendengar diujung koridor ada suara, itu adalah suara Thiago.

Lindsay melangkahkan kakinya dan pergi, untung saja hari ini dia mengenakan sendal yang tidak berhak tinggi, jika tidak pasti akan bersuara, ketika semakin dekat, Lindsay masih mendengar sebuah suara lain, itu adalah suara Jhon.

Lindsay kaget, bukankah katanya Jhon tidak sadarkan diri? Tapi sekarang dia malah sedang berbicara, dan jelas sedang berbicara dengan Thiago, orang nya terlihat baik-baik saja, sama sekali tidak terlihat sedang dalam kondisi tidak sadarkan diri.

Lindsay memutarkan bola matanya, dia segera mengeluarkan hp dan memulai rekaman video, dia mendekat kedinding dan perlahan melirik diam-diam kedalam ruang pasien.

Adeline duduk disamping kasur pasien dan Thiago berdiri dibelakangnya, Harry berdiri sejarak beberapa langkah dari mereka, dan Lindsay mengulurkan tangan untuk mengarahkan hpnya untuk memotretnya.

Terdengar Jhon berkata, "Sebagian besar saham Yun's Corp masih ada ditanganku, kamu pergi ke Firma hukum Hengyi untuk bertemu Pengacara Chen, dia akan membantumu, ditangan James masih ada 10%, sampai saat itu, saham kamu dan James sekali ditambahkan pasti lebih banyak daripada Joe, dengan begitu akan lebih mudah untuk mendapatkan Yun's Corp."

Sekali mendengar kabar ini, Lindsay bergegas menutup mulutnya, ternyata Thiago mengakuisisi Yun's Corp adalah maksud dari Jhon? Sekarang dia tiadk baik untuk muncul, jadi dia memberikan semuanya untuk diurus oleh Thiago saja? Sepertinya hanya Joe dan Jason yang masih tidak tahu saja.

Lalu terdengar lagi Jhon berkata, "Di pengacara Chen sana masih ada sebuah surat wasiat, itulah yang merupakan versi fixnya! Jika sampai saat itu aku ada terjadi sesuatu, Pengacara Chen akan mengumumkan isi seluruh surat wasiatnya, aku sudah mempersiapkan semuanya, sampai saat itu, kamu jangan menolaknya lagi."

Thiago terus saja tidak menjawabnya, dia hanya melirik ekspresi Jhon dengan biasa saja, "Aku sudah pernah bilang bahwa tidak akan mengambil satu sen pun harta Keluarga Yun."

"Thiago, ini adalah yang aku persiapkan untukmu! Kamu harus menerimanya, keluarga Yun dan Yun's Corp membutuhkanmu." Kata Jhon.

Disaat ini, seorang suster kembali untuk menganti shift, dia melihat Lindsay tengah duduk dilantai dan seolah sedang mengintip ruang pasien, dia mengerutkan keningnya dan berkata, "Nona, kamu ini siapa....."

Ketika ketahuan, Lindsay bergegas keluar dan memasukan hp kedalam tasnya, dan mendorong suster itu lalu berlari terus.

Ketika Thiago mengejar keluar, terlihat Lindsay kabur, Lindsay ini, mengapa dimana-mana pasti ada dia, sepertinya tadi dia pasti mendengarnya, namun Thiago tidaklah panik, dia malah memikirkan sebuah ide.

"Thaigo, siapakah itu?" Tanya Jhon dengan panik.

"Lindsay." Kata Thiago ketika kembali kedepan kasur pasien.

Novel Terkait

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
3 tahun yang lalu