Mr Huo’s Sweetpie - Bab 130 Aku Bisa Rusak Jika Kamu Memanjakanku Seperti Ini

Waktu makan malam.

Ini juga merupakan makan pertama yang disantap keluarga bersama.

Adeline Qiao jelas sedikit tidak bebas, karena ketika mereka makan, pada dasarnya mereka tidak bersuara.

“Kenapa kamu tidak makan?” Kata Thiago Huo ketika Adeline Qiao tidak bergerak.

Mendengar suara ini, semua orang menatap Adeline Qiao.

Mary tidak bisa melihatnya, jadi dia hanya bisa bertanya: "Apakah tidak sesuai dengan selera?"

Adeline Qiao menggelengkan kepalanya dengan cepat. "Bukan!"

Colton Huo menatap Adeline Qiao, lalu berkata dengan rasa ingin tahu, "Jika kamu merasa tidak enak badan, katakan saja."

Mendengar apa yang dikatakan Colton Huo, Adeline Qiao sangat terkejut. Apakah kakek sedang memperdulikan dirinya?

Melihat Adeline Qiao tidak menanggapi, Colton Huo berkata lagi. "Tidak mendengar perkataanku?"

Adeline Qiao menggelengkan kepalanya dengan cepat, “Aku baik-baik saja, terima kasih Kakek.” Sepertinya ini adalah awal yang baik.

Saat ini, Adeline Qiao merasa bahagia, dia secara alami memiliki nafsu makan yang lebih baik.

Saat tidur di malam hari, Adeline Qiao juga memberi tahu Thiago Huo tentang neneknya.

Thiago Huo tetap diam setelah mendengarkan. Dia tahu bahwa Adeline Qiao berniat baik, tetapi situasi neneknya sebenarnya terkait dengan psikologinya. Jika nenek bisa melepaskan kematian ibunya, mungkin suatu hari nanti, dia akan bisa sembuh. Hanya saja ini sangat tergantung pada nenek sendiri.

“Tidak bisakah?” Adeline Qiao bertanya dengan tenang.

Thiago Huo memegang tangan Adeline Qiao, dia menatap Adeline Qiao dan berkata, "Mata nenek, aku telah meminta banyak dokter yang berwenang untuk memeriksanya sebelumnya, tetapi tidak berguna, masalahnya masih tergantung pada nenek. Penyebab internal dan eksternal bergabung, ini baru yang paling penting. "

“Thiago, aku tidak pernah bertanya, bagaimana ibu bisa meninggal?” Adeline Qiao juga ingin mengetahui penyebab penyakit neneknya.

Ketika Thiago Huo mendengar Adeline Qiao menyebutkan ini, matanya penuh dengan gelombang gelap. Kali ini Adeline Qiao melihatnya, tepatnya, harus dikatakan bahwa Thiago Huo sudah terlambat untuk menarik kembali emosinya.

Itu adalah jenis rasa sakit dan kebencian yang tidak bisa dihapus! Adeline Qiao juga memikirkan hal-hal yang terjadi sebelumnya, Apakah kematian ibunya ada hubungannya dengan John Yun? Adeline Qiao ingat John Yun pernah mengatakan bahwa dia dan ibu saling mengenal, jadi pasti ada beberapa hal yang tidak dia ketahui.

Itulah mengapa Thiago Huo dan kakek sangat menentang Keluarga Yun, ini adalah satu-satunya alasan yang bisa dijelaskan Adeline Qiao.

"Adeline Qiao, aku akan memberitahumu tentang ini lain kali.” Kata Thiago Huo mencari alasan.

Adeline Qiao juga tidak memaksa Thiago Huo, setiap orang memiliki privasi yang tidak ingin mereka katakan. "Baik!"

Thiago Huo memeluk Adeline Qiao dan bersandar di tepi tempat tidur, "Adeline Qiao, terima kasih!"

“Terima kasih untuk apa?” ​​Adeline Qiao mengangkat kepalanya dan menatap Thiago Huo. Dia tidak tahu apa maksud ucapan terima kasih ini.

“Semuanya." Jawab Thiago Huo. Sebenarnya Thiago Huo ingin berterima kasih kepada Adeline Qiao karena percaya pada dirinya sendiri dan memahami kesulitannya sendiri.

Adeline Qiao bersandar di pelukan Thiago Huo, "Thiago, jika aku melakukan kesalahan, kamu harus memberi tahuku, aku pasti akan memperbaikinya!"

"Kamu baik kok, lakukan saja menurut dirimu sendiri.” Jawab Thiago Huo.

Adeline Qiao tersenyum dan merasa sangat bahagia sekarang. Jika itu beberapa bulan yang lalu, dia bahkan tidak akan berani memikirkannya. "Thiago, aku bisa rusak jika kamu memanjakanku seperti ini!"

Thiago Huo mengulurkan tangan dan mencubit hidung Adeline Qiao. Dia tersenyum dan berkata, “Hanya dengan cara inilah, pria lain tidak akan berani menginginkanmu!”

Adeline Qiao menatap Thiago Huo dengan penuh kasih sayang, dia mencondongkan tubuh ke dekat Thiago Huo dan berinisiatif untuk menciumnya. Thiago Huo tergerak di dalam hatinya, dia memegang bagian belakang kepala Adeline Qiao dan berinisiatif untuk memperdalam ciumannya.

Kemudian Thiago Huo berguling dan menekan Adeline Qiao di bawahnya, ciumannya juga menjadi lebih cepat, ciumannya turun ke bawah. Adeline Qiao terengah-engah, matanya menjadi kabur, dia selalu merasa ada yang tidak beres, tetapi dia tidak dapat mengingatnya.

Saat anak panah akan dilepaskan, Thiago Huo berhenti tiba-tiba. Dia memeluk Adeline Qiao, suaranya parau. "Maaf, aku hampir tidak mengontrolnya."

Adeline Qiao tercengang sejenak, kesadarannya perlahan kembali. Ya, dia hamil. Melihat wajah tidak nyaman Thiago Huo, hatinya jadi tidak nyaman.

"Thiago, kamu…."

Ciuman Thiago Huo mendarat di bibir Adeline Qiao, ciuman yang sangat ringan, "Kamu tidur dulu, aku mau mandi."

Adeline Qiao menatap punggung Thiago Huo, pria seperti ini siapa yang tidak cinta!

Hari berikutnya.

Adeline Qiao pergi ke rumah sakit untuk pemeriksaan, tetapi Thiago Huo tidak menemaninya karena ada urusan.

Jadi Adeline Qiao melakukan semua pemeriksaan sendirian. Sementara Adeline Qiao sedang menunggu hasilnya, dia tidak sengaja bertemu dengan Harry Xia.

“Kakak senior, kenapa kamu disini?"

Harry Xia juga menatap Adeline Qiao secara tak terduga. "Adeline?"

“Apa kau tidak sehat?” Harry Xia tentu berpikir ke arah ini ketika dia melihat Adeline Qiao di rumah sakit.

Adeline Qiao menggelengkan kepalanya. "Melakukan pemeriksaan rutin. Kenapa kamu di sini? Aku ingat kamu seharusnya bekerja di Rumah Sakit Pusat."

Harry Xia membiarkan yang lain pergi dulu, dia duduk di samping Adeline Qiao. "Aku di sini untuk pertukaran pembelajaran!"

Adeline Qiao tersenyum dan berkata, "Sekarang sudah menjadi profesor. Pastinya harus memberi kuliah di mana-mana!"

"Adeline, kamu jangan melebih-lebihkan kakak ya.” Jawab Harry Xia, “Kenapa aku tidak melihat suamimu?"

“Dia ada urusan."

Harry Xia mengangguk, dia memandang Adeline Qiao lagi, “Adikku, kenapa aku merasa hari ini ada sesuatu yang berbeda darimu ya?"

“Ada kah?”

“Ada!” Naluri Harry Xia terkadang masih cukup akurat, pada akhirnya matanya tertuju pada perut Adeline Qiao. Harry Xia mengangkat alisnya, area ini untuk kebidanan dan ginekologi, Adeline Qiao ada di sini saat ini, ini ritme yang membahagiakan.

Adeline Qiao juga memperhatikan tatapan Harry Xia, dia dengan cepat menutupi perutnya dengan tangannya. "Apa yang kamu lihat?"

Harry Xia memandang Adeline Qiao, raut matanya menjadi serius. "Kenapa kamu ada di sini hari ini? Ini departemen kebidanan dan kandungan."

Adeline Qiao tahu bahwa Harry Xia adalah seorang dokter, bertanya sedikit saja dia akan langsung tahu. Jadi Adeline Qiao tidak berniat menyembunyikannya darinya.

Melihat senyum Adeline Qiao, Harry Xia terkejut, "OMG! Adeline, kamu sudah punya? Cepat sekali! Thiago Huo benar-benar luar biasa!"

“Kakak senior, kecilkan suaramu."

"Kenapa? Kamu juga punya kebiasaan merahasiakannya dalam waktu tiga bulan baru diumumkan?"

Adeline Qiao menggelengkan kepalanya. "Tidak, aku hanya tidak ingin begitu banyak orang tahu."

“Jalan tersulit dalam hidup seorang wanita telah dimulai. Semangat ya!” Kata Harry Xia.

Adeline Qiao tiba-tiba teringat sesuatu. “Kakak senior, aku ingin minta bantuan padamu."

“Boleh, beri aku uang tutup mulut.” Harry Xia mengulurkan tangannya untuk meminta uang kepada Adeline Qiao.

Adeline Qiao mengulurkan tangan dan menepuk telapak tangan Harry Xia, “Aku bicara serius."

Harry Xia menurunkan tangannya, "Katakan!"

"Apa kau tidak mengenal beberapa dokter mata yang berwibawa?"

Harry Xia terkejut, "Untuk apa kau menanyakan ini!"

Adeline Qiao memberi tahu Harry Xia tentang situasinya, “Begitulah situasinya. Bantu aku melihatnya."

Harry Xia juga menunjukkan sikap profesionalnya, “Mungkin saja yang dikatakan Thiago Huo benar, situasi nenek mungkin benar-benar karena masalah psikologis."

"Apakah benar-benar tidak bisa?”

“Aku harus melihat kondisi spesifiknya baru bisa menganalisis, jika memungkinkan, aku harus bertemu langsung untuk pemeriksaan, baru bisa tahu."

Adeline Qiao juga tahu ini yang terbaik, hanya saja dia tidak tahu apakah nenek bersedia atau tidak.

Harry Xia melihat waktu, forum akan segera dimulai. "Bisakah kamu sendiri?"

“Aku OK."

Harry Xia bangkit berdiri, "Ya! Kalau begitu nanti kita kontakan lagi."

"Terima kasih!"

"Sama-sama!"

Novel Terkait

That Night

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
3 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
3 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu