Mr Huo’s Sweetpie - Bab 277 Kasihan dan Banyaklah Berdoa

Perjalanan penerbangan yang panjang akhirnya berakhir.

Penerbangan jarak jauh ini sangat melelahkan, Adeline Qiao merupakan sebuah contoh yang paling bagus. Saat Thiago Huo membangunkannya, dia benar-benar telah sangat lelah hingga tak bertenaga, kelopak matanya dibuka dengan memaksakan diri.

"Sudah sampai?" Adeline Qiao bertanya dengan suara kecil.

Thiago Huo melihat penampilan Adeline Qiao yang kantuk ini, lalu menganggukkan kepala sambil tersenyum. "Benar, Kita akan segera menuruni pesawat. Nanti lanjut tidur lagi saat di mobil."

Adeline Qiao berusaha membuat matanya terbuka, "Hmm!"

Howard Qin dan Jhony sudah turun dari pesawat, Thiago Huo keluar sambil merangkul Adeline Qiao. Para pramugari tertawa saat melihat penampilan mereka ini.

Jordan pagi-pagi sekali telah mengutus mobil dan menunggu di depan pintu bandara.

Howard Qin dan Jhony langsung bisa melihat mobil yang berhenti di pinggir jalan setelah baru keluar dari bandara.

Jordan yang ada di mobil pun sepertinya telah menyadari kemunculan mereka berdua, lalu membuka pintu mobil. Tersenyum saat melihat Howard Qin dan Jhony yang sudah lama tidak dijumpainya.

"Welcome back!"

Setelah mengatakannya, dia berjalan mendekat memeluk Howard Qin dan Jhony.

Jhony bertanya terhadap Jordan. "Kamu merindukan kami tidak?"

"Aku lebih merindukan Boss!"

Jhony langsung melepaskan Jordan setelah mendengar ucapan ini, "Tak berhati nurai!"

Tepat pada saat ini, Thiago Huo keluar sambil membahu Adeline Qiao.

Jordan segera melangkahkan kakinya dan berjalan ke hadapan Thiago Huo dan Adeline Qiao. "Boss, Nyonya!"

Adeline Qiao sebelumnya pernah melihat Jordan sekali melalui panggilan video, pertemuan secara langsung seperti ini merupakan pertemuan pertama kalinya.

Jordan merupakan tipikal orang kulit putih dengan mata biru dan rambut pirang, tatapan matanya mengandung aura percaya diri khas dirinya sendiri, bibirnya membentuk senyuman. Tentu saja aura ketampanannya tidak berkurang, terlihat jelas jodohnya dengan perempuan seharusnya sangat banyak.

Adeline Qiao menganggukkan kepala terhadap Jordan. "Apa kabar! Aku adalah Adeline."

"Nyonya, apa kabar. Aku adalah Jordan, dan mohon bimbingannya." Jordan mengatakan kalimat ini menggunakan bahasa mandarin, rasa hormatnya terhadap Adeline Qiao sangat jelas.

"Aku juga ingin memohon bimbinganmu." Adeline Qiao tersenyum.

Kemudian saat Jordan bertatapan dengan Thiago Huo, dia langsung mengganti ekspresi wajahnya, juga berkata menggunakan bahasa Inggris: "Boss, semuanya telah diatur dengan baik, silahkan naik ke mobil."

"Ok!"

Jordan telah mengutus dua unit mobil, tapi dia malah melihat Howard Qin dan Jhony telah berjalan dengan cepat ke arah mobil yang belakang. Hubungan mereka berdua sepertinya telah jauh lebih harmonis, tidak separah dulu lagi. Kelihatannya perjalanan ke Kota A kali ini telah membuahkan hasil.

Dia dari awal mempersiapkan dua unit mobil memang demi mereka, kalau tidak, dia pasti hanya akan mengutus satu unit mobil berkapasitas besar. Jhony yang telah menaiki mobil mengeluarkan kepalanya dari jendela. "Jordan, kamu kali ini sangat perhatian. Aku dan Howard pergi duluan, kamu ikut di mobilnya Boss."

Jhony langsung menyuruh supir duluan berangkat setelah baru selesai mengatakannya, saat melintasi Jordan, dia dan Howard Qin sama-sama memperlihatkan ekspresi kasihan dan banyaklah berdoa terhadap Jordan. Karena dalam sepanjang perjalanan ini, mereka berdua telah sangat kekenyangan dengan kemesraan antara Thiago Huo dan Adeline Qiao, sudah waktunya gantian dirasakan oleh orang lain, kalau tidak, semua ini akan terasa tidak adil.

"Jordan, sampai jumpa besok!" Jhony terakhir meninggalkan sebuah ucapan ini dengan diiringi hembusan angin.

Jordan saat ini melihat mobil yang telah pergi menjauh dengan ekspresi melongo, dia masih belum mengerti apa sebenarnya maksud dari Jhony dan Howard Qin. Jordan kemudian mengontrol suasana hatinya, memalingkan kepala dan berkata terhadap Thiago Huo dan Adeline Qiao: "Silahkan naik!"

Thiago Huo memapah Adeline Qiao naik ke mobil, tatapan matanya sangatlah lembut. Jordan merasa sedikit asing terhadap Thiago Huo yang seperti ini.

Setelah melihat mereka telah menaiki mobil, kemudian Jordan pergi membuka pintu tempat duduk samping pengemudi. Tapi tidak lama kemudian, Jordan telah merasakan ribuan tusukan yang mendalam, dia sekarang baru mengerti apa maksud di balik ekspresi Howard Qin dan Jhony tadi!

Kelihatannya mereka berdua telah terluka parah selama sepanjang perjalanan pesawat ini, Jordan bahkan mulai memiliki niat untuk mati. Kalau tahu bakalan begini, seharusnya dia tadi juga ikut mengikuti mereka berdua dan duluan pergi. Jordan sangat kesakitan melihat kemesraan Thiago Huo terhadap Adeline Qiao yang tak tahu batasan itu.

Ini adalah pertama kalinya dia melihat Thiago Huo yang selembut ini, menuangkan air dan menyuapi Adeline Qiao dengan tangannya sendiri, bahkan sampai membantu Adeline Qiao merapikan bajunya. Kemudian memeluk Adeline Qiao, khawatir dia akan merasa kedinginan. Di saat yang diperlukan, dia akan mengosok-gosok tangan Adeline Qiao, juga menanyakan apakah dia merasa kedinginan atau tidak dengan suara kecil, terakhir, dia membiarkan Adeline Qiao bersandar di bahunya untuk tidur.

Meskipun Jordan memejamkan matanya, dia tetap saja mampu merasakan serangan dari kemesraan mereka, dia menutup jasnya rapat-rapat, karena dia tiba-tiba merasa ada angin dingin yang menghembusnya.

Karena baru pertama kali melakukan penerbangan jarak jauh, Adeline Qiao langsung tertidur dalam waktu singkat. Thiago Huo mengulurkan tangan membantu Adeline Qiao melonggarkan syalnya sedikit, agar dia merasa lebih nyaman saat tidur.

Saat selesai melakukan semua ini, Thiago Huo baru mulai berkata: "Jordan!"

"Iya!" Jordan segera membuka matanya. "Boss, ada perintah apa?"

"Naikkan suhu AC sedikit."

Jordan langsung mengulurkan tangan menaikkan suhu AC dalam mobil.

"Belakangan ini seseorang di dalam perusahaan memiliki suatu tindakan tidak?" Thiago Huo bertanya.

Mendengar pertanyaan Thiago Huo ini, ekspresi Jordan berubah menjadi serius. "Mereka untuk sementara ini masih tidak melakukan tindakan apapun. Tapi permasalahan direktur kali ini mungkin tidak akan begitu lancar."

"Sudah ada informasi tentang Michael belum?"

Jordan menggelengkan kepala, "Tidak ada! Keadaannya di sana selalu sangat tenang, begitu tenang sampai terasa begitu aneh!"

Thiago Huo mengerutkan keningnya, "Kamu harus mengawasi mereka dengan ketat. Aku rasa mereka sedang merencanakan sesuatu. Mereka mustahil tidak pernah bersuara terhadap masalah Lindsay Mo!"

Michael tumbuh besar bersama dengan Lindsay Mo dari kecil, mereka berdua merupakan kakak beradik sepupuan dengan umur yang berdekatan, dia dan Thiago Huo pun merupakan teman satu sekolah, hubungan mereka sangat baik. Dulu saat memulai bisnis, Michael mengeluarkan sejumlah keuangannya untuk diinvestasikan, dia merupakan salah satu pemegang saham HD, tapi malah tidak menduduki jabatan apapun di perusahaan. Karena dia sendiri memiliki bisnis keluarganya sendiri, dia hanya akan muncul setahun sekali saat rapat umum pemegang saham, tapi kemudian, Michael dan Lindsay Mo mengalami perselisihan karena masalah Thiago Huo, Michael merupakan asistennya.

Michael menentang Lindsay Mo tergila-gila terhadap Thiago Huo, hubungan kakak beradik ini pun mulai berlampu merah sejak munculnya hal ini. Kemudian sikap Michael terhadap Thiago Huo pun mulai menjadi datar. Sekarang Lindsay Mo telah mengalami hal seperti ini, sulit menjamin mereka tidak akan merasa gundah, lagipula mereka memiliki hubungan darah.

Jordan mengerti terhadap maksud Thiago Huo, mereka memang harus mewaspadai Michael. Tindakannya dalam menghadapi para saingannya bertahun-tahun ini benar-benar tidak sederhana dan mengerikan.

Pandangan mata Jordan kemudian tertuju pada Adeline Qiao. "Boss, aku rasa kamu membawa pulang Nyonya ke sini akan terasa sedikit berbahaya baginya."

"Aku tahu! Tapi jika tidak bisa melihatnya, aku tidak bisa bekerja dengan tenang." Thiago Huo menjawabnya.

Dulu saat dia bertengkar dengan Adeline Qiao, suasana hati Thiago Huo selalu tidak bisa merasa tenang. Perasaan semacam itu, benar-benar sangat menyengsarakan! Dia tidak ingin merasakan rasa sakit karena perpisahan, makanya dia membawa Adeline Qiao, meskipun berada di sini mungkin akan menghadapi bahaya, dia tetap ingin bersama dengannya.

Mobil berhenti di depan pintu sebuah kediaman mewah. Ini merupakan rumah Thiago Huo di Amerika.

"Boss, sudah sampai." Jordan memperingatinya.

Thiago Huo membuka mata, melihat ke arah luar sekilas, sungguh sudah lama tidak pulang.

Jordan membantu Thiago Huo membuka pintu, Thiago Huo menggendong Adeline Qiao keluar.

"Kamu juga pulanglah beristirahat, besok aku akan datang ke perusahaan tepat waktu."

Novel Terkait

The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
4 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
3 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
3 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
3 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
4 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu