Mr Huo’s Sweetpie - Bab 180 Melawannya Habis-Habisan

Mereka berdua dipaksa kembali masuk ke rumah.

Dengan jengkel Abigail Qiao membanting tasnya, “Kini secara tidak langsung kita telah dipenjara.”

Chyntia Liu duduk di sampingnya, kenapa Joe Yun memfitnah Felix Qiao seperti ini, apa yang ia inginkan? Apakah sisa saham Senco Corp?

Tiba-tiba berbagai pertanyaan muncul di pikirannya, rupanya ia memperdayanya, Joe Yun, kau sungguh kurang ajar! Chyntia Liu juga tak akan tinggal diam, kalau seperti ini kejadiannya, ia juga takkan lagi bersikap hormat pada Keluarga Yun!

“Bu, apa yang sedang kau pikirkan?” tanya Abigail Qiao saat melihat Chyntia Liu hanya terdiam.

Chyntia Liu menatap putrinya, “Abigail, ayo kita pergi dari sini.”

“Bagaimana caranya?” tanya Abigail Qiao, “Di luar banyak orang mengepung.”

“Kita harus mencari cara,” jawab Chyntia Liu.

Sorenya.

Joe Yun menerima kabar bahwa Chyntia Liu dan Abigail Qiao telah melarikan diri.

“Bagaimana mereka bisa kabur?”

“Mereka merangkak keluar dari pintu kecil untuk anjing di pagar villa.”

Joe Yun merasa tergelitik saat mendengarnya, tak disangka Nyonya Qiao rela melewati pintu anjing untuk kabur.

“Perintahkan orang untuk mengejar mereka! Ia pasti akan menemui Felix Qiao, begitu kalian melihat mereka, segera bawa mereka kembali, tak perlu sungkan!”

“Baik!”

Setelah kabur, Chyntia Liu dan Abigail Qiao segera berganti pakaian. Mereka mengenakan pakaian kasual, membuat mereka tampak seperti pejalan kaki pada umumnya. Takkan ada orang yang memperhatikan mereka.

“Bu, aku lapar,” Abigail Qiao berhenti di depan sebuah restoran.

“Tahanlah sebentar, kita beli roti saja,” kata Chyntia Liu. Mereka tak boleh terlihat di tempat umum.

Saat mereka sedang bersembunyi di taman sambil memakan roti, tiba-tiba sekelompok orang mengepung mereka.

Mereka berdua sangat ketakutan hingga roti yang mereka pegang terjatuh ke tanah.

“Apa yang akan kalian lakukan?”

“Ikut kami!”

Lalu mereka dibawa ke sebuah gudang bawah tanah. Tak ada perabotan sama sekali di dalamnya, hanya sebuah kursi kosong. Sepertinya sebentar lagi seseorang akan datang.

Dan seperti yang dikhawatirkan Chyntia Liu dan Abigail Qiao, tak lama kemudian, seorang pria berkacamata hitam masuk.

Ia duduk di kursi kosong itu, dan walaupun ia mengenakan kacamata hitam, masih bisa terasa bahwa ia sedang menatap mereka dengan tajam.

Pria itu bertanya, “Tahukah kalian kenapa kalian dibawa kemari?”

“Kuperingatkan kau, jika kau mengusik kami, kau akan menerima akibatnya,” kata Chyntia Liu dengan tajam.

Pria itu tersenyum, “Keberanian yang luar biasa, kondisinya sudah seperti ini, masih juga berani omong besar.”

Chyntia Liu berusaha keras untuk tetap tenang, “Kembalilah dan beritahu Joe Yun, jika ia berusaha mendesakku, aku akan melawannya habis-habisan.”

Mendengarnya, pria itu tersenyum, “Teruslah bicara, kuberi kau kesempatan.”

“Bebaskan kami, kau telah memiliki stempel pribadi itu. Kenapa masih juga tak membebaskan kami?”

Pria itu tertawa, “Nyonya Qiao, kau orang yang cerdas. Tidakkah kau pernah mendengar bahwa orang mati adalah tawanan yang paling aman, mereka takkan membantah, dan takkan melapor.”

Mendengarnya, wajah Chyntia Liu memucat.

“Bu, aku belum mau mati,” Abigail Qiao segera memberontak, ia masih begitu muda, ia tak ingin mati dulu.

Chyntia Liu tahu ia tak bisa berbuat apa-apa lagi, nada bicaranya menjadi lirih, “Apa yang akan kau lakukan?”

“Aku hanya ingin memberitahu kalian 1 hal,” kata pria itu, “Felix Qiao telah mengaku bersalah, demi kalian. Maka kalian masih hendak kabur ke mana?”

Mata Chyntia Liu terbelalak, “Apa katamu?”

“Felix Qiao telah mengakui semua itu sebagai kesalahannya, termasuk apa yang Nyonya Qiao lakukan lebih dari 10 tahun yang lalu,” lanjut pria itu, “Setelah divonis, ia hanya tinggal menunggu kematiannya di penjara. Dijebloskan ke tempat seperti itu, lebih cepat mati lebih baik.”

Chyntia Liu menggeleng, “Bagaimana hal ini bisa terjadi? Felix Qiao membenciku, ia tak mungkin melakukan hal ini.”

“Sepertinya Nyonya Qiao masih belum mengetahui isi surat wasiat Felix Qiao, meskipun kalian telah bercerai, ia tetap akan mewariskan seluruh hartanya padamu dan putrimu. Sepertinya ia sangat pemaaf.”

Chyntia Liu mengepalkan tinjunya dan menatap pria itu dengan tajam, “Kau pasti menggunakanku dan Abigail untuk mengancamnya, bukan?”

Pria itu tak menjawab, ia bangkit berdiri.

“Jangan pergi, aku ingin bertemu Joe Yun!” seru Chyntia Liu.

Pria itu tak mempedulikan Chyntia Liu dan berjalan keluar, lalu pintu gudang itu kembali ditutup.

Abigail Qiao mencengkeram tangan Chyntia Liu dan berkata dengan ekspresi ketakutan, “Bu, aku belum mau mati.”

“Kita takkan mati!” Chyntia Liu menggertakkan giginya, ia harus bisa keluar, jika benar-benar terjadi sesuatu pada Felix Qiao, ia tak akan memaafkan Joe Yun!

Di luar.

Pria itu melepaskan kacamata hitamnya, sebenarnya ia adalah Steve Xiang.

Begitu Chyntia Liu dan putrinya memasuki area kota, ia langsung mengetahuinya. Maka Steve Xiang memerintahkan para bawahannya untuk membawa mereka kemari. Rupanya selain mereka, para bawahan Joe Yun juga sedang mencari mereka berdua.

Steve Xiang segera melaporkan hal ini pada Thiago Huo.

“Kata Chyntia Liu Joe Yun lah pelakunya?” selama ini Thiago Huo selalu mengira ini perbuatan Jason Yun.

“Boss, sepertinya ini benar. Sepasang ayah dan anak itu pasti bekerjasama dalam hal ini,” kata Steve Xiang.

Thiago Huo berpikir sejenak, “Besok aku akan pergi menemui Felix Qiao.”

“Baiklah, akan kuaturkan.”

Felix Qiao sangat terkejut saat mendapati Thiago Huo mendatanginya.

“Kenapa CEO Huo datang kemari?” tanya Felix Qiao. Tadi sipir berkata ada anggota keluarga yang hendak menemuinya, ia mengira Chyntia Liu dan Abigail Qiao lah yang mengunjunginya.

Thiago Huo mengangguk, “Sepertinya kau tampak kecewa.”

Felix Qiao tak menjawab, hanya menatap kosong ke permukaan meja, “Bukan kecewa, hanya saja tak menyangka.”

Thiago Huo tentu tahu apa yang dipikirkan Felix Qiao, “Kenapa kau menolak untuk membela diri?”

Felix Qiao menatap Thiago Huo, “Akan jauh lebih baik jika CEO Huo tak mengetahuinya.”

“Demi Chyntia Liu dan Abigail Qiao?” Thiago Huo segera bertanya.

Mata Felix Qiao berkilat, “Aku tak mengerti apa yang kau bicarakan?”

“Apakah ini sepadan? Berbuat seperti ini?”

Felix Qiao menundukkan kepala, bagaimana bisa Thiago Huo mengetahuinya, hebat sekali dia? “Hanya ini yang bisa kulakukan untuk mereka.”

“Adeline Qiao ingin menyelamatkanmu, karena itulah aku datang kemari,” kata Thiago Huo sambil menatap Felix Qiao. “Kuharap kau bisa mempertimbangkannya lagi, jangan lupa, ia juga putrimu.”

Mendengarnya, Felix Qiao memejamkan mata, air matanya mengalir keluar. “Dalam kehidupan ini aku sangat berhutang budi pada Adeline dan Vania Su. Di kehidupan yang akan datang, jika ada kesempatan, aku akan membalas budi pada mereka berdua.”

Felix Qiao membuka matanya dan menatap Thiago Huo, “Selama Adeline berada di sisimu, aku akan merasa tenang. Aku bukan seorang ayah yang baik, jangan sampai masalah-masalahku menimbulkan pengaruh padanya. CEO Huo, tolong jaga dia baik-baik! Sejak kecil ia telah kehilangan sangat banyak hal, aku tak bisa memberikannya apapun, kuharap kau bisa.”

Thiago Huo setengah tak percaya mendengar perkataan Felix Qiao, tapi bagaimanapun, ini cukup masuk akal, ia adalah ayah Adeline Qiao.

“Aku bisa.”

“Terima kasih!” kata Felix Qiao dengan tulus.

Tiba-tiba, Adeline Qiao berjalan masuk dan menatap ayahnya.

Ia menatap Felix Qiao dan dengan serius berkata, “Ayah, jika kau benar-benar merasa berhutang budi padaku, tolong ajukanlah pembelaan diri.”

Novel Terkait

Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
4 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
4 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
3 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu