Mr Huo’s Sweetpie - Bab 139 Kamu Bahkan Tidak Bersedia Menipu

Thiago melihat Adeline turun, dia bergegas pergi memegang tangan Adeline.

"Mengapa kamu turun?" Thiago tidak memberitahu Adeline sebelumnya karena khawatir dia tidak sanggup menerima rangsangan ini.

Adeline memberikan sebuah tatapan tenang terhadap Thiago, dia lalu berjalan kehadapan Felix, ini juga adalah pertama kalinya dia berhadapan dengannya dirumah ini.

"Ayah, aku punya sebuah pertanyaan untkmu." Adeline masih memeluk sedikit harapan.

Felix tidak berani saling bertatapan dengan Adeline, dia menghindar dan menundukkan kepalanya.

Adeline melihat adegan seperti ini, dia mengerutkan keningnya, sebenarnya jawabannya juga sudah ketahuan, bukan kah begitu? Namun dia tetap tidak ikhlas, dia menginginkan sebuah jawaban.

Adeline memegang tangannya sendiri, "Apa hitungannya aku dan ibuku dimatamu?"

"Adeline, aku......." Felix benar-benar merasa bingung dan bimbang, Pertanyaan ini adalah sebuah simpul mati baik apapun yang dijawabnya.

Adeline tiba-tiba tersenyum, "Kamu bahkan tidak bersedia untuk menipu! Ayah, aku sungguh kecewa terhadapmu, waktu itu ibu begitu berusaha untuk bisa membuat bisnismu sukses, namun sekarang kamu malah menggunakan sikap seperti ini untuk memperlakukannya, kematian ibu apakah kamu tidak pernah curiga?"

Thiago khawatir Adeline terlalu emosional dia mengulurkan tangan untuk diletakkan dibahu Adeline, dan dirinya berdiri dibelakangnya.

Adeline merasa bahwa Thiago memberikannya kekuatan, tangannya yang dikepalkan juga perlahan dilepaskan.

"Ayah, dulu aku terus mempertahankan Senco Corp karena itu adalah usaha keras kamu dan ibu, namun kamu terus saja tidak memperhatikan pengorbananku dan disaat butuh aku kamu suruh aku maju, disaat tidak butuh, kamu langsung menendangku pergi!" kata Adeline sambil menangis.

Mendengar perkataan Adeline, Felix malu dan tidak bisa membantah.

Adeline menangis sambil menatapi ayahnya, "Sebenarnya didalam hatimu, aku dan ibu hanyalah sebuah alat di bisnismu saja, kamu tidak pernah menganggap kami sebagai keluargamu."

"Adeline, sebenarnya ayah......"

"Sebenarnya kamu kenapa? " Adeline berbalik bertanya, "Dulu ketika kamu mengusir aku dari Senco Corp, apakah kamu pernah pikir apa yang akan aku alami? Apakah kamu pernah memikirkan posisiku? Apakah kamu pernah pikir apa yang akan aku temui? Kamu tidak, sebaliknya, kamu masih mengambil saham milikku! Untuk apa aku kasih kepadamu? Setiap ada acara apapun, kalian bertiga sekeluarga bersama-sama, apakah kamu pernah memikirkan aku? Apakah kamu pernah menelepon aku? Sekalipun kamu hanya berlagak pura-pura saja, aku juga akan merasa senang! Namun kamu malah bahkan tidak bersedia berakting! Hatiku juga terbuat dari daging, aku tidak punya hati besi!"

Mendengar penuntutan Adeline, Felix juga menangis, namun dia juga sudah tidak punya jalan mundur.

"Aku tidak akan membantumu lagi!" Adeline melanjutkan, "Aku juga tidak akan mempedulikan bagaimana orang lain memandangku atau menggosipku, aku sudah tidak peduli! Selama ini, aku juga sudah harus egois sekali, aku juga ingin hidup untuk diriku sendiri."

Felix menutup matanya, "Adeline maaf! Tapi aku masih berharap kali ini kamu bisa melepaskan adikmu."

Hati Adeline benar-benar mati, dia menyimpan kelembutannya, tatapannya juga berubah sadis, "Boleh!"

Mendengar perkataan Adeline, Felix langsung membuka matanya, tatapannya juga membawa harapan,. "Benarkah?"

Adeline menganggukkan kepalanya, "Benar!"

Colton mengerutkan keningnya, "Bisa menolong putrimu, tapi aku punya satu syarat, jika kamu setuju, aku akan langsung menarik penuntutan!"

"Baik! Kamu bilang saja."

Adeline tersenyum, "Kamu menyetujuinya begitu cepat, apakah kamu tidak takut itu adalah sebuah jebakan?"

Tampang Adeline seperti ini sungguh seperti adalah orang lain, saat ini dia terlihat adalah seorang wanita hebat.

Felix tercengang, suaranya juga gemetaran, "Jangan-jangan kamu menyuruhku membunuh orang?"

"Tidak."

Felix lega, "Baguslah kalau begitu!"

Adeline juga terlihat tersenyum senang, "Syaratku sangatlah sederhana, kamu berlutut untuk memohonku dan memohon ibu memaafkan kamu!"

Felix tidak bisa mempercayainya, dia tidak menyangka bahwa Adeline akan mengeluarkan syarat seperti ini, dia ingin mempermalukan dirinya! Felix sungguh tidak pernah berlutut kepada siapapun, hari ini putrinya sendiri malah menyuruhnya berlutut dihadapannya, ini sungguh keterlaluan!

"Kenapa? Kamu tidak bersedia?" Adeline tahu bahwa Felix tidak akan setuju, dia memandang mukanya lebih dari semua hal!

Felix melihat Adeline dengan tatapan marah, "Adeline, apakah kamu tahu apa yang kamu katakan? Mana ada orang yang berlutut kepada putrinya sendiri?"

Adeline mengelengkan kepalanya, "Bagaimana bisa tidak? Ketika zaman kuno jika putrinya menikahi seorang kaisar, orang tuanya ketika bertemu dengan putrinya juga tetap saja harus berlutut."

"Adeline, kamu jangan keterlaluan!" Felix menatapi Adeline dengan marah, dia sekarang seolah bukanlah burung kecil yang bisa dibully lagi, sekarang dia telah menjadi seekor Phoenix yang bisa menghadapinya sendiri.

Adeline tersenyum, "Tentu saja kamu juga boleh memilih untuk tidak berlutut."

Seusai berkata, Adeline memutarkan matanya, dia melihat tatapan penuh pujian dari Thiago.

Colton juga terlihat tersenyum puas, inilah baru aura seorang Nyonya Muda keluarga Huo yang seharusnya, lumayan! Selanjutnya jika diajarkan sedikit lagi, dia pasti akan menjadi bantuan yang baik bagi Thiago!

Melihat Adeline akan pergi, Felix juga panik.

"Tunggu sebentar!" Felix memanggil Adeline.

Adeline melirik kearah Felix, tampangnya ini, jangan-jangan benar-benar mau berlutut?

"Ada apa?"

"Apakah jika aku berlutut dan kamu akan melepaskan Abigail?" Felix mempertanyakan lagi kepada Adeline.

Senyuman diwajah Adeline menghilang, dia tidak menyangka bahwa Felix benar- benar ingin berlutut, apakah Abigail begitu penting didalam hatinya! Seketika dia merasa iri dengan cinta ayahnya terhadap Abigail, disaat dirinya kehilangan Cinta ibu, bersamaan dengan itu, Adeline juga kehilangan cinta ayahnya.

Adeline langsung menjadi tidak peduli, dia menjawab pertanyaan Felix, "Tentu saja! Disini ada kakek yang bisa menjadi saksi."

Felix mengertakkan giginya, dia berpikir ini juga hanyalah sebuah kejadian sebentar saja, "Baik! Tolong jangan ingkar janji!"

Adegan yang tidak terduga terjadi, Felix benar-benar berlutut.

Adeline sungguh tidak menyangka, dia mundur beberapa langkah, Thiago bergegas menopangnya, "Apakah kamu tidak apa-apa?"

Adeline menatapi Felix yang berlutut, dia tiba-tiba tertawa lepas, "Ayah, kamu sungguh mulia! ini juga adalah panggilan terakhirku untukmu, kedepannya kita tidak saling berhutang."

"Kamu jangan lupa dengan janjimu terhadapku."

"Kamu meminta maaf kepada Ibu dengan tulus saja!" kata Adeline dengan keras, "Jika dia memaafkanmu, maka aku akan menarik kembali tuntutan."

Seusai berkata, Adeline tidak lagi menatapi Felix dan berkata kepada Thiago, "Aku sudah lelah."

Thiago menganggukkan kepalanya, dia lalu mengendong Adeline dan langsung membawanya naik.

Colton menatapi Felix yang masih berlutut, "Kamu sebagai ayah sungguh mulia, dan juga sungguh tidak berperasaan!"

Felix mengepalkan tangannya, "Semoga kalian jangan ingkar janji!"

Novel Terkait

Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu