Mr Huo’s Sweetpie - 103 Melangkahkan Kaki Ke Neraka

Hanya jarak beberapa langkah saja Thiago dan Adeline seolah berjalan sangatlah lama.

Hellen melihat mereka berdua masuk dengan ekspresi serius.

"Silakan duduk." Kata Hellen sambil tersenyum.

Adeline berbisik kepada dokter, "Dokter, apakah badanku bermasalah?"

"Badan Nyonya tidak bermasalah, hanya saja belakangan ini sedikit lemah, aku sarankan Nyonya meningkatkan imunitas tubuh lagi, ini juga bermanfaat untuk kedepannya mengandung bayi."

Mendengar perkataan ini, Adeline lega, dia tidak kenapa-kenapa.

Thiago juga lega, "Apakah benar-benar tidak ada masalah lain?"

"Tidak ada. Mungkin karena istirahat Nyonya belakangan kurang teratur, jadi badannya sedikit lemas, nanti akan aku berikan resep herbal untuk perawatan, nanti kedepannya juga harus tetap menjaganya."

Hellen juga memberikan sebuah tatapan kepada Thiago, Adeline tidaklah mengandung.

Meskipun sedikit kecewa, namun Thiago juga lega, dengan begitu dia juga tidak perlu khawatir Adeline mengalami rangsangan dua kali, ini juga termasuk hal baik.

"Terima kasih, dokter."

Hellen memberikan resep herbal untuk Adeline, dia juga memberikan resep obat gizi.

Bersamaan dengna waktu Adeline pergi mengambil obat, Hellen berkata kepada Thiago, "Tubuh Nyonya sedikit lemah, sebelumnya dia mugkin mengalami gejala tidak mau makan, gizi dalam tubuhnya tidaklah cukup, kondisi badannya tidaklah bagus."

Mendengar perkataan Hellen, Thiago mengerutkan keningnya, dia terpikiran dengan pertama kali melihat Adeline, waktu itu dia memang sedikit parah, "Apakah ada masalah lain lagi?"

"Tidak ada apa-apa, semua indikatornya tergolong normal." Jawab Hellen, "Yang penting biarkan Nyonya punya suasana hati baik.

"Aku sudah tahu."

"Kondisi nyonya saat ini sudah mendingan, menurutku ini ada hubungannya dengan Direktur Huo juga, jika seleranya sedang baik, maka sebisa mungkin membiarkannya makan lebih banyak." Hellen melanjutkan, "Kali ini mungkin karena demam dan panas, jadi antibodi tubuhnya menjadi lemah, jika Direktur Huo dan Nyonya menginginkan anak, masih harus menjaga badan Nyonya lagi."

Adeline kebetulan mendengar perkataan terakhir, dia berdiri didepan pintu dan memegang perutnya sendiri, anak dia dan Thiag, sungguh ajaib jika dipikirkan.

Adeline memutuskan untuk menjaga badannya dengan baik, dengan begitu barulah bisa mengandung bayi yang sehat!

Setelah kembali kerumah.

Thiago berpesan kepada Selvy.

"Tenang saja Tuan, aku sudah ingat."

"Kedepannya buatlah masakan yang bergizi." Thiago terus memesannya, "Harus mengutamakan kesehatan."

"Baik!"

Thiago masuk kedalam kamar dan melihat Adeline tengah melihat Ipad dengan serius.

"Apa yang membuatmu begitu serius?"

Adeline langsung tegang dan menyimpan ipad, namun Ipadnya direbut oleh Thiago.

Melihat isi pencarian Adeline, tatapan Thiago menjadi lembut, "Untuk apa tiba-tiba melihat beginian?"

Adeline merebut kembali iPad, "Normal saja jika melihat beginian! Aku sudah menikah denganmu, normal saja jika melahirkan seorang anak."

Thiago mengulurkan tangannya dan merangkul Adeline, "Kita tidak terburu-buru."

"Tapi beberapa tahun lagi aku akan menjadi wanita hamil dengan usia tinggi." Adeline menjawabnya, dulu ketika mendengar orang lain mendiskusikan ini, dia akan merasa bosan, namun ketika giliran dirinya sendiri, dia merasa sangatlah normal, bukan kah kata orang lain bahwa seorang wanita harus menjadi ibu barulah kehidupannya akan sempurna?

Thiago berkata sambil tersenyum, "Aku tidak ingin kamu mengambil resiko, wanita melahirkan seorang anak bagaikan melangkahkan kakinya ke neraka." Jika harus menggunakan balasan seperti itu untuk mendapatkan anak, dia rela Adeline tidak melahirkan.

Adeline mengelengkan kepalanya, "Thiago, aku ingin mempunyai anak milik kita berdua."

"Thiago tidak melanjutkan pembicaraan itu, "Kita jalanin seperti biasanya saja."

"Iya!" Adeline bersandar didada Thiago.

Hari sudah kembali normal.

Namun pekerjaan Adeline dikurangi, Adeline tahu bahwa itu adalah perintah dari Thiago.

Namun bagi Adeline, ini sungguh adalah hal yang tidak enak dirasakan, setiap hari dia melihat orang lain sibuk kesana kemari, dan dirinya tidak bisa duduk tenang.

"Manager Qin, kamu juga bagikan sediikit misi untukku saja."

Howard melirik kearah Adeline, dia langsung mengelengkan kepalanya, "Tidak boleh! Boss mengatakan bahwa Nyonya butuh istirahat belakagan ini."

"Kalau begitu aku jadi penguras makanan saja."

"Menurutku boss lebih ingin kamu berada dirumah saja, seharusnya dengan begitu dia akan lebih senang daripada semua orang." Kata Howard sambil tersenyum.

Adeline tidak berdaya, dia lalu keluar dari kantor Howard, dia kembali ketempatnya semula, dia mulai merenung lagi.

Ketika pulang kerja, Thiago datang menjemput Adeline.

Karena tidak ada pekerjaan, Adeline mengambil tas dan langsung pulang bersama Thiago.

"Dengar-dengar kamu minta pekerjaan kepada Howard?"

Adeline menganggukkan kepalanya, "Aku sudah merasa aku bagaikan orang tidak berguna, dokter hanya menyuruhku menjaga kesehatanku, dia tidak menyuruhku untuk tidak bekerja."

Thiago tersenyum, "Jadi kamu sedang menyalahkanku?"

Adeline bergegas mengelengkan kepalanya, "Tidak, tidak."

Thiago berpikir sejenak, "Jika kamu begitu ingin melakukan sesuatu, besok biarkan Howard memberimu sedikit."

Sekali mendengar ada pekerjaan, Adeline langsung melompat dan merangkul leher Thiago, "Thiago, terima kasih.":

Seusai berkata, dia mencium wajah Thiago!

Thiago mengulurkan tangannya dan mencubit hidung Adeline, "Kamu adalah istriku, aku tentu saja harus baik terhadapmu!"

"Ayo pulang!" Thiago menarik tangan Adeline dan naik.

Namun aksi mereka semua tadi dilihat jelas oleh Lindsay.

Lindsay awalnya ingin mengajak Howard pergi makan, namun ketika melihat adegan ini, amarahnya memuncak, Thiago main benaran dengan wanita ini?

Jelas terlihat bahwa Thaigo sangatlah memanjakannya, tatapan dan gerakan itu tidak bisa menipu orang! Dan dia tidak pernah melihat Thiago melakukan begini terhadap wanita apapun. Adeline ini apa sebenarnya daya tariknya hingga membuat Thiago memperlakukannya seperti begitu, Thiago selalu tidak peduli terhadap wanita lain, hanya terhadap Adeline saja begini, apakah ini berarti bahwa Thiago punya perasaan asli terhadap dia?

Lindsay menarik erat tasnya, wanita ini sungguh tidak boleh dibiarkan, Lindsay menarik kembali tatapannya namun melirik kearah sebuah mobil dijalan.

Dia masih memerhatikan plat nomornya, ini adalah mobil James.

Lindsay berdiri ditempat semula, dia menatapi mobil Thiago pergi, dan melihat bahwa mobil James mengikutinya dari belakang.

Seolah terpikiran sesuatu, Lindsay tersenyum, dia lupa dengan James, jika James sudah mengikuti hingga disini, apakah ebrarti bahwa dia juga masih belum putus asa terhadap Adeline? Atau mungkin James tidak begitu tidak peduli terhadap Adeline seperti rumor?

Dia dan Adeline bisa begini mungkin benar-benar karean Abigail menggunakan triik, tujuannya yaitu membuat James bercerai dengan Adeline, dan dia bisa menduduki posisi Nyonya kedua keluarga Yun.

Sepertinya Abigail sebelumnya sering mengatakan keburukan Adeline terhadap James, sekarang setelah bercerai, James ingin mendapatkannya kembali? Jika benar begitu maka sekarang dia tidak keberatan untuk membantu James, ini juga baik terhadap dirinya.

Lindsay berputar dan pergi, dia ingin merencanakannya dengan baik.

Novel Terkait

Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu