Inventing A Millionaire - Bab 64 Hidup Sebagai Orang Biasa

Bahkan Robert Huo sendiri, dari SD hingga SMP bahkan SMA, diantar oleh pengurus rumah dengan bus. Baru saat SMA kelas tiga, dia dijemput dengan mobil.

Pada saat itulah para siswa dan guru di sekitarnya menyadari bahwa siswa yang terus desak-desakan di bus rupanya adalah anak orang kaya!

Tentu saja, itu karena Robert Huo adalah laki-laki.

Dikatakan bahwa anak perempuan harus kaya. Meski Robert Huo tidak terlalu setuju dengan teori ini, tapi dia tidak rela membiarkan Gaby desak-desakan di bus dari SD hingga SMA.

Bagaimanapun juga, anak perempuan dirugikan dalam beberapa hal, terutama dalam periode perkembangan, dia sangat peka terhadap jarak antar manusia.

Jika seseorang melecehkannya di dalam bus, Robert Huo tidak dapat menerimanya.

Karenanya, mobil tetap harus dibeli.

Karena rumah Shawn Li tinggal di dekat stasiun keberangkatan bus, jadi tidak terlalu banyak orang saat dia pertama kali naik bus.

Setelah dua atau tiga kali berhenti, akan ramai dengan mahasiswa dan pekerja kantoran.

Gaby memiliki mata yang tajam. Setelah naik bus di stasiun tertentu, dia langsung melambai ke seberang dan berteriak, "Chris Fang! Chris Fang!"

Robert Huo melihat seorang anak laki-laki gendut dan seorang pria gendut.

“Gaby!” Anak laki-laki yang gendut itu bergegas untuk menyapa.

Gaby dengan cepat menunjuk ke Robert Huo yang duduk di belakang dan berkata, "Ini ayahku, ayah, dia adalah Chris Fang, teman sebangkuku!"

Robert Huo tersenyum pada anak laki-laki itu dan berkata, "Halo nak."

Chris Fang tampak agak tertutup, dia hanya tersenyum malu-malu pada Robert Huo saat menyapanya. Sedankan pria gendut yang berdesakan dengannya, menyeka keringat dari wajahnya, dia tersenyum meminta maaf kepada Robert Huo, lalu berkata, "Anak ini sudah tertutup sejak kecil, tidak paham cara menyapa orang, tolong jangan diambil hati."

"Tidak apa-apa, banyak anak yang begitu saat masih kecil, sering-sering berinteraksi dengan orang, nanti juga baikan," kata Robert Huo.

“Aku juga berpikir begitu, jadi kalau tidak ada urusan, aku mengantarnya dengan bus, tetapi hari ini benar-benar menderita karena naik bus, bahkan AC saja tidak dinyalakan, panas sekali!” Pria gemuk itu mengeluh, lalu bereaksi dan bergegas mengulurkan tangan ke Robert Huo, dia berkata, "Lupa memperkenalkan diri, aku adalah ayah Chris Fang, namaku Fernaldy Fang."

"Aku Robert Huo."

Keduanya berjabat tangan, Fernaldy Fang memperhatikan Robert Huo beberapa kali, dan berkata, “Sepertinya ini pertama kalinya kamu menghadiri pertemuan orang tua ya? Sepertinya ibunya yang selalu datang sebelumnya."

“Ya, aku sedikit sibuk sebelumnya,” jawab Robert Huo.

“Sepertinya aku ingat bahwa keluargamu tinggal di Jalan Hongyuan? Apakah itu tempat yang akan dibongkar?” tanya Fernaldy Fang lagi.

Setelah Robert Huo mengangguk, dia menyeka keringat dari dahinya, sambil mengepakkan kerahnya, dia bertanya, “Aku punya kenalan dengan pengembang komunitas yang baru dibangun di sana, apa mau aku kenalkan padamu agar bisa mendapatkan rumah yang bagus? Kamu juga tahu, sekarang ini pembongkaran dan pemulihan begitu harus cari orang, kalau tidak akan sulit mendapat tempat yang bagus karena semuanya sudah diambil orang lain lebih dulu.”

“Tidak usah." Robert Huo menggelengkan kepalanya dan berkata, "Aku tidak berencana memulihkan rumah. Aku akan menerima uang pembongkaran dan membeli rumah di tempat lain."

Fernaldy Fang sedikit bingung, dia berkata, "Tapi jika pembongkaran dipulihkan, kamu hanya perlu membayar selisihnya, dan selisihnya juga didiskon, ini lebih cocok daripada membeli di tempat lain."

“Tapi tanahnya tidak bagus, dan mungkin tidak ada ruang setelah membeli rumah. Ini juga sama saja pengeluaran uang, kenapa tidak pergi ke tanah yang lebih baik.” Robert Huo menjelaskan.

Fernaldy Fang sedikit mengernyit, dia berkata, “Masa sih? Setahuku, sebelumnya di sana pusat kota, lokasi prima. Apalagi di masa depan nanti akan dibangun kereta bawah tanah, jadi ruangnya akan lebih besar."

Robert Huo masih menggelengkan kepalanya dan berkata, "Hanya melihat topografi atau jalur pembangunan kereta bawah tanah 20 tahun lalu, memang bagus. Tapi potensi apresiasi suatu daerah seringkali tidak didasarkan pada masa lalu atau masa depan, melainkan tren. Perencanaan kota berfokus pada rekonstruksi kota lama dan perluasan kota baru. Meski pemerintah belum membuat rencana formal untuk langkah selanjutnya, menurut penilaianku, pusat gravitasi kota akan bergeser ke barat laut dalam sepuluh atau bahkan dua puluh tahun mendatang. Ada sebuah kota dengan pegunungan dan perairan di sana. Penduduknya telah mencapai 500.000 orang, ada sebanyak satu juta orang yang berwisata setiap tahunnya, dan itu meningkat setiap tahunnya. Perluasan kota ini membutuhkan dukungan industri, dan kita kekurangan industri semacam itu. Oleh karena itu, aku menilai kota masa depan pasti akan mengambil budaya pariwisata sebagai badan utamanya, dan berusaha semaksimal mungkin untuk mengembangkan kota terpencil itu dan memasukkannya ke dalam kawasan perkotaan. Karena tidak ada rencana formal, rumah di Barat Laut umumnya murah. Membeli sekarang sama dengan menerima kebocoran."

Fernaldy Fang tercengang ketika mendengarnya, meski ada keraguan di wajahnya. Tetapi dia tidak segera membantah, hanya berdiri di sana dan sepertinya sedang memikirkan sesuatu dengan serius.

Robert Huo melanjutkan, "Jadi sia-sia membangun komunitas di Jalan Hongyuan. Akan ada kereta bawah tanah yang dibangun di sana di masa depan untuk memperpendek jarak antar kota. Jika aku seorang pengembang, aku lebih suka membangun pusat perbelanjaan besar seperti Wanda di sana. Karena Saat ini belum ada pusat perbelanjaan yang layak di kota lama. Semua konsumsi listrik mengalir ke selatan kota. Jika kota tua bisa ditempati, bagian daya konsumsi ini akan kembali. Efeknya lebih baik. Oleh karena itu, masyarakat sepertiku tidak akan mempertimbangkan perumahan, semuanya ada di tempat, itu tidak menarik. "

Fernaldy Fang memandang Robert Huo dan bertanya dengan rasa ingin tahu, “Kamu kerja apa?"

“Bekerja di cabang Keluarga Ji setempat dan saat ini menjabat sebagai asisten GM.” Robert Huo berkata dengan jujur.

“Asisten GM? Tidak heran bisa mempunyai wawasan seperti ini, sebelumnya tidak pernah mendengar dari nona Ning mengatakan bahwa suaminya begitu hebat,” kata Fernaldy Fang.

“Memang tidak ada yang hebat, aku hanya terbiasa mengamati tren," kata Robert Huo.

Fernaldy Fang tampaknya sangat tertarik dengan aspek ini dan mengajukan beberapa pertanyaan lagi, semuanya dijawab oleh Robert Huo.

Dia berbicara lebih dan lebih bersemangat, sampai lupa turun saat bus berhenti di dekat sekolah.

Pada akhirnya, Chris Fang berteriak, "Ayah, sudah sampai di sekolah!"

Setelah turun dari bus, Fernaldy Fang menyeka keringat dari dahinya lagi, dia mengeluarkan ponsel lama beberapa tahun yang lalu, dan berkata kepada Robert Huo, "Bro, bisakah kamu bertukar kontak denganku? Nanti jadi mudah berkomunikasi di masa depan."

Robert Huo tidak keberatan. Bagaimanapun juga, dia adalah ayah dari teman sekelas putrinya, jadi tentu saja harus dia diberikan.

“Kalau begitu, maaf merepotkanmu untuk bawa putraku pergi dulu, aku mau ke kamar kecil sebentar!” kata Fernaldy Fang.

“Tidak masalah.” Robert Huo setuju.

Hubungan antara Chris Fang dan Gaby terlihat bagus. Kedua anak itu berbicara dan tertawa sepanjang jalan, melompat kegirangan ke dalam kelas.

Fernaldy Fang melirik punggung Robert Huo, lalu berjalan ke tempat terpencil di taman bermain, kemudian dia mengeluarkan ponselnya dan menelepon.

Saat telepon terhubung. Auranya menjadi sangat berbeda dari sebelumnya.

Sebelumnya, dia seperti orang biasa, tapi sekarang, penuh dengan aura kuat yang tak terkatakan.

“Dodi, segera periksa kota di barat laut untukku, yang memiliki gunung dan sungai itu. Aku ingin semua informasi tentang tempat itu, dan juga, kamu minta CEO Huang untuk segera pergi ke Biro Perencanaan Kota untuk mendapatkan beberapa informasi, tanyakan tentang perencanaan tempat itu."

"CEO Fang, mengapa kamu tiba-tiba tertarik dengan tempat itu? Perusahaan kita sepertinya tidak punya rencana untuk industri pariwisata."

“Kalau kusuruh periksa ya periksa saja, untuk apa bertele-tele!"

Pada saat ini, nada suara Fernaldy Fang jelas lebih tegas dibanding ketika berbicara dengan Robert Huo. Sedangkan orang di telepon tidak berani mengatakan apa-apa, dia dengan cepat setuju.

Setelah menutup telepon, Fernaldy Fang melihat ke kontak baru yang baru saja dia masukkan di telepon. Memikirkan kata-kata yang diucapkan Robert Huo sebelumnya, senyum ceria muncul di wajahnya yang gemuk itu.

“Tidak disangka, muncul orang seperti itu di SD biasa!"

Fernaldy Fang, yang penampilannya biasa-biasa saja, sebenarnya adalah bos dari sebuah perusahaan real estate lokal yang besar.

Dari generasi kakeknya, keluarganya adalah seorang tukang batu, ketika sampai pada generasi Fernaldy Fang, pikirannya berubah cepat, dia mengajak orang-orang di sekitarnya untuk bekerja sebagai kontraktor.

Mengikuti perkembangan ekonomi yang pesat dan saat yang tepat untuk kebangkitan industri real estate, karirnya berjalan mulus.

Setelah puluhan tahun bekerja keras, kini telah menjadi perusahaan besar dengan hampir 1 miliar aset.

Namun, Fernaldy Fang merasakan kesulitan masa mudanya, dia melihat bahwa generasi kedua yang kaya tidak punya otak dan melakukan beberapa kesalahan yang tidak termaafkan karena kehidupan yang superior.

Maka setelah mempunyai anak yakni Chris Fang, dia berdiskusi dengan istrinya bahwa sebelum anak tersebut mencapai usia dewasa, dia harus selalu menyembunyikan urusan perusahaan dan menyamar sebagai pekerja kantoran biasa.

Dengan gaji beberapa ribu RMB per bulan, tinggal di rumah kurang dari 90 meter persegi, motor listrik menjadi satu-satunya alat transportasi keluarga.

Dia berharap dengan cara ini, Chris Fang bisa lebih mandiri.

Ketika dia benar-benar dewasa, dia akan menceritakan keseluruhan cerita dan memberi anak ini titik awal yang lebih baik dan tujuan yang lebih tinggi.

Tapi sebelumnya, Fernaldy Fang akan selalu hidup sebagai orang biasa, termasuk guru dan orang tua di sekolah, tidak ada yang tahu bahwa pria gemuk ​​ini adalah bos besar dengan aset lebih dari 1 miliar RMB!

Novel Terkait

Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
3 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
3 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
3 tahun yang lalu