Inventing A Millionaire - Bab 64 Hidup Sebagai Orang Biasa
Bahkan Robert Huo sendiri, dari SD hingga SMP bahkan SMA, diantar oleh pengurus rumah dengan bus. Baru saat SMA kelas tiga, dia dijemput dengan mobil.
Pada saat itulah para siswa dan guru di sekitarnya menyadari bahwa siswa yang terus desak-desakan di bus rupanya adalah anak orang kaya!
Tentu saja, itu karena Robert Huo adalah laki-laki.
Dikatakan bahwa anak perempuan harus kaya. Meski Robert Huo tidak terlalu setuju dengan teori ini, tapi dia tidak rela membiarkan Gaby desak-desakan di bus dari SD hingga SMA.
Bagaimanapun juga, anak perempuan dirugikan dalam beberapa hal, terutama dalam periode perkembangan, dia sangat peka terhadap jarak antar manusia.
Jika seseorang melecehkannya di dalam bus, Robert Huo tidak dapat menerimanya.
Karenanya, mobil tetap harus dibeli.
Karena rumah Shawn Li tinggal di dekat stasiun keberangkatan bus, jadi tidak terlalu banyak orang saat dia pertama kali naik bus.
Setelah dua atau tiga kali berhenti, akan ramai dengan mahasiswa dan pekerja kantoran.
Gaby memiliki mata yang tajam. Setelah naik bus di stasiun tertentu, dia langsung melambai ke seberang dan berteriak, "Chris Fang! Chris Fang!"
Robert Huo melihat seorang anak laki-laki gendut dan seorang pria gendut.
“Gaby!” Anak laki-laki yang gendut itu bergegas untuk menyapa.
Gaby dengan cepat menunjuk ke Robert Huo yang duduk di belakang dan berkata, "Ini ayahku, ayah, dia adalah Chris Fang, teman sebangkuku!"
Robert Huo tersenyum pada anak laki-laki itu dan berkata, "Halo nak."
Chris Fang tampak agak tertutup, dia hanya tersenyum malu-malu pada Robert Huo saat menyapanya. Sedankan pria gendut yang berdesakan dengannya, menyeka keringat dari wajahnya, dia tersenyum meminta maaf kepada Robert Huo, lalu berkata, "Anak ini sudah tertutup sejak kecil, tidak paham cara menyapa orang, tolong jangan diambil hati."
"Tidak apa-apa, banyak anak yang begitu saat masih kecil, sering-sering berinteraksi dengan orang, nanti juga baikan," kata Robert Huo.
“Aku juga berpikir begitu, jadi kalau tidak ada urusan, aku mengantarnya dengan bus, tetapi hari ini benar-benar menderita karena naik bus, bahkan AC saja tidak dinyalakan, panas sekali!” Pria gemuk itu mengeluh, lalu bereaksi dan bergegas mengulurkan tangan ke Robert Huo, dia berkata, "Lupa memperkenalkan diri, aku adalah ayah Chris Fang, namaku Fernaldy Fang."
"Aku Robert Huo."
Keduanya berjabat tangan, Fernaldy Fang memperhatikan Robert Huo beberapa kali, dan berkata, “Sepertinya ini pertama kalinya kamu menghadiri pertemuan orang tua ya? Sepertinya ibunya yang selalu datang sebelumnya."
“Ya, aku sedikit sibuk sebelumnya,” jawab Robert Huo.
“Sepertinya aku ingat bahwa keluargamu tinggal di Jalan Hongyuan? Apakah itu tempat yang akan dibongkar?” tanya Fernaldy Fang lagi.
Setelah Robert Huo mengangguk, dia menyeka keringat dari dahinya, sambil mengepakkan kerahnya, dia bertanya, “Aku punya kenalan dengan pengembang komunitas yang baru dibangun di sana, apa mau aku kenalkan padamu agar bisa mendapatkan rumah yang bagus? Kamu juga tahu, sekarang ini pembongkaran dan pemulihan begitu harus cari orang, kalau tidak akan sulit mendapat tempat yang bagus karena semuanya sudah diambil orang lain lebih dulu.”
“Tidak usah." Robert Huo menggelengkan kepalanya dan berkata, "Aku tidak berencana memulihkan rumah. Aku akan menerima uang pembongkaran dan membeli rumah di tempat lain."
Fernaldy Fang sedikit bingung, dia berkata, "Tapi jika pembongkaran dipulihkan, kamu hanya perlu membayar selisihnya, dan selisihnya juga didiskon, ini lebih cocok daripada membeli di tempat lain."
“Tapi tanahnya tidak bagus, dan mungkin tidak ada ruang setelah membeli rumah. Ini juga sama saja pengeluaran uang, kenapa tidak pergi ke tanah yang lebih baik.” Robert Huo menjelaskan.
Fernaldy Fang sedikit mengernyit, dia berkata, “Masa sih? Setahuku, sebelumnya di sana pusat kota, lokasi prima. Apalagi di masa depan nanti akan dibangun kereta bawah tanah, jadi ruangnya akan lebih besar."
Robert Huo masih menggelengkan kepalanya dan berkata, "Hanya melihat topografi atau jalur pembangunan kereta bawah tanah 20 tahun lalu, memang bagus. Tapi potensi apresiasi suatu daerah seringkali tidak didasarkan pada masa lalu atau masa depan, melainkan tren. Perencanaan kota berfokus pada rekonstruksi kota lama dan perluasan kota baru. Meski pemerintah belum membuat rencana formal untuk langkah selanjutnya, menurut penilaianku, pusat gravitasi kota akan bergeser ke barat laut dalam sepuluh atau bahkan dua puluh tahun mendatang. Ada sebuah kota dengan pegunungan dan perairan di sana. Penduduknya telah mencapai 500.000 orang, ada sebanyak satu juta orang yang berwisata setiap tahunnya, dan itu meningkat setiap tahunnya. Perluasan kota ini membutuhkan dukungan industri, dan kita kekurangan industri semacam itu. Oleh karena itu, aku menilai kota masa depan pasti akan mengambil budaya pariwisata sebagai badan utamanya, dan berusaha semaksimal mungkin untuk mengembangkan kota terpencil itu dan memasukkannya ke dalam kawasan perkotaan. Karena tidak ada rencana formal, rumah di Barat Laut umumnya murah. Membeli sekarang sama dengan menerima kebocoran."
Fernaldy Fang tercengang ketika mendengarnya, meski ada keraguan di wajahnya. Tetapi dia tidak segera membantah, hanya berdiri di sana dan sepertinya sedang memikirkan sesuatu dengan serius.
Robert Huo melanjutkan, "Jadi sia-sia membangun komunitas di Jalan Hongyuan. Akan ada kereta bawah tanah yang dibangun di sana di masa depan untuk memperpendek jarak antar kota. Jika aku seorang pengembang, aku lebih suka membangun pusat perbelanjaan besar seperti Wanda di sana. Karena Saat ini belum ada pusat perbelanjaan yang layak di kota lama. Semua konsumsi listrik mengalir ke selatan kota. Jika kota tua bisa ditempati, bagian daya konsumsi ini akan kembali. Efeknya lebih baik. Oleh karena itu, masyarakat sepertiku tidak akan mempertimbangkan perumahan, semuanya ada di tempat, itu tidak menarik. "
Fernaldy Fang memandang Robert Huo dan bertanya dengan rasa ingin tahu, “Kamu kerja apa?"
“Bekerja di cabang Keluarga Ji setempat dan saat ini menjabat sebagai asisten GM.” Robert Huo berkata dengan jujur.
“Asisten GM? Tidak heran bisa mempunyai wawasan seperti ini, sebelumnya tidak pernah mendengar dari nona Ning mengatakan bahwa suaminya begitu hebat,” kata Fernaldy Fang.
“Memang tidak ada yang hebat, aku hanya terbiasa mengamati tren," kata Robert Huo.
Fernaldy Fang tampaknya sangat tertarik dengan aspek ini dan mengajukan beberapa pertanyaan lagi, semuanya dijawab oleh Robert Huo.
Dia berbicara lebih dan lebih bersemangat, sampai lupa turun saat bus berhenti di dekat sekolah.
Pada akhirnya, Chris Fang berteriak, "Ayah, sudah sampai di sekolah!"
Setelah turun dari bus, Fernaldy Fang menyeka keringat dari dahinya lagi, dia mengeluarkan ponsel lama beberapa tahun yang lalu, dan berkata kepada Robert Huo, "Bro, bisakah kamu bertukar kontak denganku? Nanti jadi mudah berkomunikasi di masa depan."
Robert Huo tidak keberatan. Bagaimanapun juga, dia adalah ayah dari teman sekelas putrinya, jadi tentu saja harus dia diberikan.
“Kalau begitu, maaf merepotkanmu untuk bawa putraku pergi dulu, aku mau ke kamar kecil sebentar!” kata Fernaldy Fang.
“Tidak masalah.” Robert Huo setuju.
Hubungan antara Chris Fang dan Gaby terlihat bagus. Kedua anak itu berbicara dan tertawa sepanjang jalan, melompat kegirangan ke dalam kelas.
Fernaldy Fang melirik punggung Robert Huo, lalu berjalan ke tempat terpencil di taman bermain, kemudian dia mengeluarkan ponselnya dan menelepon.
Saat telepon terhubung. Auranya menjadi sangat berbeda dari sebelumnya.
Sebelumnya, dia seperti orang biasa, tapi sekarang, penuh dengan aura kuat yang tak terkatakan.
“Dodi, segera periksa kota di barat laut untukku, yang memiliki gunung dan sungai itu. Aku ingin semua informasi tentang tempat itu, dan juga, kamu minta CEO Huang untuk segera pergi ke Biro Perencanaan Kota untuk mendapatkan beberapa informasi, tanyakan tentang perencanaan tempat itu."
"CEO Fang, mengapa kamu tiba-tiba tertarik dengan tempat itu? Perusahaan kita sepertinya tidak punya rencana untuk industri pariwisata."
“Kalau kusuruh periksa ya periksa saja, untuk apa bertele-tele!"
Pada saat ini, nada suara Fernaldy Fang jelas lebih tegas dibanding ketika berbicara dengan Robert Huo. Sedangkan orang di telepon tidak berani mengatakan apa-apa, dia dengan cepat setuju.
Setelah menutup telepon, Fernaldy Fang melihat ke kontak baru yang baru saja dia masukkan di telepon. Memikirkan kata-kata yang diucapkan Robert Huo sebelumnya, senyum ceria muncul di wajahnya yang gemuk itu.
“Tidak disangka, muncul orang seperti itu di SD biasa!"
Fernaldy Fang, yang penampilannya biasa-biasa saja, sebenarnya adalah bos dari sebuah perusahaan real estate lokal yang besar.
Dari generasi kakeknya, keluarganya adalah seorang tukang batu, ketika sampai pada generasi Fernaldy Fang, pikirannya berubah cepat, dia mengajak orang-orang di sekitarnya untuk bekerja sebagai kontraktor.
Mengikuti perkembangan ekonomi yang pesat dan saat yang tepat untuk kebangkitan industri real estate, karirnya berjalan mulus.
Setelah puluhan tahun bekerja keras, kini telah menjadi perusahaan besar dengan hampir 1 miliar aset.
Namun, Fernaldy Fang merasakan kesulitan masa mudanya, dia melihat bahwa generasi kedua yang kaya tidak punya otak dan melakukan beberapa kesalahan yang tidak termaafkan karena kehidupan yang superior.
Maka setelah mempunyai anak yakni Chris Fang, dia berdiskusi dengan istrinya bahwa sebelum anak tersebut mencapai usia dewasa, dia harus selalu menyembunyikan urusan perusahaan dan menyamar sebagai pekerja kantoran biasa.
Dengan gaji beberapa ribu RMB per bulan, tinggal di rumah kurang dari 90 meter persegi, motor listrik menjadi satu-satunya alat transportasi keluarga.
Dia berharap dengan cara ini, Chris Fang bisa lebih mandiri.
Ketika dia benar-benar dewasa, dia akan menceritakan keseluruhan cerita dan memberi anak ini titik awal yang lebih baik dan tujuan yang lebih tinggi.
Tapi sebelumnya, Fernaldy Fang akan selalu hidup sebagai orang biasa, termasuk guru dan orang tua di sekolah, tidak ada yang tahu bahwa pria gemuk ini adalah bos besar dengan aset lebih dari 1 miliar RMB!
Novel Terkait
Get Back To You
LexyYama's Wife
ClarkBehind The Lie
Fiona LeeMilyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu
Milea AnastasiaDiamond Lover
LenaInventing A Millionaire×
- Bab 1 Tiba-Tiba Mendapat Istri
- Bab 2 Perubahan Sang Suami
- Bab 3 Hidangan Lezat
- Bab 4 Menghasilkan 2000 RMB Dalam 1 Hari
- Bab 5 Adik Ipar Pemarah
- Bab 6 Jasa
- Bab 7 Berkat Dia
- Bab 8 Metode Pemasaran
- Bab 9 Tentukan 1 Tujuan Kecil
- Bab 10 Pendekatan Dengan Adik Ipar
- Bab 11 Harmonis
- Bab 12 Pengganti
- Bab 13 Nova Ji
- Bab 14 Berpura-pura Mengerti
- Bab 15 Berhasil
- Bab 16 Cara-Cara Manusia
- Bab 17 Sekuntum Bunga Magnolia
- Bab 18 Kerepotan Nova Ji
- Bab 19 Ikuti Saja Alurnya
- Bab 20 Ini Adalah Orang Berbakat
- Bab 21 Menghina
- Bab 22 Howard Xia
- Bab 23 Kode
- Bab 24 Membandingkan
- Bab 25 Tidak Bisa Apa-Apa
- Bab 26 Jarak yang Semakin Dekat
- Bab 27 Kesenangan Keluarga Inti
- Bab 28 Berbeda Dari Biasanya
- Bab 29 Menjadi Perwakilan
- Bab 30 Menampar
- Bab 31 Harus Ada Kharisma
- Bab 32 Niat
- Bab 33 Ingin Pulang
- Bab 34 Reaksi Orangtua
- Bab 35 Jalan Buntu
- Bab 36 Sebuah Lelucon
- Bab 37 Mandul
- Bab 38 Menyulitkan
- Bab 39 Kamu Tidak Mengerti
- Bab 40 Perdebatan
- Bab 41 Bertoleransi
- Bab 42 Mengancam
- Bab 43 Rencana Akuisisi
- Bab 44 Berkunjung
- Bab 45 Marah
- Bab 46 Membantu
- Bab 47 Menegur
- Bab 48 Buah sebanyak 3000 kg
- Bab 49 Kualitas Super Tinggi
- Bab 50 Keterkejutan Di Dalam Hati
- Bab 51 Satu Meja Makanan Dan Wine
- Bab 52 Berlomba Minum Wine
- Bab 53 Aturan
- Bab 54 Tempat Penuh Cinta
- Bab 55 Akrab Sejak Awal Bertemu
- Bab 56 Dunia
- Bab 57 Kepedulian Seorang Ayah
- Bab 58 Dipermalukan
- Bab 59 Apa Kamu Gila
- Bab 60 Membujuk
- Bab 61 Hak GM
- Bab 62 Sebuah Kejadian
- Bab 63 Harapan Sang Gadis
- Bab 64 Hidup Sebagai Orang Biasa
- Bab 65 Tipikal Kegagalan
- Bab 66 Kemampuan
- Bab 67 Kesepian
- Bab 68 Bantuan
- Bab 69 Pemikiran Yang Berbahaya
- Bab 70 Kerinduan Anak
- Bab 71 Perhatian
- Bab 72 Kegiatan Toko Buah
- Bab 73 Kamu Harus Belajar Darinya
- Bab 74 Pertemuan
- Bab 75 Menampar Wajah
- Bab 76
- Bab 77 Tersenyum Sampai Akhir
- Bab 78 Kabar
- Bab 79 Berangkat Menuju Ibu Kota Provinsi
- Bab 80 Mempersulit
- Bab 81 Pencemaran Nama Baik
- Bab 82 Memutarbalikkan Keadaan
- Bab 83 Pembalasan Dendam Seorang Pria
- Bab 84 Tidur Di Tempat Tidur Yang Sama
- Bab 85 Saling Menyapa Sebagai Saudara
- Bab 86 Bertemu.
- Bab 87 Berubah.
- Bab 88 Targetnya Berubah.
- Bab 89 Pinjamkan Dan Dipinjamkan.
- Bab 90 Rekaman.
- Bab 91 Berbicara.
- Bab 92 Orang Yang Tidak Seharusnya Kamu Ganggu.
- Bab 93 Tersentuh.
- Bab 94 Psikiater.
- Bab 95 Buku.
- Bab 96 Mengundang
- Bab 97 Orang Keluarga Huo
- Bab 98 Menjebak
- Bab 99 Puas
- Bab 100 Mengagumi
- Bab 101 Kecelakaan
- Bab 102 Hubungan
- Bab 103 Memberi Kompensasi
- Bab 104 Tamu Profesor
- Bab 105 Mimpi
- Bab 106 Kalah Dengan Sangat Cepat
- Bab 107 Orang Yang Menjijikan
- Bab 108 Tamparan
- Bab 109 Thiago Huo Yang Meragukan Kehidupannya
- Bab 110 Minta Maaf
- Bab 111 Omong Kosong Yang Tidak Menyelesaikan Masalah
- Bab 112 Hubungan Kerja Sama Yang Baru
- Bab 113 Dendam Dan Kebencian
- Bab 114 Pemandangan Yang Indah
- Bab 115 Siapa Sih Psikolognya
- Bab 116 Stella Yue Menghilang
- Bab 117 Psikologi Lego
- Bab 118 Keluarga
- Bab 119 Tidak Akan Meninggalkannya
- Bab 120 Mencairkan Cek
- Bab 121 Kesombongan
- Bab 122 Meredakan Kemarahan
- Bab 123 Kebaikan Yang Besar
- Bab 124 Tidak Serakah
- Bab 125 Siapa Dia?
- Bab 126 Dua Kelebihan
- Bab 127 Persiapan
- Bab 128 Ancaman
- Bab 129 Tenang
- Bab 130 Dia Datang
- Bab 131 Orang Gila
- Bab 132 Ajaran Leluhur
- Bab 133 Tidak Bisa Menjadi Teman
- Bab 134 Bercandaan Apa Yang Kamu Katakan
- Bab 135 Event Baru
- Bab 136 Berita Buruk
- Bab 137 Generasi Jahat
- Bab 138 Sekelompok Orang Jahat
- Bab 139 Aktor
- Bab 140 Rapat
- Bab 141 Kamu Jangan Keterlaluan
- Bab 142 Syarat
- Bab 143 Sebuah Jalan
- Bab 144 Moris Liu
- Bab 145 Tanpa Penyesalan
- Bab 146 Tanda-Tanda
- Bab 147 Akar Masalah
- Bab 148 Pihak Yang Banyak Bebicara Dipukuli
- Bab 149 Sebelum Badai Tiba
- Bab 150 Terlalu Mengenaskan
- Bab 151 Satu Kesulitan Yang Ditambah Dengan Banya Kesulitan Lainnya
- Bab 152 Topangan Yang Jatuh Akan Berdampak Pada Orang Disekitarnya
- Bab 153 Segala Jenis Cobaan
- Bab 154 Aku Mau Dua Ratus Juta
- Bab 155 Kuota Dirut
- Bab 156 Hasil
- Bab 157 Memberikan Bunga
- Bab 158 Menjauh
- Bab 159 Tidak Nyaman
- Bab 160 Kegiatan Dimulai
- Bab 161 Orang Yang Paling Akrab.
- Bab 162 Bercanda
- Bab 163 Aku Ingin menjadi Pemilik Saham.
- Bab 164 Kenalan Dekat.
- Bab 165 Kamu Bisa Menghasilkan Berapa Banyak.
- Bab 166 Harapan Baru
- Bab 167 Acara Reuni Kelas
- Bab 168 Tatapan Aneh
- Bab 169 Memesan Bir
- Bab 170 Sangat Suka
- Bab 171 Menyaksikan Kemesraan
- Bab 172 Pendapatan
- Bab 173 Nicho Huo
- Bab 174 Balas Dendam Berikutnya
- Bab 175 Kemalangan yang Tidak Terduga
- Bab 176 Transaksi
- Bab 177 Menyelidiki
- Bab 178 Khawatir
- Bab 179 Berantakan
- Bab 180 Plat Nomor Kendaraan
- Bab 181 Kebebasan
- Bab 182 Memeriksa Mobil
- Bab 183 Tidak Bisa Kabur
- Bab 184 Alex Liao Yang Bingung
- Bab 185 Bukti Kesalahan
- Bab 186 Memikirkan Keuntungan Masa Depan
- Bab 187 Menggali Kuburan Sendiri
- Bab 188 Bantuan
- Bab 189 Tidak Masuk Akal
- Bab 190 Kamu Tidak Pergi, Aku Yang Pergi
- Bab 191 Tahu Sopan Santun Tidak
- Bab 192 Segera Pindah
- Bab 193 Profesior Mengalami Kecelakaan
- Bab 194 Memarahi
- Bab 195 Trik Pahit
- Bab 196 Kesibukan
- Bab 197 Menyewa Teater Menonton Film
- Bab 198 Berbohong
- Bab 199 Dicuri
- Bab 200 Meminta Maaf
- Bab 201 Sanak Saudara
- Bab 202 Kedatangan Tamu
- Bab 203 Terkejut
- Bab 204 Siapa Dia
- Bab 205 Sudah Mati Rasa
- Bab 206 Hadiah Terbaik
- Bab 207 Dia Itu Alex Liao
- Bab 208 Bingung
- Bab 209 Saran
- Bab 210 Muntah Darah
- Bab 211 Kemunafikan Dunia
- Bab 212 Ekspansi
- Bab 213 Keterkejutan Nova Ji
- Bab 214 Perubahan Sikap
- Bab 215 Pemilik Perusahaan Yang Baru
- Bab 216 Ide
- Bab 217 Perusahaan Diet
- Bab 218 Rapat Umum Pemegang Saham
- Bab 219 Mencintai Dan Menghormati
- Bab 220 Hatinya Tergerak
- Bab 221 Petunjuk
- Bab 222 Memalukan
- Bab 223 Zila Tang
- Bab 224 Masalah Keluarga Huo
- Bab 225 Jaga Tubuhmu Agar Tetap Hangat
- Bab 226 Tidak Bisa Diobati
- Bab 227 Kompeten dan Tangkas
- Bab 228 Merugi
- Bab 229 Pilih Satu Saham
- Bab 230 Pengikut
- Bab 231 Penutupan Kenaikan Harga Saham
- Bab 232 Bertemu Dengan Zila Tang Lagi
- Bab 233 Arena Balap
- Bab 253 Situasi Yang Tidak Baik
- Bab 254 Krisis
- Bab 234 Memilih Mobil
- Bab 235 Penghinaan
- Bab 236 Menyelip
- Bab 237 Kecelakaan
- Bab 235 Tamparan Yang Familiar
- Bab 239 Masalah
- Bab 240 Saling Memuji
- Bab 241 Kabar Baik Dan Buruk
- Bab 242 Pemerasan
- Bab 243 Orang Bodoh Yang Mengantarkan Uang
- Bab 244 Memulai Dari Awal
- Bab 245 Pekerjaan Kayu
- Bab 246 Koneksi
- Bab 247 Kata Sandi
- Bab 248 Meninggalkan
- Bab 249 Warisan
- Bab 250 Berpendidikan Dan Bisa Bela Diri
- Bab 251 Tidak Pantas
- Bab 252 Acara Besar
- Bab 255 Kunjungan
- Bab 256 Jalan
- Bab 257 Latar Belakang Yang Mengejutkan
- Bab 258 Ekspansi
- Bab 259 Membeli Mobil
- Bab 260 Tunggu Menangis
- Bab 261 Bos Besar Datang
- Bab 262 Kebenaran
- Bab 263 Mengembalikan Dan Menganti Rugi Sebanyak 3 Kali Lipat
- Bab 264 Meminum Anggur
- Bab 265 Amnesia
- Bab 266 Mencegah Lebih Baik Daripada Mengabaikan
- Bab 267 Perenungan
- Bab 268 Tambahan Uang
- Bab 269 Rasa Simpati
- Bab 270 Popularitas
- Bab 271 Iri Hati
- Bab 272 Beruntung
- Bab 273 Petarungan Tiga Prajurit Dengan lü Bu
- Bab 274 Firasat Buruk
- Bab 275 Iri Hati
- Bab 276 Berpikir Terlalu Jauh.
- Bab 277 Satu Lagi Yang Suka Berpikir Berlebihan.
- Bab 278 Keributan.
- Bab 279 Bertemu.
- Bab 280 Murid.
- Bab 281 Orang Penting
- Bab 282 Hongda Capital
- Bab 283 Nasihat
- Bab 284 Gagal Transaksi
- Bab 285 Persahabatan
- Bab 286 Minum-Minum
- Bab 287 Mabuk
- Bab 288 Mengumpulkan
- Bab 289 Membeli Cincin Berlian
- Bab 290 Memaksa Diri Berlagak Kaya
- Bab 291 Keluar Membantu
- Bab 292 Identitasnya
- Bab 293 Restoran
- Bab 294 Tersentuh
- Bab 295 Mengeluh
- Bab 296 Minta Maaf
- Bab 297 Pekerjaan
- Bab 298 Acara Selesai
- Bab 299 Membalas Budi
- Bab 300 Merayakan Keberhasilan
- Bab 301 Ide Baru
- Bab 302 Pengembangan
- Bab 303 Ancaman
- Bab 304 Serangan
- Bab 305 Jahat
- Bab 306 Tenang
- Bab 307 Terjebak Masuk
- Bab 308 Hasil Penyelidikan
- Bab 309 Tujuan Satu-satunya
- Bab 310 Pendapat Natalie Ning
- Bab 311 Harapan
- Bab 312 Pernah Digit Ular
- Bab 313 Bujukan
- Bab 314 Menangis
- Bab 315 Bertemu Orang Tua
- Bab 316 Pernikahan Kedua Juga Tidak Apa-apa
- Bab 317 Anggap Kamu Menyerahkan Diri
- Bab 318 Nasehat
- Bab 319 Orang Yang Terabaikan
- Bab 320 Kesempatan Besar
- Bab 321 Rahasia Yang Tersembunyi Akhirnya Akan Terbuka Juga
- Bab 322 Pulang Dibicarakan Lagi
- Bab 323 Makan Untuk Pertemanan
- Bab 324 Maaf
- Bab 325 Kenyataan
- Bab 326 Memaafkan
- Bab 327 Undangan
- Bab 328 Menuju Keluarga Li