Inventing A Millionaire - Bab 36 Sebuah Lelucon
Nova Ji tidak yakin, dia menatap matanya Robert Huo, dan menyadari pancaran sinar penuh kepercayaan diri dan tekad yang kuat dari balik sepasang matanya.
Sesaat kemudian, Nova Ji berkata: "Bagaimana caramu mengatasinya?"
"Sekarang sudah ada garis besar, tapi masih perlu memeriksa data. Begini, aku teliti data ini dulu, nanti setelah ada rencana yang lengkap baru kukatakan padamu." Kata Robert Huo.
Nova Ji sendiri tidak bisa memikirkan jalan keluar, makanya hanya bisa berusaha mencoba menanganinya. Nova Ji menganggukkan kepala dan berkata: "Baik, katakan saja langsung kalau memerlukan bantuanku, aku tunggu kabarmu."
"Hmm." Setelah menanggapinya, Robert Huo keluar dari ruang kantor.
Ada seorang pegawai pria yang berdiri di luar pintu, saat melihat Robert Huo keluar, dia berkata sambil tersenyum: "Asisten Li, maaf merepotkan."
Robert Huo ingat dia adalah pihak Departemen Pemasaran dalam perusahaan, makanya hanya menanggapinya dengan sopan dan pergi.
Orang itu mengolok-ngolok di belakangnya Robert Huo. Bergumam: "Sampah yang bergantung sama wanita!"
Kemudian, dia mengeluarkan ponsel, berjalan ke tempat dekat tangga dan menelepon, setelah panggilan tersambung, dia berkata dengan suara kecil: "CEO Ji, GM seharusnya merasa marah, aku telah mendengar suara makian dari dalam kantornya. Benar, yang bermarga Li itu sudah memperlihatkan dokumen padanya."
Orang yang dihubungi tentu saja adalah Charles Ji, Wakil CEO ini sekarang sedang menikmati layanan pijat dari sekretaris wanita cantik di hotel, setelah mendengar laporan dari bawahannya, dia tertawa lepas, berkata: "Biarkan dia memaki! Semakin besar kemarahannya, aku akan semakin senang! Dasar sepupu tengik, beraninya beradu denganku, aku ingin lihat saat uang sebanyak ini tidak berhasil ditagih, dia masih ada kemampuan apa untuk beradu denganku!"
Setelah menutup panggilan, Charles Ji memeluk sekretaris sambil tersenyum riang, menciumnya dengan mendalam, lalu berkata: "Sudah lihat belum, hanya dengan bersekongkol denganku baru bisa hidup, barang siapa yang berani beradu denganku, semuanya tidak akan bernasib baik!"
Sekretaris wanita tersenyum memikat, berbagai sanjungan dan pujian diucapkan dan membuat Charles Ji angkuh.
Posisi Dewan Perdagangan sudah direbut oleh Nova Ji. hal ini membuat dirinya sebagai keluarga inti Keluarga Ji jadi bahan tertawaan.
Selama ini, dia adalah satu-satunya anggota keluarga inti yang hak menjadi seorang perwakilan dirampas keluarga cabang, dengan kata lain, ini adalah pelecehan!
Bahkan seorang wanita dari keluarga cabang saja tidak mampu ditaklukkan, jadi apa hebatnya Charles Ji.
Kritikan dari orang lebih tua dan penertawaan dari orang yang sederajat membuat Charles Ji tak tahan, makanya dia langsung ingin menuntaskan Nova Ji sampai ke akar-akarnya, tidak membiarkan satu pun kesempatan bagi Nova Ji untuk membalikkan keadaan.
Dia yakin, tidak lama kemudian, Nova Ji akan dipecat karena piutang dalam jumlah besar menjadi hutang mati, dirinya pun bisa membalas dendam!
Kalau tidak, Charles Ji benar-benar akan menjadi bahan tertawaan pada acara perkumpulan keluarga 2 bulan ke depan.
Hari ini, Robert Huo terus berada dalam ruang rapat memeriksa data.
Setiap nama yang muncul dalam daftar piutang telah diselidiki olehnya dengan begitu jelas.
Tentu saja, ada sebagian orang yang tidak perlu Robert Huo selidiki, mereka adalah lawan ataupun teman yang pernah ditemuinya saat berbisnis di Keluarga Huo, dia cukup memahami mereka.
Seiring dengan kumpulan data hasil penyelidikan yang semakin banyak, sebuah rencana penanganan pun berangsur terbentuk dalam lautan pikirannya.
Dalam sepanjang hari ini. Perusahaan telah mengadakan 2 kali rapat, yang satunya adalah pihak Departemen Pemasaran, yang satunya lagi Pihak Departemen Personalia.
Saat memasuki ruang rapat melihat Robert Huo sedang mencari data di internet di sudut ruangan, semuanya tak bisa menahan tawa.
Asisten GM yang begitu menyedihkan baru pertama kalinya mereka temui.
Tidak ada orang yang bakalan menghormati Robert Huo, di mata mereka, bahkan Nova Ji saja sulit mempertahankan posisinya, apalagi asisten GM yang masuk dari jalan pintas ini?
Hanya ada sebagian kecil orang yang menyapa Robert Huo, bahkan orang yang menyapanya sampai disindir rekan kerja.
Sedikit kemampuan kerja saja tidak ada, jelas-jelas merupakan orang yang akan segera mati, tapi kamu masih menyapanya?
Daripada menyapa dengan orang yang seperti ini, mendingan berbincang-bincang dengan kakek-kakek penjual sayur di pinggir jalan.
Wakil Direktur Departemen Pemasaran malah sengaja duluan menepuk meja sebelum mulai rapat, berkata: "Kalian bicaralah dengan suara kecil. Asisten GM kita sedang sibuk di sini, jangan sampai mengganggunya!"
Ucapan ini memancing tawaan, semua orang mampu menyadari Wakil Direktur sedang menyindirnya.
Tidak peduli apapun yang dikatakan orang lain, Robert Huo tidak pernah menanggapinya, bahkan tidak mengangkat kepalanya sedetik pun.
Dia tidak ada luang, juga tidak tertarik berkomunikasi dengan para orang yang berpandangan pendek ini, kalau ada waktu, lebih baik digunakan untuk bekerja.
Robert Huo memiliki kebiasaan yang baik, lebih tepatnya adalah prinsip pribadinya, yaitu tidak akan membawa pulang pekerjaannya ke rumah.
Kalau ingin bekerja, maka dia akan lembur di perusahaan, tapi kalau memilih ingin pulang, maka dia tidak akan kembali memikirkan masalah pekerjaan.
Memisahkan pekerjaan dan kehidupan merupakan prinsip pribadi Robert Huo.
Tentu saja kerja sampingan seperti mengelola Toko Taobao pun tak terkecuali.
Setelah tiba jam 6 sore, Nova Ji menelepon Robert Huo, menanyakan bagaimana perkembangannya.
"Masih dalam proses pencarian data. Rencana selengkapnya harus memerlukan 2 hari." Jawab Robert Huo.
Nova Ji tahu jalan buntu seperti ini memang tidak begitu mudah diatasi, 2 hari masih bisa dia tunggu, lalu mengatakan: "Baik, aku sekarang ingin pulang, kamu sudah mau pulang atau lembur?"
Robert Huo mengangkat kepala melihat jam di dinding, lalu berkata: "Pulang kerja saja, ini tidak bisa dicari sampai habis dalam waktu singkat, sisanya akan kulakukan besoknya."
"Kalau begitu kutunggu di garasi mobil." Nova Ji berkata.
Robert Huo tidak menunda waktu, setelah menyimpan data dalam komputernya dan mengirimkannya ke drive sebagai data cadangan, setelah itu baru mematikan komputer.
Namun saat baru saja keluar dari ruang rapat, langsung bertemu Nova Ji yang sedang berjalan kemari.
Nova Ji sudah berjalan ke depan pintu ruang rapat, saat melihat Robert Huo keluar dari dalam, dia bertanya: "Kenapa kamu di sini?"
"Mencari data." Robert Huo menjawab.
Nova Ji melongo, dan memasukkan kepalanya dalam ruang rapat untuk melihat, saat dia melihat meja, komputer dan berbagai peralatan kantor di sudut ruangan, dia langsung mengerti: "Pihak Departemen Personalia tidak memberikanmu ruang kantor? Orang-orang ini sungguh keterlaluan, aku akan pergi mencari mereka sekarang juga!"
Setelah mengatakannya, Nova Ji memalingkan kepala dan hendak pergi. Robert Huo segera menghalanginya, berkata: "Bekerja di mana pun tetap sama saja, lagipula ruangan di sini lebih luas daripada kantormu, tidak ada salahnya. Apalagi kamu sekarang sedang berada di masa kritis. Kamu boleh melampiaskan amarah terhadap Charles, tapi kalau terhadap orang lain, kamu harus bersikap baik."
"Tapi mereka sudah keterlaluan, kamu setidaknya adalah asistenku, tapi malah mengaturmu bekerja di dalam ruang rapat!" Nova Ji merasa kesal hingga hampir meledak.
Sekarang seluruh perusahaan mungkin sudah tahu bahwa asistennya hanya pantas bekerja di dalam ruang rapat umum.
Meskipun pengaturan Departemen Personalia ini terkesan sedang menindas Robert Huo, tapi lebih tepatnya adalah sedang melecehkannya!
"Kamu seharusnya tahu jelas, orang Departemen Personalia tidak ada nyali sebesar itu untuk melakukan ini, ini semua adalah ulahnya Charles. Yang harus kamu lakukan adalah mendepak Charles, sedangkan yang lainnya paling hanya sekedar terpaksa, tidak perlu dianggap serius." Kata Robert Huo.
"Kamu cukup pengertian juga terhadap orang lain!" Nova Ji menghela napas kesal, terlihat sangat marah.
Robert Huo tertawa, dia mana ada pengertian terhadap orang lain, dia hanya merasa masalah sepele ini tidak perlu dibesar-besarkan. Kalau membesar, mungkin saja orang lain akan kembali menemukan kelemahannya, mengatai dia menaikkan pangkat dan gaji orang secara sembarangan, ataupun tidak mementingkan keuntungan perusahaan.
Di bawah nasihat Robert Huo, akhirnya Nova Ji membatalkan niat ingin pergi ke Departemen Personalia untuk membuat onar.
Mereka berdua masuk dalam lift bersama-sama, gambaran di mana mereka berjalan bersama ke garasi telah disaksikan oleh banyak orang.
Para pegawai itu saling bergosip, ada yang memancarkan ekspresi iri, juga ada orang yang menyindirnya, dan sebagian besar dari mereka memancarkan ekspresi cemburu atas tindakan Robert Huo yang "mengandalkan wanita".
Di dalam mobil, setelah Nova Ji menjadi tenang, dia mengambil inisiatif berkata pada Robert Huo: "Masalah ini sebenarnya adalah kesalahanku, aku tidak mengaturnya dengan baik, maaf telah membuatmu sengsara."
"Ini tidak ada apa-apanya, begini pun lumayan bagis. Ditertawakan orang lain jauh lebih mending daripada dianggap sebagai orang berbakat oleh mereka." Jawab Robert Huo.
Ini adalah ucapan dari lubuk hatinya, kalau bukan karena dia memiliki bakat, mana mungkin bakalan dicelakai orang lain, dan bagaimana mungkin bisa kembali masuk ke tubuh Shawn Li secara tiba-tiba.
Nova Ji tidak mengerti asal-usulnya yang sebenarnya, makanya tidak membantahnya.
Nova Ji mengantarnya hingga tiba di rumahnya, Robert Huo bertanya setelah turun dari mobil: "Bagaimana kalau mampir dulu?"
"Lupakan saja, lain kali saja." Nova Ji menggelengkan kepala, lalu menyuruh supir jalan.
Setelah mengantarkan kepergiannya, baru Robert Huo masuk ke dalam.
Setelah membuka pintu dan masuk, dia melihat Eugene Ning sedang menempatkan mikrofon dan kamera di atas meja, sedangkan Natalie Ning melihat buku petunjuk pemakaian di sampingnya.
Ini adalah peralatan baru yang dibeli oleh mereka berdua tadi sore, dan bersiap-siap ingin melakukan live streaming, sayangnya tidak satu pun dari mereka yang pandai dalam teknologi, mengatur kartu suara saja masih belum selesai setelah sekian lama.
Novel Terkait
Inventing A Millionaire×
- Bab 1 Tiba-Tiba Mendapat Istri
- Bab 2 Perubahan Sang Suami
- Bab 3 Hidangan Lezat
- Bab 4 Menghasilkan 2000 RMB Dalam 1 Hari
- Bab 5 Adik Ipar Pemarah
- Bab 6 Jasa
- Bab 7 Berkat Dia
- Bab 8 Metode Pemasaran
- Bab 9 Tentukan 1 Tujuan Kecil
- Bab 10 Pendekatan Dengan Adik Ipar
- Bab 11 Harmonis
- Bab 12 Pengganti
- Bab 13 Nova Ji
- Bab 14 Berpura-pura Mengerti
- Bab 15 Berhasil
- Bab 16 Cara-Cara Manusia
- Bab 17 Sekuntum Bunga Magnolia
- Bab 18 Kerepotan Nova Ji
- Bab 19 Ikuti Saja Alurnya
- Bab 20 Ini Adalah Orang Berbakat
- Bab 21 Menghina
- Bab 22 Howard Xia
- Bab 23 Kode
- Bab 24 Membandingkan
- Bab 25 Tidak Bisa Apa-Apa
- Bab 26 Jarak yang Semakin Dekat
- Bab 27 Kesenangan Keluarga Inti
- Bab 28 Berbeda Dari Biasanya
- Bab 29 Menjadi Perwakilan
- Bab 30 Menampar
- Bab 31 Harus Ada Kharisma
- Bab 32 Niat
- Bab 33 Ingin Pulang
- Bab 34 Reaksi Orangtua
- Bab 35 Jalan Buntu
- Bab 36 Sebuah Lelucon
- Bab 37 Mandul
- Bab 38 Menyulitkan
- Bab 39 Kamu Tidak Mengerti
- Bab 40 Perdebatan
- Bab 41 Bertoleransi
- Bab 42 Mengancam
- Bab 43 Rencana Akuisisi
- Bab 44 Berkunjung
- Bab 45 Marah
- Bab 46 Membantu
- Bab 47 Menegur
- Bab 48 Buah sebanyak 3000 kg
- Bab 49 Kualitas Super Tinggi
- Bab 50 Keterkejutan Di Dalam Hati
- Bab 51 Satu Meja Makanan Dan Wine
- Bab 52 Berlomba Minum Wine
- Bab 53 Aturan
- Bab 54 Tempat Penuh Cinta
- Bab 55 Akrab Sejak Awal Bertemu
- Bab 56 Dunia
- Bab 57 Kepedulian Seorang Ayah
- Bab 58 Dipermalukan
- Bab 59 Apa Kamu Gila
- Bab 60 Membujuk
- Bab 61 Hak GM
- Bab 62 Sebuah Kejadian
- Bab 63 Harapan Sang Gadis
- Bab 64 Hidup Sebagai Orang Biasa
- Bab 65 Tipikal Kegagalan
- Bab 66 Kemampuan
- Bab 67 Kesepian
- Bab 68 Bantuan
- Bab 69 Pemikiran Yang Berbahaya
- Bab 70 Kerinduan Anak
- Bab 71 Perhatian
- Bab 72 Kegiatan Toko Buah
- Bab 73 Kamu Harus Belajar Darinya
- Bab 74 Pertemuan
- Bab 75 Menampar Wajah
- Bab 76
- Bab 77 Tersenyum Sampai Akhir
- Bab 78 Kabar
- Bab 79 Berangkat Menuju Ibu Kota Provinsi
- Bab 80 Mempersulit
- Bab 81 Pencemaran Nama Baik
- Bab 82 Memutarbalikkan Keadaan
- Bab 83 Pembalasan Dendam Seorang Pria
- Bab 84 Tidur Di Tempat Tidur Yang Sama
- Bab 85 Saling Menyapa Sebagai Saudara
- Bab 86 Bertemu.
- Bab 87 Berubah.
- Bab 88 Targetnya Berubah.
- Bab 89 Pinjamkan Dan Dipinjamkan.
- Bab 90 Rekaman.
- Bab 91 Berbicara.
- Bab 92 Orang Yang Tidak Seharusnya Kamu Ganggu.
- Bab 93 Tersentuh.
- Bab 94 Psikiater.
- Bab 95 Buku.
- Bab 96 Mengundang
- Bab 97 Orang Keluarga Huo
- Bab 98 Menjebak
- Bab 99 Puas
- Bab 100 Mengagumi
- Bab 101 Kecelakaan
- Bab 102 Hubungan
- Bab 103 Memberi Kompensasi
- Bab 104 Tamu Profesor
- Bab 105 Mimpi
- Bab 106 Kalah Dengan Sangat Cepat
- Bab 107 Orang Yang Menjijikan
- Bab 108 Tamparan
- Bab 109 Thiago Huo Yang Meragukan Kehidupannya
- Bab 110 Minta Maaf
- Bab 111 Omong Kosong Yang Tidak Menyelesaikan Masalah
- Bab 112 Hubungan Kerja Sama Yang Baru
- Bab 113 Dendam Dan Kebencian
- Bab 114 Pemandangan Yang Indah
- Bab 115 Siapa Sih Psikolognya
- Bab 116 Stella Yue Menghilang
- Bab 117 Psikologi Lego
- Bab 118 Keluarga
- Bab 119 Tidak Akan Meninggalkannya
- Bab 120 Mencairkan Cek
- Bab 121 Kesombongan
- Bab 122 Meredakan Kemarahan
- Bab 123 Kebaikan Yang Besar
- Bab 124 Tidak Serakah
- Bab 125 Siapa Dia?
- Bab 126 Dua Kelebihan
- Bab 127 Persiapan
- Bab 128 Ancaman
- Bab 129 Tenang
- Bab 130 Dia Datang
- Bab 131 Orang Gila
- Bab 132 Ajaran Leluhur
- Bab 133 Tidak Bisa Menjadi Teman
- Bab 134 Bercandaan Apa Yang Kamu Katakan
- Bab 135 Event Baru
- Bab 136 Berita Buruk
- Bab 137 Generasi Jahat
- Bab 138 Sekelompok Orang Jahat
- Bab 139 Aktor
- Bab 140 Rapat
- Bab 141 Kamu Jangan Keterlaluan
- Bab 142 Syarat
- Bab 143 Sebuah Jalan
- Bab 144 Moris Liu
- Bab 145 Tanpa Penyesalan
- Bab 146 Tanda-Tanda
- Bab 147 Akar Masalah
- Bab 148 Pihak Yang Banyak Bebicara Dipukuli
- Bab 149 Sebelum Badai Tiba
- Bab 150 Terlalu Mengenaskan
- Bab 151 Satu Kesulitan Yang Ditambah Dengan Banya Kesulitan Lainnya
- Bab 152 Topangan Yang Jatuh Akan Berdampak Pada Orang Disekitarnya
- Bab 153 Segala Jenis Cobaan
- Bab 154 Aku Mau Dua Ratus Juta
- Bab 155 Kuota Dirut
- Bab 156 Hasil
- Bab 157 Memberikan Bunga
- Bab 158 Menjauh
- Bab 159 Tidak Nyaman
- Bab 160 Kegiatan Dimulai
- Bab 161 Orang Yang Paling Akrab.
- Bab 162 Bercanda
- Bab 163 Aku Ingin menjadi Pemilik Saham.
- Bab 164 Kenalan Dekat.
- Bab 165 Kamu Bisa Menghasilkan Berapa Banyak.
- Bab 166 Harapan Baru
- Bab 167 Acara Reuni Kelas
- Bab 168 Tatapan Aneh
- Bab 169 Memesan Bir
- Bab 170 Sangat Suka
- Bab 171 Menyaksikan Kemesraan
- Bab 172 Pendapatan
- Bab 173 Nicho Huo
- Bab 174 Balas Dendam Berikutnya
- Bab 175 Kemalangan yang Tidak Terduga
- Bab 176 Transaksi
- Bab 177 Menyelidiki
- Bab 178 Khawatir
- Bab 179 Berantakan
- Bab 180 Plat Nomor Kendaraan
- Bab 181 Kebebasan
- Bab 182 Memeriksa Mobil
- Bab 183 Tidak Bisa Kabur
- Bab 184 Alex Liao Yang Bingung
- Bab 185 Bukti Kesalahan
- Bab 186 Memikirkan Keuntungan Masa Depan
- Bab 187 Menggali Kuburan Sendiri
- Bab 188 Bantuan
- Bab 189 Tidak Masuk Akal
- Bab 190 Kamu Tidak Pergi, Aku Yang Pergi
- Bab 191 Tahu Sopan Santun Tidak
- Bab 192 Segera Pindah
- Bab 193 Profesior Mengalami Kecelakaan
- Bab 194 Memarahi
- Bab 195 Trik Pahit
- Bab 196 Kesibukan
- Bab 197 Menyewa Teater Menonton Film
- Bab 198 Berbohong
- Bab 199 Dicuri
- Bab 200 Meminta Maaf
- Bab 201 Sanak Saudara
- Bab 202 Kedatangan Tamu
- Bab 203 Terkejut
- Bab 204 Siapa Dia
- Bab 205 Sudah Mati Rasa
- Bab 206 Hadiah Terbaik
- Bab 207 Dia Itu Alex Liao
- Bab 208 Bingung
- Bab 209 Saran
- Bab 210 Muntah Darah
- Bab 211 Kemunafikan Dunia
- Bab 212 Ekspansi
- Bab 213 Keterkejutan Nova Ji
- Bab 214 Perubahan Sikap
- Bab 215 Pemilik Perusahaan Yang Baru
- Bab 216 Ide
- Bab 217 Perusahaan Diet
- Bab 218 Rapat Umum Pemegang Saham
- Bab 219 Mencintai Dan Menghormati
- Bab 220 Hatinya Tergerak
- Bab 221 Petunjuk
- Bab 222 Memalukan
- Bab 223 Zila Tang
- Bab 224 Masalah Keluarga Huo
- Bab 225 Jaga Tubuhmu Agar Tetap Hangat
- Bab 226 Tidak Bisa Diobati
- Bab 227 Kompeten dan Tangkas
- Bab 228 Merugi
- Bab 229 Pilih Satu Saham
- Bab 230 Pengikut
- Bab 231 Penutupan Kenaikan Harga Saham
- Bab 232 Bertemu Dengan Zila Tang Lagi
- Bab 233 Arena Balap
- Bab 253 Situasi Yang Tidak Baik
- Bab 254 Krisis
- Bab 234 Memilih Mobil
- Bab 235 Penghinaan
- Bab 236 Menyelip
- Bab 237 Kecelakaan
- Bab 235 Tamparan Yang Familiar
- Bab 239 Masalah
- Bab 240 Saling Memuji
- Bab 241 Kabar Baik Dan Buruk
- Bab 242 Pemerasan
- Bab 243 Orang Bodoh Yang Mengantarkan Uang
- Bab 244 Memulai Dari Awal
- Bab 245 Pekerjaan Kayu
- Bab 246 Koneksi
- Bab 247 Kata Sandi
- Bab 248 Meninggalkan
- Bab 249 Warisan
- Bab 250 Berpendidikan Dan Bisa Bela Diri
- Bab 251 Tidak Pantas
- Bab 252 Acara Besar
- Bab 255 Kunjungan
- Bab 256 Jalan
- Bab 257 Latar Belakang Yang Mengejutkan
- Bab 258 Ekspansi
- Bab 259 Membeli Mobil
- Bab 260 Tunggu Menangis
- Bab 261 Bos Besar Datang
- Bab 262 Kebenaran
- Bab 263 Mengembalikan Dan Menganti Rugi Sebanyak 3 Kali Lipat
- Bab 264 Meminum Anggur
- Bab 265 Amnesia
- Bab 266 Mencegah Lebih Baik Daripada Mengabaikan
- Bab 267 Perenungan
- Bab 268 Tambahan Uang
- Bab 269 Rasa Simpati
- Bab 270 Popularitas
- Bab 271 Iri Hati
- Bab 272 Beruntung
- Bab 273 Petarungan Tiga Prajurit Dengan lü Bu
- Bab 274 Firasat Buruk
- Bab 275 Iri Hati
- Bab 276 Berpikir Terlalu Jauh.
- Bab 277 Satu Lagi Yang Suka Berpikir Berlebihan.
- Bab 278 Keributan.
- Bab 279 Bertemu.
- Bab 280 Murid.
- Bab 281 Orang Penting
- Bab 282 Hongda Capital
- Bab 283 Nasihat
- Bab 284 Gagal Transaksi
- Bab 285 Persahabatan
- Bab 286 Minum-Minum
- Bab 287 Mabuk
- Bab 288 Mengumpulkan
- Bab 289 Membeli Cincin Berlian
- Bab 290 Memaksa Diri Berlagak Kaya
- Bab 291 Keluar Membantu
- Bab 292 Identitasnya
- Bab 293 Restoran
- Bab 294 Tersentuh
- Bab 295 Mengeluh
- Bab 296 Minta Maaf
- Bab 297 Pekerjaan
- Bab 298 Acara Selesai
- Bab 299 Membalas Budi
- Bab 300 Merayakan Keberhasilan
- Bab 301 Ide Baru
- Bab 302 Pengembangan
- Bab 303 Ancaman
- Bab 304 Serangan
- Bab 305 Jahat
- Bab 306 Tenang
- Bab 307 Terjebak Masuk
- Bab 308 Hasil Penyelidikan
- Bab 309 Tujuan Satu-satunya
- Bab 310 Pendapat Natalie Ning
- Bab 311 Harapan
- Bab 312 Pernah Digit Ular
- Bab 313 Bujukan
- Bab 314 Menangis
- Bab 315 Bertemu Orang Tua
- Bab 316 Pernikahan Kedua Juga Tidak Apa-apa
- Bab 317 Anggap Kamu Menyerahkan Diri
- Bab 318 Nasehat
- Bab 319 Orang Yang Terabaikan
- Bab 320 Kesempatan Besar
- Bab 321 Rahasia Yang Tersembunyi Akhirnya Akan Terbuka Juga
- Bab 322 Pulang Dibicarakan Lagi
- Bab 323 Makan Untuk Pertemanan
- Bab 324 Maaf
- Bab 325 Kenyataan
- Bab 326 Memaafkan
- Bab 327 Undangan
- Bab 328 Menuju Keluarga Li