Inventing A Millionaire - Bab 118 Keluarga
Freya Gu tidak pernah memanjat pohon, dia sedikit ketakutan, untung saja Robert Huo tidak berkeberatan membantunya, menariknya, kemudian dengan perlahan-lahan memanjat naik.
Hanya saja ketika turun, dia tidak dapat melihat lantai dengan jelas, juga tidak berani melompat. Bagi seorang wanita yang tidak berpengalaman seperti dirinya, 2 meter lebih dan 20 meter lebih itu tidak ada bedanya, sama-sama membuatnya merasa ketakutan.
Robert Huo harus melompat terlebih dahulu, kemudian membuka lebar lengannya: “Ayo turun. Aku akan melindungimu!”
Melihat Robert Huo yang membuka lebar lengannya dibawah, Freya Gu merasa sedikit ragu, tapi dia menggertakkan giginya, kemudian melompat turun.
Dia tidak bisa menahan diri dan berteriak kecil, tidak ada banyak waktu untuk merasa gelisah, tubuhnya lantas sudah dipeluk oleh sepasang tangan.
Sepasang tangan itu tidak terlalu kuat, dan sedikit bergerak turun, seolah-olah telah menahan beban yang cukup besar. Akan tetapi, lumayan kokoh. Tidak peduli seberat apapun juga tidak akan terjatuh.
“Tidak masalah.”
Terdengar suara yang sangat lembut menyusup kedalam rongga telinga, Freya Gu mengangkat wajahnya dan melihatnya, didalam kegelapan, dan terhalang oleh baju hujan, sangat sulit melihat wajah pria itu.
Hanya sepasang mata berkilauannya yang bisa terlihat. Menyinari lubuk hati wanita itu.
Disaat itu, hati Freya Gu seperti diliputi oleh perasaan hangat, dia sangat ingin memiliki tubuh ini, memiliki pria yang bisa diandalkan seperti ini disampingnya.
Yang patut diasayangkan adalah, pria seperti ini, sudah menjadi milik wanita lain.
Dan dirinya sendiri, tidak lebih hanyalah orang lain.
“Kita cepat cari, jika kita beruntung, seharusnya kita bisa menemukannya dengan cepat. Kamu bukalah aplikasi peta yang ada di ponsel, seharusnya kita bisa melihat keadaan sekeliling, dan dengan begitu kita akan menemukannya dengan lebih mudah.” Robert Huo mengingatkannya.
Freya Gu tersadar, wanita itu segera berdiri tegak, dan mengangguk.
Robert Huo tidak mengatakan apapun lagi, dia lantas memilih jalan menuju kolam singa laut dan lumba-lumba, sementara Freya Gu memilih menuju ketempat dimana ikan paus berada.
Taman laut sangat besar, meskipun Robert Huo berlari dengan cepat, dan mencoba mencari disemua tempat yang berhubungan dengan air, juga bukan sesuatu yang mudah.
Disaat bersamaan, di pintu masuk terowongan bawah laut, ada sosok tubuh kecil, meringkuk di pintu.
Stella Yue yang sudah menghilang selama berjam-jam, menggendong tasnya, sekujur tubuhnya basah karena air hujan, dan gemetar hebat.
Petir tidak henti-hentinya menyambar. Kilatan cahaya terus-menerus terlihat, dan membuat langit berubah seperti salju putih.
Suara petir, membuat gadis kecil itu segera menutup telinganya, dan meringkuk ditempat itu tidak berani kemanapun.
Dari siang sampai sekarang, dia sudah tidak makan selama 10 jam, anak itu sudah lama kelaparan. Air hujan dan cuaca yang dingin, membuatnya gemetar hebat.
Dingin dan lapar, petir lagi-lagi mengejutkannya, Stella Yue yang baru berusia 7 tahun kemudian melihat kearah langit dengan tatapan penuh ketakutan.
Karena sejak kecil dia tidak terlalu merasakan kasih sayang ayahnya, sikapnya menjadi lebih introvert, bahkan sedikit menutup diri dari dunia luar. Sekarang ketakutan seperti ini, tentu membuatnya semakin gelisah dan kalut.
Semakin takut, anak ini semakin ingin bertemu dengan seseorang.
Disaat itu, sebuah kilat kembali menyambar, Stella Yue tiba-tiba melihat sosok seseorang yang sedang berlari kearahnya.
Sosok itu sepertinya bukan sosok yang asing, yang sudah sangat dirindukan selama berhari-hari ini.
Dia dan ibu sudah berkali-kali berdiskusi, dia ingin mencari paman Li yang sangat pintar memasak, tetapi ibu sama sekali tidak menyetujuinya.
Ditambah lagi ibu juga bertengkar dengan kakek dan nenek, mereka berdua diusir dari rumah, setelah lama bersedih, hari ini ibu juga tidak segera menjemputnya pulang, semua ini membuat hati anak itu benar-benar sangat kesal.
Dan sekarang, disana ada sosok tidak asing itu. Kekesalan didalam hatinya perlahan-lahan berubah menjadi keraguan.
Apa dia salah lihat?
Sosok itu seperti paman Li, tapi, mengapa dia bisa berada disini?
Stella Yue tiba-tiba saja teringat pada cerita gadis kecil penjual korek, anak itu juga mengalami kesulitan yang hampir mirip dengan kesulitan yang dihadapinya sekarang, sebelum meninggal, dia melihat bebek panggang, melihat roti, melihat neneknya yang sudah meninggal.
Jadi, apa dia sudah akan mati?
Kalau tidak, mengapa dia bisa melihat paman Li.
Kilatan tadi, membuat Robert Huo melihat Stella Yue yang meringkuk di pintu masuk terowongan bawah laut, pria itu senang bukan main, dia segera menuju kesana, dan meneriaki nama anak itu disaat bersamaan: “Stella Yue!”
Jika apa yang dilihatnya ini tidak asli, bagaimana pula dengan suara yang didengarnya?
Sebuah petir lagi-lagi menyambar, sekeliling tempat itu menjadi terang, Stella Yue dengan jelas melihat sosok laki-laki dengan baju hujan yang berlari kearahnya.
Sementara suara yang didengarnya itu, membuat anak itu segera bangkit.
Sepasang mata diwajahnya kemudian membesar, dia membelalakkan matanya melihat sosok tersebut. Setelah beberapa detik, dia tiba-tiba menjerit, kemudian berlari keluar.
Ketika dia berlari tasnya terjatuh, dia sama sekali tidak memperdulikannya, dia hanya berlari dengan lebih cepat.
Karenanya. Robert Huo melihat anak itu berlari masuk kedalam hujan, dan juga mendengar suara searknya memanggil: “Paman Li!”
Robert Huo segera mendekatinya, dan berikutnya, Stella Yue kemudian mendekatinya, tanpa ragu bocah itu kemudian memeluk pria itu.
Meskipun air hujan sangat dingin, dia juga tidak menolak dan ragu-ragu.
Memeluk pria ini dengan erat, mencium aroma tubuhnya, Stella Yue masih tidak percaya dan melihat wajahnya.
Meskipun sudah melihat wajah Robert Huo, anak itu tetap bertanya dengan penuh keraguan: “Paman Li, benarkah ini kamu?”
“Iya, ini aku.” Jawab Robert Huo.
Stella Yue tertegun untuk beberapa detik. Tiba-tiba saja dia menangis.
Tangisannya terdengar sangat menyedihkan, dia juga ingin sekali melampiaskan kekesalannya, meskipun tidak berteriak keras, tetapi dia tetap memegang erat baju hujan Robert Huo, dia takut kalau ini hanya mimpi, dan jika dia melepaskan tangannya maka mimpi ini akan sirna.
Robert Huo membuka baju hujannya, melindungi tubuh anak itu dari air hujan, dan memeluknya, kemudian berjalan di pinggiran bangunan yang tertutup oleh kanopi.
Disaat itu, Stella Yue tetap menggenggam erat Robert Huo. Tidak melepaskannya.
Sesampainya dibawah sana, Robert Huo kemudian membuka penutup kepalanya, dan menghubungi Freya Gu dan memintanya ketempat itu.
“Sudah kutemukan, dia berada diterowongan sana.” Ujar Robert Huo.
“Aku, aku akan segera kesana!” Freya Gu senang dan memekik keras, dari suaranya dia terdengar gemetar, bisa diperkirakan seberapa cepat wanita itu berlari.
Mematikan ponselnya, Robert Huo kemudian membuka jas hujannya sedikit, melihat Stella Yue yang masih terus menangis, dengan lembut pria itu mengatakan: “Jangan takut, paman ada disini, tidak ada masalah lagi.”
Tangisan anak itu semakin keras, dia memeluk pinggang Robert Huo dengan sangat erat, dan berteriak: “Aku tidak ingin paman pergi! Paman Li, aku tidak ingin paman pergi!”
“Paman tidak akan pergi, aku akan disini menemanimu menunggu ibu.” Robert Huo dapat merasakan kekhawatiran pada diri gadis kecil itu, mungkin sampai sekarang, dia masih belum bisa percaya, paman Li yang sangat dirindukannya, benar-benar muncul.
Tidak lama kemudian. Freya Gu juga tiba ditempat itu.
Wanita itu bahkan lupa memasukkan kembali ponselnya kedalam sakunya, terus menggenggamnya, dan membiarkan air hujan membasahinya.
Setelah mendekatinya, dia dengan khawatir bertanya: “Dimana Stella Yue?”
Robert Huo membuka baju hujannya, membiarkan wanita itu melihat tubuh Stella Yue: “Dia ada disini.”
“Stella Yue!” Freya Gu segera berlari mendekat. Bahkan dia hampir terjatuh karena terlalu terburu-buru.
Robert Huo segera menahan wanita itu, kemudian, Freya Gu berdiri tegak, setelah berhenti sejenak, berikutnya. Tiba-tiba saja dia mengangkat tangannya, dan memukul pantat Stella Yue.
Sambil memukulnya, wanita itu menangis dan berteriak: “Siapa yang menyuruhmu pergi sembarangan! Siapa!”
Wanita itu memukul dengan sangat keras, karena dia terlalu gelisah, dan takut.
Wanita itu juga menangis dengan sangat sedih. Karena merasa sangat sedih.
Setelah merasakan dua pukulan itu, tangisan Stella Yue yang tadinya sudah reda, kembali terdengar dengan sangat keras.
Robert Huo segara menasehati dan mengatakan: “Sudahlah, jangan dipukul lagi……”
Pria itu belum sempat menghalangi wanita itu, wanita itu sudah berjongkok, dan memeluk putrinya. Airmatanya bercampur dengan air hujan, dan mengalir membasahi wajahnya, suaranya benar-benar sangat mengejutkan: “Kamu benar-benar membuat ibu takut! Mengapa kamu pergi sembarangan, apa kamu tahu kamu membuat ibu sangat takut!”
Kasih sayang perhatian, ketakutan dan juga kekhawatiran ibu, semuanya dirasakan dengan jelas oleh Stella Yue.
Anak itu berbalik, sambil menangis, dia berteriak mengatakan: “Ibu, maaf!”
Ibu dan anak itu saling berpelukan, menangis dengan tersedu-sedu.
Darah dan hubungan keluarga, adalah kekuatan terbesar di dunia ini, disaat itu, Robert Huo dapat merasakannya dengan sangat kuat.
Dia dipukul, itu karena takut, menangis, juga karena takut.
Terkadang, takut itu bukanlah selalu memiliki makna negatif, tetapi ini adalah makna istimewa dari rasa sayang.
Hanya dengan mencintai dengan tulus, seseorang akan menjadi takut kehilangan.
Melihat kedua ibu dan anak ini, Robert Huo kemudian menghela nafasnya, hidup selalu sesusah ini, membuat orang lain merasa kecewa.
Freya Gu yang sudah dewasa, memiliki kemampuan dalam mengendalikan emosi yang jauh lebih baik dari putrinya. Setelah rasa takut itu sirna, perasaan yang muncul berikutnya adalah penyesalan pada putrinya.
Novel Terkait
Cinta Yang Dalam
Kim YongyiUntouchable Love
Devil BuddyThe True Identity of My Hubby
Sweety GirlHis Soft Side
RiseThe Great Guy
Vivi HuangMy Charming Lady Boss
AndikaJalan Kembali Hidupku
Devan HardiYour Ignorance
YayaInventing A Millionaire×
- Bab 1 Tiba-Tiba Mendapat Istri
- Bab 2 Perubahan Sang Suami
- Bab 3 Hidangan Lezat
- Bab 4 Menghasilkan 2000 RMB Dalam 1 Hari
- Bab 5 Adik Ipar Pemarah
- Bab 6 Jasa
- Bab 7 Berkat Dia
- Bab 8 Metode Pemasaran
- Bab 9 Tentukan 1 Tujuan Kecil
- Bab 10 Pendekatan Dengan Adik Ipar
- Bab 11 Harmonis
- Bab 12 Pengganti
- Bab 13 Nova Ji
- Bab 14 Berpura-pura Mengerti
- Bab 15 Berhasil
- Bab 16 Cara-Cara Manusia
- Bab 17 Sekuntum Bunga Magnolia
- Bab 18 Kerepotan Nova Ji
- Bab 19 Ikuti Saja Alurnya
- Bab 20 Ini Adalah Orang Berbakat
- Bab 21 Menghina
- Bab 22 Howard Xia
- Bab 23 Kode
- Bab 24 Membandingkan
- Bab 25 Tidak Bisa Apa-Apa
- Bab 26 Jarak yang Semakin Dekat
- Bab 27 Kesenangan Keluarga Inti
- Bab 28 Berbeda Dari Biasanya
- Bab 29 Menjadi Perwakilan
- Bab 30 Menampar
- Bab 31 Harus Ada Kharisma
- Bab 32 Niat
- Bab 33 Ingin Pulang
- Bab 34 Reaksi Orangtua
- Bab 35 Jalan Buntu
- Bab 36 Sebuah Lelucon
- Bab 37 Mandul
- Bab 38 Menyulitkan
- Bab 39 Kamu Tidak Mengerti
- Bab 40 Perdebatan
- Bab 41 Bertoleransi
- Bab 42 Mengancam
- Bab 43 Rencana Akuisisi
- Bab 44 Berkunjung
- Bab 45 Marah
- Bab 46 Membantu
- Bab 47 Menegur
- Bab 48 Buah sebanyak 3000 kg
- Bab 49 Kualitas Super Tinggi
- Bab 50 Keterkejutan Di Dalam Hati
- Bab 51 Satu Meja Makanan Dan Wine
- Bab 52 Berlomba Minum Wine
- Bab 53 Aturan
- Bab 54 Tempat Penuh Cinta
- Bab 55 Akrab Sejak Awal Bertemu
- Bab 56 Dunia
- Bab 57 Kepedulian Seorang Ayah
- Bab 58 Dipermalukan
- Bab 59 Apa Kamu Gila
- Bab 60 Membujuk
- Bab 61 Hak GM
- Bab 62 Sebuah Kejadian
- Bab 63 Harapan Sang Gadis
- Bab 64 Hidup Sebagai Orang Biasa
- Bab 65 Tipikal Kegagalan
- Bab 66 Kemampuan
- Bab 67 Kesepian
- Bab 68 Bantuan
- Bab 69 Pemikiran Yang Berbahaya
- Bab 70 Kerinduan Anak
- Bab 71 Perhatian
- Bab 72 Kegiatan Toko Buah
- Bab 73 Kamu Harus Belajar Darinya
- Bab 74 Pertemuan
- Bab 75 Menampar Wajah
- Bab 76
- Bab 77 Tersenyum Sampai Akhir
- Bab 78 Kabar
- Bab 79 Berangkat Menuju Ibu Kota Provinsi
- Bab 80 Mempersulit
- Bab 81 Pencemaran Nama Baik
- Bab 82 Memutarbalikkan Keadaan
- Bab 83 Pembalasan Dendam Seorang Pria
- Bab 84 Tidur Di Tempat Tidur Yang Sama
- Bab 85 Saling Menyapa Sebagai Saudara
- Bab 86 Bertemu.
- Bab 87 Berubah.
- Bab 88 Targetnya Berubah.
- Bab 89 Pinjamkan Dan Dipinjamkan.
- Bab 90 Rekaman.
- Bab 91 Berbicara.
- Bab 92 Orang Yang Tidak Seharusnya Kamu Ganggu.
- Bab 93 Tersentuh.
- Bab 94 Psikiater.
- Bab 95 Buku.
- Bab 96 Mengundang
- Bab 97 Orang Keluarga Huo
- Bab 98 Menjebak
- Bab 99 Puas
- Bab 100 Mengagumi
- Bab 101 Kecelakaan
- Bab 102 Hubungan
- Bab 103 Memberi Kompensasi
- Bab 104 Tamu Profesor
- Bab 105 Mimpi
- Bab 106 Kalah Dengan Sangat Cepat
- Bab 107 Orang Yang Menjijikan
- Bab 108 Tamparan
- Bab 109 Thiago Huo Yang Meragukan Kehidupannya
- Bab 110 Minta Maaf
- Bab 111 Omong Kosong Yang Tidak Menyelesaikan Masalah
- Bab 112 Hubungan Kerja Sama Yang Baru
- Bab 113 Dendam Dan Kebencian
- Bab 114 Pemandangan Yang Indah
- Bab 115 Siapa Sih Psikolognya
- Bab 116 Stella Yue Menghilang
- Bab 117 Psikologi Lego
- Bab 118 Keluarga
- Bab 119 Tidak Akan Meninggalkannya
- Bab 120 Mencairkan Cek
- Bab 121 Kesombongan
- Bab 122 Meredakan Kemarahan
- Bab 123 Kebaikan Yang Besar
- Bab 124 Tidak Serakah
- Bab 125 Siapa Dia?
- Bab 126 Dua Kelebihan
- Bab 127 Persiapan
- Bab 128 Ancaman
- Bab 129 Tenang
- Bab 130 Dia Datang
- Bab 131 Orang Gila
- Bab 132 Ajaran Leluhur
- Bab 133 Tidak Bisa Menjadi Teman
- Bab 134 Bercandaan Apa Yang Kamu Katakan
- Bab 135 Event Baru
- Bab 136 Berita Buruk
- Bab 137 Generasi Jahat
- Bab 138 Sekelompok Orang Jahat
- Bab 139 Aktor
- Bab 140 Rapat
- Bab 141 Kamu Jangan Keterlaluan
- Bab 142 Syarat
- Bab 143 Sebuah Jalan
- Bab 144 Moris Liu
- Bab 145 Tanpa Penyesalan
- Bab 146 Tanda-Tanda
- Bab 147 Akar Masalah
- Bab 148 Pihak Yang Banyak Bebicara Dipukuli
- Bab 149 Sebelum Badai Tiba
- Bab 150 Terlalu Mengenaskan
- Bab 151 Satu Kesulitan Yang Ditambah Dengan Banya Kesulitan Lainnya
- Bab 152 Topangan Yang Jatuh Akan Berdampak Pada Orang Disekitarnya
- Bab 153 Segala Jenis Cobaan
- Bab 154 Aku Mau Dua Ratus Juta
- Bab 155 Kuota Dirut
- Bab 156 Hasil
- Bab 157 Memberikan Bunga
- Bab 158 Menjauh
- Bab 159 Tidak Nyaman
- Bab 160 Kegiatan Dimulai
- Bab 161 Orang Yang Paling Akrab.
- Bab 162 Bercanda
- Bab 163 Aku Ingin menjadi Pemilik Saham.
- Bab 164 Kenalan Dekat.
- Bab 165 Kamu Bisa Menghasilkan Berapa Banyak.
- Bab 166 Harapan Baru
- Bab 167 Acara Reuni Kelas
- Bab 168 Tatapan Aneh
- Bab 169 Memesan Bir
- Bab 170 Sangat Suka
- Bab 171 Menyaksikan Kemesraan
- Bab 172 Pendapatan
- Bab 173 Nicho Huo
- Bab 174 Balas Dendam Berikutnya
- Bab 175 Kemalangan yang Tidak Terduga
- Bab 176 Transaksi
- Bab 177 Menyelidiki
- Bab 178 Khawatir
- Bab 179 Berantakan
- Bab 180 Plat Nomor Kendaraan
- Bab 181 Kebebasan
- Bab 182 Memeriksa Mobil
- Bab 183 Tidak Bisa Kabur
- Bab 184 Alex Liao Yang Bingung
- Bab 185 Bukti Kesalahan
- Bab 186 Memikirkan Keuntungan Masa Depan
- Bab 187 Menggali Kuburan Sendiri
- Bab 188 Bantuan
- Bab 189 Tidak Masuk Akal
- Bab 190 Kamu Tidak Pergi, Aku Yang Pergi
- Bab 191 Tahu Sopan Santun Tidak
- Bab 192 Segera Pindah
- Bab 193 Profesior Mengalami Kecelakaan
- Bab 194 Memarahi
- Bab 195 Trik Pahit
- Bab 196 Kesibukan
- Bab 197 Menyewa Teater Menonton Film
- Bab 198 Berbohong
- Bab 199 Dicuri
- Bab 200 Meminta Maaf
- Bab 201 Sanak Saudara
- Bab 202 Kedatangan Tamu
- Bab 203 Terkejut
- Bab 204 Siapa Dia
- Bab 205 Sudah Mati Rasa
- Bab 206 Hadiah Terbaik
- Bab 207 Dia Itu Alex Liao
- Bab 208 Bingung
- Bab 209 Saran
- Bab 210 Muntah Darah
- Bab 211 Kemunafikan Dunia
- Bab 212 Ekspansi
- Bab 213 Keterkejutan Nova Ji
- Bab 214 Perubahan Sikap
- Bab 215 Pemilik Perusahaan Yang Baru
- Bab 216 Ide
- Bab 217 Perusahaan Diet
- Bab 218 Rapat Umum Pemegang Saham
- Bab 219 Mencintai Dan Menghormati
- Bab 220 Hatinya Tergerak
- Bab 221 Petunjuk
- Bab 222 Memalukan
- Bab 223 Zila Tang
- Bab 224 Masalah Keluarga Huo
- Bab 225 Jaga Tubuhmu Agar Tetap Hangat
- Bab 226 Tidak Bisa Diobati
- Bab 227 Kompeten dan Tangkas
- Bab 228 Merugi
- Bab 229 Pilih Satu Saham
- Bab 230 Pengikut
- Bab 231 Penutupan Kenaikan Harga Saham
- Bab 232 Bertemu Dengan Zila Tang Lagi
- Bab 233 Arena Balap
- Bab 253 Situasi Yang Tidak Baik
- Bab 254 Krisis
- Bab 234 Memilih Mobil
- Bab 235 Penghinaan
- Bab 236 Menyelip
- Bab 237 Kecelakaan
- Bab 235 Tamparan Yang Familiar
- Bab 239 Masalah
- Bab 240 Saling Memuji
- Bab 241 Kabar Baik Dan Buruk
- Bab 242 Pemerasan
- Bab 243 Orang Bodoh Yang Mengantarkan Uang
- Bab 244 Memulai Dari Awal
- Bab 245 Pekerjaan Kayu
- Bab 246 Koneksi
- Bab 247 Kata Sandi
- Bab 248 Meninggalkan
- Bab 249 Warisan
- Bab 250 Berpendidikan Dan Bisa Bela Diri
- Bab 251 Tidak Pantas
- Bab 252 Acara Besar
- Bab 255 Kunjungan
- Bab 256 Jalan
- Bab 257 Latar Belakang Yang Mengejutkan
- Bab 258 Ekspansi
- Bab 259 Membeli Mobil
- Bab 260 Tunggu Menangis
- Bab 261 Bos Besar Datang
- Bab 262 Kebenaran
- Bab 263 Mengembalikan Dan Menganti Rugi Sebanyak 3 Kali Lipat
- Bab 264 Meminum Anggur
- Bab 265 Amnesia
- Bab 266 Mencegah Lebih Baik Daripada Mengabaikan
- Bab 267 Perenungan
- Bab 268 Tambahan Uang
- Bab 269 Rasa Simpati
- Bab 270 Popularitas
- Bab 271 Iri Hati
- Bab 272 Beruntung
- Bab 273 Petarungan Tiga Prajurit Dengan lü Bu
- Bab 274 Firasat Buruk
- Bab 275 Iri Hati
- Bab 276 Berpikir Terlalu Jauh.
- Bab 277 Satu Lagi Yang Suka Berpikir Berlebihan.
- Bab 278 Keributan.
- Bab 279 Bertemu.
- Bab 280 Murid.
- Bab 281 Orang Penting
- Bab 282 Hongda Capital
- Bab 283 Nasihat
- Bab 284 Gagal Transaksi
- Bab 285 Persahabatan
- Bab 286 Minum-Minum
- Bab 287 Mabuk
- Bab 288 Mengumpulkan
- Bab 289 Membeli Cincin Berlian
- Bab 290 Memaksa Diri Berlagak Kaya
- Bab 291 Keluar Membantu
- Bab 292 Identitasnya
- Bab 293 Restoran
- Bab 294 Tersentuh
- Bab 295 Mengeluh
- Bab 296 Minta Maaf
- Bab 297 Pekerjaan
- Bab 298 Acara Selesai
- Bab 299 Membalas Budi
- Bab 300 Merayakan Keberhasilan
- Bab 301 Ide Baru
- Bab 302 Pengembangan
- Bab 303 Ancaman
- Bab 304 Serangan
- Bab 305 Jahat
- Bab 306 Tenang
- Bab 307 Terjebak Masuk
- Bab 308 Hasil Penyelidikan
- Bab 309 Tujuan Satu-satunya
- Bab 310 Pendapat Natalie Ning
- Bab 311 Harapan
- Bab 312 Pernah Digit Ular
- Bab 313 Bujukan
- Bab 314 Menangis
- Bab 315 Bertemu Orang Tua
- Bab 316 Pernikahan Kedua Juga Tidak Apa-apa
- Bab 317 Anggap Kamu Menyerahkan Diri
- Bab 318 Nasehat
- Bab 319 Orang Yang Terabaikan
- Bab 320 Kesempatan Besar
- Bab 321 Rahasia Yang Tersembunyi Akhirnya Akan Terbuka Juga
- Bab 322 Pulang Dibicarakan Lagi
- Bab 323 Makan Untuk Pertemanan
- Bab 324 Maaf
- Bab 325 Kenyataan
- Bab 326 Memaafkan
- Bab 327 Undangan
- Bab 328 Menuju Keluarga Li