Inventing A Millionaire - Bab 118 Keluarga

Freya Gu tidak pernah memanjat pohon, dia sedikit ketakutan, untung saja Robert Huo tidak berkeberatan membantunya, menariknya, kemudian dengan perlahan-lahan memanjat naik.

Hanya saja ketika turun, dia tidak dapat melihat lantai dengan jelas, juga tidak berani melompat. Bagi seorang wanita yang tidak berpengalaman seperti dirinya, 2 meter lebih dan 20 meter lebih itu tidak ada bedanya, sama-sama membuatnya merasa ketakutan.

Robert Huo harus melompat terlebih dahulu, kemudian membuka lebar lengannya: “Ayo turun. Aku akan melindungimu!”

Melihat Robert Huo yang membuka lebar lengannya dibawah, Freya Gu merasa sedikit ragu, tapi dia menggertakkan giginya, kemudian melompat turun.

Dia tidak bisa menahan diri dan berteriak kecil, tidak ada banyak waktu untuk merasa gelisah, tubuhnya lantas sudah dipeluk oleh sepasang tangan.

Sepasang tangan itu tidak terlalu kuat, dan sedikit bergerak turun, seolah-olah telah menahan beban yang cukup besar. Akan tetapi, lumayan kokoh. Tidak peduli seberat apapun juga tidak akan terjatuh.

“Tidak masalah.”

Terdengar suara yang sangat lembut menyusup kedalam rongga telinga, Freya Gu mengangkat wajahnya dan melihatnya, didalam kegelapan, dan terhalang oleh baju hujan, sangat sulit melihat wajah pria itu.

Hanya sepasang mata berkilauannya yang bisa terlihat. Menyinari lubuk hati wanita itu.

Disaat itu, hati Freya Gu seperti diliputi oleh perasaan hangat, dia sangat ingin memiliki tubuh ini, memiliki pria yang bisa diandalkan seperti ini disampingnya.

Yang patut diasayangkan adalah, pria seperti ini, sudah menjadi milik wanita lain.

Dan dirinya sendiri, tidak lebih hanyalah orang lain.

“Kita cepat cari, jika kita beruntung, seharusnya kita bisa menemukannya dengan cepat. Kamu bukalah aplikasi peta yang ada di ponsel, seharusnya kita bisa melihat keadaan sekeliling, dan dengan begitu kita akan menemukannya dengan lebih mudah.” Robert Huo mengingatkannya.

Freya Gu tersadar, wanita itu segera berdiri tegak, dan mengangguk.

Robert Huo tidak mengatakan apapun lagi, dia lantas memilih jalan menuju kolam singa laut dan lumba-lumba, sementara Freya Gu memilih menuju ketempat dimana ikan paus berada.

Taman laut sangat besar, meskipun Robert Huo berlari dengan cepat, dan mencoba mencari disemua tempat yang berhubungan dengan air, juga bukan sesuatu yang mudah.

Disaat bersamaan, di pintu masuk terowongan bawah laut, ada sosok tubuh kecil, meringkuk di pintu.

Stella Yue yang sudah menghilang selama berjam-jam, menggendong tasnya, sekujur tubuhnya basah karena air hujan, dan gemetar hebat.

Petir tidak henti-hentinya menyambar. Kilatan cahaya terus-menerus terlihat, dan membuat langit berubah seperti salju putih.

Suara petir, membuat gadis kecil itu segera menutup telinganya, dan meringkuk ditempat itu tidak berani kemanapun.

Dari siang sampai sekarang, dia sudah tidak makan selama 10 jam, anak itu sudah lama kelaparan. Air hujan dan cuaca yang dingin, membuatnya gemetar hebat.

Dingin dan lapar, petir lagi-lagi mengejutkannya, Stella Yue yang baru berusia 7 tahun kemudian melihat kearah langit dengan tatapan penuh ketakutan.

Karena sejak kecil dia tidak terlalu merasakan kasih sayang ayahnya, sikapnya menjadi lebih introvert, bahkan sedikit menutup diri dari dunia luar. Sekarang ketakutan seperti ini, tentu membuatnya semakin gelisah dan kalut.

Semakin takut, anak ini semakin ingin bertemu dengan seseorang.

Disaat itu, sebuah kilat kembali menyambar, Stella Yue tiba-tiba melihat sosok seseorang yang sedang berlari kearahnya.

Sosok itu sepertinya bukan sosok yang asing, yang sudah sangat dirindukan selama berhari-hari ini.

Dia dan ibu sudah berkali-kali berdiskusi, dia ingin mencari paman Li yang sangat pintar memasak, tetapi ibu sama sekali tidak menyetujuinya.

Ditambah lagi ibu juga bertengkar dengan kakek dan nenek, mereka berdua diusir dari rumah, setelah lama bersedih, hari ini ibu juga tidak segera menjemputnya pulang, semua ini membuat hati anak itu benar-benar sangat kesal.

Dan sekarang, disana ada sosok tidak asing itu. Kekesalan didalam hatinya perlahan-lahan berubah menjadi keraguan.

Apa dia salah lihat?

Sosok itu seperti paman Li, tapi, mengapa dia bisa berada disini?

Stella Yue tiba-tiba saja teringat pada cerita gadis kecil penjual korek, anak itu juga mengalami kesulitan yang hampir mirip dengan kesulitan yang dihadapinya sekarang, sebelum meninggal, dia melihat bebek panggang, melihat roti, melihat neneknya yang sudah meninggal.

Jadi, apa dia sudah akan mati?

Kalau tidak, mengapa dia bisa melihat paman Li.

Kilatan tadi, membuat Robert Huo melihat Stella Yue yang meringkuk di pintu masuk terowongan bawah laut, pria itu senang bukan main, dia segera menuju kesana, dan meneriaki nama anak itu disaat bersamaan: “Stella Yue!”

Jika apa yang dilihatnya ini tidak asli, bagaimana pula dengan suara yang didengarnya?

Sebuah petir lagi-lagi menyambar, sekeliling tempat itu menjadi terang, Stella Yue dengan jelas melihat sosok laki-laki dengan baju hujan yang berlari kearahnya.

Sementara suara yang didengarnya itu, membuat anak itu segera bangkit.

Sepasang mata diwajahnya kemudian membesar, dia membelalakkan matanya melihat sosok tersebut. Setelah beberapa detik, dia tiba-tiba menjerit, kemudian berlari keluar.

Ketika dia berlari tasnya terjatuh, dia sama sekali tidak memperdulikannya, dia hanya berlari dengan lebih cepat.

Karenanya. Robert Huo melihat anak itu berlari masuk kedalam hujan, dan juga mendengar suara searknya memanggil: “Paman Li!”

Robert Huo segera mendekatinya, dan berikutnya, Stella Yue kemudian mendekatinya, tanpa ragu bocah itu kemudian memeluk pria itu.

Meskipun air hujan sangat dingin, dia juga tidak menolak dan ragu-ragu.

Memeluk pria ini dengan erat, mencium aroma tubuhnya, Stella Yue masih tidak percaya dan melihat wajahnya.

Meskipun sudah melihat wajah Robert Huo, anak itu tetap bertanya dengan penuh keraguan: “Paman Li, benarkah ini kamu?”

“Iya, ini aku.” Jawab Robert Huo.

Stella Yue tertegun untuk beberapa detik. Tiba-tiba saja dia menangis.

Tangisannya terdengar sangat menyedihkan, dia juga ingin sekali melampiaskan kekesalannya, meskipun tidak berteriak keras, tetapi dia tetap memegang erat baju hujan Robert Huo, dia takut kalau ini hanya mimpi, dan jika dia melepaskan tangannya maka mimpi ini akan sirna.

Robert Huo membuka baju hujannya, melindungi tubuh anak itu dari air hujan, dan memeluknya, kemudian berjalan di pinggiran bangunan yang tertutup oleh kanopi.

Disaat itu, Stella Yue tetap menggenggam erat Robert Huo. Tidak melepaskannya.

Sesampainya dibawah sana, Robert Huo kemudian membuka penutup kepalanya, dan menghubungi Freya Gu dan memintanya ketempat itu.

“Sudah kutemukan, dia berada diterowongan sana.” Ujar Robert Huo.

“Aku, aku akan segera kesana!” Freya Gu senang dan memekik keras, dari suaranya dia terdengar gemetar, bisa diperkirakan seberapa cepat wanita itu berlari.

Mematikan ponselnya, Robert Huo kemudian membuka jas hujannya sedikit, melihat Stella Yue yang masih terus menangis, dengan lembut pria itu mengatakan: “Jangan takut, paman ada disini, tidak ada masalah lagi.”

Tangisan anak itu semakin keras, dia memeluk pinggang Robert Huo dengan sangat erat, dan berteriak: “Aku tidak ingin paman pergi! Paman Li, aku tidak ingin paman pergi!”

“Paman tidak akan pergi, aku akan disini menemanimu menunggu ibu.” Robert Huo dapat merasakan kekhawatiran pada diri gadis kecil itu, mungkin sampai sekarang, dia masih belum bisa percaya, paman Li yang sangat dirindukannya, benar-benar muncul.

Tidak lama kemudian. Freya Gu juga tiba ditempat itu.

Wanita itu bahkan lupa memasukkan kembali ponselnya kedalam sakunya, terus menggenggamnya, dan membiarkan air hujan membasahinya.

Setelah mendekatinya, dia dengan khawatir bertanya: “Dimana Stella Yue?”

Robert Huo membuka baju hujannya, membiarkan wanita itu melihat tubuh Stella Yue: “Dia ada disini.”

“Stella Yue!” Freya Gu segera berlari mendekat. Bahkan dia hampir terjatuh karena terlalu terburu-buru.

Robert Huo segera menahan wanita itu, kemudian, Freya Gu berdiri tegak, setelah berhenti sejenak, berikutnya. Tiba-tiba saja dia mengangkat tangannya, dan memukul pantat Stella Yue.

Sambil memukulnya, wanita itu menangis dan berteriak: “Siapa yang menyuruhmu pergi sembarangan! Siapa!”

Wanita itu memukul dengan sangat keras, karena dia terlalu gelisah, dan takut.

Wanita itu juga menangis dengan sangat sedih. Karena merasa sangat sedih.

Setelah merasakan dua pukulan itu, tangisan Stella Yue yang tadinya sudah reda, kembali terdengar dengan sangat keras.

Robert Huo segara menasehati dan mengatakan: “Sudahlah, jangan dipukul lagi……”

Pria itu belum sempat menghalangi wanita itu, wanita itu sudah berjongkok, dan memeluk putrinya. Airmatanya bercampur dengan air hujan, dan mengalir membasahi wajahnya, suaranya benar-benar sangat mengejutkan: “Kamu benar-benar membuat ibu takut! Mengapa kamu pergi sembarangan, apa kamu tahu kamu membuat ibu sangat takut!”

Kasih sayang perhatian, ketakutan dan juga kekhawatiran ibu, semuanya dirasakan dengan jelas oleh Stella Yue.

Anak itu berbalik, sambil menangis, dia berteriak mengatakan: “Ibu, maaf!”

Ibu dan anak itu saling berpelukan, menangis dengan tersedu-sedu.

Darah dan hubungan keluarga, adalah kekuatan terbesar di dunia ini, disaat itu, Robert Huo dapat merasakannya dengan sangat kuat.

Dia dipukul, itu karena takut, menangis, juga karena takut.

Terkadang, takut itu bukanlah selalu memiliki makna negatif, tetapi ini adalah makna istimewa dari rasa sayang.

Hanya dengan mencintai dengan tulus, seseorang akan menjadi takut kehilangan.

Melihat kedua ibu dan anak ini, Robert Huo kemudian menghela nafasnya, hidup selalu sesusah ini, membuat orang lain merasa kecewa.

Freya Gu yang sudah dewasa, memiliki kemampuan dalam mengendalikan emosi yang jauh lebih baik dari putrinya. Setelah rasa takut itu sirna, perasaan yang muncul berikutnya adalah penyesalan pada putrinya.

Novel Terkait

Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu