Inventing A Millionaire - Bab 37 Mandul
Melihat Robert Huo telah pulang, Eugene Ning langsung melemparkan mikrofon ke meja, menghampirinya dengan senang: "Kakak Ipar! Anda sudah pulang! Lelah tidak? Mau minum teh tidak?"
Melihat penampilan Eugene Ning yang terkesan melayani majikan ini, Robert Huo berkata: "Ada udang di balik batu, sudah begitu malam masih belum pulang juga, lagi-lagi ingin meminta bantuan apa lagi?"
"Kakak Ipar sungguh pintar, aku sangat kagum." Karena telah disadari Robert Huo. Eugene Ning berkata sambil tersenyum: "Pengajuan membuka toko resmi sudah disetujui, CEO Huang menyuruhku untuk segera melakukan perekrutan pegawai, karena itulah aku segera datang ke sini untuk membahasnya denganmu, lihat kapan akan mengadakan wawancara kerja."
"Iklan lowongan kerja sudah dibagikan?" Robert Huo menanyakan.
"Sudah dibagi dari awal-awal, sekarang sudah ada 100 orang lebih yang mengirimkan CV, sesuai permintaanmu, setelah memilah sebagian orang yang tak berpengalaman atau yang tak bersangkutan, masih tersisa 30 orang." Eugene Ning menjawab.
Robert Huo merenung, lalu berkata: "2 hari ini aku sedikit sibuk. Lusa saja"
"Baik." Eugene Ning tidak banyak bicara, sudah cukup baik dia bisa mengundang Robert Huo menyelenggarakan wawancara kerja, Eugene Ning tidak berani mendesaknya.
"Hari sudah malam, menetap dan makanlah di sini, aku pergi masak beberapa sayur." Robert Huo berkata.
"Aku telah menelepon makanan dari restoran, sebentar lagi akan sampai. Bagaimana kalau kamu membantu kakakku membereskan kartu suaranya dulu, aku benar-benar tidak paham dalam hal ini." Eugene Ning berkata.
"Paman bodoh." Gaby yang sedang mengerjakan PR di samping memalingkan kepala mengolok-oloknya: "Tetap ayahkulah yang paling pintar!"
"Baik baik baik, aku yang paling bodoh, puas." Eugene Ning berkata dengan tak berdaya: "Kenapa saat belakangan ini datang ke rumah kalian, aku merasa akulah yang paling ditindas?"
"Siapa yang menindasmu, berlebihan." Natalie Ning tertawa.
Robert Huo mendekat dan selesai memasang kartu suara dalam waktu singkat, lalu mengajarkan Eugene Ning tentang bagaimana cara menggunakan aplikasi live streaming, setelah Eugene Ning kurang lebih telah menguasainya, orang pengantar makanan sudah tiba.
Setelah selesai makan, Eugene Ning memanggil Robert Huo keluar sebelum pergi.
"Ayah dan Ibu tahu kalian akan pulang akhir pekan nanti, mereka nantinya pasti akan bermulut tajam, tapi hati mereka sebenarnya lembut, jadi kamu jangan menaruhnya dalam hati."
Eugene Ning datang untuk duluan berpesan padanya, agar jangan sampai suasana di akhir pekan nanti menjadi kacau.
"Tenang saja, lagipula aku bukanlah anak yang tidak pengertian, dulu aku telah membuat mereka kecewa, memang pantas dikritik." Kata Robert Huo.
Eugene Ning mengamatinya dengan teliti, sesaat kemudian dia berkata: "Pantas saja kakak mengatakan kamu bagaikan telah disulap berubah jadi orang lain, kamu yang dulu mana mungkin bakalan mengatakan ucapan sebaik ini."
Robert Huo tertawa saja. Ada beberapa hal yang akan membuat orang curiga setelah dijelaskan, tetapi dengan tidak berkata, orang lain tentu saja akan mulai menerimanya secara perlahan.
Setelah Eugene Ning pergi dan Robert Huo kembali ke masuk, Natalie Ning sudah terlihat sedang mencoba-coba live streaming. Gaby sedang bernyanyi di samping dengan riang, sudah menganggap live streaming sebagai suatu macam hiburan.
Pengguna yang melihat di malam hari tidaklah banyak, makanya penonton di live streaming hanya sedikit saja, tapi setiap penonton yang masuk pasti akan memberikan komentar takjub: "Ini benar pemilik toko wanitanya? Cantik sekali, sama dengan yang di foto, ternyata memang tidak berbohong!"
Natalie Ning berkomunikasi dengan para penonton di waktu yang tepat, suaranya lembut dan merdu, mendapatkan banyak pujian.
Sesaat kemudian, mungkin karena merasa waktu sudah malam, takut menunda waktu tidurnya Gaby, makanya Natalie Ning berpamitan dengan beberapa penonton yang masih tersisa, lalu mematikan aplikasi live streaming.
Memalingkan kepala dan terlihat Robert Huo sedang berdiri di belakang, senyumannya yang riang itu membuat Natalie Ning spontan merasa malu.
"Kapan kamu kembali?"
"Sudah cukup lama, kamu kelihatannya cukup fotogenik juga, setelah penontonnya menjadi banyak, pasti bisa membuat bisnisnya semakin maju." Robert Huo menyanjungnya.
"Benarkah?" Natalie Ning tidak tahu dia hanya sekedar memuji atau memang fakta, lalu merasa sedikit malu, berkata: "Aku selalu merasa sedikit tegang saat berada di hadapan kamera, tidak tahu apa yang harus kukatakan pada kostumer."
"Live streaming Toko Taobao bukanlah platform hiburan, kegunaan dasarnya adalah untuk berjualan, jadi kamu hanya perlu memikirkannya ke arah ini. Semua orang baru pasti akan merasa tegang, tapi akan lebih membaik beberapa hari kemudian. Tenang saja, berdasarkan kemampuanmu, bisnisnya tidak akan buruk." Robert Huo menenangkannya.
Natalie Ning menganggukkan kepala, melalui perkembangan dalam beberapa hari ini, tingkat kepercayaannya terhadap Robert Huo kembali meningkat.
Hasil penjualan terus meningkat dalam beberapa hari ini, kostumer yang datang pun semakin lama semakin banyak.
Setelah bobot toko mengalami kenaikan, pencarian dalam internet pun meningkat pesat, meskipun tidak dipromosikan di luar, penjualan per hari paling tidak bisa mencapai 20 ribu sampai 30 ribu RMB.
Kalau bukan karena hal ini, Natalie Ning tidak akan memutuskan untuk mengundurkan diri.
Setelah menidurkan Gaby, Natalie Ning mendorong Robert Huo ke samping.
Menurutnya, karena sudah dirinya mengundurkan diri, maka tidak boleh melemparkan pekerjaan sampingan kepada Robert Huo lagi. Mungkin caranya dalam memberikan tanggapan untuk saat ini masih belum sehebat Robert Huo. Tapi Natalie Ning sedang berusaha mempelajarinya, dan hasilnya pun lumayan bagus.
Robert Huo pun sangat bersedia mengajarinya semua hal ini, mereka berdua sambil membalas pelanggan, sambil membahas masalah bagaimana berkomunikasi, suasana sangatlah harmonis.
Saat tiba sekitar jam 12, di bawah permintaan Robert Huo, baru Natalie Ning menghentikan pekerjaannya.
Mereka berdua masuk ke dalam kamar secara berbarengan, dalam beberapa hari ini. Robert Huo tidur di atas ranjang, hari ini pun tak terkecuali.
Hanya saja saat dia masuk dalam selimut dan mematikan lampu, dia tiba-tiba merasa adanya sentuhan lembut dari belakang, Natalie Ning telah mengambil inisiatif memeluknya.
Suara yang lembut memasuki telinga: "Meskipun aku tidak tahu apa yang telah membuatmu mengalami perubahan, tapi perubahan seperti ini sangatlah bagus, aku sangat suka."
Ucapannya tentu saja karena kebahagiaan dalam kehidupan. Pada umumnya, komunikasi mesra antara suami istri yang seperti ini sangatlah wajar.
Tapi Robert Huo malah sedikit tidak terbiasa, sang pria tetap tidak menganggap dirinya sebagai Shawn Li, keluarga ini pun termasuk dalam versi lain dari suatu segi.
Meskipun dia tidak akan melepaskan versi ini dengan mudah, tapi masih cukup sulit baginya untuk menerima seluruhnya.
Misalnya sekarang, Robert Huo bukanlah pria yang tak mengerti apa-apa, dari nada bicara Natalie Ning, dia mampu menyimpulkan, kalau dirinya sekarang membalikkan badan dan balas memeluknya, tidak peduli apapun hal yang akan dilakukannya nanti, Natalie Ning pasti tidak akan menolaknya.
Karena mereka berdua adalah sepasang suami istri yang bahkan telah memiliki anak.
Tapi, Robert Huo tidak boleh seperti itu.
Dia akui, Natalie Ning merupakan seorang wanita yang sangat memikat, dia memiliki semua keunggulan yang dimiliki wanita khas daerah oriental.
Bermartabat, baik hati, bijaksana, juga cantik.
Sentuhan tubuh membuat sang pria mengerti, Natalie Ning memiliki bentuk tubuh yang sepanas apa.
Kalau mengatakan tidak merasa terpikat atas seorang wanita seperti ini, itu hanya sedang membohongi diri sendiri.
Kalau Natalie Ning adalah orang asing, Robert Huo bakalan membalikkan badan memeluknya tanpa ragu, dan melakukan hal yang ingin dia lakukan.
Tapi sekarang, dia tidak boleh berbuat seperti itu, bahkan harus memperingati dirinya sendiri berulang kali, dia adalah seorang wanita yang lembut dan baik hati. Dia bahkan tidak tahu bahwa suaminya dari awal sudah berganti orang.
Tubuhnya masih tetap tubuh yang sama, namun arwahnya sudah berganti sepenuhnya.
Dalam arti tertentu, Shawn Li sudah mati.
Kalau Natalie Ning mengetahui hal ini, apa reaksinya nanti?
Bisakah dia menerima sebuah arwah yang asing menguasai tubuh suaminya?
Robert Huo tidak tahu jelas apa jawaban terhadap masalah ini, juga tidak tahu harus bagaimana mengetahui jawabannya.
Jadi, dia hanya bisa menahan kecerobohan dalam hatinya dengan paksa, berkata: "Aku rasa cukup bagus, sudah malam, tidurlah lebih awal."
Tanggapannya terdengar sedikit dingin, membuat Natalie Ning merasa sedikit resah.
Dia tiba-tiba teringat akan sesuatu, setelah merasa ragu sejenak, dia berbisik dengan sedikit malu: "Tubuhmu masih belum pulih? Bagaimana kalau beberapa hari nanti kita mencari dokter untuk memeriksanya?"
Robert Huo sangat bingung, bertanya: "Apanya yang belum pulih? Aku tidak sakit kok."
"Bagian bawah tubuhmu kan terbentur beberapa hari lalu...... tidak bisa......" Natalie Ning tidak mampu lanjut mengatakannya, meskipun telah melahirkan anak, mukanya tetap begitu tipis dan merasa malu untuk mengatakannya.
Robert Huo kaget, dan mulai mengerti.
Sebelum dirinya menguasai tubuh Shawn Li, orang ini mengemudikan motor listrik dengan keadaan mabuk dan mengalami cedera di bagian bawah, pada dasarnya telah mandul.
Tapi entah apakah karena pengaruh psikologi, ataupun tubuhnya kebetulan sudah pulih sebelum Robert Huo datang, pokoknya dia sekarang selalu "penuh semangat" di setiap pagi hari, sama sekali tidak merasakan ketidakmampuan apapun.
Sekarang setelah ditanyai oleh Natalie Ning, Robert Huo spontan menelan air ludahnya, terkadang ada suatu hal yang sulit terlupakan dari lautan pikiran setelah diungkit.
"Kita bicarakan saja lagi lain kali......" Robert Huo menanggapinya dengan tidak jelas.
Natalie Ning tidak tahu jelas apa pemikirannya sebenarnya, mengira dia tidak ingin membahas hal sememalukan ini, makanya berkata menggunakan suara yang lebih lembut: "Jangan memberikan tekanan besar pada diri sendiri, dengar-dengar, penyakit ini kebanyakan adalah karena faktor psikologi, asalkan suasana di antara suami istri cukup bagus, perlahan-lahan pasti akan membaik."
Novel Terkait
More Than Words
HannyPRIA SIMPANAN NYONYA CEO
Chantie LeeThe Revival of the King
ShintaLove and Trouble
Mimi XuUntouchable Love
Devil BuddyCutie Mom
AlexiaInventing A Millionaire×
- Bab 1 Tiba-Tiba Mendapat Istri
- Bab 2 Perubahan Sang Suami
- Bab 3 Hidangan Lezat
- Bab 4 Menghasilkan 2000 RMB Dalam 1 Hari
- Bab 5 Adik Ipar Pemarah
- Bab 6 Jasa
- Bab 7 Berkat Dia
- Bab 8 Metode Pemasaran
- Bab 9 Tentukan 1 Tujuan Kecil
- Bab 10 Pendekatan Dengan Adik Ipar
- Bab 11 Harmonis
- Bab 12 Pengganti
- Bab 13 Nova Ji
- Bab 14 Berpura-pura Mengerti
- Bab 15 Berhasil
- Bab 16 Cara-Cara Manusia
- Bab 17 Sekuntum Bunga Magnolia
- Bab 18 Kerepotan Nova Ji
- Bab 19 Ikuti Saja Alurnya
- Bab 20 Ini Adalah Orang Berbakat
- Bab 21 Menghina
- Bab 22 Howard Xia
- Bab 23 Kode
- Bab 24 Membandingkan
- Bab 25 Tidak Bisa Apa-Apa
- Bab 26 Jarak yang Semakin Dekat
- Bab 27 Kesenangan Keluarga Inti
- Bab 28 Berbeda Dari Biasanya
- Bab 29 Menjadi Perwakilan
- Bab 30 Menampar
- Bab 31 Harus Ada Kharisma
- Bab 32 Niat
- Bab 33 Ingin Pulang
- Bab 34 Reaksi Orangtua
- Bab 35 Jalan Buntu
- Bab 36 Sebuah Lelucon
- Bab 37 Mandul
- Bab 38 Menyulitkan
- Bab 39 Kamu Tidak Mengerti
- Bab 40 Perdebatan
- Bab 41 Bertoleransi
- Bab 42 Mengancam
- Bab 43 Rencana Akuisisi
- Bab 44 Berkunjung
- Bab 45 Marah
- Bab 46 Membantu
- Bab 47 Menegur
- Bab 48 Buah sebanyak 3000 kg
- Bab 49 Kualitas Super Tinggi
- Bab 50 Keterkejutan Di Dalam Hati
- Bab 51 Satu Meja Makanan Dan Wine
- Bab 52 Berlomba Minum Wine
- Bab 53 Aturan
- Bab 54 Tempat Penuh Cinta
- Bab 55 Akrab Sejak Awal Bertemu
- Bab 56 Dunia
- Bab 57 Kepedulian Seorang Ayah
- Bab 58 Dipermalukan
- Bab 59 Apa Kamu Gila
- Bab 60 Membujuk
- Bab 61 Hak GM
- Bab 62 Sebuah Kejadian
- Bab 63 Harapan Sang Gadis
- Bab 64 Hidup Sebagai Orang Biasa
- Bab 65 Tipikal Kegagalan
- Bab 66 Kemampuan
- Bab 67 Kesepian
- Bab 68 Bantuan
- Bab 69 Pemikiran Yang Berbahaya
- Bab 70 Kerinduan Anak
- Bab 71 Perhatian
- Bab 72 Kegiatan Toko Buah
- Bab 73 Kamu Harus Belajar Darinya
- Bab 74 Pertemuan
- Bab 75 Menampar Wajah
- Bab 76
- Bab 77 Tersenyum Sampai Akhir
- Bab 78 Kabar
- Bab 79 Berangkat Menuju Ibu Kota Provinsi
- Bab 80 Mempersulit
- Bab 81 Pencemaran Nama Baik
- Bab 82 Memutarbalikkan Keadaan
- Bab 83 Pembalasan Dendam Seorang Pria
- Bab 84 Tidur Di Tempat Tidur Yang Sama
- Bab 85 Saling Menyapa Sebagai Saudara
- Bab 86 Bertemu.
- Bab 87 Berubah.
- Bab 88 Targetnya Berubah.
- Bab 89 Pinjamkan Dan Dipinjamkan.
- Bab 90 Rekaman.
- Bab 91 Berbicara.
- Bab 92 Orang Yang Tidak Seharusnya Kamu Ganggu.
- Bab 93 Tersentuh.
- Bab 94 Psikiater.
- Bab 95 Buku.
- Bab 96 Mengundang
- Bab 97 Orang Keluarga Huo
- Bab 98 Menjebak
- Bab 99 Puas
- Bab 100 Mengagumi
- Bab 101 Kecelakaan
- Bab 102 Hubungan
- Bab 103 Memberi Kompensasi
- Bab 104 Tamu Profesor
- Bab 105 Mimpi
- Bab 106 Kalah Dengan Sangat Cepat
- Bab 107 Orang Yang Menjijikan
- Bab 108 Tamparan
- Bab 109 Thiago Huo Yang Meragukan Kehidupannya
- Bab 110 Minta Maaf
- Bab 111 Omong Kosong Yang Tidak Menyelesaikan Masalah
- Bab 112 Hubungan Kerja Sama Yang Baru
- Bab 113 Dendam Dan Kebencian
- Bab 114 Pemandangan Yang Indah
- Bab 115 Siapa Sih Psikolognya
- Bab 116 Stella Yue Menghilang
- Bab 117 Psikologi Lego
- Bab 118 Keluarga
- Bab 119 Tidak Akan Meninggalkannya
- Bab 120 Mencairkan Cek
- Bab 121 Kesombongan
- Bab 122 Meredakan Kemarahan
- Bab 123 Kebaikan Yang Besar
- Bab 124 Tidak Serakah
- Bab 125 Siapa Dia?
- Bab 126 Dua Kelebihan
- Bab 127 Persiapan
- Bab 128 Ancaman
- Bab 129 Tenang
- Bab 130 Dia Datang
- Bab 131 Orang Gila
- Bab 132 Ajaran Leluhur
- Bab 133 Tidak Bisa Menjadi Teman
- Bab 134 Bercandaan Apa Yang Kamu Katakan
- Bab 135 Event Baru
- Bab 136 Berita Buruk
- Bab 137 Generasi Jahat
- Bab 138 Sekelompok Orang Jahat
- Bab 139 Aktor
- Bab 140 Rapat
- Bab 141 Kamu Jangan Keterlaluan
- Bab 142 Syarat
- Bab 143 Sebuah Jalan
- Bab 144 Moris Liu
- Bab 145 Tanpa Penyesalan
- Bab 146 Tanda-Tanda
- Bab 147 Akar Masalah
- Bab 148 Pihak Yang Banyak Bebicara Dipukuli
- Bab 149 Sebelum Badai Tiba
- Bab 150 Terlalu Mengenaskan
- Bab 151 Satu Kesulitan Yang Ditambah Dengan Banya Kesulitan Lainnya
- Bab 152 Topangan Yang Jatuh Akan Berdampak Pada Orang Disekitarnya
- Bab 153 Segala Jenis Cobaan
- Bab 154 Aku Mau Dua Ratus Juta
- Bab 155 Kuota Dirut
- Bab 156 Hasil
- Bab 157 Memberikan Bunga
- Bab 158 Menjauh
- Bab 159 Tidak Nyaman
- Bab 160 Kegiatan Dimulai
- Bab 161 Orang Yang Paling Akrab.
- Bab 162 Bercanda
- Bab 163 Aku Ingin menjadi Pemilik Saham.
- Bab 164 Kenalan Dekat.
- Bab 165 Kamu Bisa Menghasilkan Berapa Banyak.
- Bab 166 Harapan Baru
- Bab 167 Acara Reuni Kelas
- Bab 168 Tatapan Aneh
- Bab 169 Memesan Bir
- Bab 170 Sangat Suka
- Bab 171 Menyaksikan Kemesraan
- Bab 172 Pendapatan
- Bab 173 Nicho Huo
- Bab 174 Balas Dendam Berikutnya
- Bab 175 Kemalangan yang Tidak Terduga
- Bab 176 Transaksi
- Bab 177 Menyelidiki
- Bab 178 Khawatir
- Bab 179 Berantakan
- Bab 180 Plat Nomor Kendaraan
- Bab 181 Kebebasan
- Bab 182 Memeriksa Mobil
- Bab 183 Tidak Bisa Kabur
- Bab 184 Alex Liao Yang Bingung
- Bab 185 Bukti Kesalahan
- Bab 186 Memikirkan Keuntungan Masa Depan
- Bab 187 Menggali Kuburan Sendiri
- Bab 188 Bantuan
- Bab 189 Tidak Masuk Akal
- Bab 190 Kamu Tidak Pergi, Aku Yang Pergi
- Bab 191 Tahu Sopan Santun Tidak
- Bab 192 Segera Pindah
- Bab 193 Profesior Mengalami Kecelakaan
- Bab 194 Memarahi
- Bab 195 Trik Pahit
- Bab 196 Kesibukan
- Bab 197 Menyewa Teater Menonton Film
- Bab 198 Berbohong
- Bab 199 Dicuri
- Bab 200 Meminta Maaf
- Bab 201 Sanak Saudara
- Bab 202 Kedatangan Tamu
- Bab 203 Terkejut
- Bab 204 Siapa Dia
- Bab 205 Sudah Mati Rasa
- Bab 206 Hadiah Terbaik
- Bab 207 Dia Itu Alex Liao
- Bab 208 Bingung
- Bab 209 Saran
- Bab 210 Muntah Darah
- Bab 211 Kemunafikan Dunia
- Bab 212 Ekspansi
- Bab 213 Keterkejutan Nova Ji
- Bab 214 Perubahan Sikap
- Bab 215 Pemilik Perusahaan Yang Baru
- Bab 216 Ide
- Bab 217 Perusahaan Diet
- Bab 218 Rapat Umum Pemegang Saham
- Bab 219 Mencintai Dan Menghormati
- Bab 220 Hatinya Tergerak
- Bab 221 Petunjuk
- Bab 222 Memalukan
- Bab 223 Zila Tang
- Bab 224 Masalah Keluarga Huo
- Bab 225 Jaga Tubuhmu Agar Tetap Hangat
- Bab 226 Tidak Bisa Diobati
- Bab 227 Kompeten dan Tangkas
- Bab 228 Merugi
- Bab 229 Pilih Satu Saham
- Bab 230 Pengikut
- Bab 231 Penutupan Kenaikan Harga Saham
- Bab 232 Bertemu Dengan Zila Tang Lagi
- Bab 233 Arena Balap
- Bab 253 Situasi Yang Tidak Baik
- Bab 254 Krisis
- Bab 234 Memilih Mobil
- Bab 235 Penghinaan
- Bab 236 Menyelip
- Bab 237 Kecelakaan
- Bab 235 Tamparan Yang Familiar
- Bab 239 Masalah
- Bab 240 Saling Memuji
- Bab 241 Kabar Baik Dan Buruk
- Bab 242 Pemerasan
- Bab 243 Orang Bodoh Yang Mengantarkan Uang
- Bab 244 Memulai Dari Awal
- Bab 245 Pekerjaan Kayu
- Bab 246 Koneksi
- Bab 247 Kata Sandi
- Bab 248 Meninggalkan
- Bab 249 Warisan
- Bab 250 Berpendidikan Dan Bisa Bela Diri
- Bab 251 Tidak Pantas
- Bab 252 Acara Besar
- Bab 255 Kunjungan
- Bab 256 Jalan
- Bab 257 Latar Belakang Yang Mengejutkan
- Bab 258 Ekspansi
- Bab 259 Membeli Mobil
- Bab 260 Tunggu Menangis
- Bab 261 Bos Besar Datang
- Bab 262 Kebenaran
- Bab 263 Mengembalikan Dan Menganti Rugi Sebanyak 3 Kali Lipat
- Bab 264 Meminum Anggur
- Bab 265 Amnesia
- Bab 266 Mencegah Lebih Baik Daripada Mengabaikan
- Bab 267 Perenungan
- Bab 268 Tambahan Uang
- Bab 269 Rasa Simpati
- Bab 270 Popularitas
- Bab 271 Iri Hati
- Bab 272 Beruntung
- Bab 273 Petarungan Tiga Prajurit Dengan lü Bu
- Bab 274 Firasat Buruk
- Bab 275 Iri Hati
- Bab 276 Berpikir Terlalu Jauh.
- Bab 277 Satu Lagi Yang Suka Berpikir Berlebihan.
- Bab 278 Keributan.
- Bab 279 Bertemu.
- Bab 280 Murid.
- Bab 281 Orang Penting
- Bab 282 Hongda Capital
- Bab 283 Nasihat
- Bab 284 Gagal Transaksi
- Bab 285 Persahabatan
- Bab 286 Minum-Minum
- Bab 287 Mabuk
- Bab 288 Mengumpulkan
- Bab 289 Membeli Cincin Berlian
- Bab 290 Memaksa Diri Berlagak Kaya
- Bab 291 Keluar Membantu
- Bab 292 Identitasnya
- Bab 293 Restoran
- Bab 294 Tersentuh
- Bab 295 Mengeluh
- Bab 296 Minta Maaf
- Bab 297 Pekerjaan
- Bab 298 Acara Selesai
- Bab 299 Membalas Budi
- Bab 300 Merayakan Keberhasilan
- Bab 301 Ide Baru
- Bab 302 Pengembangan
- Bab 303 Ancaman
- Bab 304 Serangan
- Bab 305 Jahat
- Bab 306 Tenang
- Bab 307 Terjebak Masuk
- Bab 308 Hasil Penyelidikan
- Bab 309 Tujuan Satu-satunya
- Bab 310 Pendapat Natalie Ning
- Bab 311 Harapan
- Bab 312 Pernah Digit Ular
- Bab 313 Bujukan
- Bab 314 Menangis
- Bab 315 Bertemu Orang Tua
- Bab 316 Pernikahan Kedua Juga Tidak Apa-apa
- Bab 317 Anggap Kamu Menyerahkan Diri
- Bab 318 Nasehat
- Bab 319 Orang Yang Terabaikan
- Bab 320 Kesempatan Besar
- Bab 321 Rahasia Yang Tersembunyi Akhirnya Akan Terbuka Juga
- Bab 322 Pulang Dibicarakan Lagi
- Bab 323 Makan Untuk Pertemanan
- Bab 324 Maaf
- Bab 325 Kenyataan
- Bab 326 Memaafkan
- Bab 327 Undangan
- Bab 328 Menuju Keluarga Li